Qisha merasakan kekuatan jurus Xiao Tan ini tidak biasa, sehingga konsentrasinya mencapai tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya. Ia telah memutuskan untuk tidak mempertimbangkan konfrontasi langsung; menghindar jika bisa, jika tidak bisa dihindari, sebisa mungkin menetralisir kekuatannya.
Namun...
"Tunggu... Sepertinya dia tidak mengejarku..." Saat jarak lawan dengan lantai semakin dekat, Qiha menyadari... Titik pendaratan Xiao Tan masih puluhan meter darinya, sama sekali tidak perlu menghindar.
Di sisi Xiao Tan, baru saja menyadari masalah ini. [Jalan Suci Pembalik Langit-Bumi] hanya membalikkan pengaruh gravitasi pada dirinya sendiri, bukan terbang dalam arti sebenarnya, sederhananya... dia hanya "jatuh" lurus ke atas dan bawah.
Perubahan arah angin dan posisi tubuh mungkin menyebabkan penyimpangan koordinat saat jatuh, tapi dengan kedua faktor ini, mustahil baginya melakukan pergerakan horisontal atau miring yang signifikan, apalagi menjatuhkan diri tepat sasaran.
"Hah? Kok tidak sesuai bayanganku ya..." Xiao Tan segera melakukan gerakan renang gaya katak di udara, seolah ingin "berenang" ke atas kepala Qisha, tapi itu sama sekali tidak berguna... Lagipula, sekalipun dia benar-benar jatuh lurus ke atas kepala Qisha, lawan hanya perlu bergeser beberapa meter saja sudah aman...
Akhirnya, Xiao Tan menyerah untuk menyerang. Di ketinggian sekitar sepuluh meter dari tanah, dia kembali mengaktifkan jurus suci dua kali, membalikkan gravitasi dua kali, lalu mendarat dengan mulus.
Qisha berdiri di kejauhan puluhan meter, dengan ekspresi bingung menatap Xiao Tan, berpikir dalam hati: "Apa yang sedang dilakukan anak ini... Apa gunanya terbang tinggi lalu turun lagi? Tidak mungkin hanya untuk pamer di hadapanku... Ngomong-ngomong, kenapa durasi kutukan ini belum habis juga? Sebenarnya ini sih apa..."
"Hmm... sungguh mengecewakan." Xiao Tan berdiri di sana sambil merenung, "Kecuali lingkungan quest ini berada di dalam cerobong asap raksasa... Kemungkinan Jalan Suci Pembalik Langit-Bumi ini mengenai musuh sangat kecil... Harus dikombinasikan dengan Skill pelacakan atau dash baru efektif..." Ia juga merasa kesal, "Andai deskripsi Skill ini tidak ditulis begitu misterius, pasti aku sudah belajar Skill terkait. Sekarang baru bereksperimen dengan efek Skill... Buat apa?"
"Hei... Saudara Wang, kamu sudah selesai bermain?" Qisha akhirnya berbicara, "Apa maksudmu menunjukkan hasil latihan selama lebih dari setengah bulan ini padaku?"
"Hehe..." Xiao Tan terkekeh pahit, "Seperti yang kamu lihat, tidak ada yang istimewa."
"Begitu ya..." Ekspresi Qisha berubah halus, "Sungguh mengecewakan."
"Kalau soal kekecewaan... Perbedaan harapan dan kenyataan yang kurasakan jauh lebih besar darimu..." Jawab Xiao Tan lemas.
Yang dimaksud Xiao Tan tentu adalah perbedaan harapan terhadap efek 【Jalan Suci Pembalik Langit-Bumi】. Bagaimanapun juga, ini adalah Skill yang dipelajarinya dengan susah payah selama ini. Awalnya mengira efeknya akan spektakuler, namun kenyataannya sangat berbeda dari bayangan.
"Tapi seperti pepatah: Pembicara tak bermaksud, pendengar menyimpan makna." Kalimat ini terdengar oleh Qisha, dikombinasikan dengan berbagai performa Xiao Tan sejauh ini, serta nada bicara, ekspresi wajahnya, dan sebagainya—menjadi makna yang berbeda.
"Oh? Ha... Ha ha ha ha..." Qisha tertawa terbahak, "Sepertinya kau sangat percaya diri, menganggapku sudah bukan lawanmu lagi ya?"
"Eh..." Xiao Tan juga tak langsung bereaksi. Suara "eh"-nya itu menunjukkan keragu-raguan.
Tapi di mata Qisha dan puluhan ribu penonton, ini dianggap sebagai konfirmasi.
"Baik! Kalau begitu mohon petunjuk Saudara Wang." Usai berkata demikian, sosok Qisha langsung menghilang seketika.
Dalam sedetik itu, naluri bertarung Xiao Tan telah memberitahunya dua informasi: Pertama, lawan sudah berada di belakangnya; Kedua, harus menggunakan klon untuk menghindari serangan ini.
Huu—
Kepalan Qisha melesat ke depan, menembus tulang punggung orang di hadapannya. Namun... Tak ada ledakan daging-tulang, tak ada genangan darah. Kepalnya yang seolah menembus tubuh lawan, sebenarnya hanya menghantam bayangan semu.
"Jurusan yang sama takkan mempan padaku!" Suara Xiao Tan tiba-tiba terdengar dari belakang Qisha.
Memang, jurus yang digunakan Qisha persis seperti metode yang dipakainya membunuh Xiao Tan di babak penyisihan—【Shadow Step】ditambah【Fist of Bone Penetration】.
Rantai combo ini pernah digunakan untuk mengalahkan banyak pemain, bisa dibilang tak pernah gagal. Jujur saja, bahkan jika lawan tahu rencananya, tetap sulit untuk dihindari.
Pertama, 【Jing Tian Tou Gu Quan】 adalah skill yang membutuhkan blocking frontal. Jika terkena serangan ini dari belakang, hampir mustahil untuk tidak mengalami break defense. Pemain dengan daya tahan rendah seperti Xiao Tan akan langsung tertembus tubuhnya oleh pukulan saat pertahanan jebol...
Sedangkan 【Shadow Step】 adalah teleportasi instan yang memungkinkan Qisha muncul di belakang musuh dalam radius 20 meter, mengkonsumsi 100 Nilai Spiritual dengan CD 0.5 jam.
Kedua skill ini membentuk kombo rantai klasik. Saat digunakan bersamaan, efek sinerginya akan melebihi penjumlahan 1+1.
Namun... Xiao Tan berhasil menetralisir kombo ini.
Saat Qisha mengaktifkan Shadow Step, Xiao Tan juga melepas 【Feng Zhu Chen Xiang Hua Yi Jin】 sambil melakukan backflip ke udara.
Setelah teleportasi, pandangan Qisha akan berubah drastis. Berdasarkan EXP-nya, target pertama yang terlihat pasti punggung lawan. Tanpa pikir panjang, ia langsung melancarkan pukulan.
Tepat di saat itu, Xiao Tan telah berada di belakangnya.
Dalam sekejap, pisau lengan melesat menusuk tengkuk...
Namun... Qisha juga tak tertipu. Seolah memiliki mata di belakang kepala, saat pukulannya meleset, ia langsung membungkuk ke depan menghindari tusukan.
"Hmph... Apa kau Saint Seiya?..." Qisha mencemoh sambil mengolok ucapan Xiao Tan sebelumnya.
"Alasan dia begitu tenang adalah karena dari awal dia sudah menilai bahwa Xiao Tan pasti tidak akan terjebak dua kali oleh jurus yang sama."
"Meski Qisha juga tidak bisa menjelaskan mengapa ada pikiran ini, dia punya firasat ini. Ini naluri, intuisi tanpa dasar... Dia tidak tahu cara apa yang akan digunakan lawannya untuk mematahkan kombo-nya, tapi dia yakin lawan bisa mengatasinya."
"Kepercayaan terhadap lawan semacam ini adalah hal yang sangat misterius, tapi benar-benar ada. Terkadang... bahkan lebih bisa diandalkan daripada kepercayaan pada teman."
"Kubawakan kau ke liang kubur!"
"Sekejap itu, Qisha langsung melontarkan ancaman sambil menendang ke belakang dengan tendangan ekor kalajengking."
"Tapi kali ini dia gagal lagi. Xiao Tan dengan cara sederhana berhasil menahan teknik tendangannya."
"Benar... Aku adalah Saint Seiya." Sambil berkata demikian, kedua tangan Xiao Tan telah menyelip di bawah ketiak Qisha, mengepal ke atas, menjepit Qisha di depan tubuhnya.
"Apa... Posisi ini... Jangan-jangan ini legenda..." Qisha terkejut dalam hati, "Lushan Kanglongba?"
"Ha ha ha ha!" Xiao Tan tertawa terbahak, "Cara mengunci petarung jarak dekat selain menjauh adalah dengan teknik kuncian dekat! Kau sudah tidak punya kesempatan melukaiiku fatal lagi!" Sambil berbicara, dia telah mengaktifkan 【Jalan Suci Pembalik Langit-Bumi】, berusaha membawa lawannya terbang ke langit lalu melepaskan pegangan.
Tapi... Sungguh di luar dugaan...
Setelah skill diaktifkan, mereka tidak terbang ke langit, tapi tetap berdiri stabil di tempat.
Meskipun Qisha bisa merasakan kekuatan yang mencoba menariknya ke atas, kekuatan itu ternyata tidak cukup untuk mengangkatnya.
"Sial... Berat badannya lebih besar dariku..." Xiao Tan menyadari masalah serius ini.
Sebelumnya,【Shiva】juga pernah membayangkan taktik ini, tetapi pelaksanaan taktik ini memerlukan prasyarat "Xiao Tan benar-benar bisa terbang". Namun kenyataannya tidak demikian... Divine Verse hanya bisa membalikkan interaksi antara pemain (yang dimaksud "diri sendiri" adalah kesatuan utuh termasuk kostum, peralatan, dll yang dikenakan) dengan lingkungan luar, tanpa mempengaruhi pemain lain yang bersentuhan dengannya.
Karena itu, Rencana B Xiao Tan pun gagal...
"Skill terbangmu... Meski cukup cepat, tapi daya angkutnya sepertinya payah ya..." Qisha menyeringai dingin, perlahan menoleh ke belakang, lalu terkejut melihat penampilan Xiao Tan, "Sial! Kok rambutmu semua berdiri? Dan wajahmu agak kemerahan kayak habis dipompa darah..."
"Sebenarnya aku keturunan Saiyan." Xiao Tan mencoba menggertak untuk menutupi rasa malu.
"Hmph... Bohong siapa..." Qisha mendengus, "Kalau benar Saiyan, di bawah bulan purnama pasti sudah berubah jadi gorila."
Saat itu, semua penonton yang menyaksikan pertandingan sedang mencela【Kamu salah fokus lah!】
Tapi Xiao Tan malah membalas: "Hmph... Jelas-jelas belum berubah karena aku tidak punya ekor."
【Ini jelas ngaco tapi malah mempertimbangkan detail seperti itu!】
“Ha... Omong kosong!” Qisha tidak mau membuang waktu lagi, berteriak keras lalu langsung menyerang.
Berasal dari latar belakang militer, dia punya banyak cara untuk mengatasi tangkapan dari belakang. Qisha menekuk kedua kakinya sedikit, menurunkan pusat gravitasi tubuhnya, lalu mengayunkan tendangan sapuan dengan kaki kanan ke belakang.
Tapi tendangan itu meleset...
Xiao Tan masih dalam kondisi gravitasi terbalik, dengan menarik kedua kakinya dia menghindari serangan.
Dari sudut pandang penonton, Xiao Tan sedang melayang dalam posisi berjongkok... sementara kedua lengannya masih membatasi pergerakan tangan Qisha.
"Konyol..." Meski tangan Qisha tak bisa menyatu di dada, dia mengangkat kedua lengannya dan mencoba mencengkeram kepala Xiao Tan dengan telapak tangan menghadap ke belakang.
Tiba-tiba Xiao Tan berganti jurus, menarik tangannya lalu dengan cepat menangkap kedua lengan bawah Qisha. Dengan Jurus Dewa, dia membalikkan gravitasi lagi dan menekan kedua lututnya ke bahu Qisha.
Dalam gerakan tarik-dan-tekan ini, tulang dari tulang belikat hingga siku Qisha berisiko terlepas. Sebagai pemain yang mengandalkan tinju sebagai senjata utama, kehilangan fungsi kedua lengan akan menjadi bencana.
"Semakin menarik..." Qisha mengeratkan gigi sambil menambah kekuatan di lengannya. Dia yakin kekuatan kedua lengannya melebihi seluruh tenaga tubuh Xiao Tan.
Faktanya memang demikian, jadi Xiao Tan tidak bermaksud beradu kekuatan dengannya. Alih-alih, dia tiba-tiba melepaskan pegangan, mengacungkan pisau lengan, dan menusuk langsung ke pelipis Qisha.
