Hadiah untuk peringkat 100-51 sebenarnya hanya hadiah partisipasi. Selain kaos edisi terbatas, semuanya bisa dibeli dengan RMT dan harganya tidak terlalu mahal. Sepuluh kartu EXP double dan 200 ribu koin game nilainya hanya sekitar 200-an RMB. Para pemain kelas kakap saja menghabiskan lebih dari itu untuk top up setiap bulan.
Hadiah untuk peringkat 50-31 jelas lebih berharga. Dua peralatan Bagus level 30+ di rumah lelang pasti bisa terjual lebih dari 300 ribu koin game (setelah dua minggu, fenomena harga tinggi semu di rumah lelang sudah mulai mereda). 2000 poin keterampilan itu juga tidak bisa dibeli dengan uang.
Lihat lagi peringkat 30-11... 3000 poin keterampilan nilainya sama seperti sebelumnya, yang paling penting adalah peralatan Sempurna itu. Jika peralatan Bagus masih bisa dinilai dengan uang, peralatan Sempurna benar-benar langka di pasaran. Karena hampir semua peralatan level ini memiliki fitur binding setelah dipakai, peralatan Sempurna di rumah lelang harganya selangit dan jumlahnya sangat terbatas.
Apalagi, peralatan hadiah yang diberikan, dengan atribut yang acak, juga bisa dipilih jenisnya sendiri. Artinya, tidak akan terjadi situasi di mana penembak jitu mendapatkan senjata dingin atau spesialis bertarung mendapatkan senpan serbu. Hal ini juga menghindari tumpang tindih posisi dengan peralatan kuat yang sudah dimiliki pemain. Oleh karena itu, selama masuk 30 besar, kekuatan karakter pasti akan mengalami peningkatan kualitas.
Dari penjelasan di atas, tidak sulit melihat bahwa Dream Company sangat memahami hadiah apa yang paling bernilai bagi pemain, sekaligus mahir mengendalikan mental para pemain.
Mayoritas player casual yang ikut kompetisi ini menargetkan posisi tiga puluh. Mereka juga paham, masuk 10 besar mungkin terlalu sulit (meskipun ada juga tipe orang yang kurang self-awareness, jelas payah tapi merasa "Laozi tak terkalahkan di dunia" - di dunia ini tak pernah kekurangan orang bodoh). Menargetkan 100 besar terasa merendahkan diri sendiri. Sementara menjaga posisi lima puluh dan mengejar tiga puluh, tampak seperti target yang lebih realistis.
Tapi sebenarnya, target ini pun sangat sulit dicapai... Karena adanya pemain profesional.
Analoginya seperti olahraga renang. Player casual ibarat perenang amatir yang berlatih 2-3 kali seminggu. Pemain profesional seperti atlet yang berlatih sepanjang tahun, selalu siap bertanding.
Ketika keduanya bertemu, hasilnya sudah jelas: dari sepuluh pertandingan, player casual minimal kalah delapan.
Namun, ini juga tidak berarti 100 besar pasti didominasi pemain profesional. Bagaimanapun, di antara player casual, ada segelintir orang berbakat luar biasa seperti Feng Bujue...
Selain itu, selama babak penyisihan mungkin terjadi pertemuan dini antara dua pemain profesional yang mengakibatkan salah satu tersingkir lebih awal. Mengingat jumlah peserta kompetisi ini diperkirakan melebihi enam digit, sulit diprediksi berapa pemain profesional yang tersisa saat tersisa seribu lebih peserta. Dengan mempertimbangkan perbedaan basis jumlah yang besar dan berbagai faktor kebetulan, pemain profesional pun tidak mudah lolos ke 100 besar.
Singkatnya, player casual masih punya harapan berebut 100 besar, tetapi untuk masuk 30 besar, kemungkinan besar masih lebih mudah bagi pemain profesional dengan kekuatan mutlak.
Adapun 10 besar...
【Pemain yang lolos peringkat 10-4 akan secara acak mendapat kartu skill*3 sesuai spesialisasi level tertinggi, kartu skill acak spesialisasi lain*4, dan 5000 poin keterampilan】
Saat Feng Bujue melihat hadiah peringkat 10 hingga 4, otaknya langsung menghitung dengan cepat... Seorang pemain hanya memiliki 12 slot skill. Mengambil dirinya sendiri sebagai contoh, sejak uji tertutup hingga sekarang yang sudah mencapai level 29 (tidak bisa dapat hadiah dari sandbox jadi belum mencapai 30), saat ini hanya memiliki 9 skill di slot skill. Jika mengesampingkan 【Rankyaku】 dan 【Lunar Step】 yang didapat gratis dari R2, serta skill sampah seperti 【Telur Busuk "Peledak"】 yang akan hilang setelah sekali pakai, sebenarnya dia hanya memiliki 6 skill, salah satunya adalah kemampuan khusus gelar yang tidak memakan slot skill.
Hadiah untuk 10 besar ini langsung memberikan 7 kartu skill, tiga di antaranya diprioritaskan sesuai spesialisasi terkuat. Dibanding peralatan, skill ini jelas penguatan yang lebih komprehensif dan berjangka panjang. Belum lagi 5000 poin keterampilan yang bisa didapat. Dengan menambahkan sedikit poin keterampilan milik sendiri, pemain sudah bisa membeli peralatan tingkat kualitas tertinggi di Kotak Kejutan.
Melihat ini, Jue Ge sudah tidak bisa tenang. Tapi selanjutnya, ada tiga informasi yang lebih mengejutkan.
【Juara ketiga Peak Battle akan mendapatkan 1 peralatan Legendary acak sesuai level, dan 10.000 poin keterampilan】
【Runner-up Peak Battle akan mendapatkan 1 peralatan Legendary acak (tipe bisa dipilih) sesuai level, dan 20.000 poin keterampilan】
【Raja Peak Battle akan mendapatkan hadiah misteri 1 buah dari Dream Company】
“Jumlah pemain Taman Horor mencapai jutaan, diperkirakan lebih dari seratus ribu yang mendaftar kompetisi ini. Bahkan jika hanya seratus ribu, mereka yang masuk tiga teratas sudah bisa disebut monster... Dan hadiah seperti ini ibarat memberi monster sayap dan taring yang lebih kuat.” Feng Bujue menatap beberapa baris itu selama dua menit sebelum bergumam: “Ngomong-ngomong... hadiah misteri ini apa ya? Bikin penasaran...” Ia menggerutu dingin, “Hmph... Dream Company benar-benar jago bermain. Dari 100 besar, nilai hadiah hampir berlipat ganda setiap tahap. Tapi juara pertama malah cuma dapat penjelasan 'hadiah misteri'...”
Feng Bujue meregangkan badan di kursi komputer: “Inilah yang disebut 'ketiadaan mengalahkan keberadaan'. Jurus tanpa bentuk mengalahkan jurus nyata, keinginan tanpa wujud mengalahkan hasrat... Hadiah yang tak diketahui isinya justru paling menarik, tak ternilai harganya.” Ia benar-benar ingin bertepuk tangan untuk tim marketing Dream Company, “Brilian, benar-benar brilian!”
“Meong~” Arthas tiba-tiba melompat ke meja komputer, menggaruk layar monitor sambil mengeong.
“Oh? Rupanya kau juga setuju dengan pendapat sang tuan ya.” Feng Bujue bercanda pada Arthas.
Kucing belang itu masih menunjukkan ekspresi sombong, melirik sekilas ke Feng Bujue. Setelah mengeong "Meong~ meong~", ia mengusap layar monitor dua kali dengan bantalan kaki depannya.
"Kenapa? Menurutmu aku bisa masuk 10 besar?" Feng Bujue mengangkat Arthas agar tidak mencakar layar LCD, "Heh... Kalau begitu setelah mencapai level 30, aku akan mendaftar. Ini kesempatan bagus untuk menguji seberapa kuat sebenarnya kemampuanku."
……
Pada saat yang sama, di dalam ruang rapat 【Shiva】 di dunia game.
Empat pilar 【Studio Para Dewa】: 【Shiva】, 【Vishnu】, 【Brahma】, dan 【Yama】 berkumpul bersama.
"Dia menyetujui permintaan pertemananku, tapi langsung beralih ke channel Mode Tidur dan tidak membalas pesanku. Hari ini juga tidak online." Shiva sedang mendiskusikan masalah terkait Feng Bujue dengan rekan-rekannya: "Tapi aku yakin, di Peringkat Kekuatan Tempur yang diperbarui pagi ini, peringkat kedua anonim itu pasti 'Feng Bujue'."
"Hmm... Jika sejak pembaruan peringkat dia belum pernah login, sistem otomatis akan menyembunyikan namanya dengan status anonim. Jadi masuk akal," sambung Vishnu.
Brahma dengan suara kasar menimpali: "Ha... Buat apa dipikirkan rumit? Menurutku ini sederhana. Tadinya bos kita peringkat kedua, sekarang dia mengalahkan bos, ya wajar naik posisi."
Yama menopang dagu dengan satu tangan, memainkan poni biru di dahinya sambil bergumam, "Tidakkah kalian merasa aneh? Sebenarnya di Peringkat Kekuatan Tempur, namanya tidak tercantum. Beberapa anonim dalam 20 besar itu sudah bisa ditebak identitasnya, dan jelas bukan dia. Jadi, sebelum quest itu dimulai, setidaknya peringkatnya di luar 20 besar."
"Jika dikatakan dia menang dalam mode permainan pembantaian itu secara kebetulan, lalu meroket ke posisi kedua berkat peningkatan dari quest tersebut, itu masih bisa dimaklumi... Tapi dari deskripsi bos, kemampuan tempurnya sudah masuk level Top-Tier bahkan sebelum quest selesai."
Vishnu menambahkan di samping, "Dan licik sekali, bisa dibilang pintar dalam strategi maupun pertarungan..."
"Hmm... Aku juga bingung soal itu." Wajah Shiva tertutup bayangan rambut panjangnya, "Meski sebelum 'kematian'ku, dia memberikan penjelasan ambigu, aku sama sekali tak paham maksudnya. Bocah ini penuh tipu muslihat, perkataan dan perbuatannya tak tertebak... Daripada mencoba memahami ucapannya, lebih baik tidak mempercayainya sama sekali dan mengandalkan deduksi sendiri." Dia berhenti sejenak, "Menurutku, satu-satunya penjelasan logis - selama quest berlangsung, dia menemukan cara, mungkin melalui Tersembunyi quest atau menemukan Skill/item kuat, yang meningkatkan kekuatannya secara drastis."
"Masuk akal..." Yama mengangguk, "Penangkapan Robin hidup-hidup, provokasi terhadap The Net, perolehan peralatan Freeze... Semua tindakan ini menunjukkan pemanfaatan sumber daya quest yang sangat efektif."
"Jadi, dia mengalahkan Zhao Ying Wang, mengalahkanku... dan Qisha jelas juga bukan tandingannya (saat mati keluar dari quest, Shiva belum tahu Qisha mendapat setelan Batman, jadi dia menganggap Feng Bujue bisa menang dengan mudah)." Dia menghela napas, "Munculnya petarung kuat seperti ini sehari sebelum pengumuman Puncak Supremasi... sungguh tidak menyenangkan."
Brahma tertawa, "Bos, bukankah dia sudah setuju jadi temanmu? Itu artinya masih ada kemungkinan untuk direkrut. Guild-nya... yang disebut 'Garis Depan Neraka' itu, belum pernah kudengar. Mungkin cuma guild kecil untuk player casual. Kalau perlu, kita ajak semua anggotanya bergabung ke Para Dewa."
Vishnu segera menambahkan, "Si Besar akhirnya belajar menggunakan otaknya juga."
"Maksudmu siapa?" sahut Brahma.
Vishnu tersenyum tanpa menanggapi, melanjutkan pembicaraan, "Seperti kata pepatah: Emas seribu kati mudah didapat, jenderal sejati sulit ditemukan. Orang ini Pintar dan Berani, talenta langka. Jika bisa bergabung dengan Para Dewa, kita punya kartu as tersembunyi melawan Order." Dia menunjuk Brahma, "Menurutku rencana merger Si Besar layak dipertimbangkan. Sekalipun anggota Garis Depan Neraka semuanya newbie, demi Feng Bujue ini, kita harus toleransi. Rekrut semuanya juga tidak masalah."
Shiva berkata dengan suara berat, "Aku mengerti semua itu... Tapi..." Dia ragu-ragu, dalam hati bergumam "Aku curiga orang ini punya masalah kejiwaan".
“Sudahlah…” Shiva akhirnya menelan kembali kata-kata yang kurang meyakinkan, lalu berkata serius: “Setelah dia online dan membalas pesanku, aku akan bicara langsung dengannya.”
