“Craig!” Manajer Keamanan Nasional berteriak penuh kebencian pada "Juru Selamat" di hadapannya, “Tidak! Bagaimana mungkin kau bisa ada di sini!”
Empat tokoh utama yang mengikuti Craig juga melihat situasi di sini, Cartman menunjuk Manajer Keamanan Nasional dan berkata: “Hei! Bukankah dia orang tolol yang mengirim kita ke tempat sialan ini!”
Dua staf Keamanan Dalam Negeri dan dua tentara mendekat, salah satunya bertanya: “Komandan? Ada apa?”
Manajer Keamanan Nasional buru-buru mundur beberapa langkah, menunjuk lima anak-anak itu: “Bunuh mereka!”
“Apa?” Dua tentara yang memegang senapan serbu tertegun, “Mengapa?”
Manajer Keamanan Nasional menjawab: “Mereka adalah grup flute Peru yang kabur. Kita harus memberantas sampai ke akar-akarnya!”
Stan cepat-cepat mengangkat kedua tangan: “Tidak, dengarkan! Grup flute Peru bisa mengusir marmut-marmut itu.” Dia menjelaskan: “Alasan dunia jatuh dalam bencana besar justru karena kalian mengusir semua grup musik itu.”
Manajer Keamanan Nasional menyela: “Jangan dengarkan dia! Sudah kubilang! Bunuh mereka!”
Kyle juga berteriak sambil mengangkat tangan: “Lihat sendiri kalau tidak percaya! Ramalan Inca ada di dalam reruntuhan itu.”
Saat itu, kecerdasan dan pandangan hidup orang-orang bodoh dari Keamanan Dalam Negeri secara ajaib mulai bekerja.
Seorang staf berkata: “Komandan, mungkin kita harus mendengarkan mereka, tidak ada salahnya melihat sekilas.”
Seorang tentara di samping menambahkan: “Benar, mereka hanya anak-anak, Komandan.”
Manajer Keamanan Nasional menggertakkan gigi dengan marah, melangkah dua langkah ke depan dengan kedua tangan mengepal: "Sial! Craig yang terkutuk!" Ia menatap Craig: "Kau tetap tidak mau berhenti, ya!"
Craig menjawab dengan wajah menyebalkan: "Aku bahkan belum mengatakan apa-apa..."
Tapi IQ Manajer Keamanan Nasional sudah offline, tak ada yang bisa menghentikannya membongkar konspirasi sendiri. "Selama ribuan tahun, monster-monster raksasa yang mengerikan hidup di lembah-lembah Peru, tersembunyi di dunia yang hilang. Suku Inca tahu cara menjebak monster-monster itu... dengan menggunakan musik panpipe, karena marmot tidak tahan dengan musik itu..." Ia menjelaskan detail: "Tapi ramalan mengatakan... suatu hari monster-monster akan dibebaskan, dan aku..." Ia berhenti sejenak, "adalah orang yang akan membebaskan mereka."
Semua orang di sekitar memandangnya dengan wajah terkejut, mungkin karena mereka tidak mengerti... kenapa dia sendiri yang membongkar semua rencana jahatnya.
"Orang Inca meramalkan akan datangnya seorang penyelamat..." Manajer Keamanan Nasional menunjuk Craig si Raja Celaan: "Kau... Craig!" Ia menekankan: "Tapi ramalan ini tidak akan terwujud, karena... kalian semua akan mati di sini!"
Sebelum suaranya habis, tembakan sudah terdengar.
Seorang tentara yang berdiri di belakang Manajer Keamanan Nasional dengan sigap menembak, mencoba membunuh dalang utama ini.
Peluru langsung menembus dada Manajer Keamanan Nasional. Ia agak terlambat menyadari, melihat bekas peluru di dadanya yang sama sekali tidak mengeluarkan setetes darah pun.
"Ha... hahaha..." Manajer Keamanan Nasional tertawa sinis.
“Kau... kau juga monster.” Serdadu itu menunjuknya.
“Oh~ Aku bukan sekadar 'monster'.” Manajer Keamanan Nasional menjawab tenang: “Aku jauh lebih hebat dari mereka.” Usai bicara, wajahnya tiba-tiba mulai terdistorsi, mulut menganga sampai tingkat yang tak masuk akal.
Sedetik kemudian, arus Listrik merah terlihat jelas mengalir di permukaan tubuh Manajer Keamanan Nasional, seluruh kulitnya berdenyut seolah hendak terkoyak.
Hanya tiga detik, monster yang menyamar sebagai pejabat tinggi pemerintah AS ini menampakkan wujud aslinya.
Itu adalah... seekor bajak laut marmut (tikus belanda raksasa memakai jas bajak laut).
“Ya Tuhan!” teriak Stan.
Craig tetap kalem: “Tuan Monster, kuberi jaminan, sama sekali tak ada niatku mengacaukan rencanamu. Aku akan pergi, lihat...” Katanya sambil melangkah ke samping.
Saat berjalan, Craig tak sengaja menginjak ubin besar berukiran hitam-putih. Ketika diinjak, ubin itu tiba-tiba memancarkan cahaya biru terang dan berputar naik ke atas.
Bersamaan itu, patung Jin raksasa di kejauhan menyala biru di kedua matanya, tongkat pendek di tangan kanannya segera memancarkan sinar emas yang mengarah ke ubin tersebut.
Saat sinar mengenai ubin lantai, mata Craig tiba-tiba bersinar terang, memancarkan dua pilar cahaya biru. Dia sendiri tidak melakukan apapun, hanya berdiri di tempat, lalu dua pilar cahaya itu secara otomatis melesat ke arah tempat bajak laut babi berada dengan ledakan "boom".
"Oh! Tidak!" Teriak bajak laut babi dengan kesakitan.
"OK... Saat ini mataku sedang memancarkan gelombang kejut..." Craig berkomentar dengan nada datarnya.
"Hentikan! Aduh! Craig, aku mengutukmu!" Bajak laut babi terjatuh ke lantai sambil mengeluarkan erangan terakhir.
Empat petugas Departemen Keamanan Dalam Negeri, serta empat tokoh utama, terpaku seperti patung menyaksikan kejadian di depan mata.
Hingga monster itu kehilangan perlawanan, sinar cahaya dari mata Craig menghilang dengan sendirinya, dan ubin di bawah kakinya berputar kembali ke posisi semula.
Craig turun dari sana tanpa sepatah kata, hanya menghela napas dalam-dalam...
Sampai sejauh ini, semua sesuai dengan ingatan Feng Bujue tentang alur cerita episode 10 dan 11 musim 12 "South Park". Menurut perkembangan alur normal, petugas Departemen Keamanan Dalam Negeri itu akan segera menghubungi markas besar, band seruling Peru yang ditahan akan dibebaskan sebelum fajar, dan krisis tikus guinea akan terselesaikan pagi hari.
Tapi...
【Peristiwa Besar Sandbox 022986 telah berakhir】
【Pemblokiran cermin telah dinonaktifkan】
【Skrip kloning akan dihapus oleh Sistem dalam 600 menit】
【Personel level tiga ke atas harap segera kembali ke dunia dalam】
【Personel level empat dapat menggunakan sisa waktu untuk menghancurkan data quest secara bebas】
【Semoga beruntung】
Pada saat ini, semua Derivator di dunia "Quest kloning" ini mendengar beberapa petunjuk tersebut.
……
Pada waktu yang sama, Feng Bujue sedang berdiskusi dengan beberapa karakter quest di pusat perbelanjaan tentang lagu apa yang cocok dimainkan dengan formasi band pan flute.
Tiba-tiba, suara bising yang intens bergema di kepalanya.
"Apa yang terjadi..." Ini sensasi yang belum pernah dialaminya selama bermain game, "Dari mana sumber suara itu..."
Feng Bujue tahu suara itu tidak diterima melalui telinga, melainkan melalui saluran lain. Reaksi pertamanya adalah membuka menu permainan untuk memeriksa apakah ini status abnormal.
Hasil pemeriksaannya menunjukkan statusnya normal, namun entah mengapa semua teks di daftar quest berubah menjadi kode acak.
"Ada apa ini?" gumam Feng Bujue, "Sistem quest crash?"
Boom—
Suara ledakan keras menginterupsi pikirannya.
Jue Ge menoleh ke sumber suara dan melihat beton langit-langit sejauh puluhan meter runtuh, sebuah bayangan manusia berdiri di tengah debu yang beterbangan.
