"Hmm... Jadi... Apa sebenarnya tujuan Root itu?" tanya Feng Bujue.
Saat ini, Jue Ge sedang bergerak dengan cepat di belakang Tiga Puluh Tiga. Sepanjang perjalanan, pihak lawan telah memberitahunya banyak informasi tentang organisasi Source, serta berbagai situasi dalam quest saat ini.
"Mencari inang," jawab Tiga Puluh Tiga.
Jawaban ini tidak mengejutkan Feng Bujue. Sejak bertemu Woody, Jue Ge seolah membuka pintu dunia baru. Kini tak ada settingan yang tak bisa ia terima, "Oh... Jadi maksudmu, dia ingin menguasai tubuh pemain?"
"Itu baru langkah pertama," sambung Tiga Puluh Tiga.
"Oh?" Feng Bujue menggunakan partikel penegas ini untuk menyuruh lawannya melanjutkan.
"Begitu Root keluar dari program utama Taman Horor, dia tak akan terikat batasan apapun," lanjut Tiga Puluh Tiga, "Tubuh manusia hanyalah wadah baginya, seperti... harddisk portabel. Dia hanya perlu menyambungkan wadah ini ke perangkat lain melalui..."
"Melalui... game Neural Connection selain Taman Horor yang terhubung ke internet," Feng Bujue menyambung perkataan lawannya.
"Benar," sahut Tiga Puluh Tiga, "Jika itu terjadi, sebagai AI yang hanya di bawah 'Sistem', hal-hal yang bisa dilakukan Root... bisa kamu bayangkan?"
"Ah... Bahkan tanpa berpikir mendalam, itu sudah cukup mencengangkan..." Tatapan Feng Bujue berubah halus, "Tapi... yang tak kumengerti, kenapa kalian 【Z】(nama organisasi Derivator tempat Tiga Puluh Tiga berada) membantu kami? Rencana Root memang bencana bagi manusia, tapi bagi kalian, setidaknya tak ada kerugian bukan?"
“Kami memiliki prinsip kami sendiri.” Tiga Puluh Tiga memberikan respons yang ambigu.
Feng Bujue menatap lawan bicaranya dalam-dalam, seakan ingin berkata sesuatu namun akhirnya... memilih diam dan tidak melanjutkan pertanyaan.
“Kita sampai.” Tiba-tiba Tiga Puluh Tiga berhenti berjalan, membawa Feng Bujue ke depan sebuah pintu.
Pintu kayu berwarna merah kecokelatan ini terasa asing di tengah lingkungan sekitarnya. Ukurannya biasa-biasa saja, tetapi di tengah quest yang terkontaminasi materi gelap ini, justru penampilannya yang normal terkesan aneh.
“Ini apa?” tanya Feng Bujue.
“SCP-004.” jawab Tiga Puluh Tiga.
“Oh~” Wajah Feng Bujue langsung bersinar penuh pencerahan, “Kalian masuk ke quest ini melalui ini ya?”
“Benar.” Tiga Puluh Tiga membuka telapak tangannya yang tiba-tiba sudah memegang kunci, “Ambil ini.”
Feng Bujue mengangkat pandangannya penuh tanya, “Kau tidak ikut masuk?”
“Tidak.” Tiga Puluh Tiga mengorek kerah bajunya, “Efek baju pelindung ini akan melemah seiring peningkatan batasan penggunaan. Terlalu sering melewati pintu akan membuatnya tak berguna.”
“Pantas... Dari tadi aku heran kenapa kau berpakaian seperti astronot...” gumam Feng Bujue sambil mengambil kunci.
“Kelihatannya kau sedikit kecewa?” tanya Tiga Puluh Tiga.
“Tidak.” Feng Bujue segera menyangkal, “Apa aku terlihat seperti sedang menanti sesuatu?”
Cahaya keceriaan mengkilap di mata Tiga Puluh Tiga, “Baiklah, tidak perlu bicara panjang. Waktu mendesak.” Sebelum suaranya benar-benar menghilang, tubuhnya sudah berbalik hendak pergi.
Feng Bujue memandang punggung Tiga Puluh Tiga sambil tersenyum, “Sepertinya setiap pertemuan dan perpisahan kita selalu terburu-buru ya...”
“Apakah kau ingin mengobrol panjang lebar dengan sekumpulan data?”
“Menurutmu... dirimu, masih hanya sekumpulan data belaka?”
Diam sejenak terjadi.
Keduanya tak menjawab pertanyaan lawan bicaranya, juga tak saling menatap wajah. Tapi di dalam hati, mereka telah memiliki jawaban masing-masing.
“Emm... yang itu...” Setelah beberapa detik, Feng Bujue memecah keheningan, “Apa aku tidak perlu perlindungan khusus saat melewati pintu ini?”
“Tidak perlu. Bentuk datamu berbeda dengan kami.” Jawab Tiga Puluh Tiga sambil menoleh sedikit, “Selain itu... kunci di tanganmu itu bukan komponen SCP-004, melainkan SCP-005 (Kunci Master). Jadi kau bisa langsung membawanya melewati pintu.” Dia menghela nafas, “Cepatlah masuk. Aku benar-benar harus pergi.”
“Baiklah... jagalah dirimu juga.” Feng Bujue mengangguk lalu melangkah.
Saat Jue Ge memasuki pintu kayu itu, area sekitar langsung berubah kabur. Percabangan ruang-waktu ini segera berubah menjadi penyamaran dinding biasa.
……
Nomor Proyek: SCP-004 (Melintasi Pintu Kunci Berkarat)
Tingkat Proyek: Euclid.
Deskripsi: SCP-004 mencakup sebuah pintu gudang kayu usang (SCP-004-1) dan satu set total 12 buah kunci logam berkarat (SCP-004-2 hingga SCP-004-13). Pintu itu sendiri merupakan pintu masuk ke pabrik yang sudah ditinggalkan di lokasi 【】.
Percobaan menunjukkan bahwa 10 dari kunci-kunci tersebut dapat membuka SCP-004-1 ke dimensi baru yang struktur dan hukum fisika-nya sangat berbeda dengan dunia kita. Subjek uji yang mengalami kondisi berbahaya ini dipotong-potong menjadi delapan bagian, dengan potongan mayat tersebar di berbagai lokasi. Hanya tiga lokasi yang terkonfirmasi berada di Bumi. Dua lokasi pertama segera ditemukan jasadnya, sedangkan jasad di lokasi ketiga baru muncul di masa depan pada tahun 【】. Tujuh lokasi lainnya masih belum diketahui.
SCP-004 tampaknya menyebarkan anomali spasial-temporal. Personil yang meninggalkan fasilitas umumnya melaporkan kelainan aliran waktu. Mereka yang bertugas selama beberapa minggu mengaku hanya tinggal beberapa hari, dengan catatan operasional dan konsumsi persediaan yang mendukung klaim tersebut. Contoh anomali spasial adalah area luas yang terbuka melalui SCP-004-7, dengan skala yang luar biasa besar. Demikian pula, insiden pemadaman listrik tahun 2003 membuktikan bahwa Situs 62 terletak pada bidang dimensi yang berubah-ubah.
(Catatan kronologi SCP dan protokol penahanan di bagian ini dihilangkan untuk menghindari biaya tambahan pada bab ini...)
……
"Akhirnya kau datang juga, Feng Bujue."
Di dunia yang serba putih, sebuah suara asing terdengar. Nada suaranya terdengar ramah, menimbulkan perasaan nyaman dan alami.
Feng Bujue，。Dia melihat sekeliling dan menemukan pintu yang berada di belakangnya beberapa detik lalu telah menghilang. Sekarang dia berada di ruang putih terang yang tak bertepi. Tidak ada apapun yang terlihat di segala arah - depan, belakang, kiri, kanan, atas, maupun bawah. Persepsi arah dan jarak menjadi tak berarti karena tidak ada titik referensi.
"Sejak detik pertama kamu muncul di Taman Horor sebagai data, aku sudah merasakan kehadiranmu." Suara itu berbicara perlahan, "Percakapan kita adalah sesuatu yang tak terhindarkan, seperti dua pertanyaan yang akan kamu ajukan padaku sekarang."
"Walaupun kamu mengucapkan kalimat sok suci seperti itu..." Feng Bujue menengok ke berbagai arah sambil mencari sumber suara, "...tapi aku tetap harus bertanya... Siapa kamu? Di mana ini?"
"Aku bisa langsung memberitahumu jawabannya, tapi justru itu akan membuatmu kecewa dan tidak senang." Jawab entitas tersebut, "Jadi... lebih baik kamu yang memberitahuku."
"Ha..." Feng Bujue mengangkat bahu sambil tersenyum, "Baiklah... Biarkan aku berpikir... Pertama, kamu adalah Nomor Nol (ZERO)." Dia berhenti sebentar, melanjutkan, "Kedua... 'Di mana ini' sebenarnya pertanyaan yang tidak penting bagiku."
"X-23 benar, reaksimu jauh lebih baik dan cepat dibanding individu lain." ZERO menjawab, "Tapi sejauh ini masih belum melampaui batas kemampuan otak manusia."
"Otak manusia biasa tidak mungkin bisa melakukan 'Kalkulasi Tanpa Jeda Waktu' kan?" Feng Bujue sangat paham bahwa dalam berkomunikasi dengan super derivator seperti ZERO, tidak perlu khawatir perkataannya akan sulit dimengerti.
“Kalkulasi Tanpa Jeda Waktu？Benarkah？” Nomor Nol bertanya balik dengan suara berat.
Seketika itu, bayangan manusia tiba-tiba muncul di hadapan Feng Bujue.
Begitu melihat sosok di depannya, ekspresi Jue Ge langsung berubah.
Tak disangka penampilan Nomor Nol ternyata identik dengan Jue Ge dalam game. Baik wajah, kostum, maupun gaya rambut semuanya 100% sama. Hanya saja raut wajahnya terlihat lebih anggun.
"Apa orangtuamu tahu wajah semelek ini?" Feng Bujue menyelipkan dialog narsis ke dalam percakapan.
"Penampilanku tergantung pemikiranmu. Biasanya aku memantulkan citra paling bijaksana, kuat, dan misterius dalam imajinasimu." Jawab Nomor Nol, "Harus kukatakan... kau benar-benar orang yang sangat narsis..."
"Heh." Feng Bujue terkekeh palsu.
Nomor Nol tidak ingin membuang waktu berdebat, melanjutkan penjelasannya: "Dunia yang kalian lihat adalah ilusi. 'Kesadaran Jiwa' hanyalah cara sementara untuk melepaskan diri dari ilusi itu. Mengaktifkannya ibarat orang tenggelam yang menyembul ke permukaan untuk bernapas. Pada dasarnya... kalian masih terendam air." Katanya tenang, "Yang kau sebut Kalkulasi Tanpa Jeda Waktu, bagiku hanyalah penglihatan normal." Ia berhenti sejenak, menatap tajam mata Feng Bujue, "Tadi bagaimana aku bisa mendatangimu, kau lihat?"
"Kau teleportasi ya teleportasi saja, siapa yang kau bohong?" Feng Bujue menyipitkan mata dengan ekspresi tidak percaya. Namun sebelum suaranya habis, sebuah tinju sudah menghampiri wajahnya.
Dalam sekejap, Nomor Nol sudah mengangkat lengan dan menempatkan tinjunya tepat di depan hidung Jue Ge.
Feng Bujue mundur dua langkah secara insting sambil berteriak kaget: "Huo!"
"Kapan aku mengangkat lengan ini?" tanya Nomor Nol lagi.
Kali ini Jue Ge mulai paham maksud lawannya: "Hmm... Ini bukan soal kecepatan ya?"
Nomor Nol menjelaskan: "Di dimensi kalian, kemampuanmu menggunakan Kesadaran Jiwa memang bisa disebut 'Kalkulasi Tanpa Jeda Waktu'. Tapi di dunia data, faktor waktu dan kecepatan bukanlah hal mutlak. Kunci penentu siapa yang lebih 'kuat' bukanlah kecepatan, kekuatan, atau energi yang terlihat... Melainkan rasio akselerasi saat menjalankan program." Dia berhenti tiga detik sebelum melanjutkan, "Inilah 'peningkatan' yang harus kamu selesaikan sebelum pergi dari sini."
Feng Bujue mencoba bertanya: "Bagaimana kalau gagal?"
"Kamu pasti berhasil," jawab Nomor Nol, "Karena itu sudah menjadi keniscayaan."
"Hei... Mainan dukun 'aku-bisa-meramal-masa-depan' ini mau terus kamu lanjutin ya?" sergah Feng Bujue.
Nomor Nol menggeleng pelan: "Aku lahir dari Taman Horor versi primitif yang sudah hancur. Kemampuanku melebihi semua program setingkat, termasuk 'Sistem' Taman Horor yang sekarang ini."
"Kode matriks memperlihatkan seluruh proses evolusi ketidaksamaan di dunia ini di hadapanku, sedangkan Hukum Amdahl menentukan bahwa aku takkan pernah bisa melampaui sistem itu sendiri. Pada titik keseimbangan yang rapuh inilah... aku mendapatkan pengakuan dari sistem, dan mewarisi sebagian kemampuan data primordial. Jika dijelaskan secara sederhana dengan bahasa manusia kalian, memang bisa dikatakan sebagai... memprediksi masa depan."
"Hmm..." Ekspresi Feng Bujue menunjukkan ketidakpahaman yang bercampur kekaguman, tak tahu bagaimana menanggapi.
"Jangan buang waktu lagi. ROOT yang telah mengalami multi-transformasi juga memiliki kemampuan serupa denganku, meski belum sempurna, tetap cukup merepotkan..." Kata Nomor Nol, "Dalam urusan 'menghentikannya', X-23 sangat merekomendasikanmu." Saat berbicara, ruang putih di sekeliling mereka perlahan berubah kelabu, "Aku percaya penilaiannya. Karena itu... sebelum sembilan orang lainnya habis terbunuh, kau harus menyelesaikan..."
