“Hmm... Lebih baik minggat dulu!” Feng Bujue hanya ragu selama dua detik sebelum memutuskan untuk meninggalkan tempat ini.
Vajra Ghanta yang berdengung seperti ini belum pernah terjadi sebelumnya, apapun monster yang akan muncul, Jue Ge tidak yakin bisa menang. Lagipula, monster di Taman Horor tidak memiliki konsep "menjatuhkan peralatan", memang tidak ada alasan untuk sengaja memprovokasi monster yang tidak terkait dengan misi utama.
Oleh karena itu, setelah sedikit pertimbangan (sebenarnya sedang menunggu peringatan quest), Feng Bujue memilih untuk kabur.
Tapi... apakah Sistem akan membiarkannya lolos...
Bzzz——
Suara gemuruh tiba-tiba terdengar dari belakang Feng Bujue. Bersamaan dengan suara aneh itu, sebuah penghalang transparan raksasa terbentuk tiba-tiba. Penghalang ini seperti mangkuk raksasa terbalik yang "menutupi" area sekitarnya.
Saat itu, Jue Ge kebetulan sedang berbalik untuk lari, tepat ketika kaki kirinya menginjak Langkah Bulan. Di bawah efek 【Menginjak Kekosongan】, tendangan penuh tenaga ini menghasilkan efek luar biasa - Feng Bujue melesat seperti peluru meriam yang meluncur dari laras.
Alhasil... wajah beruangnya menghantam penghalang dengan keras, nilai kelangsungan hidupnya turun 9%...
Meskipun Feng Bujue memiliki kemampuan "Kalkulasi Tanpa Jeda Waktu" yang luar biasa, dalam situasi seperti ini bahkan jika dia memperhitungkan hasilnya, sudah terlambat untuk mengerem.
“Hmm... Tidak boleh pergi, ya...” gumam Jue Ge sambil mengusap wajahnya.
Karena kerusakan nilai kelangsungan hidup masih dalam batas yang bisa diterimanya (kerusakan akibat kabut beracun dua jam lalu sudah pulih hampir sepenuhnya), sikapnya masih terlihat tenang.
"Paling-paling cuma bertarung..." Feng Bujue malah membalikkan badan, menghadap ke BOSS yang perlahan muncul dari lautan kotoran itu sambil bergumam, "Quest Nightmare ini hampir tidak membatasi kemampuan bertarung pemain, masa aku takut sama kamu..."
Hu...long...long...long...
Dalam hitungan detik itu, tubuh bagian atas BOSS tersembunyi sudah muncul dari pusaran. Posturnya persis manusia, hanya ukurannya lima kali lebih besar dari orang biasa. Karena seluruh tubuhnya tertutup kotoran coklat tua, wajahnya tidak jelas terlihat, hanya bisa diduga dari siluet... BOSS ini berjenis kelamin perempuan.
Di saat yang sama, durasi "peringatan kematian" dari Vajra Ghanta habis, gema loncengnya tiba-tiba terhenti...
Feng Bujue segera mengaktifkan efek level 2: [Mengamati informasi detail monster (kecuali BOSS level)].
Hasilnya... tidak ada umpan balik sama sekali...
"Seperti dugaan... bukan monster biasa." Bujue berpikir dalam hati, "Efek level 1 Vajra Ghanta sudah dipakai ke Lesander, tidak bisa memverifikasi apakah ini NPC atau bukan. Tapi... melihat cara kemunculannya, 99% ini BOSS..."
"Oooooo--" Tiba-tiba, lolongan panjang nan menyayat hati menggema, memutus alur pikirannya.
Teriakan BOSS ini menggema di seluruh rawa. Sayangnya... penghalang tak kasat mata di sekitarnya mengubah kualitas suara. Saat jeritan itu sampai ke telinga beberapa pemain di kejauhan, terdengar seperti angin berdesir. Jadi... tidak akan ada yang datang membantu karena tertarik suara.
"Apa ini semacam pengumuman telah siap tampil...?" Feng Bujue melangkah di udara beberapa kali, kembali menaikkan ketinggian. Setelah beberapa detik memeriksa BOSS itu dengan seksama, dia berkomentar, "Hmm... postur tubuhnya lumayan."
Jika ada pemain lain di sana, mereka pasti akan tercengang melihat selera Jue Ge yang ekstrim. Untungnya hanya dia sendiri di sini, bisa bertingkah sesuka hati...
"Aku... sangat... membenci... ini!" Kali ini, BOSS itu mengucapkan dialog pertamanya dengan suara serak seperti gong pecah.
Tidak perlu membahas betapa menyedihkan nada bicaranya... Begitu mulutnya terbuka, bau busuk pekat nan menyengat menyembur keluar seperti naga racun gas, menyambar Jue Ge di ketinggian. Tanpa ragu, dia menghentakkan kaki di udara dan melompat lebih tinggi. Jelas, Feng Bujue lebih memilih mati di racun atas daripada tewas karena bau ini...
"Lho? Kok tidak apa-apa?" Setelah mencapai ketinggian hampir 20 meter, Jue Ge membuat penemuan mengejutkan, "Oh begitu, penghalang ini mengisolasi kabut racun di luar!"
Kejutan kecil ini tidak bertahan lama, hanya sekitar tiga detik...
Tiga detik kemudian, terdengar suara "huuu!"... Sebuah bola kotoran sebesar tempayan terbang mendekat...
Saat itu, postur Feng Bujue baru saja stabil, namun pikirannya masih belum tenang. Menghadapi serangan horor yang tiba-tiba ini, reaksinya terlihat agak lambat. Bukan karena tidak ada cara untuk menangkalnya, tapi beberapa metode tidak ingin dia gunakan.
Misalnya, Kalkulasi Tanpa Jeda Waktu memberitahunya: strategi paling aman dan paling hemat energi untuk melawan serangan ini adalah - meringkuk dan menahan serangan.
Mungkinkah dia melakukan itu?
Jawabannya sudah jelas...
Oleh karena itu, Jue Ge harus menghadapi serangan ini sebisa mungkin tanpa terkena "kontaminasi". Pendekatan seperti ini... meningkatkan tingkat kesulitan, risiko, dan tentu saja konsumsi energi. Tapi dia... tidak punya pilihan lain.
Tiba-tiba, Jue Ge mengaktifkan [Spiritual Awareness Body Convergence Technique - versi modifikasi] selama satu detik, melangkah dengan kecepatan luar biasa menggunakan Langkah Bulan yang terfragmentasi dan padat, sambil memutar tubuhnya di udara.
Akhirnya, dengan pose yang sama sekali tak terduga... dia berhasil bermanuver menyusuri tepi luar "peluru meriam" kotoran itu selama setengah lingkaran, nyaris menghindari serangan.
"Nona cantik, siapa nama Anda? Bisa kita berhenti main kotoran dan bicara baik-baik?" Setelah menghindari serangan pertama BOSS, Feng Bujue segera mencoba bernegosiasi; Meski kemungkinannya sangat kecil, probabilitas menghentikan pertarungan setelah berdiplomasi dengan BOSS memang ada, tentu harus dicoba.
"Aku... aku adalah..." suara BOSS itu tiba-tiba berubah lebih lembut, seolah sedang mengingat-ingat, "Aku... Fulin... jiwa tercantik... termurni... di Kerajaan Necropolis..."
"Ini lelucon macam apa!" Feng Bujue dalam hati mencela, "Lebih percaya kau bilang diri ini Ragnaros yang salah operasi kelamin lalu jatuh ke septic tank (BOSS akhir dungeon Molten Core World of Warcraft, Balrog raksasa dengan tubuh bawah berpusaran yang selalu bertarung di lautan magma)!"
"Heh... hehehe..." Fulin tiba-tiba tertawa sinis seperti orang split personality, bau busuk menyengat menguap dari wajahnya, "Pengelana antar dimensi... tahukah kau momen terindah di dunia ini?"
"Aku ingin mendengarnya..." jawab Feng Bujue sambil terus menggeser posisi menghindari gas berbau busuk.
"Momen terindah adalah saat sesuatu yang indah tercipta." Fulin menjawab, lalu langsung bertanya lagi sebelum Feng Bujue sempat menyela, "Lalu tahukah kau... momen terburuk di dunia?"
Feng Bujue langsung mendapat firasat buruk. Ini pertanyaan retoris. Jawabannya akan diungkapkan dengan sendirinya - sesuatu yang tragis, putus asa, dan mungkin disertai serangan kematian instan...
