Fungsi pencahayaan 【Pelontar Anti-Gravitasi Komposit】 jelas lebih unggul dari senter biasa. Bukan hanya jangkauan cahaya lebih jauh, tapi juga sumber energinya tak terbatas. Maka dengan Feng Bujue di depan, setidaknya bisa melihat lebih jauh dari yang lain.
"Lagi pula, Jue Ge tidak memiliki rasa takut. Saat menghadapi perubahan yang tiba-tiba dan mengejutkan, dia tidak akan ragu karena ketakutan sesaat."
"Dan poin kunci lainnya... Feng Bujue memiliki Kesadaran Jiwa - Kalkulasi Tanpa Jeda Waktu. Dengan kemampuan ini sebagai pendukung, apapun situasi yang dihadapi, dia bisa memberikan respons yang relatif rasional."
"Singkatnya, seperti yang dipikirkan Jue Ge, dalam lingkungan seperti ini, dia memang kandidat pemandu yang paling tepat."
"Adapun beban mental tambahan... itu tidak masalah baginya. Karena otaknya memang tidak bisa diam, selalu memikirkan banyak hal yang tidak berhubungan..."
"Tanpa terasa, mereka sudah berjalan hampir setengah jam. Tiba-tiba, Hong Hu yang berada di barisan belakang berkata, 'Dindingnya sepertinya berubah.'"
"'Ya, aku juga memperhatikan,' sahut Paman Fei Chai. 'Meski warnanya sama dengan dinding sebelumnya, tapi... bagian dinding batu di jalan ini sepertinya bisa menyerap cahaya.'"
"'Hah? Benarkah?' Tianma Xingkong berkata sambil menyorotkan senternya ke dinding, 'Aku tidak melihat perbedaan...'"
"'Karena Spesialisasi Investigasiku lebih tinggi,' kata Hong Hu sambil menyesuaikan kacamatanya. 'Jadi mataku lebih sensitif terhadap perubahan cahaya.'"
"Paman Fei Chai menunjuk kacamata hitam di wajahnya: 'Kacamata hitamku ini item spesial, juga bisa melihat perbedaan semacam ini.'"
"'Lalu... perubahan ini menandakan apa?' Atobe menyela bertanya."
“Hehe… Masih perlu ditanya lagi?” Feng Bujue yang berjalan di depan tidak menoleh, "Pasti ada masalah."
“Benar, ini seharusnya cara Sistem mengingatkan kita secara implisit bahwa di depan ada bahaya.” Hong Hu juga berkata.
“Jangan khawatir, aku lebih bisa diandalkan daripada Sistem.” Suara Feng Bujue terdengar santai, "Saat bahaya datang, cukup ikuti perintahku."
“Kau cuma bisa omong kosong…” Atobe menyeringai sinis.
“Tidak… Saudara Feng tidak sedang membual, dia memang hebat…” Paman Fei Chai menyambung dengan suara berat, “Di terowongan ini, tekanan yang ditanggung pemimpin jauh lebih besar daripada kita yang mengikuti dari belakang.” Sambil berbicara, matanya di balik kacamata hitam memandang tajam ke arah punggung Jue Ge, “Jika digantikan olehku, mungkin sudah tidak ada tenaga tersisa… untuk bisa sesantai ini menoleh dan berbicara dengan rekan tim.”
“Aha! Lihat, ada juga yang paham kualitas.” Feng Bujue tertawa, “Pendapat yang brilian dari Saudara Chai.”
“Sial… Aku juga santai kok, hebat apa sih, lalalala~” Atobe masih tidak terima, ia memaksakan diri mengejek Jue Ge.
“Oh~ Kayaknya kamu masih semangat ya?” Senyum sinis mengembang di salah satu sudut bibir Feng Bujue, “Baiklah~ Untuk menyemangati moral yang rendah, mari kita nyanyikan sebuah lagu...”
“Jangan-jangan kau mau nyanyikan ‘Xiao Ma Ge kaki mengarah ke barat’ lagi?” Hong Hu menahan dahi sambil bergumam.
"Jue Ge~ Jue Ge~ Kau benar-benar langka! Pemain wanita cantik tak bisa mengalahkanmu, tiba-tiba muncul Sang Pembawa Dendam~" Feng Bujue menyanyikan dengan suara berat dan dalamnya yang paling heroik, "Di mana ada kesulitan pasti ada dirimu, di mana ada bahaya pasti ada kakak, berpengalaman ratusan pertempuran jadi garda depan, menghukum kebaikan dan menyebarkan kejahatan dengan hati setan~"
"Berani-berarinya kau tidak punya malu!" teriak Atobe sambil menutupi telinganya.
Tiga orang lainnya juga menunjukkan ekspresi jijik, menggerutu, dan mulai memaki-maki. Seketika, suara 【】 di terowongan tak henti bergema.
Begitulah karakter Jue Ge - ketika kepercayaan dan simpati rekan tim mulai terkumpul hingga level tertentu, dia akan dengan mudah meruntuhkan batas bawah, menghancurkan semua harapan dan imajinasi kalian...
Orang ini sebenarnya bisa diandalkan atau tidak, benar-benar sulit dipastikan...
"Ha... Ada gema di terowongan ini, bagus juga," kata Feng Bujue sambil tertawa usai menyanyi, "Seperti di kamar mandi umum."
"Kalau kau berani begini di kamar mandi umum..." kata Paman Fei Chai, "Dipukul sampai tiarap masih termasuk hukuman ringan..."
"Iya, kalau ketemu aku, pasti kubenamkan kau di kolam sampai tenggelam..." sambung Tianma Xingkong.
Feng Bujue terkekeh: "Terlalu dipuji... Terlalu dipuji... Aku memang bukan penyanyi profesional."
"Siapa 【——】 yang memujimu?!" bentak Atobe, "Tak bisa bedakan pujian dan hinaan ya?"
Tepat ketika para bajingan ini sibuk mencela dan bergosip, tiba-tiba...
"Fuka... fuka fuka fuka..." Suara aneh bergema, terdengar seperti ketukan papan cepat namun tidak begitu nyaring.
Suara itu semakin dekat dari atas terowongan. Mendengarnya, Feng Bujue segera menegakkan ekspresi dan mengangkat lampu eksplorasi untuk memandang ke depan.
Beberapa detik kemudian, beberapa bayangan hitam aneh memasuki bidang pandangnya.
"Kupu-kupu?" Ini adalah reaksi pertama Jue Ge.
Beberapa detik berlalu, semakin banyak bayangan kupu-kupu muncul...
Seiring jarak yang memendek, penampilan mereka semakin jelas. Saat diamati... setiap sayap "kupu-kupu" di kejauhan berbentuk seperti bilah pedang, memancarkan kilau dingin senjata tajam. Badannya sebesar ruas jari manusia dengan warna hijau pekat, sementara di kepala terdapat sepasang antena seperti capit.
Jika hanya satu atau dua makhluk seperti ini yang mendekat, para pemain takkan menghiraukan - cukup ditepuk sampai mati. Tapi saat ini, yang datang dari atas terowongan... adalah gelombang kupu-kupu bak air bah...
"Berbalik! Lari!" Feng Bujue hanya berpikir satu detik sebelum meneriakkan tiga kata singkat ini.
Rekan tim di belakang langsung bertindak, berbalik pergi begitu mendengar perintah...
"Secepat apa larinya?" Kini Hong Hu yang berada di depan, secara wajar dia perlu menanyakan kecepatan ideal yang harus dipertahankan.
"Tidak perlu terlalu cepat, tapi juga jangan terlalu lambat." Feng Bujue berbicara sambil mengeluarkan 【Moxxi Nyonya Kecerobohan】 dari tasnya, mengarahkan senjata ke kawanan kupu-kupu di belakangnya dan menembak dengan terkendali.
"Omong kosong..." Hong Hu bergumam sambil terus berlari, "Lebih baik kau bilang 'ikuti instingmu' saja!"
"Jangan banyak bicara! Tidak lihat aku sedang sibuk hit and run (konsep yang pertama muncul di StarCraft, merujuk pada: teknik mengatur ritme serangan unit jarak jauh agar bisa melakukan serangan penuh sambil bergerak. Lambat laun berkembang menjadi istilah 'kite')?" teriak Feng Bujue. Dalam waktu dua kalimat ini, Jue Ge telah menghabiskan magazen pertama pelurunya.
"Hei! Xiao Ma Ge." Feng Bujue menyapa Tianma Xingkong di depannya sambil mengganti magazen, "Mau tanya sesuatu."
"Apa?" Tianma Xingkong menoleh sambil terus berlari.
"Bisakah kau... melepaskan Meteor Fist ke terowongan tanpa menyentuh dinding?" tanya Feng Bujue.
"Ha! Bagaikan kacang goreng." Tianma Xingkong menjawab penuh keyakinan.
Sebenarnya Jue Ge tahu lawannya pasti bisa, tapi dalam situasi seperti ini lebih baik memastikan untuk berjaga-jaga.
"Baiklah, kita tukar posisi. Kau yang jaga belakang." Kata Feng Bujue sambil perlahan menyamping ke samping Xiao Ma Ge, menyenggol lengannya agar berbalik arah.
“Tepat seperti yang kuinginkan!” Tianma Xingkong berputar dengan lincah, menghadapi gelombang kupu-kupu, lalu berkata dengan gagah, “Seorang pahlawan takkan lari terbirit-birit!”
Dalam sekejap, dia telah mengambil sikap siap, membidik kawanan kupu-kupu yang mendekat... Satu jurus dilepaskan!
“Meteor Fist Pegasus!” Sebagai orang yang tak nyaman jika tak meneriakkan nama jurus, teriakan ini pasti keluar dari mulutnya.
Seketika, kilatan pukulan energi keperakan beterbangan, berkumpul di tengah terowongan, menyambut kawanan kupu-kupu yang padat.
Bang-bang-bang... Dentuman bertubi-tubi terdengar, diikuti suara gemerincing logam berjatuhan.
“Bagus, pertahankan!” teriak Feng Bujue melihat serangan Tianma Xingkong sangat efektif, “Hong Hu, kalian juga berhenti lari, Xiao Ma Ge sudah menahan mereka.”
Ketiga orang di depan langsung berhenti dan menoleh ke belakang.
“Sebenarnya apa itu?” tanya Atobe, “Aku bahkan tak sempat melihat jelas.”
“Sejenis monster mirip kupu-kupu, jumlahnya setidaknya ribuan,” Feng Bujue menjelaskan informasi yang diamatinya dengan cepat, “Kecepatan terbang sedikit lebih tinggi dari kupu-kupu biasa, cara menyerang belum diketahui...” Dia berhenti sejenak, lalu melanjutkan, “Sayap mereka memiliki kekerasan mendekati baja, bahkan bisa menahan beberapa kali tembakan peluru. Satu magazen peluru habis kugunakan, tapi hanya membunuh beberapa ekor... Makanya, aku putuskan ganti orang yang bertahan di belakang.”
"Pukulan Meteor sepertinya benar-benar efektif..." Paman Fei Chai melihat ke arah Tianma Xingkong melewati bahu Feng Bujue, "Dan dia benar-benar tidak menyentuh dinding sama sekali dengan tinjunya..."
"Ya... Kalau teknik Rankyaku-ku, tidak bisa seperti itu." Feng Bujue mengikuti pandangan Paman Fei Chai sambil melanjutkan, "Meski tidak tahu apakah terowongan ini masih termasuk bagian kuil, lebih baik hindari memukul dinding langsung. Jika sampai memicu mantra balasan dalam situasi seperti ini, risikonya terlalu besar..."
"Awas! Ada sebagian yang lolos!" Tianma Xingkong tiba-tiba berteriak memperingatkan, membuat rekan tim yang baru saja lega kembali kaget.
"Sudah kuduga." Hong Hu berkata tenang sambil melangkah maju, menarik busur panjangnya. Anak panah cahaya berkumpul di ujung jarinya, "Perhatikan... ini namanya serangan presisi beruntun."
Rencananya adalah... menggunakan tembakan anak panah cahaya super cepat untuk menghancurkan setiap kupu-kupu monster yang lolos.
Taktik ini sangat berisiko. Jika satu panah meleset atau hanya menyikat target, panah cahaya akan langsung menghantam dinding batu. Tapi dari ekspresi Hong Hu, dia sangat yakin tanpa keraguan sedikitpun.
"Tidak perlu serumit ini kan?"
Siapa sangka, Tuan Atobe... tiba-tiba menghadang di depan semua orang.
Di tengah krisis seperti ini, wajahnya justru tenang sambil mengeluarkan senjatanya kembali...
【Nama: Layar Merak】
【Jenis: Senjata】
【kualitas: Perfect】
【kekuatan serangan: Cukup kuat】
【atribut: Tidak ada】
【efek: Memiliki skill bawaan "Pinglan", waktu tunggu sepuluh menit】
【Syarat peralatan: Spesialisasi Bertarung A】
【Catatan: Setelah mengaktifkan "Pinglan",akan mendapatkan bonus serangan ganda dalam sepuluh detik. Selama periode ini, mengayunkan kipas dapat menciptakan angin topan kuat ke depan yang menyebabkan kerusakan area.】
"Kalau dari tadi cuma kupu-kupu, biar aku saja yang urus." Atobe sudah berdiri dua langkah di belakang Tianma Xingkong sambil berkata, "Xiao Ma Ge, minggirlah, biar aku yang tangani!"
Di rombongan ini, hanya Feng Bujue yang tahu kemampuan sebenarnya Atobe. Yang lain mengira pemain ini adalah petarung top-tier. Mereka berpikir... toh Atobe adalah kursi terdepan Ice Emperor, pasti kemampuan bertarung solonya tidak kalah dengan anggota Trio Susah Nama mana pun.
Maka... Tianma Xingkong menggeser tubuhnya tanpa bertanya.
Orang paling tegang saat ini adalah Feng Bujue, dia benar-benar takut Atobe gagal. Tak disangka... perkembangan situasi justru berjalan lancar.
Atobe memegang kipas raksasa secara vertikal di depan dada, kedua tangan mencengkeram gagangnya lalu memutarnya searah jarum jam seperti memainkan tongkat. Angin berlapis-lapis segera bergulung dari ujung kipas, menyerupai bor tak kasat mata yang merangsek maju dan menghancurkan kupu-kupu monster di depannya.
"Hanya dalam 5-6 detik, Atobe sudah membersihkan seluruh kawanan kupu-kupu." Setelah selesai, ia dengan gaya melepas kipas dan menyimpan senjata ke dalam tas, lalu berbalik sambil berkata bangga: "Lihat, tidak serumit itu."
"Lumayan kau..." Feng Bujue menyimpan senapan serbu, mengusap keringat, "Setelah tiga hari berpisah, pandangan harus diubah."
"Tentu saja~" Atobe menyambung, "Kau pikir masih seperti di Kota Cangling dulu? Sekarang peralatanku sudah ditingkatkan jauh."
"Baiklah, jika ada situasi serupa lagi, serahkan saja padamu." Feng Bujue berkata sambil kembali ke posisi terdepan rombongan, "Lanjutkan perjalanan."
Kelima orang merapikan diri, mengembalikan formasi antrian awal, lalu melanjutkan perjalanan.
Setelah berjalan sekitar 7-8 menit, Feng Bujue akhirnya melihat... kilatan cahaya ungu di kejauhan.
"Hah... Sepertinya depan sana pintu keluar." Jue Ge terengah-engah mengatakan, saat ini kemiringan terowongan sudah mendekati 45 derajat, membuat jalan sangat melelahkan, "Dihitung dari waktu... seharusnya sudah sampai."
Pernyataannya ini berdasar. Dalam setengah jam terakhir, Feng Bujue kembali menggunakan Wild Ball Punch. Dengan melihat cooldown skill, ia bisa memperkirakan sisa waktu quest.
"Hmm... Sekitar lima menit lagi." Hong Hu menyambung, rupanya dia juga menghitung diam-diam, "Ngomong-ngomong... Apa kalian sadar? Dalam dua quest terakhir ini, tidak ada kalimat 'melebihi waktu akan dimusnahkan' di notifikasi." Ia berhenti sejenak, menarik napas, "Apakah sengaja dihapus?"
“Heh... Tentu saja bukan elipsis...” Feng Bujue tersenyum, “Memang tidak ada mekanisme pemusnahan.”
“Apa?” Semua orang terkejut mendengar pernyataan itu.
“Coba kalian pikir...【Dalam lima belas menit, gunakan altar di kuil persembahan untuk memanggil dan mengalahkan Dewa Pengembara Wokel】quest ini...” Feng Bujue melanjutkan, “Hanya ada dua skenario kegagalan. Pertama: 'gagal memanggil Wokel dalam lima belas menit'. Kedua: 'gagal mengalahkan Wokel'.” Ia menjilat bibirnya, “Yang kedua jelas tidak perlu dijelaskan lagi. Jika Wokel sudah mengalahkan kita, untuk apa sistem melakukan pemusnahan? Sedangkan skenario pertama... kemungkinan besar mengarah ke alur cerita kematian pasti.”
“Maksudmu... jika setelah lima belas menit pemanggilan Wokel belum selesai, kuil persembahan mungkin mengalami perubahan tertentu?” Paman Fei Chai mengikuti logika Jue Ge.
“Tepat. Misalnya... mantra pertahanan super di kuil tiba-tiba aktif, langsung membunuh semua orang di tempat.” Kata Feng Bujue, “Singkatnya... jika quest itu gagal, 80% kita akan menghadapi bencana mematikan. Jadi sistem tidak perlu melakukan pemusnahan.”
Mendengar ini, Hong Hu yang termenung menyambung, “Kalau begitu...【Dalam satu jam, lewati terowongan di belakang altar untuk mencapai Crystal Labyrinth】ini juga prinsip yang sama?”
“Benar.” Kata Feng Bujue, “Mungkin saat waktu habis, terowongan ini akan runtuh atau meledak... tanpa perlu campur tangan sistem.”
"Sepertinya ada benarnya." Hong Hu mengangguk, "Ini memang pola yang patut dipertimbangkan... Ke depannya, kita cukup melihat apakah konten quest mengandung kalimat tentang 'pemusnahan' untuk memprediksi bentuk kematian jika gagal menyelesaikan misi."
"Sebenarnya, memperhatikan hal ini sekarang sudah tidak ada artinya lagi." Feng Bujue mengangkat bahu, "Kurasa... semua quest berikutnya tidak akan lagi menyebutkan kata 'pemusnahan'."
"Mengapa bisa begitu?" Paman Fei Chai bertanya.
"Karena seiring perkembangan quest, lingkungan di sekitar kita semakin tidak aman." Feng Bujue menjawab dengan suara muram, "Menurutku... quest berikutnya tidak hanya akan menghilangkan mekanisme pemusnahan, mungkin bahkan batas waktu akan dihapus..."
"Hmm... Akhirnya kita memasuki..." Tianma Xingkong menyambung, "...ritme dimana ancaman kematian selalu mengintai setiap saat?"
Saat percakapan berlangsung, mereka telah sampai di ujung terowongan.
Sebelum melangkah keluar, Feng Bujue sudah melihat pemandangan kristal spektakuler di luar. Pada jarak sepuluh meter dari pintu keluar, dia menyimpan pelontar di tangannya karena pencahayaan di luar cukup terang.
Setelah menaiki beberapa anak tangga terakhir, kelimanya akhirnya menyelesaikan jalan yang terasa tak berujung ini dan tiba di area map baru.
Memandang ke sekeliling... pilar-pilar kristal sebesar gunung berdiri menjulang, membentuk labirin kristal raksasa. Cahaya ungu terang memancar dari kristal-kristal tersebut, menerangi lingkungan sekitar. Cahaya aneh dan jalur berantakan menciptakan ilusi distorsi ruang-waktu.
Di antara semua pemandangan ajaib ini, yang paling aneh adalah langit… Langit di sini tidak tertutupi kabut ungu, tetapi bulan juga tak terlihat. Saat para pemain mengangkat kepala, yang terlihat justru sebuah daratan.
Daratan itu tampak jauh di ujung cakrawala, namun seolah dekat di depan mata. Jika mengamati topografi di sana dengan saksama… akan terasa familiar.
【Tugas saat ini telah selesai】 Peringatan sistem datang tepat waktu. Mendengar kalimat ini, para pemain pun merasa lega.
“Haa… Haa… Berapa sisa Poin Stamina kalian?” Atobe adalah yang paling terengah-engah di antara mereka, langsung duduk begitu menginjak tanah datar.
“Tidak banyak…” jawab Feng Bujue, “Tapi mungkin lebih baik sedikit dariparamu…”
“Sebelum quest baru muncul, lebih baik kita beristirahat sejenak.” Bahkan Hong Hu ikut duduk, menjilat bibirnya, “Meskipun tadi kita sudah makan sedikit, hampir tidak ada asupan cairan. Rasa haus jelas akan mempercepat penurunan Poin Stamina…”
“Hehe… Ternyata ada tamu…” Tiba-tiba, suara seorang wanita terdengar. Tentunya, dia bukan pemain. “Terakhir kali manusia yang berhasil masuk ke ‘Pulau Ni’ adalah seorang penjelajah yang sangat hebat. Tapi kalian… siapa sebenarnya?”
