Feng Bujue langsung berlari di koridor setelah keluar dari lift. Tak disangka…baru saja melewati sudut, terjadi perubahan tak terduga.
Di depannya, koridor dipenuhi bayangan hantu.
“Dari mana ini…” Feng Bujue memandangi sosok-sosok tembus pandang itu, “Lampu masih menyala, aku juga tidak pakai kacamata hitam…Kenapa bisa melihat…”
Keraguan mengisi hatinya, tapi langkah tak berhenti. Sekarang sudah tidak ada waktu untuk menunda, sekalipun ada keanehan, harus diterobos.
“Dan para hantu itu tentu saja sudah memperhatikan kemunculan Jue Ge, dan segera bereaksi. Mereka satu per satu memutar wajah mereka, mengeluarkan erangan yang tidak jelas dari mulut mereka. Pada saat yang sama, tubuh mereka mulai bergerak dengan frekuensi yang sangat lambat, mengulurkan tangan ke arah Jue Ge... seolah ingin menahannya.”
“Tidak mungkin...” Feng Bujue baru saja berlari beberapa langkah ketika menyadari situasinya tidak beres, “Bisa sampai mempengaruhi diriku...”
Dia menggunakan kata "mempengaruhi" alih-alih "menyentuh", menunjukkan bahwa para hantu sementara belum memiliki kemampuan untuk kontak fisik dengannya. Tapi... mereka juga tidak sepenuhnya tak berbahaya.
Saat ini, ketika Feng Bujue "menembus" bayangan hantu semi-transparan tersebut, akan ada sensasi hambatan yang jelas. Perasaan ini seperti berenang di darat, setiap hantu bagaikan udara yang tak berbentuk namun padat. Begitu menyentuh tubuh mereka, pemain akan diperlambat.
“Sepertinya waktu benar-benar tinggal sedikit...” Feng Bujue berusaha fokus, melawan hawa dingin yang merambat dari tubuhnya sambil bergerak lincah di antara bayangan hantu, berusaha mempertahankan kecepatan tinggi, “Semakin dekat 'tubuh' Lester dengan kematian, pengaruh hantu-hantu ini padaku akan semakin nyata. Sampai... aku juga menjadi salah satu dari mereka.”
Untungnya, tidak setiap koridor dipenuhi hantu. Setelah melewati bagian ini, situasi sekitar membaik. Meski masih ada satu dua hantu yang menghalangi jalan di sepanjang rute, jumlah yang sedikit pada dasarnya tidak memperlambat kecepatan pergerakan Jue Ge.
“Lari selama sepuluh menit, Feng Bujue kembali tiba di depan pintu ruangan 216. Ia mendorong pintu masuk ke dalam ruangan, namun melihat...
Victor dan Pangeran telah meninggalkan tempat tidur pasien, berdiri di tepi jendela. Keduanya sedang terlibat pertarungan sengit dengan bayangan aneh yang menyembul dari dalam jendela.
"Ah! Kau! Cepat bantu!" teriak Victor saat mendengar suara pintu terbuka, matanya melirik sekilas ke arah pintu sebelum berteriak.
Pangeran menambahkan, "Jangan lupa tutup pintu!"
Tanpa bicara, Feng Bujue langsung menutup pintu dan melangkah cepat ke depan.
Dalam hitungan detik itu, pandangan Jue Ge terus tertuju pada bayangan aneh di jendela. Makhluk berbaju jubah kasar hijau dengan wajah mengerikan itu. Kepalanya seperti karung sobek - tak berambut, tanpa hidung-telinga, mata dan mulutnya bagai tiga lubang hitam pekat.
"Harus bagaimana?" Meski datang cepat, Feng Bujue kini tak punya skill, peralatannya cuma pisau dapur... Sementara bayangan aneh itu hanya menyembulkan tubuh bagian atas di jendela, masih beradu tarik dengan Pangeran dan Victor. Sulit untuk menebasnya.
"Dasar bodoh! Pakai saja barang yang kau curi dariku tadi!" bentak Victor.
"Oh begitu..." batin Feng Bujue. "Ini settingannya..." Petunjuk Victor membuatnya seketika paham.
【Nama: Peledak Cahaya Bulan】
【Jenis: Consumable】
【Kualitas: Rare】
【Efek: Menciptakan ledakan "Sinar Bulan".】
【Catatan: Diproduksi dengan kerajinan spirit, meledak melalui tabrakan, setelah meledak dapat melepaskan cahaya bulan yang disimpan di dalamnya.】
Meski didefinisikan sebagai consumable, melihat efek dan catatan yang dijelaskan secara ambigu... Barang ini 80% akan digunakan dalam quest di depan mata ini. Masalahnya di mana harus menggunakannya?
Saat ini, masalah ini terpecahkan...
Victor belum selesai bicara, Feng Bujue sudah memakai kacamata hitam, lalu mengeluarkan bom dan melemparkannya.
"Boom!" Semburan cahaya muncul. Disusul lolongan mengerikan yang memilukan.
Semburan cahaya ini sangat aneh, meski intensitasnya kuat tapi tidak menyakiti mata. Earl dan Victor sama sekali tidak terpengaruh, bahkan tidak menutup mata. Mereka hanya mundur beberapa langkah, menjauhi bayangan aneh yang mulai "terbakar sendiri" setelah terkena cahaya bulan.
"Hmm... Kalau begini, apakah aku berlebihan?" Feng Bujue bergumam dalam hati sambil memandang pemandangan depan mata.
Jue Ge merekonstruksi alur cerita dalam otaknya, segera menyadari: Jika saat menyerahkan quest [Kunci Victor] dia tidak memeras pihak lawan; maka saat kembali ke kamar ini sekarang, pertarungan mungkin sudah selesai tanpa perlu campur tangannya.
Justru dengan alur seperti yang dia tempuh sekarang, segalanya menjadi lebih sulit...
【Moonlight Bomb】Sebenarnya bukan item yang wajib didapat. Hanya ketika semua FLAG terpenuhi, barulah ada kesempatan untuk menggunakannya. Minimal harus memenuhi syarat: "Berhasil memeras Victor", "Telah menyelesaikan quest Victor dan Harper tanpa mengunjungi gudang darah", "Belum pernah ke lantai tiga dan telah menyelesaikan transaksi dengan gadis kecil" – barulah mungkin mencapai tahap ini... sehingga membuka cabang alur cerita "Pemain Membunuh Monster Cermin dengan Tangannya Sendiri".
Fakta bahwa Feng Bujue bisa mencapai titik ini secara tidak sengaja lewat gaya bertindak khasnya, harus diakui sebagai suatu kemampuan...
"Dia mau kabur! Cepat perangkap dia dengan permukaan cermin!" Terdengar teriakan tiba-tiba dari suara melengking khas Victor.
Di saat yang sama, tubuh monster cermin yang terbakar mulai "mundur" ke arah jendela. Rupanya monster ini masih bisa bertahan dan berusaha kabur kembali ke dalam cermin.
"Aku yang urus!" Kata Feng Bujue sambil mengeluarkan cermin kecil dari sakunya dan mengarahkannya ke monster.
Benar saja, begitu cermin kecil menyorot tubuh monster, makhluk itu langsung diam terkunci. Terjebak di jendela, perlahan berubah menjadi debu...
Rintihan pun menghilang, ruangan kembali sunyi.
Earl dan Victor sama-sama berjalan pelan kembali ke tempat tidur, keduanya menghela napas lega secara sinkron.
Feng Bujue juga menarik napas panjang, bergumam: "Yang tadi tersenyum padaku dan membuat ilusi bayangan tangan berdarah... pasti dia kan..."
"Hei! Kawan, aku mencium bau blood bottle." Pangeran tiba-tiba berbicara, "Kau membawanya kan? Aku sedang haus."
Feng Bujue bergegas mendekat dan menyerahkan dua kantong darah golongan B yang diambil dari bank darah.
Sang Pangeran langsung bertindak. Seolah tahu Jue Ge sedang terburu-buru, setelah menerima kantong darah, ia segera mengeluarkan item hadiah dari saku baju pasiennya dan menyerahkannya.
Hadiah kali ini ternyata... sebuah kaus kaki putih.
Ya, hanya sebelah. Bahkan benda ini tidak memiliki deskripsi item, terasa seperti sampah...
Namun Feng Bujue tahu kegunaannya. Ia mengeluarkan kaus kaki sebelahnya dari sakunya. Saat menyatukan kedua kaus kaki di tangan, ternyata... model dan warnanya sama. Deskripsi item pun muncul ketika keduanya disatukan.
【Nama: Sepasang Kaus Kaki Kapas Penghangat】
【Jenis: Terkait alur cerita】
【Kualitas: Normal】
【Fungsi: Mengurangi efek dingin secara signifikan pada tubuh】
【Dapat dibawa keluar dari quest: Tidak】
【Catatan: Menghangatkan kaki sangat penting. Tapi kau tidak perlu benar-benar memakainya.】
Catatan itu benar. Benda ini memang tidak perlu dipakai karena saat kedua kaus kaki disatukan, rasa dingin di sekitar Feng Bujue langsung lenyap. Jelaslah, kaus kaki ini di "ruang" ini hanyalah simbolis untuk membuat Lester merasa lebih baik. Tapi... ini tidak memperpanjang waktu bertahan "tubuh"-nya.
"Baiklah... Para hadirin, saya masih ada urusan." Setelah menyelesaikan quest, Feng Bujue langsung mengeluarkan 【Batu Teleportasi ke Lantai Tiga】 dan bersiap naik.
"Semoga beruntung, kawan."
"Tadi kamu cukup baik, tapi aku tetap akan melaporkanmu!"
"Birnya enak sekali~"
Ketiga pasien aneh di ruang inipun masing-masing mengucapkan dialog sebagai respons kepada pemain.
Beberapa detik kemudian, Feng Bujue mengaktifkan item di tangannya. Pandangannya langsung diselimuti kilau putih, dan dalam sekejap lingkungan sekitar telah berubah total.
Batu teleportasi di tangannya langsung lenyap setelah digunakan - pertanda yang tidak baik...
Lantai ketiga rumah sakit ini jelas terisolasi dari lantai lain. Tidak ada tangga dari lantai dua, lift pun tidak sampai. Batu teleportasi satu-satunya ternyata hanya satu arah. Semua ini menunjukkan satu hal... Kedatangan ke lantai ini berarti pertarungan melawan BOSS sudah dekat.
"Baiklah... Tuan Direktur." Feng Bujue mengeluarkan pisau dapur dan melangkah perlahan, "Jue Ge datang..."
Titik teleportasi batu ini pasti tetap. Tiga meter di belakang Jue Ge terdapat dinding, di depannya hanya ada koridor panjang lurus tanpa persimpangan.
Kedua sisi koridor ini dipenuhi dinding putih bersih, belum terlihat pintu atau penanda apapun.
Setelah berjalan sekitar seratus meter, akhirnya di sebelah kanan muncul sebuah pintu.
【Sepertinya terkunci】 Begitu memegang gagang pintu, peringatan sistem langsung muncul.
“Hmm... Apakah ini ruang direktur?” Feng Bujue bergumam sambil mengeluarkan 【Kunci Ruang Direktur】, mencoba memasukkannya ke lubang kunci namun gagal.
“Sudah kuduga... Ternyata bukan...” Ia segera mengganti dengan kunci lain, yaitu "kunci cadangan yang diam-diam dibuat Lester".
Kali ini... berhasil.
Setelah membuka pintu, Feng Bujue melihat sesuatu yang tak terduga... Di balik pintu bukanlah ruangan, melainkan koridor sempit sepanjang tiga meter. Tiga meter di depan... ada pintu lain.
Dengan waspada, Feng Bujue masuk dan segera memegang gagang pintu kedua. Peringatan sistem kembali terdengar: 【Keluar ini akan membawamu langsung meninggalkan rumah sakit. Apakah kamu yakin ingin pergi sekarang?】
“Oh... Praktis sekali...” Tentu saja Feng Bujue tidak membukanya. Ia menarik kembali tangan sambil bergumam, “Setelah membunuh direktur, baru bisa keluar dari sini ya...” Sambil berkata demikian, ia berbalik untuk kembali ke koridor.
Tak disangka, satu detik kemudian terdengar peringatan lain: 【Ruangan ini hanya bisa dimasuki sekali. Setelah kamu pergi, ruangan akan lenyap.】
“Apa?!” Feng Bujue terkejut, “Ini benar-benar jebakan! Menempatkan ruangan sekali pakai di jalur wajib menuju pertarungan BOSS! Orang normal pasti akan masuk! Baru sekarang bilang ini cuma bisa sekali masuk, buat apa?!”
Jue Ge hanya bisa berdiri di ruang sempit yang pengap itu, mengusap dagunya, sambil berpikir mencari strategi: "Di quest tertulis jelas harus membunuh direktur baru boleh meninggalkan rumah sakit... Kalau sekarang aku keluar lewat pintu ini, misi utama pasti gagal... Tapi kalau aku pergi cari direktur, ruangan ini akan lenyap..."
Setelah berpikir sejenak, dia memutuskan untuk tidak membuka pintu itu. Karena membukanya pasti gagal, sementara tidak membuka... masih ada sedikit harapan. Dia bisa membunuh direktur dulu, baru mencari cara kabur lain.
【Membuka pintu itu akan membawamu pada kehidupan baru.】 Tiba-tiba, peringatan sistem kembali berbunyi.
"Hmm?" Feng Bujue terdiam dua detik mendengar kalimat itu, lalu tersenyum, senyuman sinis...
"Heh... HAHAHAHA!" Senyuman sinis berubah menjadi tawa terbahak-bahak, "HAHAHAHAHAHA..." Tawanya semakin menjadi-jadi, penuh nada mengejek yang tak terselubung.
Sebelum tawanya reda, Jue Ge sudah melangkah keluar ruangan menuju koridor. Dengan gerakan cepat, dia membanting tutup pintu di sampingnya.
"Ini namanya menggarami garam... Tuan Direktur!" Teriaknya lantang ke koridor kosong, lalu mulai berlari kencang.
Saat itu, sorot mata Feng Bujue sudah berubah penuh tekad baja.
Setelah tiga menit berlari, dia melihat ujung lain koridor. Di sana... berdiri pintu besar berlapis emas.
Tangan kiri memegang kunci, tangan kanan menggenggam pisau dapur, tanpa ragu Feng Bujue memasukkan 【Kunci Kamar Direktur】 ke lubang kunci, lalu mendorong pintu itu terbuka.
"Di detik berikutnya, cahaya emas yang menyilaukan tiba-tiba memancar. Ruangan yang terlihat di depan Jue Ge lebih luas daripada ruang makan di lantai satu, dengan lantai dipenuhi bata emas, lukisan besar tergantung di empat dinding, dekorasi seni di sudut-sudut ruangan, dan bahkan langit-langitnya dipasangi lampu gantung."
"Di dekat jendela, terdapat meja kerja menghadap selatan. Di seberang meja itu ada sebuah jendela, meskipun saat ini luar jendela hanya kegelapan dan kekacauan, 'manusia' yang duduk di kursi bos itu tetap menghadap ke arah jendela sambil santai menghisap cerutu."
"Kamu tetap tidak mau menyerah ya... pengelana antar dimensi?" Direktur rumah sakit berkata sambil memutar kursinya.
"Penampilan direktur rumah sakit ini pada dasarnya seperti manusia biasa. Tingginya sekitar 1,7 meter dengan perut bir yang menonjol, kepala botak, dan mengenakan kacamata emas."
"Seluruh tubuhnya tidak mengenakan pakaian, tapi... dia 'memakai' sesuatu yang lain."
"Entah ini gaya ekspresionis dari quest atau memang ada ras seperti ini di Kerajaan Monster. Yang jelas... permukaan kulit Tuan Direktur ditutupi lapisan padat 'koin tembaga' berbentuk lingkaran dengan lubang persegi di tengahnya."
"Kamu cukup tajam..." Feng Bujue menyipitkan matanya sambil menatap lawan bicara, "Aku juga kenal makhluk yang bisa mengganggu 'Sistem suara'..." Mungkin yang dia maksud adalah Billy, "Ternyata tidak cuma satu ya..."
“Jika aku tidak mengatakan kalimat terakhir itu, mungkin bisa berhasil...” Dekan berkata sambil menghembuskan asap rokok.
“Oh, maksudmu kalimat 'Buka pintu itu, maka kau akan memperoleh kehidupan baru' ya?” Feng Bujue menyambung, “Heh... Sebenarnya tidak masalah, bahkan sebelum kau mengucapkan itu, aku sudah memutuskan untuk tidak membuka pintu itu.” Dia berhenti sebentar, lalu mengangkat bahu, “Tapi dengan mengucapkan kalimat itu, setidaknya ada dua hal yang kuketahui...” Dia mengejek sambil tersenyum, “Pertama, kau takut padaku; Kedua, kau benar-benar idiot.”
“Hmph... Takut? Mengapa aku harus takut padamu?” Dekan membalas, “Apa kau pikir dengan pisau dapur di tanganmu itu bisa mengalahkanku?”
“Berbelit-belit sekarang sudah terlambat, idiot.” Feng Bujue menyambung, “Sejak awal memasuki Quest ini, ketidakpercayaan dirimu sudah terlihat...” Dia tertawa, “Pembukaanmu memang memiliki unsur yang mengecoh... Tentang deskripsi karakter Lester, kau tidak berbohong—memang gaya hidupnya terbuka. Tapi...” Dia memiringkan kepala, “saat kau bilang 'tidak ada yang menyukainya', itu sangat aneh. Jika benar tidak ada yang menyukainya, hanya dengan alasan 'menggoda suster dan dokter wanita', bukankah kau bisa memecatnya? Cukup dengan laporan pelecehan seksual, langsung kau bisa usir dia.”
Feng Bujue mulai mondar-mandir di ruangan seolah sedang mempertunjukkan pertunjukan deduksi: "Setelah bertemu Jenny, aku semakin yakin tidak ada yang namanya 'pelecehan', paling-paling hanya 'flirting'." Senyuman sinis di wajahnya semakin jelas, "Sekarang saat kulihat lagi pembukaanmu... terasa aroma 'cemburu' yang kuat. Ungkapan seperti 'wajah tampanmu', 'tidak tahu sopan santun'... hehe... Tuan Direktur, kurasa kau benar-benar gila karena cemburu."
Ekspresi wajah direktur menjadi sangat buruk, wajah yang tertutup koin tembaga itu sudah terdistorsi.
Tapi perkataan Feng Bujue masih jauh dari selesai, ia terus menyerang: "Benar, Lester telah melakukan banyak pelanggaran aturan, tapi bagi karyawan lain dan pasien rumah sakit, ini semua hal baik, atau kita bisa sebut dengan satu kata - 'kepedulian', sesuatu yang tidak akan dimengerti orang sepertimu." Ia menggelengkan kepala, "Karena dia sangat populer di antara semua orang, sangat sulit bagimu untuk memecatnya... Akibatnya, kebencianmu padanya semakin menjadi-jadi." Ia berbalik badan, mengangkat satu jari, "Namun... bagaimanapun juga kau adalah direktur. Di bawah tekanan terus-menerus darimu, divisi SDM akhirnya menyerah. Akhirnya, kau bisa mengusir si anak menyebalkan itu."
"Hehe... Mungkin ini takdir, Lester harus bertugas malam terakhirnya tepat pada tanggal 5 Desember." Feng Bujue terdiam beberapa detik sebelum melanjutkan dengan senyuman, "Seperti yang kau katakan... Dia sering terlambat masuk kerja, jadi kali ini pun dia kembali datang terlambat." Matanya berbinar saat menatap kepala rumah sakit, "Keterlambatan inilah yang menyelamatkannya dari maut."
Kepala rumah sakit mengernyit dengan wajah mengerikan, "Hmph... Kau yakin?"
"Tentu saja." Feng Bujue menyela sebelum lawannya selesai bicara, "Dalam perjalanan ke sini, aku sudah memahami..." Ia menunjuk ke belakangnya, "Ruangan sebelumnya dengan pintu 'keluar dari rumah sakit' itu sama sekali bukan untuk Lester..." Ekspresinya menjadi tegas, "Itu adalah pintu pelarianmu sendiri, bukan?"
