"Apa penjelasanku masih kurang jelas?" Kepala RS menyeringai. "Hanya dengan pisau dapur di tanganmu... mau apa?" teriaknya marah. "Kau bukan bagian dari duniaku! Mengapa tak kau kembali saja ke tempat asalmu! Hah?"
Crett! Gerakan tangan dan jatuhnya pisau. Pisau dapur menghujam ke sisi leher Kepala RS.
Feng Bujue tak peduli omongan sihannya. Misi utama sudah jelas menyuruhnya membunuh Kepala RS, pasti ada cara untuk mengalahkan BOSS ini.
Namun... tebasan ini seperti memukul besi, terpental keras.
Plat tembaga di permukaan tubuh Dekan bukan sekadar hiasan, saat masih hidup, dia sendiri adalah monster berkulit tembaga dan tulang besi.
"Gila..." Jue Ge mengutuk dalam hati. Karena tenaga yang berlebihan, lengannya mati rasa akibat getaran, bahkan mata pisau dapur di tangannya retak terbuka.
"Hmph... Kalau kau tak mau membukakan pintu untukku... matilah kau!" Tubuh gemuk Dekan menerjang dari balik meja. Tangannya yang kekar mencekik leher Feng Bujue sambil memaki, "Setelah kau benar-benar menjadi hantu, akan kutunjukkan apa itu penderitaan! Hahahaha..." Tertawanya menggema. "Dasar banci bermuka putih! Berani-beraninya merayu perawat! Berani telat!" Setiap kata makiannya disertai tekanan yang semakin kuat di leher. "Berani tidur saat jaga malam! Berani mencuri botol darah untuk pasien!"
Tekanan dahsyat di leher membuat Feng Bujue merasakan sesak napas hebat. Kesadarannya mulai memudar. Penderitaan mental ini jelas akan mempercepat kematian fisik Lester. Begitu "nilai kelangsungan hidup" pengelana antar dimensi ini mencapai nol, Lester akan benar-benar "mati" dan berubah total menjadi hantu. Saat itu, kesadaran pemain akan terteleportasi, sedangkan nasib Lester... sudah jelas.
"Itu semua uangku! Milikku!" Direktur mengaum dengan penuh amarah, terus meneriakkan, "Kau pikir aku membangun rumah sakit ini untuk amal? Untuk menyelamatkan nyawa? Dasar anak haram! Ini bisnis... mengerti? Aku sengaja membuat mereka yang datang ke sini terkena kutukan, terjebak di sini... sampai mereka mati dan mengosongkan tempat tidur, lalu kuisi dengan antrian panjang yang menunggu. Tentu... tergantung siapa yang bayar lebih." Alisnya berkerut, matanya melotot, senyum menjijikkan mengembang di bibirnya, "Oh... iya, pacarmu itu, namanya... Fiona, adik bodoh Chad itu. Kau tahu bagaimana dia mati? Karena kau si pacar sampah dan kakak sampahnya itu cuma bisa bayar biaya pengobatan dasar... Hmph... Jadi kuberi sedikit tambahan di obatnya, mempercepat pembebasannya..."
Saat ini, Direktur telah kehilangan akal budi. Ia lupa sedang berbicara dengan seorang "pengelana antar dimensi". Saat tangannya mencekik leher Feng Bujue, kebencian bertahun-tahun akhirnya meledak. Di hadapan wajah Lester, tanpa sadar ia melontarkan semua kata-kata beracun yang telah dipendamnya selama bertahun-tahun.
"Situasinya tidak normal... Jika terus begini aku akan mati..." Dalam situasi kritis ini, otak Jue Ge sedang berpikir keras mencari strategi, "Apa mungkin sebelumnya aku memicu FLAG yang mengarah ke ending kematian pasti? Bagaimana caranya mengalahkan BOSS ini... Kekuatannya jauh di atasku." Ia kembali memeriksa menu permainan, inventory dan slot skill masih terkunci, senjata psionik juga tidak bisa digunakan... Benar-benar situasi tanpa harapan...
Melihat nilai kelangsungan hidupnya turun drastis di bawah 20%, hampir memasuki status sekarat, akhirnya... perubahan datang.
Klang...
Ubin emas di lantai tertembus oleh kekuatan dahsyat. Sebuah lengan sebesar paha menyembul dari bawah ubin dan tepat mencengkeram pergelangan kaki kepala rumah sakit.
"Sial... Harusnya baru memicu alur cerita ini ketika aku hampir mati..." pikir Feng Bujue.
Sesaat kemudian, kepala rumah sakit melepaskan Lester. Dengan wajah panik ia menunduk berteriak, "Siapa? Tidak mungkin!" Sambil berteriak, ia membungkuk memukul lengan raksasa itu.
Namun... Serangannya seperti menggaruk melalui sepatu, sama sekali tidak efektif.
Kemudian terdengar suara berderak-derak, pemilik lengan itu telah membobol lantai dan naik ke tingkat ini.
"Dasar anak pelacur..." Kepala Chad sendiri mengumpat dengan kata-kata kotor. Dengan gerakan gesit ia melompat, berdiri tegak, lalu mengangkat kepala rumah sakit secara terbalik dengan satu tangan, "Akan kubuat kau membayarnya!"
Bang-bang-bang……
Tinju sebesar panci gerabah terus-menerus menghantam tubuh Kepala Sekolah, pemandangan ini seperti memukul sandbag, hanya saja suara yang dihasilkan seperti palu menghantam gendang tembaga.
"Dasar... sampah tak berotak... si raksasa bodoh..." Kepala Sekolah yang digantung terbalik dan dipukuli Chad selama beberapa saat jelas terluka parah, seluruh tubuhnya mulai retak.
"Ya, aku memang raksasa bodoh." Chad menjawab, "Sejak kecil aku tidak pintar, sering di-bully. Tapi sahabat terbaikku tidak pernah mengejekku, adik perempuanku juga tidak. Mereka selalu mendukungku, berbagi suka dan duka. Kami semua orang biasa, berpenghasilan pas-pasan dan tidak punya status sosial tinggi, tapi kami hidup bahagia. Tidak sepertimu... menyakiti orang lain demi nafsu pribadimu."
Chad mengangkat kedua lengannya tinggi-tinggi sambil mengangkat Kepala Sekolah di atas kepalanya, berteriak: "Di dunia ini, aku hanya punya dua orang keluarga. Kau sudah membunuh satu, aku takkan biarkan kau sakiti yang kedua!"
Dengan raungan kemarahan, Chad menarik kuat-kuat hingga tubuh Kepala Sekolah yang sangat kokoh itu terkoyak menjadi dua bagian.
Sejenak, Feng Bujue mengira mereka sudah aman, tapi...
"Aaaa..." Asap hitam pekat menyembur dari tubuh terkoyak Kepala Sekolah, disertai teriakan mengerikan: "Aku akan mati bersama kalian semua!"
Tampaknya BOSS ini masih bisa melakukan serangan balasan terakhir...
"Lari cepat!" Kepala lain di bahu Chad berteriak pada Feng Bujue. Pasti itu adik perempuannya Fiona.
Chad sendiri menambahkan, "Aku yang menghadangnya, pergilah!"
【Tugas saat ini telah berubah, misi utama telah diperbarui】Peringatan sistem pun muncul.
Feng Bujue segera membuka menu permainan. Di daftar quest, misi utama sekarang berubah menjadi empat kata sederhana: 【Kabur dari Rumah Sakit】.
Dalam situasi ini tak ada lagi waktu ragu. Jue Ge langsung meluncur ke lubang di lantai dengan gerakan sliding. Ini satu-satunya jalan keluar dari lantai tiga. Tak ada pilihan lain, meski mungkin langsung mati... dia harus lompat.
Tentu saja sistem tidak mendesain quest seperti itu. Setelah jatuh sekitar dua-tiga meter, dia mendarat dengan selamat tanpa kehilangan nilai kelangsungan hidup.
"Terima kasih! Chad!" Teriak Jue Ge ke atas begitu mendarat.
Saat menengadah, pemandangan mengerikan menyambutnya... Gumpalan hitam seperti awan hidup mengalir dari lubang langit-langit dan mendekat...
"Bertahanlah! Lester!" Suara kakak-beradik Chad bergema dari atas sebelum ditelan kabut hitam...
Feng Bujue langsung berlari sekencang-kencangnya.
Kini tak perlu khawatir soal konsumsi stamina. Dia memacu diri menuju lobi lantai satu...
"Naik lift sama sekali tidak mungkin..." Feng Bujue tetap tenang dalam kepanikan, dalam hitungan detik ia telah mengidentifikasi posisinya dan merencanakan rute pelarian di otaknya, "Kalau begitu... jalur satu arah ke lantai satu berada di..."
Dia berlari kencang, kabut hitam di belakangnya tak kalah cepat. Dari dalam kabut terus terdengar lolongan mengerikan Kepala Rumah Sakit: "Jangan lari! Dasar bajingan kecil!"
"Enyahlah! Kau sampah tak berguna!" Feng Bujue tak mau kalah dalam bertukar cacian, bahkan saat berlari menyelamatkan nyawa pun tetap melontarkan balasan.
Setelah berlari sprint lebih dari satu menit, ia akhirnya mendekati jalur satu arah di lantai dua.
"Begitu belok di tikungan depan... langsung sampai lantai satu." Feng Bujue menyemangati diri sendiri dalam hati. Saat ini, ia memang membutuhkan sugesti psikologis seperti ini. Karena ia sudah jelas merasakan... tubuh Lester hampir tidak bisa bertahan.
Tak disangka... saat ia berbelok di ujung koridor, pemandangan putus asa kembali menyambutnya.
Di sepanjang koridor ini, berdiri bayangan-bayangan hantu dalam jumlah besar. Tubuh para hantu ini bahkan sudah mendekati wujud fisik...
