"Berani sekali kau bicara sembarangan..."
"Ha? Apa yang dikatakan anak ini? Terlalu sombong!"
"Dia mengeluarkan Kursi Lipat, apa yang akan dia lakukan pada Xu Huaishang? Sungguh membuat darah mendidih!"
Penonton di depan layar utama mulai gaduh, atmosfer "Feng Bujue harus mati" mulai menyebar...
"Hahaha...benar-benar sesuai dengan gaya bicara Saudara Feng." Qisha justru tertawa sambil berkata.
“Hmm... Memang gaya khas orang ini.” Atobe juga berkata, “Lawan siapa pun tidak penting... Dia sama sekali tidak menganggap siapapun berarti.”
“Ini bukan kesombongan, tapi pasrah.” Beiling menarik nada bicaranya.
“Eh? Maksudnya bagaimana?” Heibai bertanya penasaran.
Siyu yang berdiri di samping menyambung, “Dari awal dia sudah tahu dirinya akan dibenci penonton.”
Heibai merenung sejenak: “Oh... Itu juga benar... Lagipula lawannya adalah Xu Huai Shang.”
Siyu menambahkan: “Selain itu, Bujue adalah satu-satunya non-pemain ternama di antara sepuluh pemain undangan khusus.”
Beiling melanjutkan, “Jadi sejak sebelum pertandingan, ketua guild kita sudah paham... Apapun hasilnya, sejak pertarungan dimulai, dia pasti akan menarik banyak kebencian.”
“Hmm... Kalau menang, pasti ditentang banyak fans Xu Huai Shang.” Long Aomin bergumam, “Kalau kalah, statusnya sebagai pemain undangan khusus akan dipertanyakan banyak pemain.”
“Bukan manusia di dalam maupun luar...” Tiba-tiba suara lain menyela.
Semua menoleh dan terkejut melihat Xiao Tan yang berdiri di sana.
“Eh? Bukannya kamu sedang bertanding?” Beiling bertanya.
“Sudah selesai.” Xiao Tan tersenyum lebar, “Aku menang.”
“Apa?” Semua terkejut dengan jawaban itu. Di layar besar di depan mereka, pertarungan utama bahkan belum mulai, tapi Xiao Tan sudah menyelesaikan quest-nya.
“Lawanmu adalah...” Qisha langsung bertanya.
“Memanggil 【Buah Hati yang Sedih】.” Xiao Tan membalas, “guild-nya sepertinya ‘Langit Bumi’.”
“Oh... dia.” Qisha bergumam, tampaknya pernah bertarung dengan orang ini, “Lawan yang cukup kuat... Tapi hanya bertahan beberapa menit saja...”
“Lumayanlah, kalau kamu yang melawan pasti juga bisa menang dengan mudah.” Xiao Tan menilai.
“Ah... Mungkin...” Qisha menjawab, semenjak kalah dari Xiao Tan, kepercayaan dirinya merosot drastis, semangatnya berkurang digantikan kedewasaan dan kehati-hatian.
“Para penonton!” Teriakan komentator kembali menarik penglihatan semua orang.
“Setelah provokasi kata-kata dari peserta Feng Bujue, peserta Xu Huaishang akhirnya memulai serangan pertama!” Pan Feng berkata, “Langsung melancarkan serangan dahsyat nan memukau! Sungguh memesona mata!”
Hua Xiong menyambung, “Tapi Feng Bujue justru terlihat santai, bertahan sambil mundur, hanya menggunakan Kursi Lipat untuk menangkis serangan gencar Xu Huaishang.”
“Brengsek! Cepat mati saja!”
“Kau bahkan tak layak mati di bawah pedang Shangshang! Bunuh diri saja untuk menebus kesalahan!”
“Hmph! Tukang omong besar! Sudah tak bisa melawan lagi kan?!”
“Semangat Shangshang! Habisi si sampah itu!”
Keriuhan kembali melanda penonton, meski teriakan mereka tak sampai ke dua pihak yang bertarung... Tampaknya Jue Ge benar-benar ahli memancing kebencian.
……
Saat ini, di Arena Gladiator.
Kilau pedang menari-nari, bayangan manusia melesat cepat bagai angin.
Satu orang menggunakan dua pedang yang berputar lincah, tubuhnya bagaikan kupu-kupu beratraksi; sedangkan yang lain... justru mengayunkan kursi lipat dengan jurus-jurus yang kasar dan tidak anggun.
Jurus pedang Xu Huaishang cepat, ganas, dan penuh risiko. Pedang bisa merasakan niat membunuh pemiliknya, manusia pun mewarisi sifat ganas pedang. Setiap jurusnya menghembuskan angin garang dan penuh tekanan.
Feng Bujue justru mahir menggunakan kursi lipat... lambat, tumpul, stabil, tidak terburu-buru namun tak tertembus. Dengan gerakan-gerakan yang tampak sederhana, ia menetralisir serangan lawan satu per satu. Bisa dikatakan: Kursi lipat tak punya ketajaman, keahlian sejati tak buth hiasan.
Beberapa saat kemudian, saat amarah awal Xu Huaishang mulai mereda, hatinya mulai menganalisis situasi: "Serangan rutin sama sekali tidak menemukan celah... Reaksi tenangnya... seolah sudah sering bertarung denganku. Apapun serangan tiba-tiba dan licin yang kulancarkan, dia selalu bisa merespons dengan sempurna bahkan dengan cara paling ekstrem..." Ekspresinya berubah halus, "Kalau begitu... setiap kata dan tindakannya tadi penuh makna. Tidak hanya memberiku tekanan mental, tapi juga mengacaukan emosiku. Orang ini... tidak biasa." Memikirkan ini, Xu Huaishang tiba-tiba melakukan serangan tipuan lalu menarik diri.
Pertarungan terus-menerus yang berlangsung beberapa menit itu akhirnya berhenti sementara.
Sebagai pemain profesional, Xu Huaishang tentu pernah mempelajari rekaman pertandingan Meng Jingchan vs Long Aomin, sehingga dia sangat memahami potensi bahaya yang mungkin timbul jika serangan terus-menerus gagal. Meski perempuan, dia jarang melakukan tindakan emosional dan takkan terjebak dalam irama lawan hanya karena impuls sesaat atau kepercayaan diri buta. Dalam hal ini, profesionalismenya membuat banyak pemain profesional pria tak mampu menyaingi.
"Oh?" Feng Bujue juga berpikir dalam hati, "Jauh lebih cerdik dari perkiraan..." Dengan sengaja atau tidak, dia menunjukkan senyuman, "Untungnya kalkulasi zero-time delay-ku sudah mencapai tingkat penyelesaian yang cukup tinggi."
Melihat senyum puas Jue Ge, Xu Huaishang pun tersenyum... sebuah senyuman sinis.
Fansnya mungkin terpesona oleh kilasan senyuman sekejap itu, tapi Feng Bujue hanya merasakan aliran energi berbahaya dari senyuman tersebut...
"Jika tebakanku benar..." Xu Huaishang membuka pembicaraan, "Setidaknya kau masih menyimpan tiga puluh persen tenaga cadangan sampai saat ini."
"Oh? Apa dasarmu?" Kali ini Feng Bujue melakukan kontra-penyelidikan.
Xu Huaishang tak keberatan, kini gilirannya menggunakan taktik psikologis: "Karena tadi, aku hanya mengeluarkan lima puluh persen tenaga."
"Ha! Apa yang perlu disombongkan dari itu." Feng Bujue langsung mengangkat bahak sambil tertawa, "Perkiraanmu tentang tiga puluh persen tenaga cadangan memang benar, sayangnya... proporsi sebenarnya jauh berbeda dari bayanganmu." Dia berhenti sejenak, "Kalau bicara kemampuan fisik murni, sebenarnya baru 8% dari kapasitas maksimumku yang kuperlihatkan."
"Hmph... Siapa yang tak bisa mengobral kata-kata besar?" Xu Huaishang membalas dengan suara dingin.
"Dia tentu tidak percaya dengan perkataan itu, tapi... Feng Bujue sebenarnya mengatakan kebenaran."
"Tadi Jue Ge juga hanya menggunakan 50% kekuatan, ditambah dia belum menggunakan skill Spiritual Awareness Body Convergence Technique dan Kedatangan Dewa Iblis. Jadi secara teori, potensi peningkatannya memang sangat besar."
"Tidak percaya?" Feng Bujue menyimpan Kursi Lipatnya, "Kalau begitu mari coba 16% dulu..."
……
"Oh! Peserta Feng Bujue kembali mengeluarkan pernyataan mengejutkan!" Hua Xiong berteriak mencoba menghidupkan suasana, "Dia mengklaim hanya menggunakan 8% kekuatan dalam pertarungan sengit tadi!" Dia berhenti sebentar, "Pan Xiong, bagaimana pendapatmu?"
Pan Feng menjawab: "Hmm... Ini mungkin sekedar gertakan... Jika sesuai klaimnya, maka dengan 30% kekuatan saja, peserta Xu Huishang sudah pasti kalah."
Para penonton umumnya menganggap Jue Ge sedang mengada-ada, kembali membanjiri panggung dengan hujatan.
"Sampah perang ini berbohong tanpa persiapan!"
"Sindrom chuunibyou kambuh lagi ya!"
"Cuma karena Shuangshuang memberi keringanan sedikit, kau langsung besar kepala!"
Tapi... ada minoritas yang punya pendapat berbeda.
"Hei... Apa dia benar sehebat itu?" Qisha menoleh ke Xiao Tan.
Long Aomin, Tuan Atobe, dan Heibaihui juga menoleh ingin mendengar perkataan anggota Garis Depan Neraka.
Xiao Tan merenung sejenak lalu menjawab: "Murni dari data... kira-kira seperti itu."
“Tidak...” Siyu tiba-tiba bersuara, wajahnya dingin seperti air. Dengan nada penuh keyakinan dia berkata, "Lebih kuat dari itu."
……
Pada saat yang sama di dalam Quest, serangan balik Jue Ge telah dimulai.
Tanpa menggunakan senjata, hanya dengan tinju dia bertarung melawan Xu Huaishang. Bayangan tinjunya bagai peluru, gaya menghindarnya misterius, menghadapi dua pedang lawan tanpa sedikit pun terdesak.
"Sial... Ternyata benar-benar langsung mengeluarkan dua kali kekuatan..." Kali ini Xu Huaishang mengeluarkan sembilan persen kekuatannya, nyaris seimbang dengan lawannya.
Pertarungan antar jago, stamina terakhir tak akan dikeluarkan sembarangan. Itu harus disimpan untuk momen kritis atau menghadapi situasi darurat. Jika salah satu pihak terpaksa mengeluarkan seluruh tenaga setiap saat, artinya posisinya sudah sangat genting.
Xu Huaishang saat ini tepat di titik kritis itu. Meski hati tak rela, dia terpaksa mengakui... kekuatan lawan memang di atasnya.
"Bahaya... Meski kemampuan fisiknya sudah mencapai batas maksimal, aku tetap dalam risiko..." batin Xu Huaishang. "Dia bertarung dengan tinju melawan senjataku... Jika kondisinya setara, aku pasti tak sanggup." Pikirannya mulai dihantui ketakutan, "Bagaimana jika... dia benar-benar baru menggunakan 16% kekuatannya?" Dia ragu sejenak, "Tak mungkin, aku pemain top 20, jaraknya tak mungkin sebesar itu..."
"Jangan melamun, Nona Pendekar Xu." Ucap Feng Bujue memutus alur pikirannya.
Jue Ge tidak hanya memiliki sisa tenaga untuk berbicara dalam pertarungan sengit ini, tapi juga terdengar sangat santai dalam nada bicaranya, dengan pernapasan yang tetap stabil... Ini jelas memberikan sugesti psikologis yang kuat pada lawannya.
"Hmph... Terlalu sombong!" Xu Huishang membentak dingin, lalu memutar pinggang rampingnya dengan lincah, mengayunkan tangan halusnya. Pisau pendek di tangan kirinya menyapu horizontal.
Feng Bujue dengan ekspresi tenang, dengan gesit menolehkan leher dan mengangkat pergelangan tangan, mengubah bentuk telapak tangannya. Telapak tangan kanannya tiba-tiba menarik ke dalam, jari-jari membentuk pedang, menebas ke bahu Xu Huishang.
Jurus-jurus jenius seperti menyerang untuk menghentikan serangan dan mengantisipasi gerakan lawan ini telah berkali-kali membuat Xu Huishang frustasi. Dia belum pernah menghadapi lawan yang bisa terus-menerus membuatnya tidak nyaman dengan respons seperti ini.
Melihat jurusnya kembali dipatahkan, dia terpaksa menggeser langkah, memutar pinggang lagi, lalu menurunkan siku tangan kiri, meninggalkan pisau dan menggunakan siku untuk menghantam tulang rusuk kanan Feng Bujue.
Jue Ge yang melihat lawannya terjebak, tahu saatnya tiba. Dengan menahan serangan yang agak dipaksakan ini, mengabaikan 7% kerugian nilai kelangsungan hidup, dia dengan garang mengaktifkan [Southern Cross Flying Dragon Fist].
Sedangkan Xu Huishang... sudah tidak bisa menghindar...
Namun, top player tentu memiliki kelebihan. Dalam momen kritis ini, secara insting dia menggunakan sebuah skill:
【Nama: Burung Silang Utara】
【Atribut Kartu Skill: Skill aktif, dikuasai secara permanen】
【Kategori Skill: Bertarung】
【Efek: Melancarkan serangan berbentuk salib dengan atribut es menggunakan sisi tajam senjata (waktu tunggu dua belas menit, hanya dapat digunakan dengan senjata tipe pedang）】
【Konsumsi: 400 Poin Stamina】
【Syarat Belajar: Spesialisasi Bertarung C】
【Catatan: Teknik ini diciptakan oleh pendekar pedang dari utara. Karena kemahirannya yang terlalu tinggi dalam ilmu bela diri, di masa tuanya ia menjadi gila akan seni perang. Ia mencoba menulis buku tentang ilmu tak terkalahkan untuk menguasai dunia, namun setiap menciptakan jurus baru, langsung menemukan celah kelemahannya. Walau akhirnya menciptakan banyak teknik, semuanya dianggapnya tak berguna dan dibuang. Terjebak dalam dilema ini, ia meninggal dalam depresi.】
Tepat pada momen kilatan listrik dan percikan api itu, refleks instingtif Xu Huaishang berhasil meminimalisir kerusakan yang diterimanya.
Bei Tian Cross Sparrow tidak hanya menetralkan sebagian besar damage dari Southern Cross Flying Dragon Fist, tapi juga berhasil menambahkan efek beku di tangan Feng Bujue. Sulit ditentukan siapa yang lebih diuntungkan dalam pertukaran jurus ini...
Cahaya redup, teriakan perang mereda. Dua bayangan manusia mundur ke jarak aman, menstabilkan posisi dan melakukan penyesuaian sementara...
Sekilas terasa panjang... Tapi pertarungan jurus antara Feng Bujue dan Xu Huaishang ini sebenarnya hanya berlangsung beberapa detik.
……
Saat ini, toko game sunyi senyap.
Bahkan kedua komentator butuh waktu lama untuk bereaksi sebelum melanjutkan siaran.
"Eh... Hmm... Kedua pihak menggunakan skill mereka dalam konfrontasi langsung!" kata Hua Xiong. "Tapi... siapa yang lebih unggul saat ini masih belum jelas."
“Dari rekaman langsung terlihat jelas bahwa tangan pemain Feng Bujue telah terpengaruh Efek Beku.” Pan Feng berkata, “Sementara di bawah jurus pamungkasnya, pemain Xu Huaishang pasti juga mengalami luka yang tidak ringan.”
“Bajingan! Mati! Hukuman mati!”
“Berani menyentuh Huaishangku! Harus potong tangannya!”
Tak lama kemudian, teriakan beberapa anggota Pasukan Pengawal Xu Huaishang kembali terdengar, tapi kali ini... suara mereka terdengar kurang meyakinkan, dan pemain biasa yang mendukung mereka juga jauh berkurang.
Adegan tadi telah menjelaskan banyak hal. Bahkan pemain dengan level sedang pun mulai menyadari sesuatu... Dalam pertarungan jarak dekat seperti ini, meski tampak biasa, perbedaan antara jago dan orang biasa terlihat jelas. Dengan anggota tubuh yang sama, hal yang bisa mereka lakukan mustahil bagi orang biasa.
Sekalipun fans Xu Huaishang tidak menyukai Jue Ge, di depan fakta mereka tak bisa berkata-kata.
Kecepatan reaksi dan gaya menghindar aneh Feng Bujue benar-benar luar biasa. Didukung Kesadaran Jiwa, gerakannya yang terlihat kacau justru menghasilkan respons presisi tingkat tinggi. Gaya bertarung unik ini memperlihatkan pemandangan yang belum pernah terlihat sebelumnya bagi penonton pertandingan hari ini.
“Apa ini benar-benar... hanya 16%?” Keringat dingin mulai menetes di dahi Long Ge.
Kali ini bahkan Xiao Tan dan Beiling mulai goyah...
Hanya satu orang yang memiliki kepercayaan diri dan kualifikasi untuk menjawab pertanyaan ini, hanya dia yang pernah bertarung langsung melawan Feng Bujue dalam kondisi limit.
“Ya, dia jauh lebih kuat dari ini.” Siyu tetap tenang, berkata dengan datar, “Lanjutkan melihat saja…” Sesuatu berkilau di matanya, “Xu Huaishang juga belum mengeluarkan seluruh kemampuannya.”
……
“Hiss——huu…” Setelah sedikit menyesuaikan diri, Xu Huaishang meluruskan posturnya sambil menarik napas dalam. Pipi kemerahannya dan lekuk dada yang bergerak naik-turun membuat orang enggan berpaling. Kecantikan persik berbunga dan payudara anggunnya mungkin membuat bahkan perempuan pun tak kuasa menahan pandangan.
Penglihatan Feng Bujue secara alami tertahan pada dirinya, tapi sorot matanya... jernih-keruh, berubah tak terduga, benar-benar membingungkan pemikiran orang. Apakah dia sedang mengagumi kecantikan atau waspada terhadap musuh, hanya dirinya yang tahu.
“Hmm... hehe...” Tiba-tiba Feng Bujue tertawa lagi, sambil tertawa dia mulai pemanasan. Lengan kirinya diangkat lurus menyilang dada ke arah kanan tubuh, sementara lengan kanan ditekuk ke atas mengikat lengan kiri ke arah badan sambil memutar pinggang ke kanan. Setelah selesai, dia mengganti lengan dan arah, mengulangi gerakan.
“Sudah siap?” tanya Feng Bujue.
“Siap apa?” balas Xu Huaishang, “Kamu ingin mengajakku senam radio?”
“Ha...” Feng Bujue tertawa, “Aku bertanya... apakah kamu sudah siap menyambut 32%?”
Mendengar ini, wajah Xu Huaishang berubah pucat, hatinya bergumam: “Dia benar-benar masih bisa meningkat... Bagaimana mungkin...”
Penonton di toko game saat ini juga ramai mencela: "Pemilik nama [Feng Bujue] ini sebenarnya adalah Ura Urashimo ya......"
"Gerakanmu tadi lumayan bagus." Sambil berbicara, Feng Bujue mulai melakukan peregangan tidak bergaya seperti anak SD sedang senam pagi, "Apa ini jurus rahasia 'Es Pisau Serigala Utara' yang legendaris 'Ikan Kakap Merah Beku'?" Dialognya benar-benar memalukan.
"Dari nama senjata sampai nama skill semuanya salah..." Siyu Harun menunduk melihat pisau kupu-kupu ganda di tangannya, "Menyebut senjata lawan sebagai pisau dapur masih bisa dimaklumi...tapi menyebut diri sendiri sebagai ikan kakap itu gangguan mental apa?"
……
Di luar arena, fans Siyu Harun semua mengalami short circuit otak. Karena sang dewi mereka ternyata mencela...dan celaannya cukup masuk akal.
Siyu menghela napas: "Sepertinya ada lagi pemuda sehat jasmani-rohani yang terkontaminasi..."
"Iya...dosa besar..." Xiao Tan dan Beiling serempak menyahut di samping.
……
"Kupikir 32% sudah cukup." Feng Bujue segera mengembalikan pembicaraan ke topik utama, "Kau pasti sudah siap mental kan?"
"Kita lihat saja nanti..." Siyu Harun telah mengarahkan penglihatannya ke salah satu konsumabel multi-pakai di slot skill-nya, siap untuk all-in...
“Ngomong-ngomong, setelah pertandingan ini, aku pasti akan dihujat habis-habisan oleh fans-mu ya?” Feng Bujue masih belum terburu-buru menyerang, dia berbicara dengan tenang seolah sudah memegang kemenangan, "Nungguin bintang idolanya muncul kayak nunggu bintang jatuh dari langit, eh ternyata cuma satu ronde langsung tereliminasi..."
"Perkataanmu sekarang bisa langsung mereka dengar lho." Xu Huai Shang mengingatkan.
"Ya aku tahu, emangnya kenapa menurutmu aku sengaja bicara?" Feng Bujue mengangkat kepalanya sambil berkata, "Sistem, boleh minta close-up dong?" Dengan sengaja dia menunggu beberapa detik, dan Sistem benar-benar memberinya sebuah adegan close-up...
"Para penonton sekalian." Senyum gila Feng Bujue terpampang jelas di layar siaran raksasa, setiap detail wajahnya terlihat jelas, "Jika prediksi saya tidak salah, saat ini idol kalian masih menyimpan satu atau dua jurus rahasia, ditambah... kemampuan fisiknya masih bisa dipaksakan naik sekitar tiga puluh persen."
Setiap ucapannya tepat mengenai sasaran, membuat Xu Huai Shang gemetar dalam hati.
"Tapi..." Feng Bujue tiba-tiba mengeluarkan dua granat dari dalam jubah, menggigit kedua pinnya sekaligus, "Dia cuma bisa tahan tiga puluh detik lagi! Hahaha... HAHAHAHA!" Tawanya semakin menjadi-jadi, aura merah tiba-tiba menyelimuti tubuhnya, melesat seperti anak panah menuju Xu Huai Shang.
