Southern Park, rumah Stan.
Menangani luka menghabiskan waktu yang cukup lama bagi Feng Bujue. Pertama karena luka robek di pinggangnya ternyata lebih besar dari perkiraan, kedua karena kostum tidak bisa dilepas (jaket ski yang didapat dari Quest bisa, tapi jas panjang ungu tidak). Jadi dia harus menjahit melalui sobekan baju yang mengurangi efisiensi.
Tentu saja, alasan utama pertama adalah... dia sama sekali tidak mahir dalam pekerjaan menjahit seperti ini.
Saat ini Sharon dan Shelly sudah sedikit tenang, sementara Randy masih asyik bermain dengan kamera...
"Baik, sekarang saya sudah menghidupkan kamera kembali." Randy mengarahkan lensa ke wajahnya sendiri sambil berkomentar: "OK, saya Randy Marsh, sedang merekam kejadian... sekelompok monster raksasa sedang menyerang kota kecil kami. Saat ini di luar jendela sedang kacau balau." Katanya sambil memutar kamera ke arah jendela yang menghadap jalan.
Melalui jendela terlihat mayat-mayat terkoyak berantakan di jalanan, mobil-mobil terbalik. Banyak pipa gas bawah tanah yang meledak, menyebabkan kebakaran yang tak terkendali. Orang-orang yang masih hidup, ada yang berlarian sambil berteriak, ada yang tergeletak di genangan darah menunggu darah mereka habis.
"Aku hampir tidak bisa kembali ke dalam rumah dengan selamat, untung pahlawan super 【——】 ini menyelamatkanku." Randy memfilmkan Jue Ge selama beberapa detik, lalu mengarahkan kamera ke wajahnya sendiri, "Sharon bersamaku, dan Shelly..." Sambil berbicara, ia mengarahkan kamera ke istri dan anaknya, tetap mempertahankan gaya tanpa batas bahkan di situasi genting ini, "Shelly, cepat lambaikan tangan ke kamera."
"Randy, bisakah kau menurunkan kamera sialan itu?" Sharon membentak suaminya: "Kita harus mencari solusi!"
Randy membalas dengan sikap sok benar dan tak tahu malu: "Aku tidak tahu harus berbuat apa, aku terkejut!"
"Turunkan kameramu dan bantu Tuan yang terluka itu bagaimana?" Sharon mengajukan saran yang masuk akal.
"Jangan khawatir, Nyonya Marsh, aku bisa menanganinya sendiri." Feng Bujue segera menyahut, ia sama sekali tidak ingin karakter South Park memberikan perawatan medis apapun padanya.
Di dunia ini, bukan hanya Randy si brengsek ini, bahkan tenaga medis profesional pun jarang berhasil menyelamatkan orang, justru seringkali malah membunuh pasien. Dalam ingatan Feng Bujue, ada satu kali Kenny mengalami luka bakar dibawa ke rumah sakit, dokter membedahnya lalu mengambil jantungnya dan menggantinya dengan kentang panggang; Ada lagi saat Cartman menjalani operasi amandel, setelah operasi malah tertular HIV...
"Contoh serupa terlalu banyak untuk disebutkan satu per satu. Banyak karakter seperti Kenny pernah mati di Rumah Sakit Jalan Nerara karena berbagai penyakit."
Singkatnya, meminta orang South Park untuk menyelamatkan diri sendiri lebih berbahaya daripada meminta mereka membunuhmu.
"Lebih baik kita nyalakan TV dan lihat berita. Aku akan segera selesaikan ini di sini." Feng Bujue segera mengalihkan topik pembicaraan.
Sharon merasa masuk akal, lalu bergegas mendekat dan menyalakan TV di ruang tamu.
Kamera Randy pun mulai mengarah ke layar TV.
Mungkin berkat keberuntungan, dalam bencana sebesar ini sinyal TV masih belum terputus dan stasiun televisi tetap beroperasi.
Begitu listrik menyala, siaran langsung tentang bencana besar langsung muncul.
"Ini laporan langsung dari New York yang juga sedang diserang tikus percobaan raksasa." Narator dalam gambar berkata: "Menurut laporan, krisis invasi tikus percobaan sedang melanda kota-kota besar di seluruh dunia..."
Randy terkejut: "Astaga? Monster-monster ini ada di seluruh dunia?"
Rekaman siaran langsung berita ini agak goyang, sepertinya juru kamera berada di dalam helikopter. Gambar dari ketinggian ini menunjukkan kerusakan di kota besar lebih parah - kawanan tikus raksasa berlarian di jalan-jalan, ledakan api dan bangunan runtuh terlihat di mana-mana; beberapa tentara membentuk formasi lingkaran dan melepaskan serangan gencar dengan senapan serbu ke arah monster-monster itu, namun para monster tampak tidak terganggu...
"Lihat monster-monster itu..." Sharon menunjuk tikus raksasa di layar berita, "Randy, apa yang harus kita lakukan?"
Randy belum sempat bicara, situasi kembali berubah. Dentuman keras "brak!" terdengar...
Tembok di seberang Feng Bujue ditabrak hingga jebol. Kepala marmut raksasa menyembul masuk, wajah imut setinggi dua orang itu mengeluarkan suara dengusan rendah "huuuum" dari hidungnya.
Tepat pada momen itu, Feng Bujue menyelesaikan perawatan lukanya dan berhasil menghentikan perdarahan.
"Astaga! Astaga!" Randy berteriak histeris.
"Lewat sini." Feng Bujue sudah berdiri sambil membuka pintu di belakangnya. Ia menyingkir memberi jalan bagi keluarga Stan, "Cepat lari!"
Pasangan suami istri itu tidak sungkan lagi. Mereka segera membawa putri mereka berlari keluar.
Senapan M733 COMMANDO di tangan Feng Bujue sudah menyemburkan cahaya api, tembakannya terpusat di sekitar mata marmut raksasa itu.
Tapi monster raksasa itu seperti tidak mempan senjata sama sekali. Tanpa terhambat, ia terus mendekat.
"Sial... Benar-benar kebal terhadap senjata biasa..." Feng Bujue meludah kesal. Ia sadar harus menggunakan metode "di luar alur quest ini" untuk mengatasi situasi genting ini.
Seketika itu juga, Jue Ge melemparkan senjatunya. Dengan langkah gesit, ia mengeluarkan jurus pamungkas 【Nan Dou Flying Dragon Fist】 yang didapat dari quest sebelumnya.
Saat spesialisasi pertarung mencapai peringkat C, tingkat keberhasilan aktivasi skill spesialisasi pertarungan jarak dekat sudah mencapai 75%. Ditambah bonus 10% keberhasilan tambahan dari [Kegigihan Alkemis Es] untuk semua skill aktif, skill tersebut tentu berhasil diaktifkan dengan lancar.
Seiring terkurasnya 800 poin stamina, aura ungu terang tiba-tiba menyembur dari sekujur tubuh Feng Bujue. Kedua tinjunya berubah menjadi bayangan-bayangan samar yang menghujam ke depan.
Area di bawah mulut marmut tersebut seketika dipenuhi lubang-lubang kecil bekas tekanan pukulan.
Jurus Pukulan Naga Terbang Bidou Selatan ini sekilas mirip dengan Pukulan Ilahi Bidou yang terkenal, namun sebenarnya sangat berbeda. Ciri khas Pukulan Ilahi Bidou adalah menekan titik akupresur hingga meledak, sedangkan jurus-jurus Aliran Suci Bidou Selatan berfokus pada tebasan dan tusukan. Yang pertama menghancurkan dari dalam ke luar, sementara yang kedua dari luar ke dalam.
Karena itu, jurus yang terlihat mirip sebenarnya memiliki prinsip yang sama sekali berbeda. Proses penghancuran target (seukuran manusia) oleh Pukulan Naga Terbang Bidou Selatan terbagi menjadi tiga tahap: Pertama, mengacaukan pernapasan lawan dan menghancurkan aura pelindung; Kedua, menumpuk energi tebasan yang tersembunyi di tinju secara bertahap pada tubuh lawan; Ketiga, melancarkan tusukan jari secepat kilat sebagai serangan pamungkas.
Saat jurus ini selesai dilancarkan, permukaan tubuh target akan muncul retakan merah banyak. Ini semua adalah luka potong yang terhubung oleh tusukan jari terakhir. Beberapa detik kemudian, ketika kekuatan jurus sepenuhnya terungkap, bahkan tubuh baja sekalipun akan tercabik-cabik menjadi genangan darah.
Tapi... target di depan Feng Bujue ini ukurannya terlalu besar...
Serangannya memang efektif, berhasil mengubah sepetak kulit dan daging tikus guinea itu menjadi genangan darah. Tapi cedera selevel ini jauh dari mematikan. Sebagai perumpamaan bagi manusia, lukanya setara dengan sepotong dagu yang terpotong hidup-hidup oleh pisau cukur.
Namun tikus guinea raksasa itu jelas-jelas kesakitan. Dengan erangan rendah, ia mundur beberapa langkah.
Hasil seperti ini sudah cukup membuat Feng Bujue puas. Ia segera berlari ke pintu saat monster itu mundur, memasukkan perlengkapan medis secara asal ke tas ransel dan mengenakannya di punggung. Lalu ia meraih tombak dan berlari keluar.
……
Di kantor Manajer Keamanan Nasional, markas Badan Keamanan Dalam Negeri.
Saat ini, sang Manajer Keamanan Nasional yang pada dasarnya adalah monster, sedang duduk santai di belakang Meja Kerja sambil mendengarkan laporan staf dan prajurit. Pembunuhan terhadap Davis sebelumnya jelas belum terbongkar.
“Sepertinya semakin banyak marmut yang berdatangan dari segala arah.” Seorang petugas DHS berjas rapi menunjuk ke peta di meja Manajer Keamanan Nasional: "Kami memeriksa Wikipedia (salah satu satire khas South Park dimana lembaga pemerintah hanya mencari informasi di internet), menemukan bahwa marmut adalah hewan asli Pegunungan Andes, pegunungan itu ada di sini..."
Manajer Keamanan Nasional menyilangkan sepuluh jari, meletakkan siku di meja dengan pose seperti komandan menjawab: "Bagaimana dengan urusan kelompok panpipe...? Apakah mereka sudah dikirim ke Teluk Guantanamo (terletak di selatan Kuba, terkenal sebagai kamp tahanan militer AS)?"
Orang-orang di kantor saling pandang, salah satunya menjawab: "Pak, kita sedang menghadapi masalah yang lebih besar daripada para pengamen jalanan itu..."
"Apakah kalian benar-benar..." Manajer Keamanan Nasional memotong kasar sambil menepuk meja dan membentak: "...mengirim mereka ke kapal?"
"Belum, Pak." Jawab orang itu: "Kami mengalihkan semua personel yang menangani kelompok panpipe untuk mengatasi krisis marmut."
"Sudah kuperintahkan!" Manajer Keamanan Nasional mengepal tangan dan menggebrak meja, "Kelompok panpipe Peru itu seharusnya sudah naik kapal ke Guantanamo semalam!" Ia menunjuk dirinya dengan jempol sambil berteriak, "Di sini akulah yang berkuasa! Aku mau kalian segera mengirim kelompok panpipe itu ke kapal!"
Setelah keheningan singkat, seorang prajurit menjawab dengan nada biasa: "Siap, Komandan." Kemudian, suaranya perlahan mengecil, "Tapi tak perlu berteriak-teriak seperti itu padanya." Setelah mengucapkan itu, dia berbalik pergi sambil terisak seperti anak yang diintimidasi hingga menangis...
……
Sementara para idiot dan pecundang di Badan Keamanan Dalam Negeri sedang dikerjain oleh BOSS, pesawat yang membawa anak-anak itu telah mendarat di sebuah tanah kosong di Peru yang berbatasan dengan hutan.
Selain lima anak SD itu, di pesawat hanya ada dua awak kabin: seorang pilot berkumis tipis dan seorang kopilot bertubuh tinggi.
Saat ini, keduanya sedang berjongkok di depan perangkat komunikasi yang bentuknya mirip radio besar. Si Kumis Tipis memegang walkie-talkie dan terus-menerus memanggil, tapi sama sekali tidak mendapat respons.
Sudah lebih dari setengah jam sejak mereka mendarat, tapi truk yang seharusnya menjemput sesuai rencana masih belum juga datang...
"Satelit tidak bisa tersambung, radio juga tidak ada jawaban." Si Kumis Tipis tampaknya menyerah. Dia meletakkan walkie-talkie dan berkata pada si Tinggi di sampingnya.
Empat tokoh utama berdiri tak jauh dari mereka. Mendengar perkataan itu, Stan menghampiri dan berkata: "Baiklah... Biar aku merapikan situasi..." Dia berhenti sebentar sejenak, lalu melanjutkan: "Manajer Keamanan Nasional memerintahkan kalian untuk membawa kami lima anak ke Peru, mendarat di Pegunungan Andes, lalu mengirim petugas pemerintah lain untuk menjemput. Lalu mereka akan memberi tahu cara lari ke ibu kota Lima dan menjatuhkan pemerintah Peru."
Setelah menunggu beberapa detik, si Kumis Tipis menjawab: "Benar, persis seperti itu."
Kyle memandangi orang dewasa yang tidak memiliki batas bawah kecerdasan ini, "Kalian pikir rencana seperti ini tidak masalah?"
"Tidak, sama sekali tidak masuk akal." Kumis Tipis langsung membalas.
Si Tinggi juga menyambung, "Sejujurnya, seluruh operasi pengepungan terhadap kelompok pemain seruling pan Peru... benar-benar membuat kami bingung." Saat mengucapkan ini, kedua tangannya mengacungkan jari telunjuk saling memutar, nadanya seperti anak kecil yang sedang mengakui kesalahan.
Stan membuka tangannya, "Kalau kalian juga merasa semua yang mereka lakukan aneh-aneh, bisakah kalian mengantar kami pulang sekarang?"
Kumis Tipis menjelaskan, "Eh... kamu tidak mengerti, nak. Rencana awal kami adalah mendarat lalu menunggu orang penyambut di sini untuk mengisi bahan bakar pesawat, baru kemudian kembali... Tanpa bahan bakar kita tidak bisa kemana-mana."
"Oh, benar-benar hebat." Craig yang duduk merajuk di kejauhan tepat waktu memberikan celaannya.
"Jadi kita harus mencari jalan lain untuk keluar dari sini?" Kyle mencoba bertanya.
Kumis Tipis mengangkat bahu, "Sepertinya hanya itu caranya."
Sepuluh menit kemudian, dua pilot Badan Keamanan Dalam Negeri yang bahkan tidak membawa senjata, membawa lima anak masuk ke dalam hutan lebat.
Craig yang berjalan paling belakang tetap tenang mencela, "Situasi ini menarik, kita berjalan masuk ke hutan Yin yang angker, semakin menyenangkan."
Cartman menoleh berkata, "Tahu tidak Craig, sikapmu benar-benar menyebalkan."
Kenny juga menyambung, "Betul."
Cartman menambahkan, "Tidak ada yang mau bermain dengan pengeluh sepanjang hari."
"Hei... lihat ke depan!" Si tinggi tiba-tiba melihat sesuatu dan berteriak keras.
Orang-orang memandang ke depan. Di tanah di depan, terdapat banyak gundukan tanah menjulang yang berbentuk lingkaran dengan diameter setidaknya enam tujuh meter, bagian tengahnya tampak berongga. Gundukan-gundukan ini seolah... bekas jejak makhluk raksasa yang merangkak keluar dari bawah tanah.
……
Feng Bujue menyambar keluar dari rumah. Menurut kursor di radar, ketiga orang itu belum lari terlalu jauh. Ia segera cepat-cepat mengejar.
Baru beberapa langkah berlari, terdengar suara geraman rendah dari belakang. Monster raksasa yang sebelumnya terluka oleh Pukulan Naga Selatan itu menghancurkan dan menerobos seluruh bangunan rumah, mengejar ke jalan.
Feng Bujue menoleh sebentar. Ia melihat luka berdarah di bawah mulut marmut itu mulai menyembuh dengan kecepatan luar biasa, bahkan terlihat jelas oleh mata telanjang.
"Tidak masuk akal... Ternyata bisa menyembuhkan diri sendiri." Feng Bujue berpikir dalam hati, mungkin hanya dengan menggunakan 【Doumo Jianglin】 bisa membunuh marmut sebesar ini secara tuntas.
Tapi... membunuh satu ekor pun untuk apa? "Maut berbulu" ini jumlahnya ribuan, ada di mana-mana. Seratus ekor pun dibunuh takkan mengubah situasi. Mungkin karena ini Sistem memberi quest "Bertahan Hidup".
"Aku bukan karakter utama South Park, menghadapi monster seperti ini sedikit lengah bisa tewas..." Feng Bujue berlari sambil bergumam: "Ngomong-ngomong...di peristiwa besar seperti ini, kemana perginya Super Best Friends (Super best friend, organisasi mirip Liga Keadilan di South Park beranggotakan Yesus, Buddha, Muhammad, Krishna, Joseph Smith, Laozi, dan Aquaman)? Main hilang-hilangan ya!"
Wu——
Suara aneh kembali terdengar, seekor marmut putih raksasa merobohkan rumah penduduk di pinggir jalan, menghadang jalur lari Feng Bujue.
"Aaaa—! Lenganku!"
Di mulut monster raksasa ini, tergigit seorang pejalan kaki yang seluruh lengan kirinya sudah berada dalam mulut marmut. Darah menggenangi separuh tubuhnya, namun karena lengan belum sepenuhnya terputus, seluruh tubuhnya terangkat.
Melihat korban yang kakinya menggapai-gapai di udara dan terus menjerit kesakitan, tanpa basa-basi Feng Bujue mengangkat senapan serbu dan menembaki wajah marmut itu hingga orang tersebut tewas...
Sambil menembak, Feng Bujue bergerak lateral mengitari setengah lingkaran tubuh marmut. Memanfaatkan lebar jalan dan kecepatannya, ia berhasil menyelinap ke belakang monster itu.
Dari posisi ini, ia sudah bisa melihat keluarga tiga orang yang sedang berlari di kejauhan.
Sharon menggandeng tangan putrinya dan berlari di depan, Randy mengikuti dari belakang sambil memegang kamera portabel. Meskipun sedang kabur, dia tak berhenti merekam sambil berkomentar: "OK, kita sedang kabur, haa... haa... Lihat, di depan ada istri dan putriku, mereka juga sedang kabur. Hei, Shelly! Lambaikan tangan ke kamera!"
Shelly sambil berlari menoleh dan memaki ayahnya dengan kata-kata kasar...
Boom! Disertai suara ledakan, seekor marmut kecoklatan lain muncul di jalan dan merayap menuju Randy dan kedua temannya.
Ketiganya pun panik dan tanpa pikir panjang langsung berlari masuk ke sebuah bus yang terparkir di pinggir jalan.
Bus itu jelas sudah ditinggalkan, pintunya pun terbuka lebar.
Feng Bujue melihat mereka masuk dan langsung bergumam kesal: "Gila... IQ mereka sama rendahnya dengan korban bodoh di film horor, masuk ke mobil cuma buat dijebak seperti kura-kura dalam guci!"
Di titik ini, Feng Bujue tak mungkin meninggalkan mereka. Sudah terlalu banyak pengorbanan, sekarang menyerahkan misi dan kabur sendirian kembali ke pusat perbelanjaan jelas tak bisa diterimanya.
"Laozi hari ini harus menyelesaikan Misi Sampingan ini, sekarat pun tak apa!" teriak Feng Bujue sambil berlari ke arah bus.
Tapi tak disangka, baru saja dia melangkah, seekor marmut abu-abu muncul dari persimpangan jalan dan bersama marmut kecoklatan tadi mulai merayap mendekati bus.
Dua monster raksasa ini seperti kucing yang mengerumuni kaleng ikan, mencakar dan mendorong bus hingga badan mobil cepat berubah bentuk dan kaca jendela hampir seluruhnya pecah.
Pada saat inilah, pemandangan yang tak terbayangkan muncul di depan mata Feng Bujue.
Randy, berlari keluar dari bus...
Dia terus berlari hingga sekitar 5-6 meter dari bus, lalu mengarahkan kamera ke dua monster besar di bus sambil berkomentar: "Ini rekaman yang kubuat dari luar bus, oye!" Setelah itu, dia malah berlari cepat kembali ke dalam bus...
