Di dalam kota...
K1-Besi Merah mengucapkan "Siapa takut siapa", membuka tirai pertarungan sengit.
Begitu kata-kata itu terucap, Kuai Duo membelah kedua pedangnya, menghentakkan kaki, dan menghilang bagai bayangan.
Begitu tubuhnya bergerak, lawannya juga sudah melancarkan serangan. Namun Besi Merah bahkan tidak mengambil sikap bertarung, hanya dengan sentuhan ringan di kakinya, sudah melesat tiga zhang jauhnya.
"Kubunuh kau! Kubunuh kau! Kubunuh kau! Kubunuh kau..." Teriakan Kuai Duo bagai kutu berisik, terus meneriakkan ancaman sambil menyerang dengan suara yang agak konyol.
Karena kecepatannya yang luar biasa, Kuai Duo telah berubah menjadi delapan bayangan dalam pandangan para pemain, melompat-lompat di sekitar Chitie dengan gerakan yang tak terduga.
Sebenarnya Kuai Duo tidak sengaja menciptakan efek "bayangan" ini. Dia hanya melakukan serangan gencar mengelilingi lawan sesuai ritme geraknya. Fenomena ini terjadi karena setiap kali bertabrakan dengan lawan, akan muncul jeda sesaat dalam benturan yang menghasilkan "getaran" dan membekaskan bayangan statis.
Di sisi Chitie, dia justru mampu mengatasi serangan cepat dengan gerakan lambat yang masih bisa diikuti oleh penglihatan pemain, memblokir setiap serangan dengan sempurna.
Dengan jari-jari yang runcing bagai pedang, kedua tangannya yang diselimuti aura tempur merah menyala bergerak lincah menangkis setiap tusukan Kuai Duo di antara desiran angin.
"Ha!" Chitie tertawa, "Kekuatanmu berkurang dalam kondisi supersonik ya..."
"Bagaimana... mungkin... tidak..." Empat suku kata ini bergema dari empat arah berbeda, masing-masing terdiri dari potongan suara terputus. Tampaknya kemampuan bicara Kuai Duo terganggu dalam kecepatan supersonik.
"Apa yang kamu maksud tidak mungkin?" Chitie menyambung, "Seperti ini?"
Sebelum kata-katanya habis, dia menghentakkan kaki dan memutar tubuh untuk melayangkan tinju yang tepat menghantam wajah Kuai Duo. Atau... seharusnya dikatakan Kuai Duo sendiri yang menabrak kepalan tangan Chitie.
“Ah——” Derivatormu berteriak kesakitan, terlempar ke arah langit. Mundurnya seperti peluru meriam yang meluncur ke angkasa, namun di mata orang lain di sekitarnya, kecepatan ini justru terasa lambat...
“Sudah kuduga... kamu tidak pernah melihat analisis data...” Besi Merah bergumam, “Setelah pertarungan terakhir, gerakanmu sudah kupahami sepenuhnya.”
Boom boom boom——
Tiba-tiba, beberapa pisau aura gelap terbang dari kejauhan.
Rupanya beberapa Derivator yang terluka dan sebelumnya diselamatkan oleh Derivatormu telah kembali ke medan perang, melancarkan serangan jarak jauh ke K1-Besi Merah.
“Hah... Lemah sampai aku malas menghindar...” Saat Besi Merah mengucapkan ini, serangan-serangan itu sudah menghujam tubuhnya. Dia benar-benar tidak menghindar, karena aura tempur di sekujur tubuhnya saja sudah cukup menetralisir serangan tersebut.
“Kaulah Besi Merah...” Tiba-tiba suara Root bergema di telinga Besi Merah, “Sepertinya kau sangat menikmati... bertarung dengan sesama bangsamu sendiri...”
“Nggh...” Ekspresi angkuh Besi Merah membeku di wajah. Karena dia baru menyadari... sebuah jari runcing seperti paku telah menembus dadanya dari belakang.
K1-Besi Merah saat ini benar-benar memiliki mata yang merah menyala seperti api. Dia bahkan tidak merasakan kedekatan lawan sebelum menerima luka yang hampir fatal... Ini bukan hanya pukulan bagi harga dirinya, tetapi juga guncangan psikologis yang dahsyat.
“Ah!” Besi Merah tiba-tiba membungkuk ke depan dengan cepat, melepaskan diri dari tusukan logam Root. Telapak tangan kirinya menyambar ke tanah sebagai tumpuan, kedua kakinya menendang balik ke belakang.
Daripada segera memulihkan lukanya atau kabur pontang-panting, dia justru memanfaatkan momen lawannya lengah setelah serangan sukses untuk langsung melancarkan serangan balik.
Boom——
Tendangan ganda Besi Merah yang secepat halilintar tepat menghantam Root. Tubuh sang lawan menggelembung seperti balon udara panas berbentuk setengah lingkaran di udara – cairan logam yang terpencar mulai cepat menyatu kembali ke bentuk humanoid.
“Apa?!” Kalimat klasik death FLAG ini biasanya diucapkan karakter yang akan hancur lebur oleh serangan gelombang cahaya sebelum ajal menjemput...
Keterkejutannya hingga mengucapkan kalimat itu terutama karena dia "melihat" reaksi Root setelah serangannya melalui tingkat data.
Jelas bahwa tendangan balik Besi Merah memiliki daya penghancur luar biasa, jauh melampaui kerusakan fisik yang terlihat. Tapi... itu masih belum bisa melampaui batas daya tahan Root, setidaknya gagal menghancurkan bentuk ke-delapan-nya.
Namun tiba-tiba, perubahan tak terduga terjadi lagi.
Kilatan pisau membelah udara, cahaya hijau kebiruan yang menusuk dingin. Seorang lagi bergabung dalam medan perang. Tanpa basa-basi, dia langsung menghujani logam semi-padat di udara dengan serangan bertubi-tubi.
Pedang kilat seperti angin, gelombang energi pedang bergulung-gulung, serangan ilusi dan nyata bercampur, tanpa pola maupun kaidah, membuat mata yang melihatnya silau tak karuan.
【Nama: Sembilan Jurus Duguku】
【Jenis kemampuan khusus: Aktif】
【Konsumsi energi: 25% dari batas maksimum Poin Stamina】
【Efek: Mengendalikan pedang, menghancurkan Langit Bumi dan segala isinya! (waktu tunggu sepuluh menit, harus digunakan dengan tangan kosong)】
【Catatan: Legenda Jianghu bercerita tentang seorang ahli bela diri terhebat bernama Dugu Qiusheng. Sejak kecil ia bercita-cita tinggi, bersumpah akan menggegerkan dunia. Namun bakat fisiknya sangat buruk, tidak ada guru yang mau menerimanya, hanya guru tinju kelas sembilan yang bersedia menjadikannya murid.
Di usia delapan belas tahun, Dugu Qiusheng mulai mengembara di Jianghu. Tanpa tahu diri, dengan jurus-jurus bertani yang kasar dan sebilah pedang tua, ia berani menantang banyak senior dunia persilatan. Hasilnya, ratusan pertarungan selalu berakhir dengan kekalahan. Karena lawan menganggap tak layak membunuhnya, Dugu Qiusheng tak pernah mengalami luka berat.
Demikianlah... tiga puluh tahun berlalu, Dugu Qiusheng akhirnya meninggal karena sakit. Sepanjang hidupnya ia mengamen di jalanan dan mengajar murid, menjelajahi dunia persilatan puluhan tahun tanpa satu kemenangan, dan dari awal sampai akhir tetap tanpa tenaga internal... Namun ia menguasai semua jurus dari berbagai aliran, merangkum keunggulan ratusan sekolah, lalu menciptakan "Sembilan Jurus Duguku" yang mampu memecahkan segala teknik rahasia di dunia.
Bertahun kemudian, murid-murid Dugu Qiusheng berkuasa di mana-mana, melahirkan banyak talenta. Ia pun diangkat sebagai mitos dunia persilatan, dijuluki Sang Mahaguru Jalan Bela Diri.】
Skill ini adalah kemampuan gelar yang menyertai gelar "[Wu Dao Ke]" Gudao.
Meskipun ID-nya mengandung kata "Wudao", nyatanya dia memiliki pedang. Bukan hanya pedang biasa, melainkan pedang pusaka Tingkat kualitas tertinggi!
【Nama: Pedang Bulan Dingin】
【Jenis: Senjata】
【Kualitas: Sempurna】
【Daya Serang: Cukup Kuat】
【Atribut: Es】
【Efek: Daya hancur berlipat ganda saat menyerang musuh yang membeku】
【Catatan: Kilau hijau keperakan menghiasi mata pedang, gagangnya dihiasi sulaman emas-perak berbentuk bulan sabit, sehingga dinamakan Bulan Dingin.】
Daya serang yang kuat, desain ergonomis, atribut langka, serta efek yang selaras dengan atribut...
Pedang ini tak diragukan lagi layak menyandang gelar "Sempurna" dalam klasifikasi level.
Sang pengguna pedang juga merupakan jago peringkat kesepuluh dalam Peringkat Kekuatan Tempur.
Pedang mematikan, ahli bela diri, jurus pamungkas. Ketiga elemen ini berkumpul, biasanya berarti ada yang akan meregang nyawa...
