"Yokai-yokai! Kata-kata jahat tak berpengaruh padaku!" Tianma Xingkong yang telah melihat wajah aneh pepohonan itu justru tak takut lagi. Dengan suara lantang ia berteriak, "Siap Terima! Meteor Fist Pegasus!"
Sebelum suaranya habis, ratusan pukulan energi keperakan seperti meteor berhamburan menerjang pepohonan itu.
Tapi... tidak ada efek sama sekali.
“Hahahaha...” Pepohonan Penghina yang terkena Meteor Fist tertawa terbahak-bahak, mereka sama sekali tidak cedera bahkan mengejek serangan itu,"Pukulanmu lemah seperti adik perempuanku! Hahaha..."
"Sial..." Amarah Xiao Ma Ge mulai membara, tinjunya siap menghantam lagi.
"Hemat tenagamu." Feng Bujue mendekatinya dengan nada tenang sambil menahan bahunya,"Mereka sama sekali tidak takut dengan seranganmu. Faktanya, mereka sedang memancingmu untuk menyerang."
"Jadi...pohon-pohon ini masokis?" Atobe di samping menyela.
"Jika itu lelucon, cukup datar." Hong Hu berkomentar,"Jika deduksi...terlalu ngawur."
Feng Bujue melanjutkan:"Jelas pohon-pohon ini sedang mengulur waktu perjalanan kita." Matanya menyapu sekeliling,"Mereka terus mengucapkan sampah untuk memancing amarah dan serangan kita." Pandangannya beralih ke Tianma Xingkong,"Seranganmu hanya membuang stamina dan waktu tanpa hasil."
"Oh..." Xiao Ma Ge mengangguk,"Masuk akal." Posisi bertarungnya rileks,"Aku akan mengabaikan yokai ini, tetap tenang."
"Nah begitu." Feng Bujue menoleh ke Atobe,"Lanjutkan memimpin jalan."
Mendengar itu, Atobe kembali berbalik dan melanjutkan perjalanan.
Selama para pemain berdialog, makian dari Pepohonan Ejekan masih terus terdengar. Kini kelima orang mulai berjalan lagi, pohon-pohon itu semakin menjadi-jadi dalam menghina. Namun semua telah memutuskan untuk mengabaikan dan tidak menghiraukan konten ejekan tersebut. Mereka mempercepat langkah dengan kepala tertunduk, tak lama kemudian memasuki inti Hutan Ejekan.
Pohon-pohon disini lebih besar dan rapat, sulur-sulur yang menjalin seperti tentakel menghalangi jalan para pemain. Pada titik ini, kapak milik Atobe yang bernama 【Pohon Peri Pembuat Omong Sampah Harus Mati】 akhirnya bisa digunakan.
"Aah! Aah! Kau tahu sedang melakukan apa?! Brengsek!" Teriakan dan umpatan terus keluar saat kapak menghujam sulur pohon.
"Tahu dong." Atobe mengayunkan kapaknya dengan wajah puas tanpa belas kasihan, "Kalau tidak, mana mungkin aku melakukannya dengan senang begini?" Ekspresi khas anggota kubu Chaotic Evil terpancar jelas sambil terus menebas sulur.
Feng Bujue yang berjalan di belakang Atobe teringat sesuatu, menoleh bertanya: "Ngomong-ngomong, Paman Fei Chai, pinjam api dong?"
Tanpa banyak bicara, Paman Fei Chai langsung mengeluarkan korek api dari saku dan melemparkannya ke Jue Ge.
"Makasih." Feng Bujue menangkap korek itu, mengambil ranting kecil dari tanah, lalu mencoba menyalakan ujung ranting tersebut.
“Ini sedang melakukan apa?” Tianma Xingkong bertanya setelah melihat situasinya.
“Menguji bahan bakar.” Feng Bujue menjawab.
“Oh...” Hong Hu langsung memahami maksud kalimat itu, “Ide bagus.”
“Kalian sedang membicarakan apa?” Tianma Xingkong bertanya penuh kebingungan.
“Dia ingin menguji berapa lama ranting pohon ini bisa terbakar.” Hong Hu menjelaskan, “Pohon yang bisa bertahan dari Meteor Fist Pegasus pasti tidak biasa.”
“Begitu rupanya...” Paman Fei Chai juga mulai mengerti, “Jika ranting-ranting Pohon Ejek ini benar-benar bisa terbakar dan tahan lama, kita bisa mengumpulkannya sekarang untuk persiapan.”
“Hm, benar.” Hong Hu berkata, “Dari settingan dasar quest ini, menghangatkan diri atau memanaskan makanan dengan api pasti diperlukan nanti. Lebih baik mencegah daripada mengobati.”
Selagi mereka berbicara, Feng Bujue sudah membuat kemajuan, “Aha! Sudah kuduga ini bisa menyala.” Dia menghabiskan waktu sebentar dan akhirnya berhasil menyalakan ranting di tangannya.
Jue Ge langsung melempar korek api kembali ke Paman Fei Chai, lalu cepat-cepat mengeluarkan pelontar dari tasnya. Ranting kecil yang menyala itu melayang di depan pelontar, “Sekarang... kita lihat berapa lama ini bisa bertahan.”
"Hei! Brengsek!" Sebatang Pohon Ejekan di samping menyela keras, "Kau pikir melakukan ini bisa mengubah takdir kematian kalian? Dasar idiot yang sok pintar! Otakmu kecil seperti alat pernikahan tikus tanah! Kau hanya belatung yang menggeliat di antara kebodohan dan kesombongan! Tindakanmu tak ada artinya! Sama sia-sianya seperti menerjemahkan buku 'Cara Belajar Bahasa Jerman' ke bahasa Jerman!"
"Hehe..." Feng Bujue tersenyum ke arah pohon itu, "Ada apa? Kenapa begitu emosi? Jangan-jangan aku kebetulan membakar [——]mu?"
"Dasar bajingan licik, berani lawan aku satu-satu!" teriak Pohon Ejekan itu.
"Aku tidak akan mendekat." Feng Bujue membalas dengan senyum super menjengkelkan, "Kalau berani, datanglah pukul aku~ bodoh."
"Hey... Kamu sambil menasehati kami untuk mengabaikan pohon-pohon ini, sambil asyik bertengkar mulut dengan mereka?" kata Hong Hu, "Setelah berhasil mengumpulkan banyak ucapan sampah, mau mempraktikkannya ya?"
"Jangan banyak cakap... Yu Long, cepat atau lambat kau akan mati di hadapanku, dan kalimat terakhirmu akan 'Ji Sheng Yu, He Sheng Liang'."
"Tiba-tiba menyerangku lagi? Kau gila ya?"
"Lagi bosan saja." Feng Bujue mengangkat bahu menjawab.
Beberapa saat kemudian, Jue Ge mendekat dan melihat ranting yang terbungkus api, "Hmm... Seperti dugaan, setelah dibakar begitu lama, ukuran ranting ini sama sekali tidak berkurang, dan tidak ada abu yang jatuh." Katanya sambil melepas tombol pelontar, menjatuhkan ranting ke tanah, lalu menginjaknya beberapa kali, "Hmm... Bagus, memadamkan lebih mudah daripada menyalakan."
Dia menyimpan pelontarnya dan melanjutkan, "Material yang aman dan tahan api, sungguh mengejutkan. Jika Gadis Penjual Korek Api punya korek dari bahan ini, ceritanya tidak akan berakhir tragis." Dia berhenti sebentar sejenak, seolah teringat sesuatu, "Oh tentu... Jika ayahnya seorang hentai, beberapa tahun kemudian cerita ini tetap akan..."
"Hei! Berhenti di sini!" Hong Hu memotong dengan keras, "Lagi-lagi bahas topik yang bikin gerah? Pola pikirmu terus-terusan ingin melenceng ya?"
"A... Aku sama sekali tidak mengerti omongan kalian," Tianma Xingkong menyela dengan ekspresi bingung, "Tapi sepertinya kalian berdua sangat akrab."
"Omong kosong!" Balas Hong Hu, "Orang ini bahkan tidak ada di Daftar Temanku."
"Hey! Semuanya." Tiba-tiba Atobe yang sedang membuka jalan di depan berbicara, kini dia telah berhenti dan memberikan kode pada rekan timnya, "Sepertinya kita dapat masalah..."
