Setelah diskusi Divisi Pertama, Feng Bujue dan kawan-kawan mengikuti dua Transformer (Jazz dan Nightscream) untuk berangkat.
Seperti kata pepatah, Transformer yang tidak bisa berubah bentuk bukanlah Transformer sejati. Sebagai mainan tradisional (bukan figure koleksi), Jazz dan Nightscream jelas memiliki kemampuan transformasi (berubah menjadi mobil). Meski struktur mereka tidak terlalu rumit sehingga pemain tidak bisa benar-benar duduk di dalam kabin, membawa penumpang di atap mobil masih memungkinkan.
Jazz dengan sukarela menawarkan dua pemain untuk naik di atap mobilnya dan Nightscream guna menghemat waktu perjalanan.
Jue Ge dan Xiao Tan tentu tidak menolak. Setelah menyusut menjadi ukuran mainan, jarak puluhan meter bagi mereka setara dengan kilometer. Stamina untuk perjalanan seperti itu harus dihemat sebisa mungkin.
Kurang lebih sepuluh menit kemudian, dua pemain itu "naik mobil" melintasi ratusan meter dengan cepat, tiba di lokasi Rumah Lego.
Sebenarnya yang disebut "Rumah Lego" adalah sebuah "area pamer" yang terletak tepat di tengah area mainan Lego. Rak-rak di luar area pamer sudah pasti dipenuhi berbagai set Lego yang masih tersegel, sedangkan area pamer itu sendiri merupakan ruangan persegi yang dikelilingi dinding kaca di keempat sisinya. Di dalam ruangan ini terdapat sebuah kota yang dibangun dari balok-balok Lego, dengan bangunan, jalan, kendaraan, dekorasi, karakter, dan lain-lain... semuanya memiliki desain unik dan warna-warni yang mencolok. Cara promosi seperti ini memang cukup menarik, tidak hanya bagi anak-anak, bahkan orang dewasa pun bisa tergoda untuk membeli setelah melihatnya.
"Mari kita mulai berjalan kaki dari sini." Jazz mulai melambat di luar Rumah Lego sambil berbicara melalui sistem audio mobilnya.
Nightbeat yang mengikuti di belakang juga ikut berhenti bersamanya.
Feng Bujue tidak banyak bertanya, hanya memberikan kode mata ke Xiao Tan sebelum mereka berdua melompat turun dari atap mobil.
Dua detik kemudian, Jazz dan Nightbeat kembali berubah menjadi bentuk robot. Bentuk humanoid mereka tidak setinggi Optimus Prime, tapi masih lebih tinggi dari para pemain. Setelah transformasi selesai, Jazz melanjutkan, "Kita harus waspada nanti. Jika Lego benar-benar sudah bersekutu dengan Novel, kita mungkin akan langsung diserang tiba-tiba begitu sampai di pintu."
"Itu belum situasi terburuk," sambung Nightbeat. "Jika mereka terang-terangan menunjukkan permusuhan dan menyerang, kita masih bisa mundur dengan relatif mudah. Yang paling dikhawatirkan adalah..."
"Yang paling dikhawatirkan adalah mereka diam-diam menjebak kita masuk ke sarangnya dulu, baru mengurung kita seperti menangkap kura-kura dalam guci." Xiao Tan menyela.
"Dengan perumpamaan seperti itu, bukankah kita jadi diibaratkan kura-kura..." kata Feng Bujue.
"Oh, kalau begitu... tutup pintu dan pukuli anjing." Xiao Tan menambahkan.
"Meskipun analogimu semakin tepat, saran pribadiku... lebih baik kamu berhenti mencoba mengutip peribahasa mulai sekarang." Feng Bujue menggelengkan kepala sambil menopang dahinya dengan satu tangan.
Shiiii——
Pada detik itu, semburan energi pedang melesat membelah udara.
Serangan ini bagaikan harimau buas, momentumnya menyambar langit.
Entah mengapa, Feng Bujue merasa jurus ini terasa familiar...
Jazz dan Night Patrol bereaksi cepat, mereka bahkan sempat menarik dua pemain untuk menghindar bersama.
Usai tebasan itu, Xiao Tan masih terengah-engah ketakutan. Night Patrol di sampingnya berkata dengan suara berat, "Fokus, rookie... sepertinya lawan mengirimkan sosok yang sangat kuat..."
"Yidaoliu·E Gang Niao..." Setelah beberapa detik, Feng Bujue akhirnya mengingat nama skill ini dan di mana sebelumnya pernah melihat jurus ini.
Namun, tebasan yang terjadi sekarang ini—baik kekuatan, kecepatan, maupun intensitasnya—jauh melampaui serangan yang pernah dilakukan Kuangzong Jianying dulu.
"Hmph... berhasil menghindar ya..." Zoro menyarungkan "Black Sword Autumn Water" sambil melangkah keluar dari bayangan setengah meter di depannya, "Layak disebut Jazz dan Night Patrol. Anggap saja ini sebagai salam perkenalan."
"Hei... ada karakter menyeramkan yang baru muncul nih!" teriak Xiao Tan panik.
"Padahal ukurannya hampir sama dengan action figure biasa, tapi bisa mengeluarkan serangan setingkat 'konsumabel multi-pakai' dengan mudah..." Bahkan Feng Bujue mulai kehilangan ketenangan, "Dan... kenapa dia tiba-tiba muncul di sini? Jangan-jangan..."
"Kaulah yang disebut Feng Bujue itu ya." Suolong perlahan mendekati Jue Ge, tangan kanannya dengan santai bertumpu pada gagang pedang. Gerakannya terlihat santai tapi sarat bahaya, "Kabarnya kau ini jago."
"Hehe… jago ya…" Feng Bujue terkekeh kering, "Salah paham ini mungkin akan sirna begitu aku lari terbirit-birit…"
"Lari ya…" Suolong menggeleng perlahan: "Luka di punggung adalah aib bagi pendekar pedang."
"Aku bukan pendekar pedang, aku pria berkelas." Feng Bujue menjawab dengan tatapan kosong.
Tiba-tiba Yexun memotong percakapan mereka dan berkata pada Suolong: "Meskipun kau memang bodoh… Tapi karena sudah melihat aku dan Jueshi di sini, berani tetap muncul berarti…" Yexun melirik ke sekeliling, "Kau tidak sendirian kan?"
Prediksinya tepat. Baru saja selesai bicara, siluet merah muda muncul dari balik rak sebelah. "Hamba tidak ingin membunuh, tapi karena ada tugas terpaksa datang membantu." Kenshin Himura sama sekali tidak bermusuhan, wajahnya polos seperti orang tak berdosa, "Karena itu… mohon jangan melewati garis di depan hamba ini."
“Ah, aku juga tidak terlalu ingin menggunakan kekerasan, tapi Quest adalah Quest. Asal membunuh dua pemuda dari dimensi lain itu saja kan?” Suara ketiga terdengar, Gourry yang memegang Pedang Cahaya muncul di arah berlawanan dari Kenshin.
“Heh...hehe...tidak perlu dikatakan lagi...” Wajah Feng Bujue berkedut, ia menoleh ke arah keempat sambil berkata, “Kita sudah dikepung ya...”
Benar, pedang keempat pun muncul.
“Sebenarnya yang ingin kubunuh cuma Hijikata-san saja~” Sougo bergumam lesu.
Melihat formasi ini, Xiao Tan melangkah mendekati Feng Bujue dan berbisik, “Ini apa...Empat Pedang Terkenal ACG?”
“Hmm...empat lawan empat jelas merugikan pihak kita...” sambung Feng Bujue.
“Kabur lewat udara bagaimana?” bisik Xiao Tan diam-diam. “Geppo-mu bisa membawa orang kan?”
“Bisa saja, tapi lewat udara...” Feng Bujue menggeleng. “Meski kemampuan lompat kita bisa menghindari serangan pedang Zoro dan rocket launcher Sougo, tapi...” matanya menatap Gourry. “Pedang Cahaya ini sangat merepotkan...” Ia berhenti sejenak. “Jujur saja, dari keempat orang ini, yang paling mengancam menurutku adalah Gourry...
"Murni dari sudut daya penghancur, kekuatan tempur Kenshin dan Sougo setara dengan seratus orang, membantai musib seperti memotong rumput. Sedangkan Zoro levelnya bisa menghancurkan mesin dengan tangan kosong. Tapi Gourry... pria yang sama sekali tidak bisa sihir dan kepintarannya mendekati ubur-ubur, justru pernah berkali-kali bertarung langsung dengan penyihir agung, ras iblis tingkat tinggi, bahkan raja iblis. Pedangnya bisa mengeluarkan gelombang kejut hanya dengan mengayunkan sembarangan, bahkan bisa menghancurkan entitas spiritual."
"Kalau menurutmu begitu, bukankah kita pasti mati..." balas Xiao Tan.
Feng Bujue merenung sejenak, "Hmm... menyerah sebelum bertarung tidak perlu. Lagipula musuh kita hanyalah personifikasi dari figurine action, belum tentu sekuat di versi aslinya. Selain itu... tujuan latihan tim kan agar kau bisa lebih sering bertarung dengan lawan humanoid. Situasi ini justru kesempatan bagus."
"Setuju juga..." kata Xiao Tan dengan ekspresi serius sambil mengeluarkan 【Trisula Militer Pengisi Energi】 dari tas (sebelum quest, Feng Bujue telah memberikannya hadiah baru ini). "Mari kita coba."
