Di bawah pimpinan Mario, Jue Ge dan Xiao Tan bergegas melewati sebuah ruangan besar mirip gudang. Sepanjang perjalanan, terdapat lampu meja menyala di setiap interval tertentu. Melihat ke atas...rak-rak di sekeliling juga dipenuhi banyak mainan, terlihat kekuatan kubu Classic cukup besar, dalam arti tertentu memang layak disebut pasukan.
Saat membuka tutup kotak sepatu sebelumnya, Feng Bujue mengira langit di atas mereka gelap gulita. Kenyataannya tidak. Posisi vertikal mereka sebenarnya berada di bawah langit-langit lantai satu supermarket. Hanya saja...karena dia dan Xiao Tan telah menyusut hingga sekitar tujuh sentimeter, sedangkan cahaya lampu meja memancar miring ke bawah, saat melihat ke atas mereka sama sekali tak bisa melihat langit-langit "yang sangat jauh" itu, hanya kegelapan.
Beberapa menit kemudian, Mario membawa mereka ke depan sebuah pintu raksasa. Tentu saja, ukuran raksasa ini relatif...
“Hmm… Mau keluar ya?” Feng Bujue yang berdiri di belakang Mario bertanya: “Tidak bisa menyelip lewat celah pintu, masa harus mendorong pintu…” Meski belum tahu seberapa kuat kekuatan tempur mainan dalam quest ini, ia tak yakin mainan Mario setinggi 5 cm ini bisa mendorong pintu yang dirancang untuk manusia biasa.
Xiao Tan kembali mengeluarkan dugaan ngawur: “Mungkin ada lubang tikus di sekitar sini?”
“Sepertinya kalian benar-benar bukan mata-mata.” Mario menyesuaikan topinya, “Hanya dua idiot yang tak mengerti apa-apa.” Sambil berkata demikian, ia mendekati celah pintu dan mengeluarkan kunci pipa dari kantong overallnya, mengetuk pintu tiga kali, jeda dua detik, lalu dua ketukan lagi.
Mario kemudian mundur beberapa langkah, seolah menunggu sesuatu.
Tak lama kemudian, bayangan aneh merayap masuk melalui celah pintu.
Bayangan itu seperti stiker, dari samping terlihat seperti garis, sedangkan dari depan merupakan siluet manusia kecil hitam berhidung besar.
“Mr.GameWatch?” Feng Bujue langsung mengenali karakter 2D berbentuk siluet ini.
“Siapa mereka? Pendatang baru?” Mr.GameWatch mengabaikan Feng Bujue, berbicara santai dengan Mario.
“Perintah Optimus Prime, malam ini mereka jadi garda depan.” Jawab Mario.
“Ha…” Mr.GameWatch terkekeh kering: “Semoga beruntung.” Setelah itu, ia menghilang kembali lewat celah pintu.
Kira-kira satu menit kemudian, terdengar suara dari atas, yaitu suara gagang pintu yang berputar.
Pada saat yang sama, terdengar samar-samar teriakan dari balik pintu, "Rotasi terkunci selesai, bisa didorong!"
"Mundur sedikit, newbie." Mario segera menyuruh dua pemain untuk mundur.
Kriiik——
Disertai suara engsel pintu yang berputar perlahan, papan pintu raksasa mulai bergerak perlahan ke arah Jue Ge dan yang lain.
Feng Bujue dan Xiao Tan sama-sama memiringkan kepala mengintip celah pintu, ingin melihat makhluk apa yang mendorong di seberang. Dalam imajinasi mereka, setidaknya ini mainan seberat 3 kg dengan tinggi lebih dari 50 cm.
Tak disangka, yang muncul hanyalah barang plastik setinggi kurang dari 10 cm.
"Lihatlah dua makhluk kecil ini." Bowser (penjahat pertama dalam sejarah video game yang memiliki desain unik, musuh bebuyutan Mario) berhenti mendorong pintu dan berkata, "Dengan postur sekecil ini, kentutku saja bisa menghempaskan mereka."
Feng Bujue tak menghiraukan kata-kata kasar Bowser, hanya bertanya, "Bagaimana kau bisa mendorong pintu ini?"
"Pakai cakar, harus memanfaatkan kekuatan pinggang dan kaki." Bowser menjawab dengan suara berat dan penuh semangat, "Tapi kalian berdua lebih baik jangan meniru."
"Sudah, mungkin setelah malam ini kau tak akan bertemu mereka lagi." Mario menyahut ke Bowser, lalu melambai tanda pemain untuk mengikuti.
Feng Bujue memandang Xiao Tan, mengangkat bahu. Keduanya terus mengikuti Mario melewati pintu besar yang didorong Koopa (sebenarnya hanya bergeser beberapa sentimeter, tapi celah itu cukup untuk mereka lewati).
"Nah, mulai dari sini sudah masuk wilayah netral." Mario menjelaskan pada dua orang di belakangnya: "Wilayah kekuasaan kami terutama di sudut tenggara. Merek olahraga, peralatan dapur, dan setengah departemen makanan berada di bawah kendali kami." Ia menunjuk ke arah tertentu, "Pertempuran malam ini tetap akan terjadi di area makanan beku."
Para pemain mengikuti arah tunjuk Mario. Pemandangan di kejauhan... bagaikan lembah gelap yang hanya menampakkan siluet-siluet tinggi samar-samar, sama sekali tak bisa diprediksi kondisi sebenarnya saat didekati.
"Seperti yang kalian lihat, di area luar yang lebih luas ini kami tidak bisa menyediakan terlalu banyak pencahayaan." Mario melanjutkan penjelasannya, "Satpam malam berpatroli setiap tiga jam. Jika terlalu banyak lampu dipasang, kalau nanti tidak sempat dimatikan semua bisa berbahaya. Makanya pertempuran biasanya dipilih di rak makanan beku yang pencahayaannya menyala 24 jam." Tiba-tiba ia menoleh, "Kalian berdua punya komponen bercahaya di badan?"
Xiao Tan ragu beberapa detik, lalu langsung menyalakan lampu di helm penambangnya.
Feng Bujue mengeluarkan senter, "Aku juga punya."
"Mario mendekat dan melihat lebih dekat, 'Ternyata ada komponen sepresisi ini...'" Ia memandangi kedua orang itu dengan tatapan curiga, "Lalu sumber tenaganya apa? Pegas? Tuas? Atau kalian menyembunyikan baterai lithium di perut?"
"Uh... Tenaga surya..." Kemampuan Feng Bujue dalam mengarang cerita memang tak tertandingi, "Cangkang luar kami terbuat dari material khusus yang bisa menyimpan energi saat berdiri di bawah sinar matahari."
"Oh, aku tahu, seperti peripheral solar GBA (peripheral kontroversial Nintendo yang dirilis bersama game GBA 'Boktai: The Sun is in Your Hand'. Pemain harus bermain GBA di bawah sinar matahari langsung siang hari agar karakter dalam game bisa mengisi ulang amunisi)," jawab Mario.
"Benar, persis seperti itu," Feng Bujue langsung menyambut penjelasan itu.
"Ternyata bukan perangkat yang hebat juga," ujar Mario yang sepertinya percaya. Ia langsung berbalik dan memimpin mereka melanjutkan perjalanan.
Setelah melewati area yang relatif gelap, mereka tiba di sebuah ruang yang tiga sisinya terhalang peti-peti barang.
Di lantai terhampar Nintendo Power Pad (peripheral kontroversial lainnya, bisa dianggap sebagai leluhur mat dansa), di sudut terdapat senter (ukuran normal) yang menyala. Di atas matras ini berdiri 20-30 karakter eksklusif Nintendo atau yang terkait, sebagian besar mainan plastik dengan hanya sedikit komponen logam dan elektronik.
"Siapa-dua-orang-ini?" Suara itu berasal dari robot mainan yang mengucapkan setiap suku kata dengan nada pertama.
"Eh? Apakah kamu WALL-E (karakter robot virtual ciptaan Pixar)?" Xiao Tan menatapnya dan bertanya.
Memang, robot ini terlihat mirip dengan WALL-E, tapi warnanya abu-abu putih, bukan kuning-hitam; perbedaan lainnya adalah WALL-E memiliki roda rantai di kedua sisi sasisnya, sementara robot ini sepertinya hanya bisa "berdiri" saja.
"Kau—harus—mati!" Robot itu tiba-tiba mengamuk, meski tanpa komponen gerak ia melompat, lalu mengeluarkan sesuatu yang mirip gasing dari entah mana dan melemparkannya ke Xiao Tan.
Ukuran robot ini sedikit lebih besar dari para pemain, sehingga gasing plastik yang dilemparnya terlihat seukuran payung bagi Xiao Tan. Gasing itu berputar cepat dengan tepian seperti gergaji bundar, hampir membelah tubuh Xiao Tan.
Sssst——Pruuut-
Dua suara aneh terdengar, lalu sosok tinggi besar muncul, menangkap gasing itu dengan satu tangan dan melindungi kedua pemain.
"Oo-hoo, oo-hoo..." King Kong Besar (Donkey Kong, gorila yang pertama kali muncul di game arkade tahun 1981 "Donkey Kong") menghentikan serangan sambil menarik dasi merah di lehernya, lalu membuat gerakan-gerakan tangan dan memukul dada sendiri dengan kedua tinju, "Guu... hoo... gurrr..."
Feng Bujue memandang pemandangan di depannya dengan ekspresi menyebalkan, dalam hati berkata: "Setidaknya cara komunikasi ini lebih canggih daripada Ultraman..."
"Dengar, bocah, karena kau tidak tahu aturan, kali ini kami akan memaafkanmu." Sebuah mainan humanoid berbaju zirah mekanik emas, mengenakan helm oranye-merah, dengan meriam kejut terpasang di tangan kanan, berkata pada Xiao Tan: "R.O.B paling benci orang menyebut nama itu di hadapannya, ingat baik-baik." Suara dari bawah helm jelas berasal dari seorang wanita. Tampaknya yang berbicara kali ini adalah legenda Pemburu Hadiah terkuat di alam semesta, Samus Aran (tokoh utama serial Metroid, protagonis wanita pertama dalam sejarah game).
"Heh... maaf." Melihat Nilai Ketakutan di Menu yang melonjak tadi perlahan turun, Xiao Tan meminta maaf dengan wajah berkeringat dingin, meski tak tahu kesalahannya dimana.
"Oh ternyata R.O.B (salah satu perangkat tambahan Nintendo yang paling menyebalkan, sebanding dengan SpeedBoard)..." Kedua sudut mulut Feng Bujue berkedut dua kali, "Pantasan terasa familiar."
"Sudah, lupakan dua newbie ini." Mario menatap keduanya: "Mereka belum mendapatkan kepercayaan Optimus Prime, dan belum tentu bisa selamat dari pertempuran malam ini." Ia berseru: "Mari kembali ke topik utama, bagi-bagi Tugas tempur masing-masing."
……
Di sisi lain, Kubu Novel.
Di dalam sebuah "benteng" yang terdiri dari tablet dan komponen mekanik, ratusan... figurine buatan halus, model rakitan sempurna, hewan peliharaan remote kontrol elektronik, dan sebagainya, berbaris rapi sesuai jenisnya.
Tiga figurine Saber (prototipe Artoria), Bayonetta (kostum kulit tempur), dan Saeko Busujima (seragam sekolah dengan pedang) berdiri di platform agak tinggi di tengah tepat.
Di belakang mereka, berdiri sebuah figurine raksasa setinggi 30 cm...
Kakinya menginjak dasar tengkorak hitam berbentuk lingkaran, dikelilingi hiasan bekas es berbentuk gelombang yang membeku. Seluruh tubuhnya tertutup zirah hitam yang memancarkan cahaya dingin kebiruan.
Dialah figurine edisi terbatas dengan harga pre-order $350 - Lich King Arthas.
"Para pengelana antar dimensi..." suara dari bawah helm itu bagai nyanyian maut, mata cahaya tanpa pupilnya menatap Siyu dan Beiling di bawah panggung, "Kuserahkan pasukanku sementara padamu, kuharap... kalian tak mengecewakanku."
