“Sepupu, sepertinya situasi memburuk.” Barney menopang diri ke tembok dengan satu tangan tetap gaya cool-nya sambil mengunyah wortel, “Suara tadi pasti ulah Derivator.”
Tak jauh dari sana, Lapin sedang memberikan pukulan terakhir kepada Shagura yang sekarat. Cakar berdarahnya menghantam hingga tubuh lawan berubah menjadi bubur daging.
“Selain Derivator, aku juga mencium aroma Sembilan Mayat Abadi, juri, Penjaga Waktu, dan... aroma sang Pemimpin Segala Iblis sendiri.” Lapin mengibaskan darah di cakar kelinci-nya dengan wajah serius, “Tingkat risiko tempat ini jauh melebihi perkiraan, tidak disarankan berlama-lama...” Matanya menyipit gugup, “Bagaimana jika ada Derivator kuat yang mengincar kita untuk meningkatkan kekuatan mereka? Itu akan berbahaya.”
“Hmm…” Lapin menghabiskan wortel di tangannya dengan cepat, “Ayo kita pergi.” Katanya sambil menggambar lubang hitam di dinding, “Lagipula kita sudah menyelamatkan temanmu sekali dan membunuh satu anggota juri, tidak sia-sia datang ke sini. Untuk anggota pengadilan lainnya… kita bisa cari kesempatan lagi dan menghancurkan satu per satu.”
Lapin mengangguk setuju, lalu ia melompat-lompat bersama sepupunya masuk ke dalam lubang hitam itu. Beberapa detik kemudian, lubang itu menyusut dan menghilang...
……
Di ujung lain kota.
“Jadi makhluk panggilanmu ini makhluk pendukung ber-kecerdasan tinggi ya…” Mo Cha Su menunjuk Musashi Koganei yang sedang sibuk bekerja, menoleh ke Feng Bujue.
Sebagai pemain profesional, Mo Cha Su tentu pernah mempelajari pertandingan antara Jue Ge dan Xu Huai Shang. Jadi dia sudah punya gambaran umum tentang skill dan batas kemampuan fisik yang pernah digunakan Jue Ge, dll.
“Tingkat kecerdasannya sulit diukur, tapi…” jawab Feng Bujue, “Khusus dalam hal penemuan, kemampuan Musashi Koganei sangat luar biasa.”
Xiao Tan menambahkan di samping: “Tingkat hentai-nya juga sebanding dengan kemampuan menciptanya.”
Saat ini, ketiganya sedang menunggu di garasi pemadam kebakaran kota untuk menyelesaikan "proyek modifikasi" Musashi Koganei.
“Hmm… Sepertinya aku juga harus latihan Spesialisasi Memanggil nih.” Sambung Mo Cha Su, “Kalau bisa dapat makhluk panggilan seperti ‘Hitomi dari Three-Eyed God’…”
“Jangan bermimpi.” Feng Bujue memotong, “Meski peralatan buatan Kanae (karakter dari anime komedi) memiliki keunggulan unik, pasti ada kelemahan yang sesuai. Ini terkait settingan kepribadiannya yang tak terhindarkan. Dalam pertarungan, perannya hampir nol, mungkin bahkan kalah dari makhluk panggilan seperti kelelawar atau landak.” Ia berhenti sejenak, “Tapi ‘Hitomi dari Three-Eyed God’ yang kau sebut adalah panggilan yang hampir sempurna. Ia berasal dari karya non-komedi dengan kedalaman makna. Memiliki IQ jauh di atas orang biasa dan kepribadian agresif. ‘Kemampuan menciptakan’ hanyalah salah satu spesialisasinya. Ia juga punya keterampilan bertarung mumpuni, kekuatan super, serta pengetahuan luas tentang peradaban kuno super. Secara teori, ia bisa menghancurkan dunia.
Jadi, baik dinilai dari sudut ‘kebijaksanaan’ maupun ‘kekuatan’, makhluk panggilan seperti itu pasti diklasifikasikan Level S. Bukan skill yang bisa dikuasai dengan latihan biasa. Faktanya, bahkan pemain Top-Tier yang berspesialisasi dalam summoning membutuhkan keberuntungan tertentu untuk mendapatkan makhluk panggilan setingkat Hitomi...”
Mo Cha Su menatap wajah Jue Ge untuk beberapa lama tanpa bicara. Setelah terdiam cukup lama, dia akhirnya tersenyum dan berkata, "Heh... Sekarang aku sedikit mengerti, mengapa Angin Musim Gugur menyarankanku untuk menghindari pertarungan denganmu..." Dia menggelengkan kepala, "Aku hanya mengutarakan sebuah pemikiran secara spontan, tapi kamu sudah memikirkan segudang hal. Dalam dua detik, melalui sebuah kata kunci, kamu sudah melakukan begitu banyak analisis terhadap kelayakan niatku ini..."
"Ini kebiasaanku." Feng Bujue mengangkat tangan, mengetuk pelipisnya dengan jari, "Secara umum... Semakin matang seseorang memikirkan proses dan hasil suatu hal, semakin siap mentalnya menghadapi perubahan mendadak. Waktu untuk terkejut dan bereaksi juga akan berkurang." Dia membuka kedua telapak tangannya, "Sebenarnya semua orang bisa 'tidak berubah wajah meski Gunung Tai runtuh di depan mata', asalkan mereka sudah memperhitungkan sebelumnya kemungkinan Gunung Tai akan runtuh."
Mo Cha Su agak kesal dengan nada mengajari Jue Ge yang terkesan jumawa. Dia segera memalingkan kepala ke Xiao Tan, "Katakan... Apakah dia selalu suka pamer seperti ini di depan orang?"
"Emm..." Xiao Tan tersenyum kecut, "Bagi Jue Ge... Performa seperti ini masih jauh dari kata pamer..."
"Kenapa? Apakah ucapanku tidak sengaja menyinggungmu?" Feng Bujue menatap Mo Cha Su, "Atau menurutmu tindakanku ini pada dasarnya adalah pamer kecerdasan, yang secara implisit menyindir bahwa benda di lehermu hanyalah hiasan?"
“Hmph...” Mo Cha Su mendengus dingin, “Kupikir bakat terbesarmu si narsis ini adalah kemampuan sarkasme verbal ya... Lihat saja pertandinganmu dengan Xu Huai Shang. Dalam hal 'membangkitkan amarah orang', bakatmu benar-benar luar biasa. Penyensoran kata-kata sistem sama sekali tak bisa menghentikanmu. Karena niatmu memang bukan untuk 'menghina', apalagi menggunakan kata-kata kotor. Hanya dengan menjadi diri sendiri, kau sudah bisa membuat orang naik darah.”
“Hehe... Benar katamu.” Feng Bujue memiringkan kepala sambil mengangkat bahu, “Sistem juga berpikir seperti itu.” Makna ucapannya ini tidak dipahami Mo Cha Su. Karena Jue Ge beberapa hari terakhir terus bermain mode solo, informasi perubahan gelarnya hanya diketahui anggota Garis Depan Neraka. Tentu saja, detail ini sudah dia pertimbangkan, jelas disengaja.
Dalam final ini, informasi peserta telah sepenuhnya diblokir. Kolom tim dalam keadaan tak terlihat. Dengan begini, peserta tidak bisa memastikan melalui menu berapa lawan yang masih hidup dalam quest, level mereka, gelar, dll.
“Ssssss... Selesai!” Tiba-tiba sosok Musashi Koganei muncul dari atas mobil pemadam kebakaran.
Dia melakukan gerakan melangkah ke depan, meluruskan lengan kanan sambil membuat isyarat tangan kemenangan, seolah telah mencapai prestasi heroik.
“Hahaha... Lihatlah...” Musashi Koganei membentangkan kedua tangannya ke arah mobil pemadam di bawahnya, “Inilah... Golden Maggot Nomor Satu!”
"Dari sudut pandang tertentu... nama yang ia berikan cukup tepat, karena mobil pemadam kebakaran ini sudah lama terkikis oleh energi kegelapan di kota. Badan merah aslinya kini tertutup lapisan 'kulit' berwarna kuning kecokelatan, yang terasa anehnya lembut dan elastis saat disentuh..."
Kini, setelah dimodifikasi oleh Musashi Koganei, mobil ini telah dilengkapi berbagai perangkat mekanis kuat dari Mo Cha Su, berubah menjadi monster sesungguhnya.
"Wah! Hanya dari namanya saja sudah terdengar kuat..." kata Feng Bujue dengan semangat.
Xiao Tan dan Mo Cha Su justru menunjukkan wajah jijik, serempak berkata: "Hanya dari namanya saja sudah tidak mau naik..."
Chapter 421: Saran Iblis Tak Kasat Mata
Lima belas menit setelah terowongan ledakan dibuka, 5 km sebelah selatan zona terkunci.
Di tempat ini, seorang pemain peringkat 20 besar Peringkat Kekuatan Tempur sedang diserang oleh dua Derivator.
Braaak——
Getaran dahsyat meledakkan gumpalan debu tebal di pinggir jalan. Sebelum asap menghilang, tiga bayangan manusia sudah menerobos keluar, melanjutkan pertarungan.
Seketika, bayangan tinju memenuhi udara, dentingan logam bersahut-sahutan.
"Sial... siapa sebenarnya..." batin 【Cái Bù Pà Ne】, "Apa ada dua orang seperti ini di 50 besar..."
"Jika Feng Bujue ada di sini, pasti akan memberitahunya dengan tegas - tidak ada." Karena Jue Ge sudah menonton semua rekaman 【Pertempuran Kupu-kupu】 dari 49 peserta selain dirinya, dan dia mengingat setiap nickname, penampilan, serta gaya bertarung mereka.
"Hik..." Tiba-tiba suara sendawa alkohol terdengar, seorang pria dengan rokok di mulut, memegang botol minuman, dan berambut keriting muncul di ujung jalan.
Dua Derivator itu langsung menghentikan serangan terhadap Bupa setelah mendengar suara tersebut, melompat mundur dari lingkaran pertempuran, dan waspada mengawasi pendatang dari kejauhan.
Identifikasi data:
——Melanggar firewall...
——Mengunduh data...
——Mengaktifkan strategi kontra...
Database identifikasi visual diaktifkan, sedang mengunduh, menulis/memperbaiki/menulis/menulis.
【Nickname Pemain: Meng Jingchan】
【Level: 41】
【Gelar: Pedang Perak Mabuk】
【Tinggi: 180 cm】
【Berat: 70 kg】
【Skill yang Dimiliki: ???】
【Peralatan yang Dimiliki: ???】
【Tingkat Risiko: Tinggi】
Identifikasi suara: Terbangun.
Lokasi saat ini: Y-142.
Pelacakan posisi: Tidak dapat diaktifkan.
Status kontrol: Lepas kendali.
Opsi taktis pengendalian: Sedang diproses...
Karena keduanya hanya Derivator level tiga dari organisasi Source tanpa modifikasi penguatan apapun, kekuatan tempur mereka jauh kalah dibanding anggota level dua ke atas. Meski bisa melakukan analisis data pemain sampai batas tertentu, dalam kondisi jumlah yang seimbang melawan pemain Top-Tier, kemungkinan besar mereka akan hancur.
“Persentase tangkapan per individu sudah turun ke 7%, dan masih terus menurun.” Melihat Meng Jingchan, salah satu Derivator berkata pada temannya.
“Hmm... Kemungkinan menangkap dua orang sekaligus sudah mendekati nol.” Derivator lain menyahut, “Panggil bantuan.”
“Baik, aku yang akan meman...” Ucapan Derivator ini terpotong.
Tiba-tiba... kilatan perak menyambar, kepala manusia terpenggal.
Pelakunya tak lain adalah Meng Jingchan.
Dalam sekejap ia melesat dari jarak beberapa zhang, mengarahkan pedang ke leher lawan.
Jika merekam gerakan Meng Jingchan dengan kamera slow motion, akan terlihat adegan ini... Saat itu, dengan jari telunjuk dan ibu jari tangan kanannya, ia mencabut puntung rokok yang hampir habis dari mulutnya, melemparkannya ke udara, lalu dengan tangan yang sama menghunus pedang cepat di pinggangnya; bersamaan itu, kakinya melangkah dengan langkah pemendekan jarak ajaib, membuatnya menyambar secepat kilat sejauh belasan meter.
Maka... saat pedang baru terhunus dari sarungnya, tubuhnya sudah berada di depan musuh.
Pedangnya begitu cepat, cepat di luar nalar. Hingga... puntung rokok yang terlempar dan kepala yang terpenggal, jatuh ke tanah persis dalam detik yang sama.
“Jangan lihat penampilanku sekarang...” Meng Jingchan kembali mengucapkan mantranya, “Dulu aku juga pernah jadi jago lho~”
“Sekarang juga masih jago sih...” Cái Bù Pà Ne dalam hati menggerutu. Beberapa detik kemudian, baru ia tersadar ketakutan: andai pedang itu menghunjam ke arahnya, apa jadinya?
"Manusia... terkutuklah kau!" Derivator yang bertahan lainnya menunjukkan ekspresi mengamuk. Ia menggigit gigi sambil berteriak marah, melangkah agresif ke depan seolah ingin bertarung mati-matian dengan Meng Jingchan.
Tapi... sebuah palu besar bertangkai panjang menyapu dari samping, memanfaatkan momentum dorongannya untuk menghantam keras dada sang Derivator.
Dengan demikian, Derivator kedua ini pun menemui ajalnya di tempat ini.
"Kenapa kau membantuku?" Cái Bù Pà Ne mengibaskan 【Gada Guntur Liar】(versi upgrade dari "Gada Petir" yang digunakannya dalam PERANG Jubah), lalu menatap Meng Jingchan, "Dalam situasi seperti ini, bukanlah adegan penyelamatan pahlawan terhadap wanita cantik, bukan?"
Meng Jingchan mengangkat bahu, menyimpan pedangnya lalu menyambar botol minuman untuk meneguk isinya sebelum menjawab: "Nona, takkah kau merasa kedua 'manusia' yang menyerangmu ini... agak aneh?"
"Oh?" Cái Bù Pà Ne bertanya penuh kecurigaan, "Maksudmu?"
"Maksudku... mereka bukan pemain," jawab Meng Jingchan.
"Kau yakin?" Cái Bù Pà Ne menyambung, "Kekuatan duo ini tidak buruk, dan gaya bertarung mereka tidak seperti NPC..."
"Ha..." Meng Jingchan memotongnya dengan tawa, "Kaliansk di 'Jianghu'... terlalu sembrono, bukan?"
"Maksudmu?" Cái Bù Pà Ne tak memahami maksud perkataannya.
"Di pihak studio kami... sudah menetapkan peraturan ketat, mengharuskan semua peserta final menghafal data dasar 50 besar di otak, bahkan ada tes..." Meng Jingchan berkata sambil menyalakan sebatang rokok lagi, "Jangan lihat penampilanku... aku juga hanya lolos pas-pasan."
"Kamu bisa langsung bilang saja bahwa kamu mengenal semua pemain final." Bupa membalas, "Jangan libatkan 'Jianghu' kami, aku bukan pemain profesional."
"Baiklah..." Meng Jingchan melanjutkan, "Intinya... yang ingin kusampaikan adalah dua makhluk ini bukan pemain, melainkan..."
"Derivator." Suara asing lainnya tiba-tiba terdengar.
Meng Jingchan dan Cái Bù Pà Ne serentak menoleh ke arah sumber suara.
Sumber suara itu berasal dari bangunan rusak parah di tepi jalan. Faktanya, bangunan itu hancur akibat pertarungan Bupa dengan dua Derivator tadi...
Bzzz...
Diiringi suara gemuruh aneh, objek kristal yang melayang di udara perlahan muncul.
"Apa ini?" Meng Jingchan meneguk birnya lagi, "Apa ini yang disebut... terbang menggunakan peti mati?"
"Aku hanya pernah dengar terbang menggunakan pedang..." Kristal yang disebut 【Bentuk Tak Kasat Mata】 itu menjawab, "Lagipula... bentukku sama sekali tidak mirip peti mati." Suara dan nadanya cukup merdu, menyerupai presenter radio ramah yang terasa seperti kakak tetangga.
“Kamu ini……apa？”Cái Bù Pà Ne ragu-ragu sebelum menyelesaikan kalimatnya, karena saat berbicara dia sedang mempertimbangkan……apakah pertanyaan ini sebaiknya diakhiri dengan "siapa" atau "makhluk apa". Karena opsi pertama kurang tepat dan yang kedua kurang sopan, akhirnya dia memilih frasa yang lebih netral.
“Hamba adalah Iblis Tak Berwujud.” Iblis Tak Berwujud menjawab, “Berkedudukan di Sembilan Mayat Abadi.” Ia berhenti sejenak, “Tujuan kedatangan hamba adalah untuk memperingatkan kalian berdua……hentikan pertikaian sesama pemain, bersama-sama lawan Derivator.”
“Oh…begitu ya.” Meng Jingchan berkata, “Sebenarnya aku juga punya maksud yang sama…” Ini tentu benar, kalau tidak dia tidak akan menyelamatkan Cái Bù Pà Ne.
Meski terlihat tidak serius di permukaan, Meng Jingchan sebenarnya pribadi yang bijaksana. Dia pernah bekerja sama dengan Jue Ge melawan Derivator Besi Merah, jadi dia sangat paham kekuatan Derivator. Dia juga mengerti……urusan di hadapannya ini tidak sesederhana itu…
