"Sudah selesai berdiskusi?" Zoro mulai tak sabar, "Kedua tim punya empat anggota masing-masing. Tidak perlu rumit-rumit... Kalau Pakimura tidak mau bertarung, biar aku yang lawan dua sekaligus."
"Kalau begitu tambahkan bagianku juga," kata Sougo dengan lesu, "Bukankah gaya Soran-san tiga pedang? Bertarung satu lawan tiga pasti mudah bagimu."
“Ngapain ikut-ikutan kau ini!” Zoro berteriak, “Hei! Ngapain tiba-tiba pakai penutup mata! Meski kau meremehkan lawan, nggak perlu langsung tidur di situ juga kan!”
“Ah~ Entah kenapa, setiap dengar suaramu jadi pengen ngamuk…” Sogo benar-benar merebahkan diri, menyangga leher dengan satu tangan sambil mulai mengantuk.
“Hmm... Ada dua orang yang ogah bertindak rupanya...” Feng Bujue bergumam sambil terus memandangi Gourry, “Sayangnya masih ada satu lagi yang merepotkan...”
“Hei! Anggap aku mayat ya!” Zoro menggeram.
Feng Bujue tetap mengabaikan Zoro, menoleh ke Xiao Tan dan dua Transformer: “Jangan hiraukan si 'lumut hijau' itu. Asal kita urusi Gourry, tinggal cari tembok, belok dua kali pasti bisa kabur darinya.”
Jazz bergumam, “Oh... Jadi patung 'gak bisa tugas lapangan sendiri karena pasti nyasar' itu ternyata dia toh... Kirain cuma urban legend, ternyata beneran ada.”
“Kalian pikir aku tuli ya? Aku bacok lho!” Urat leher Zoro menegang.
Nightbeat menimpali, “Sebagai yang punya Sistem GPS, kami memang susah merasakan hal seperti itu...”
“Benda plastik kok sok punya GPS!” Zoro tak tahan lagi, menghunus pedang, “Nitoryu·Taka no Nami!”
Kecepatan dia menghunus pedang begitu cepat hingga tak terlihat mata telanjang. Saat sepasang pedangnya keluar dari sarungnya, dia berputar di tempat dan melepaskan dua gelombang kejut berbentuk kabut putih yang menerjang ke arah empat anggota Classic yang berdiri di sana.
Tapi Jazz maju selangkah melindungi kawan-kawannya dengan tubuhnya, mengayunkan satu lengan untuk menghancurkan serangan bergelombang itu. "Kekuatan seperti ini hanya cukup untuk mengobrak-abrik ikan kecil, bagi kami Cybertronian ini bagai menggaruk di luar sepatu."
"Hikari no——" Suara Goury tiba-tiba terdengar.
"Tiarap!" Feng Bujue nyaris bersamaan menggelegar.
Xiao Tan langsung menuruti, segera tiarap. Jazz dan Yexun dengan cepat menyelesaikan transformasi, menyebar ke kedua sisi dengan mengandalkan daya akselerasi dalam bentuk kendaraan.
Detik berikutnya, pedang cahaya yang dipegang Goury di samping tubuhnya memancarkan cahaya terang dari gagangnya, meledakkan sinar meriam yang menyebar seperti Xushan, bahkan lebih dahsyat.
Untung peringatan Feng Bujue tepat waktu, semua nyaris menghindar.
Kenshin yang berdiri di sisi seberang Goury juga cepat-cepat bergeser beberapa langkah, hampir terkena imbas. Bahkan dia menghela napas lega: "Huh... nyaris saja..."
"Kalian bertiga hadapi Goury, Zoro biar kuhadapi. Jumlah kita lebih banyak, pertarungan jarak dekat justru menguntungkan kita." Feng Bujue sambil bangkit dari tanah langsung berlari ke arah Zoro.
"Kapan anak ini jadi pemimpin?" gumam Yexun. Meski begitu, dia tetap melakukan perintah.
"Jazz mengangkat bahu, lalu bersama Ye Xun dan Xiao Tan berlari ke arah Gao Li, 'Kalau strateginya terdengar bagus, mari kita lakukan saja sementara ini.'"
Sedangkan di sisi Zoro...
Meskipun Feng Bujue mengatakan kalimat "Aku yang akan menangani Zoro", ketika benar-benar berdiri di hadapannya, kepercayaan dirinya... sudah hampir hilang.
Aura tekanan yang dipancarkan samurai bermata satu ini seakan bisa menghancurkan gunung. Pedang ketiga Zoro (Wado Ichimonji) belum terhunus, hanya dengan dua bilah di tangannya (Sandai Kitetsu, Shusui) dan sikap dasar, sudah membuat Jue Ge merasa terjepit.
Berapapun cara serangan yang dihitung Feng Bujue dengan Kesadaran Jiwa, hasil prediksinya selalu tubuhnya terbelah...
"Ada apa?" kata Zoro, "Datang ke depanku cuma untuk berdiri kaku?" Tangan kanannya bergerak halus, "Atasan kami bilang kau petarung yang perlu diwaspadai, mungkin itu perkiraan yang salah..."
Swoosh--
Sebelum suaranya habis, dua papan cahaya tiba-tiba menyambar pipi Zoro.
"Masih bisa menghindar..." gumam Feng Bujue dengan kesal.
Mana mungkin Jue Ge diam saja. Saat tidak menemukan celah pertahanan Zoro, diam-diam ia mengeluarkan Death Poker dari lengan bajunya dan menyerang tiba-tiba.
Dua lembar poker ini masing-masing menuju ke kedua sisi leher Zoro, dengan jarak terbang yang pendek, kecepatan sangat tinggi, dan tidak ada tanda-tanda sebelum diluncurkan. Namun, tetap saja dihindari oleh lawan dengan pose sedikit menunduk ke belakang.
"Barang koleksi kecil... Masih mempertahankan settingan 'Keangkeran Penglihatan' (kekuatan yang bisa merasakan aliran energi di sekitarnya secara intens, mampu mendeteksi musuh di luar penglihatan atau memprediksi gerakan lawan) seperti ini..." kata Feng Bujue.
Zoro tertawa, "Kau cukup banyak tahu ya..."
"Juga cukup banyak bisa!" balas Feng Bujue sambil melancarkan tendangan melayang samping.
Terlihat serangan berbentuk busur menyapu horizontal, ketinggiannya sejajar dengan perut Zoro, lebarnya pun cukup. Karena jarak peluncurannya dekat, bahkan jika diprediksi sekalipun mungkin sulit dihindari.
"Membosankan." Zoro sedikit berjongkok, menebaskan pedang secara horizontal. Gelombang energi pedangnya tepat bertabrakan dengan gelombang 【Rankyaku】 Jue Ge, keduanya lenyap setelah bertemu, "Aku sudah terlalu sering bertarung dengan pengguna Rokushiki. Rankyaku lemah seperti milikmu ini sama sekali tidak bisa melukaiku."
“Ini keterlaluan…” Feng Bujue sudah berkeringat dingin, dalam hati berpikir, “Karakter seperti ini mustahil dikalahkan hanya dengan Spesialisasi Bertarung… Kemampuan memprediksi, kekuatan, kecepatan, stamina, pengalaman bertarung, insting pertempuran semuanya kelas satu. Di pihak kita juga tidak ada pemain dengan Spesialisasi Menembak atau senjata berat jarak jauh… Untuk menang, mungkin harus mengandalkan bantuan Peralatan, Ilmu Spiritual, atau skill memanggil…”
Pikiran Feng Bujue berputar sangat cepat, dalam sekejap mata berbagai ide telah melintas di otaknya.
Tapi serangan Zoro tidak akan menunggu. Dua pedang telah terhunus, harus melukai.
“Nitoryu: Maguma!” (·!)
Bayangan kilat, aura pembunuhan muncul. Zoro tiba-tiba sudah berada di posisi tempat Feng Bujue berdiri sebelumnya, kedua tangan memegang gagang pedang terbalik, dua tebasan vertikal melesat.
Tapi Feng Bujue sudah berada di udara.
Zoro tentu tahu ke mana lawannya menghilang. Ia segera menegakkan tubuh dan mendongak, melihat siluet yang memancarkan aura tempur kemerahan di udara, terkekeh dingin, “Gerakan meningkatkan kecepatan drastis ini mirip Gear Second-nya si orang itu.”
Feng Bujue di udara sudah membalikkan posisi tubuh, menghentakkan 【Geppou】 beberapa kali, menerjang balik ke bawah seperti elang menyambar mangsa. Jurus 【Southern Cross Flying Dragon Fist】 siap dilepaskan.
“Sepertinya dia akan menggunakan sesuatu…” Ekspresi Zoro berubah serius, “Tapi… aku sangat percaya diri dengan ‘Busoshoku Haki’-ku (yang bisa meningkatkan daya tahan, berfungsi seperti baju zirah tak kasat mata; juga bisa dikembangkan menjadi kekuatan serangan, sehingga mampu melawan pengguna Buah Iblis, bahkan menyentuh tubuh fisik pengguna Buah Logia「Buah Alam」)…”
