Saat pertempuran sengit terjadi di depan LEGO House, pertempuran di area lain pun satu per satu mulai berkecamuk.
Sebenarnya, jarak antara markas besar kedua pihak Classic dan Novel hanya sekitar lima ratus meter lebih. Wilayah pengaruh masing-masing adalah area berbentuk setengah lingkaran yang memancar dari markas tersebut. Area tepi yang terlalu jauh dari kedua belah pihak tidak akan didatangi siapa pun dan tidak memiliki makna strategis. Yang paling krusial adalah area berbentuk zaitun yang terbentuk dari perpotongan dua setengah lingkaran tersebut beserta kedua sayapnya.
Garis depan ini sangat panjang dan padat, sulit ditentukan siapa pemilik wilayah pengaruhnya. Tak diragukan lagi, seluruh area di garis depan ini adalah zona dengan konsentrasi pertempuran tertinggi dan friksi yang sering terjadi.
Aksi sebelumnya dari Pasukan Nintendo hanyalah operasi pengintaian biasa yang bisa dikategorikan sebagai pertempuran skala kecil-menengah. Tugas mereka hanya melakukan serangan simbolis ke wilayah pendudukan lawan untuk mencoba menangkap prajurit-prajurit yang tercecer atau pos pengintai. Bahkan jika berhasil menerobos ke wilayah musuh dan melumpuhkan sebagian pasukan, mereka akan segera berbalik arah untuk mendukung medan pertempuran lain.
Area makanan beku itu bisa disebut titik ekuilibrium kedua wilayah pengaruh, sekaligus zona penyangga antara dua area semi-netral. Tradisi menembakkan tembakan pertama setiap malam di sini telah menjadi konvensi tak tertulis antara kedua belah pihak.
Namun perang antar mainan ini bukanlah sekadar perkelahian preman biasa, melainkan pertarungan tarik-ulur skala besar. Kedua belah pihak menjalankan operasi multi-lini terorganisir dengan berbagai titik serangan. Jadi... setiap malam, jumlah pertempuran skala kecil tak terhitung banyaknya, sementara bentrokan skala menengah hingga besar terjadi setidaknya lima kali.
Jue Ge dan Xiao Tan tidak mengetahui informasi ini, tetapi Siyu dan Beiling sangat paham. Dalam arti tertentu, tim Jue Ge juga memiliki keunggulan tertentu karena mereka hanya perlu melakukan tugas "tentara". Sedangkan Siyu dan yang lain menjalankan tugas komandan... Ketika para pria melakukan misi pengintaian, kedua perempuan ini justru mengerahkan seluruh tenaga untuk memimpin perang asing yang kompleks dan berkesulitan tinggi.
Saat ini, di area peralatan olahraga supermarket, "Divisi Kedua" dari Classic sedang bertempur dalam pertempuran besar-besaran melawan "Pasukan Bleach" dari Novel.
Anggota utama Divisi Kedua adalah Ultraman, ditambah banyak karakter tokusatsu lain seperti robot gabungan dari berbagai seri Power Rangers, robot seri-B (anggota dari B-Robo Kabutack seperti Kabutack, Cockroach Demon, Shark Chili, Captain Libellula...), pasukan Kamen Rider, bahkan ada karakter aneh seperti Golden Armor Warrior yang menyusup di dalamnya...
Sementara Pasukan Bleach, seluruh kapten dan wakil kapten dari 13 Divisi Gotei, Pasukan Vizard, Pasukan Espada, Kurosaki Ichigo beserta kawan-kawannya juga tampil lengkap (semua karakter dari manga Bleach).
Meskipun anggota Divisi Kedua memiliki keunggulan ukuran fisik, Pasukan Bleach berhasil menyeimbangkan pertempuran berkat taktik tempur unik mereka (serangan sinar, serangan area, serangan khusus, kemampuan transformasi, dll).
“Komandan, situasinya semakin buruk seperti ini…” Perwira staf Soniko berbicara dengan suara lembut kepada Beiling, “Pasukan kepala asin itu terlalu kuat, jika ini berlanjut… kekalahan hanyalah masalah waktu.”
Beiling sedang duduk di tepi rak barang bagian atas, kedua tangan menopang pipi dengan wajah muram.
Melihatnya sedang berpikir, Siyu membuka pembicaraan, “Apakah strategi serangan mendadak di front timur berhasil?”
Soniko mengoperasikan layar ponsel yang hampir sebesar tubuhnya, menjawab: “Ini rekaman langsung dari lokasi, silakan lihat sendiri…”
“Itu…” Siyu melihat tiga unit EVA yang merupakan pasukan serangan mendadak sedang bertarung melawan tiga bayangan hitam yang sedikit lebih kecil dari mereka, dan justru terdesak, “Sebenarnya apa yang mereka kirimkan…” gumamnya penuh keraguan.
“Arale, Astro Boy, Juohmaru.” Beiling menyela sebelum Soniko menjawab, dia menghentikan perenungannya dan ikut dalam percakapan, “Semuanya musuh super merepotkan… EVA mungkin tidak akan menang.” Dia menoleh dan berkata, “Perwira staf.”
“Perintah komandan?” jawab Soniko.
“Atur mereka untuk mundur.” Kata Beiling, “Selain itu, coba lagi hubungi keempat anggota pengawal khusus, sudah hampir sepuluh menit melewati waktu laporan yang saya tentukan.”
“Siap.” Soniko menjawab dan segera sibuk di depan layar.
“Sudah ada ide untuk membalikkan situasi saat ini?” tanya Siyu.
“Ini sebenarnya tidak sulit... Hanya saja...” Beiling menjawab sambil berpikir: "Menurutku misi sampingan ini... Sepertinya tidak mungkin diselesaikan sebelum fajar." Katanya, "Jika perbedaan kekuatan kedua pihak dalam perang sangat besar, atau jumlah total pasukan tidak banyak, mungkin masih bisa diatasi... Tapi dari situasi saat ini, ini bukan pertempuran yang bisa selesai dalam satu dua hari. Saya perkirakan... Bahkan jika pihak lawan tidak memiliki bantuan Ketua guild dan Xiao Tan; sekalipun strategi dan kecerdasan mainan-mainan itu jauh di bawahku. Perang ini tetap membutuhkan waktu sekitar dua minggu untuk benar-benar berakhir."
"Kita tidak mungkin tinggal selama itu dalam quest." Siyu berkata.
"Benar, ini kan mode permainan pembantaian dalam Mode non-tidur. Jika dihitung berdasarkan waktu bermain, jelas kita diminta untuk menentukan pemenang sebelum fajar." Beiling menjelaskan, "Jadi pasti ada yang salah dengan misi sampingan ini... Bagaimana mungkin kita bisa memenangkan perang ini dalam beberapa jam ke depan?"
"Mungkin..." Siyu berspekulasi, "Dalam quest ini ada item tertentu atau peristiwa khusus yang bisa mengembalikan kita ke ukuran manusia normal?"
"Aku juga sedang mempertimbangkan hipotesis serupa tadi." Beiling menjawab, "Tapi terlalu banyak kemungkinan... Mungkin kita bisa menemukan mesin pemotong rumput di supermarket untuk menghancurkan pasukan musuh; mungkin kelompok mainan netral sudah menciptakan sesuatu seperti 'bom atom mainan' atau 'virus mainan'; mungkin cukup dengan menghancurkan pemimpin pihak lawan, Classic akan menyerah secara massal..."
"Ngomong-ngomong..." Siyu teringat sesuatu, "Kunci untuk memecahkan misteri ini, apakah terkait dengan 'jawaban itu'?"
"Beiling segera memahami maksud Siyu. Sejak masuk ke dalam Quest, keduanya berjalan lancar tanpa hambatan. Mereka dengan mudah mendapatkan kepercayaan semua mainan di pihak Novel, serta memperoleh banyak intelijen tentang alur cerita. Namun hanya satu hal yang tidak pernah mendapat jawaban pasti dari siapapun yang mereka tanyakan. Bahkan Arthas sebagai pemimpin Novel secara tegas menyatakan ini adalah pertanyaan yang tidak pantas diajukan."
"Pertanyaan itu adalah—apa penyebab sebenarnya dari Perang ini?"
"Ini seharusnya menjadi pengetahuan umum. Setiap peserta perang, baik yang aktif maupun pasif, pasti memiliki konsep tentang hal ini. Mungkin karena perbedaan perspektif, kedua belah pihak memiliki pandangan dan penjelasan berbeda. Tapi mustahil dari atas sampai bawah tidak ada satu pun yang bisa menyebutkan asal-usul perang."
"Sebagai pemain, memang sulit bagi mereka memahami mengapa mainan-mainan ini sama sekali tidak bisa menjelaskan alasan berperang, namun tetap melanjutkan peperangan dengan penuh keyakinan."
"Jangan-jangan kita salah sejak awal?" gumam Beiling, "Apa yang kita lakukan sekarang... sama tidak bermaknanya dengan pertikaian antar mainan ini..."
"Kau terlalu banyak berpikir." Siyu mengelus kepala Beiling, gerakan kebiasaan mereka sejak kecil, "Sebenarnya... kita cukup mengabaikan misi sampingan ini." Matanya yang dingin memandang ke medan perang di bawah yang terus bergemuruh xiaxia, "Tujuan akhir kita jelas: membunuh Bujue dan Xiao Tan."
"Hmm..." Beiling terlihat tidak rela melepaskan misi sampingan. Dia mengembungkan pipi dan ragu beberapa detik, "Kalau benar-benar melepaskan misi sampingan, semuanya akan jauh lebih sederhana... Kita cukup memanfaatkan sumber daya yang ada, mengerahkan segala cara untuk menemukan lokasi Ketua guild dan Xiao Tan, lalu mengerahkan pasukan tanpa mempedulikan konsekuensi untuk menyerang mereka... Mungkin kita berdua bahkan tidak perlu turun tangan untuk memenangkan mode permainan pembantaian ini."
"Tidak perlu sampai segitu..." Siyu menggelengkan kepala sambil tersenyum. "Cukup manfaatkan pasukan untuk menemukan lokasi mereka." Matanya tiba-tiba berkilau penuh semangat, "Bujue, biar aku yang menanganinya sendiri..."
……
"Hatchi!" Feng Bujue bersin. Ia mengusap hidungnya sambil bergumam, "Apa-apaan ini... Tiba-tiba merasakan kedinginan di tulang punggung. Apakah ada pembaca yang menyihirku dengan ilmu santet lagi..."
"Hei... Jangan bicara tentang hal seperti itu dengan santainya!" Xiao Tan menyela.
Saat ini, keduanya sudah seperti penonton yang tak terlibat, berdiri di samping menyaksikan pertarungan antara enam NPC Classic dan Tiga Pendekar Legendaris.
"Kura-kura Ninja jauh lebih kuat dari yang dibayangkan. Keempat makhluk ini, baik dalam menyerang, bertahan, kecepatan, teknik, maupun stamina, semuanya luar biasa mengagumkan. Masuk akal juga, cangkang berat di punggung mereka jika dipikul manusia biasa mungkin tidak akan bisa berdiri tegak. Tapi para kura-kura ini bisa berlari, melompat, bergerak gesit, dan bertindak dengan tenaga penuh. Manusia yang bisa mencapai level seperti mereka harus setara Master Muten, kekuatan tempurnya pasti 30 kali lebih kuat dari orang biasa."
Setelah satu dua menit bertarung, tim Classic sudah unggul, hanya pertarungan Kenshin vs Leonardo yang masih sengit. Kenshin unggul dalam kecepatan dengan teknik pedang sempurna, sementara Leonardo juga ahli bela diri dengan cangkang anti senjata sebagai keuntungan defensif alami. Keduanya saling serang dengan gerakan memukau. Bagi yang melihat, di sekitar mereka hanya terlihat bayangan samar, kilauan logam, dan dentingan senjata yang tak putus-putus...
Bahkan Feng Bujue pun tidak bisa sepenuhnya membaca alur pertarungan ini. Dibandingkan pertarungannya dengan Shiva dan Qisha, duel antar NPC ini jelas berada di level lebih tinggi.
"Ngomong-ngomong... kenapa kamu mundur?" kata Feng Bujue. "Kalau ikut campur, pasti bisa meningkatkan Spesialisasi Bertarungmu."
"Kamu enak saja bicara..." balas Xiao Tan. "Tahu tidak berapa banyak Poin Stamina yang sudah kuhabiskan tadi?"
"Ini menunjukkan kamu terlalu tegang. Saat tegang, konsumsi stamina juga akan meningkat." Feng Bujue menjelaskan: "Sebenarnya ini juga berkaitan dengan Nilai Ketakutan... Mayoritas orang ketika menghadapi hal horor atau berisiko, bukannya menjadi kuat, malah kehilangan kemampuan bertahan. Misalnya... bahkan di jalan yang biasa dilalui bisa terjatuh, mudah lelah, anggota badan lemas, bahkan yang parah bisa sampai inkontinensia." Ia berhenti sejenak, "Aku pernah menyamar sebagai polisi untuk mewawancarai korban perampokan perempuan. Beberapa di antaranya pernah belajar bela diri atau membawa semprotan cabai. Tapi saat perampok menodongkan pisau dari belakang, mereka tak bisa melawan sama sekali, otak kosong, gemetaran, bahkan tak berteriak minta tolong."
"Maaf, setelah dengar frasa 'menyamar sebagai polisi' ini, aku tak bisa fokus menyimak teorimu lagi..." Xiao Tan menjawab sambil kedutan di sudut bibir.
"Cukup! Tuan-tuan, hentikan ini!" Tiba-tiba suara keras bergema.
Huu huu huu——
Sebuah perisai bundar terbang dari kejauhan, memantul berturut-turut ke senjata Sougo, Rafael, dan Donatello, tepat mendorong ketiganya terpisah.
Perisai itu kemudian mengalami refraksi dan terbang kembali.
Figur Lego bergaya chibi berbaju tiga warna biru, merah, dan putih menangkap perisai itu, melanjutkan perkataan: "Jika tak segera berhenti, berarti kalian memusuhi Lego Avengers!"
Di belakangnya, bayangan manusia bergerak mendekat dalam jumlah besar, masing-masing adalah LEGO Wolverine, LEGO Thor, LEGO Ant-Man, LEGO Hawkeye, LEGO Wasp, serta LEGO Iron Man yang melayang di udara. Tentu saja, sosok yang membawa perisai ini adalah LEGO Captain America.
