Dini hari 25 Mei, Area 10 Toko Game.
Siyu dan Beiling hari ini juga ikut meramaikan acara, ingin melihat bagaimana komentator akan menyiarkan pertandingan ini.
“Hi, dua nona cantik, lama tidak bertemu ya.”
Begitu masuk toko game, mereka langsung bertemu kenalan.
“Oh~ Jin Fugui ya.” Beiling tertawa riang.
“Hey! Tidak bisakah memanggil nickname-ku?!” Atobe benar-benar tidak menyangka... baru buka mulut langsung dijebak.
Saat itu, kedua anggota Garis Depan Neraka baru melihat ada pemain lain berseragam Ice Emperor di samping Atobe, seorang pemain wanita dengan ID: 【Hitam Putih Abu-abu】.
Meski pemain wanita, Hitam Putih Abu-abu berpenampilan full pria: rambut poni miring, aura maskulin di alis matanya. Justru Atobe di sampingnya terlihat agak feminin.
“Haha... Ketua guild, ternyata namamu Jin Fugui ya?” Hitam tertawa.
“Hmm...” Atobe tidak bisa menyangkal nama aslinya, langsung mengalihkan topik, “Ah... perkenalkan, ini Nyonya Chaliao Pedang Penghancur Feng Liaozhu, dan ini petarung utama organisasi mereka.” Ia berusaha saling menjatuhkan.
“Apa maksudnya?” Hitam tampak bingung.
Tapi dia segera melihat lencana Garis Depan Neraka, lalu berkata, "Wah! Kalian adalah..."
"Ya." Siyu langsung memotongnya untuk mencegah reaksi berlebihan yang menarik perhatian orang sekitar.
"Oh! Ketua guild, kamu hebat sekali, ternyata benar-benar kenal orang dari Garis Depan Neraka (berkat performa luar biasa Xiao Tan, Garis Depan Neraka sekarang cukup terkenal)." Heibai menoleh ke Atobe, "Kupikir kau lagi membual lagi."
Atobe terlihat canggung tapi tidak bisa marah, hanya terkekeh kering dengan perasaan kesal.
"Kata 'lagi' ini sungguh penuh interpretasi ya..." Beiling menggumam dengan jahat.
"Ha, ternyata kalian di sini." Suara familiar terdengar saat Long Aomin melambaikan tangan dan mendekat.
"Karena dapat info sebelumnya akan ada siaran langsung di layar utama, jadi mampir melihat..." Siyu menyambung.
Qisha juga mengikuti Long Ge sambil menyapa keempat orang di depan, "Halo semuanya."
"Wah! Itu Qisha! Ketua guild." Heibai menarik-narik kerah baju Atobe dengan kedua tangan, tapi matanya terpaku menatap dua anggota Blade.
"Aku lihat..." Kemampuan Atobe memang biasa, tapi dia benar-benar sering bertemu orang-orang penting. Pada dasarnya... siapa pun yang berteman dengan Feng Bujue sudah kebal dengan berbagai situasi mengejutkan.
"Long Aomin dan Atobe juga saling mengenal, keduanya pernah bermain quest bersama Xiao Tan. Setelah saling memperkenalkan dan berbasa-basi, keenam orang ini pun berdiri bersama menyaksikan pertandingan."
"Ngomong-ngomong... Atobe." Beberapa saat kemudian, Qisha teringat sesuatu dan berkata pada Atobe, "Tim 'Susah Nama Tiga Orang' di guild kalian sepertinya semua lolos ke 【Pertempuran Kupu-Kupu】, hebat juga ya."
"Emm..." Wajah Atobe langsung memerah, "Heh... hehe... Iya... Iya... Tiga bocah itu... lumayanlah... haha..." Dia memaksakan senyuman.
Qisha yang agak lambat dalam hal ini sama sekali tidak menyadari alasan kecanggungan lawan bicaranya. Melihat Atobe terlihat aneh, dia pun tidak melanjutkan percakapan, hanya mengangkat bahu lalu kembali menatap layar besar.
"Ketua guild... Ternyata kamu juga bisa malu..." Heibai berbisik di telinga Atobe.
"Jangan banyak omong... Aku kan sampai babak tambahan... Ini masalah jadwal, masalah jadwal!" Atobe berbisik membela diri. Tiba-tiba dia teringat sesuatu, lalu menoleh ke Siyu dan Beiling bertanya, "Eh? Ngomong-ngomong... Kalian berdua sudah level 30 sejak lama kan, kok tidak kulihat nama kalian di daftar 【Pertempuran Kepompong】?"
"Kami tidak mendaftar." Jawab Siyu singkat.
Beiling menambahkan, "Rasanya kompetisi itu merepotkan."
"Oh... Iya juga... Kalian kan memang player casual..." Sahut Atobe.
"Yang profesional pun tak luput dari tereliminasi." Hei Bai kembali mendekati Ketua guild dan menambahkan tusukan.
……
Pada saat yang sama, di dalam ruang login.
Feng Bujue duduk di atas Kursi Lipat, menunggu dimulainya pertandingan.
Menjelang pertempuran besar, tidak menampilkan data karakter adalah hal yang tidak bisa dimaafkan. Berikut data detail Jue Ge setelah terpisah 30 bab:
Gelar: 【Perintis Kegelapan】, Kemampuan Gelar: 【Kedatangan Dewa Iblis】.
EXP: 1995000/3900000, Poin Keterampilan: 30700, Koin Game: 1960000.
Spesialisasi: Umum C, Peralatan C, Investigasi D, Bertarung B, Menembak D, Medis D, Ilmu Spiritual C, Memanggil D.
Tas (10/15): Kunci Pipa Mario, senter, Bangku Lipat Delapan Belas Pendekar Perunggu (Nomor 5), SCP-500(5/20), Pelontar Anti-Gravitasi, Moxxi Nyonya Kecerobohan, Vajra Ghanta, Suplemen Nilai Kelangsungan Hidup (Sedang)*5, Magazen Granat Tanpa Batas, Sekop Militer WJQ-308 (Tipe Abadi).
Peralatan: Tari Jazz, Death Poker (Senjata psionik), Armor Gema, Pelukan Artemis, Perangkat Amplifikasi Alkimia Implan.
Ruang Penyimpanan (2/10): Kartu Puzzle-Monyet, Kartu Puzzle-Stroberi.
Slot Skill (7/12):【Perbaikan yang Tidak Asal-asalan】【Spiritual Awareness Body Convergence Technique】【Kegigihan Alkemis Es】【Southern Cross Flying Dragon Fist】【Teknik Memanggil - Musashi Koganei】【Langkah Bulan】【Rankyaku】
Terlihat bahwa Jue Ge yang baru saja menjual dua juta koin game di awal Mei, menjelang akhir Mei tabungannya sudah mendekati dua juta lagi. Namun... Saat menyelesaikan transaksi di awal bulan, dia masih memiliki sisa sekitar 860 ribu. Artinya, pendapatan koin game bulan ini sebenarnya kurang dari setengah bulan lalu.
Ada dua alasan utama. Pertama, tentu saja [Zero-style Magic Crusher]... Jika semua peralatan yang dimasukkan ke dalam benda ini dijual, itu akan menjadi pendapatan yang lumayan. Apalagi Jue Ge bahkan membeli beberapa peralatan Rare yang tidak berguna untuk dimasukkan, itu jelas tindakan merugi.
Kedua, setelah level meningkat, Jue Ge sering mencoba Mode Bertahan Tim dengan Kesulitan Nightmare. Tapi sejauh ini... dia belum pernah berhasil menyelesaikan misi sama sekali. Waktu yang terbuang untuk quest-quest ini tidak memberikan imbalan yang berarti.
Secara umum, Feng Bujue selama tiga minggu terakhir... tetap mempertahankan gaya player casual. Tanpa tekanan kompetisi, dia cukup santai dengan karakternya sendiri, tapi lebih memperhatikan jadwal pertandingan Xiao Tan.
Namun setelah kunjungan Woody, sikap Feng Bujue terpaksa berubah... Oleh karena itu, dalam dua hari terakhir dia memanfaatkan waktu bermain dengan maksimal, serius menyelesaikan beberapa quest solo Nightmare. Setiap kali berhasil, dia memilih hadiah EXP... Dengan cara ini, levelnya cepat naik ke Level 39.
Sayangnya, tindakan dadakan ini tidak memberikan peningkatan signifikan bagi Feng Bujue. Sebagian besar peralatan dan skill yang diperoleh belakangan ini berkualitas biasa saja, hanya ada satu skill spesialisasi pertarungan jarak dekat yang lumayan, tapi syarat belajarnya tidak terpenuhi.
【Nama: Rahasia Bunga Rontok】
【Atribut Kartu Skill: Skill aktif, dikuasai secara permanen】
【Kategori Skill: Bertarung】
【Efek: Melakukan serangan membabi buta ke semua target dalam radius 10 meter dari pengguna (waktu tunggu 40 menit, hanya bisa diaktifkan saat menggunakan senjata tipe bilah)】
【Konsumsi: 1000 Poin Stamina】
【Syarat Belajar: Pemain perempuan, Spesialisasi Bertarung B, Spesialisasi Teknik Spiritual D】
【Catatan: Pendekar wanita yang handal selalu tahu cara mengatakan "jangan dekati aku" melalui tindakan.】
Skill ini tentu diberikan Jue Ge kepada Siyu untuk dipelajari, mengingat hanya ada satu pemain perempuan pengguna senjata bilah di guild Garis Depan Neraka...
Selain itu, Feng Bujue juga mendapatkan peralatan kaki Kelas Bagus dengan atribut yang cukup baik. Tapi karena merasa 【Tari Jazz】lebih cocok untuk dirinya, sepatu baru itu disimpannya di Gudang Publik guild untuk diambil rekan tim sesuai kebutuhan.
Singkatnya... Usaha dua hari terakhir ini tidak memberikan kemajuan berarti baginya. Kini waktu persiapan sudah habis. Melihat kembali lebih dari dua minggu kemalasan sebelumnya, ia pun menghela nafas... Andai saja dulu lebih rajin, mungkin sekarang bisa lebih santai...
Tentu saja, bahkan jika tetap seperti sekarang, Jue Ge tidak terlalu khawatir... Dia yakin, selama dia berniat untuk menang, pasti ada cara.
Ini bukan arogan, juga bukan meremehkan karena Xu Huai Shang adalah pemain perempuan.
Jika ditanya dari mana kepercayaan dirinya, si narsis ini mungkin akan menjawab: "Aku sendiri takut saat aku serius."
