Firasat buruk seringkali menjadi kenyataan...
Ketika Feng Bujue penuh harap mendekati dinding dan melihat papan plastik berpeta di sana, "teka-teki menjengkelkan" pertama pun muncul.
Ternyata, "map" yang ada di papan gambar ini tidak tersusun secara berurutan. Selain judul di bagian paling atas "Diagram Lantai 2 Rumah Sakit Umum Cedar County", konten lainnya benar-benar kacau. Gambar tidak sesuai dengan tulisan, tulisan tidak sesuai dengan gambar, terlihat seperti... puzzle besar yang salah disusun.
"Oh... ini ujian kemampuan memori visual pemain ya..." gumam Feng Bujue sambil menatap diagram kacau itu, "Menyusun puzzle adalah keahlianku..." Ucapnya sambil berdiri tegak, tangan kiri menyangga siku kanan, tangan kanan menopang dagu, matanya menyala mulai menerapkan metode puzzle mental.
Tanpa terasa, lima menit berlalu...
Feng Bujue masih tetap berdiri dengan posisi yang sama persis, bergumam, "Hmm... jauh lebih rumit dari perkiraan..."
Setelah mengamati, dia menemukan bahwa "kepingan puzzle" di papan ini semuanya berbentuk tidak beraturan. Sekitar dua puluh lebih pola seperti ini saling tumpang-tindih dan tersusun acak, membentuk "map" yang ada di depan mata.
Ini jauh lebih sulit daripada puzzle persegi panjang biasa atau puzzle bergerigi. Otak manusia sudah sulit mengingat begitu banyak pola dalam waktu singkat, apalagi harus mengatur kombinasi posisinya dalam pikiran, tingkat kesulitannya tidak perlu dipertanyakan lagi.
"Sepertinya butuh waktu cukup lama..." gumam Jue Ge.
Breek, breek...
Tiba-tiba, kejadian aneh terjadi lagi.
Derap langkah kaki berat terdengar semakin mendekat dari belakang.
“Hm? Pria perban itu datang lagi ya...” Feng Bujue bergumam sambil berbalik perlahan, tangannya meraih ke saku untuk mengambil kacamata hitam.
Tak disangka, kali ini dia melihat sesuatu yang berbeda...
Tampak sesosok tubuh kekar sedang mendekat. Monster itu memiliki kepala berbentuk tumor dengan tinggi hampir tiga meter, bagian atas kepalanya hampir menyentuh langit-langit, otot-otot yang berotot telah merobek pakaiannya...
“Gila...” Feng Bujue terkejut melihat monster ini.
“Lester! Dasar bajingan!” Monster itu membuka celah seperti mulut di kepala tumornya, dengan dua baris gigi binatang yang tajam, berteriak menggunakan "mulut" tersebut, “Aku akan membunuhmu!”
“Hmm...” Feng Bujue memakai kacamata hitam sebentar lalu cepat melepasnya, karena menyadari melihat dengan mata telanjang pun sama saja, “Apa yang terjadi... Aku tidak membuat FLAG apa-apa...” Kecepatan gerak musuh tidak terlalu cepat dan jaraknya masih jauh, jadi Feng Bujue tidak buru-buru kabur, “Oh... Aku paham.” Sepertinya dia menyadari sesuatu, “Aku terlalu lama diam di tempat yang sama ya...”
【Logika ini memang memiliki beberapa dasar, karena misi utama quest dalam skenario ini adalah: [Bertahan di posisi kerja, bertahan hidup hingga subuh], jadi secara teori... selama pemain tidak meninggalkan rumah sakit dan memastikan diri tidak mati, cara apapun boleh dilakukan. Bahkan jika Feng Bujue hanya berjongkok di sudut ruangan tanpa monster dan tidak melakukan eksplorasi sama sekali, sistem tidak akan menganggapnya sebagai permainan pasif.】
【Peringatan: Jika kamu berlama-lama di koridor, Chad sang perawat yang marah akan muncul. Chad yang perkasa bisa merobekmu dengan mudah. Kamu harus segera melarikan diri. Masuklah ke ruangan untuk menghindari kejaran Chad. Chad akan mondar-mandir di depan pintu ruangan tersebut selama satu menit sebelum pergi.】
Peringatan sistem yang tepat waktu masuk ke telinganya, membuktikan deduksi tersebut.
"Itu aneh... Teka-teki 'diagram' di depan mata ini tidak bisa diselesaikan dalam waktu singkat..." gumam Feng Bujue sambil berbalik menuju sisi kiri persimpangan berbentuk T, "Apa aku harus mencari kamera sekali pakai atau item sejenis untuk memfoto peta di papan ini, lalu merobek foto dan menyusun puzzle?"
Feng Bujue memiliki gejala OCD yang cukup parah. Meninggalkan teka-teki yang sudah setengah terpecahkan membuatnya gelisah... Tapi dengan monster efek Pasti Membunuh yang sedang mendekat, terpaksa dia mengundurkan diri dulu.
"Hei! Chad!" Teriak Feng Bujue sambil berlari, masih sempat menoleh ke arah Tuan Perawat yang kecepatan geraknya biasa-biasa saja, "Apa dendam kesumat yang kita punya? Ngapain segitunya?"
“Kau tidur dengan adikku!” Chad berteriak.
"Hmm... Alasan yang langsung mematikan mulut..." Feng Bujue bergumam sambil menyindir, lalu berteriak lagi, "Pasti ada kesalahpahaman! Mungkin ini cinta sejati!"
Sebelum suaranya habis, daging di leher Chad tiba-tiba tumbuh liar. Dengan letusan nanah, kepala kedua muncul dari sisi lehernya - gumpalan daging berwajah samar dengan suara perempuan: "Lester! Dasar bajingan! Katanya kau akan meneleponku!"
【Peringatan: Kamu memicu kemarahan Chad dan mengaktifkan hantu dendam adiknya. Mulai sekarang kemampuannya akan semakin meningkat.】
Peringatan sistem belum selesai, langkah "raksasa berkepala dua" itu sudah bertambah cepat.
Kali ini... Jue Ge tidak bisa lari santai lagi. Dia melesat secepat kilat sambil memindai pintu terdekat.
"FLAG ini sama sekali tidak masuk akal!" teriak Feng Bujue. "Nyanyi lagu 'Huo Yuanjia' bisa mengusir monster, tapi negosiasi baik malah memperburuk keadaan!"
Tak lama, dia sampai di pintu ruang konsultasi. Tanpa pikir panjang, dia meluncur ke pintu dengan gaya sliding dan memutar gagang pintu. Hasilnya... Peringatan sistem paling klasik muncul: 【Tidak bisa dibuka】.
"Sialan~!" teriak Feng Bujue sambil bangkit dan kembali berlari.
Setelah penundaan beberapa detik ini, Chad mengejar lebih dekat. Hal ini menyebabkan Jue Ge tidak bisa lagi berhenti untuk mencoba pintu lain, dia hanya bisa berusaha menjaga jarak... Karena jika berhenti untuk membuka pintu, pasti akan diserang.
"Benar-benar tidak boleh meremehkan sedikitpun..." gumam Feng Bujue dalam hati, "Seandainya dari awal... langsung kabur saat melihatnya di sekejap itu."
Pada saat ini, pengalaman latihan di kehidupan nyata akhirnya berguna. Setelah serius, Feng Bujue segera menyesuaikan pernapasan, langkah kaki, dan postur berlari sehingga kembali meninggalkan pengejarnya.
Namun, di momen genting ini, muncul lagi kejadian absurd di depan.
Di ujung koridor terdapat tangga yang tidak naik maupun turun, tapi menempel di dinding kanan dan membentang ke samping...
"Apa-apaan ini..." desis Feng Bujue dengan mata membelalak.
Karena berhenti berarti mati, dia pun tak sempat berpikir panjang dan terpaksa melanjutkan dengan nekad.
Hasilnya... Dia benar-benar berhasil berlari di anak tangga yang membentang ke samping itu.
Saat menginjakkan kaki di tangga, Feng Bujue langsung merasakan pergeseran gravitasi di area depan... Saat itu juga, otaknya berdengung dan dia tersadar, "Map itu benar!"
