Di balik lapisan demi lapisan hutan pilar kristal semi-transparan, bayangan raksasa perlahan bergerak mendekat.
Sebelum "dia" sendiri sepenuhnya muncul, suara dengungan anehnya sudah memberikan para pemain peringatan keras.
Dengungan ini bukan lagi "suara" dalam arti biasa, melainkan serangan mental. Seperti suara kuku menggores kaca, menimbulkan ketidaknyamanan fisik.
"Jangan panik, apapun yang datang, kami yang akan menahannya." Hong Hu berkata kepada trio di atas, lalu menoleh ke Tianma Xingkong, "Seiya, tahu harus bagaimana kan?"
"Nggak tahu! Shiryu." Mata Xiao Ma Ge membelalak dengan gugup, "Suaranya benar-benar mengerikan!"
"Hah..." Hong Hu menghela napas, "Aku bodoh... ngapain buang waktu ngobrol sama kamu..." Geleng kepala, "Buktinya Saudara Feng sudah mencoba? Serangan non-fisik bisa menembus jaring." Telunjuknya menunjuk ke atas, "Nanti saat monster merayap lewat jaring, langsung serang dengan Meteor Fist."
"Oh." Tianma Xingkong mengangguk. Dua detik kemudian teringat sesuatu, "Shiryu, sebenarnya ini tetap omong kosong. Aku emang cuma bisa Meteor Fist..."
"Coba ulangi!" Hong Hu sudah mengeluarkan panah panjangnya, "Aku tembak wajahmu!"
Di saat yang sama, sepuluh meter di atas...
“Dialog dua orang di bawah itu terdengar sangat aneh...” kata Atobe sambil mengangkat kipas untuk memotong jaring.
“Posisi kalian berdua juga tidak kalah aneh, tahu?” Paman Fei Chai menatap kedua orang di depannya dengan ekspresi menyebalkan sambil mencela.
“Coba ulangi!” teriak Atobe, “Akan kuhancurkan kacamata hitammu!”
Sssst—— Sssst——
Tiba-tiba, dua suara aneh lainnya terdengar secara tiba-tiba.
Pada detik itu, reaksi Feng Bujue luar biasa cepat. Dengan gerakan kaki menggeser, dia melangkah mundur sambil menarik Atobe turun bersamanya.
“Ada apa?” Atobe terkejut. Belum selesai bicara, dia sudah tahu jawabannya. Saat menengadah, terlihat... seluruh tubuh Paman Fei Chai naik-turun.
“Hmm... Sepertinya jaringnya bergerak...” Paman Fei Chai tetap menjawab pertanyaan Atobe.
“Huh... Untung aku menghindar cepat.” Feng Bujue menghela napas, “Kalau tidak, kita juga akan tersangkut.”
Gesek—— Rasa——
Suara dengungan memotong percakapan mereka. Kali ini, sumber suara sudah sangat dekat.
Lima pemain serentak menoleh, menyaksikan bayangan raksasa merayap dari balik pilar kristal...
Sebelum BOSS ini muncul, semua mengira "dia" akan menjadi laba-laba raksasa. Kebiasaan membuat jaring di udara, kegemaran memangsa makhluk hidup di jaring, serta sikap takut tersembunyi dari BOSS berbentuk kupu-kupu sebelumnya... Semua petunjuk ini mengimplikasikan bahwa "dia" seharusnya seekor laba-laba.
Tapi... dia bukan.
"Ternyata ulat sutera ya…" Atobe sejak kecil takut dengan ini, wajahnya pucat, seluruh tubuhnya merinding.
"Ulat bulu yang besar sekali…" Tianma Xingkong yang berdiri di lantai menatap ke atas melihat ulat raksasa yang bergerak-gerak mendekat, tak bisa menahan decak kagum.
"Jangan melamun, cepat bertindak!" Saat mengingatkan Xiao Ma Ge, Hong Hu sendiri sudah menarik busur dan mengumpulkan cahaya.
Tak lama kemudian, beberapa anak panah cahaya telah menghujam keluar.
Pu pu——
Dengan cepat, anak panah cahaya itu menghantam tubuh ulat sutera raksasa ini, lalu hancur seperti bola salju dan menghilang…
Melihat ini, Hong Hu wajahnya serius. Sesaat kemudian, ia menoleh ke atas dan berteriak dengan suara parau: "Saudara Feng! Cepat selamatkan orang!"
"Tak perlu kau ingatkan aku juga sedang mencari cara…" Feng Bujue saat ini juga berkeringat dingin, "Tapi goyangan ini menyulitkan… Sedikit ceroboh, kita bertiga bisa terseret masuk."
"Jika benar-benar tidak bisa, kalian pergi saja, aku akan menggunakan skill besar…" Wajah Paman Fei Chai juga tidak enak dipandang, dibanding mati di tangan laba-laba, ia lebih memilih tidak mati oleh ulat bulu.
"Tidak, itu tidak perlu." Feng Bujue segera menghentikan Paman Fei Chai, lalu berhenti sejenak sebelum berkata ke Atobe, "Atobe, kau turun dulu, serahkan di sini padaku."
"Oh, hati-hati sendiri…" Balas Atobe. Ia juga tidak punya pilihan lain karena saat menjawab, Feng Bujue sudah melepaskan pegangan.
“Masih ada ide lain, Saudara Feng?” tanya Paman Fei Chai.
“Ada, yaitu…” Saat itu, Feng Bujue memanfaatkan momen jaring raksasa turun, mengulurkan tangan ke atas dan menggenggam bahu Paman Fei Chai, “… jurus ini!”
Huu——
Angin berdesir. Paman Fei Chai merasakan pemandangan di depannya berubah tiba-tiba, dirinya kini sudah berada di ketinggian dua meter dari tanah. Sementara Feng Bujue masih berdiri di lantai, dengan postur yang sama seperti sebelumnya, tangan terangkat menggenggam bahunya.
“Wah!” Paman Fei Chai langsung kehilangan daya rekat jaring sutra dan mulai terjatuh. Untungnya keterampilannya gesit ditambah dorongan dari Feng Bujue, sehingga tak sampai jatuh terjungkel.
Setelah mantap berdiri, Paman Fei Chai berpikir sejenak lalu berseru seperti tersadar, “Oh! Jurus ini pernah kau pakai saat melawan Root!”
“Fei Sha Feng Zhong Zhuan~” ujar Feng Bujue sambil mengangkat jari telunjuk kanannya, melingkarkan di udara.
“Hei! Kenapa dari tadi tidak pakai skill semudah itu?” teriak Atobe yang baru mendarat dan mendapati mereka berdua sudah berpindah di sampingnya.
“Utamanya untuk menghemat Poin Stamina,” jawab Feng Bujue tenang, “Selain itu… mempertimbangkan waktu tunggu skill ini, lebih cepat aku mengangkatmu untuk menyelamatkan orang.”
“Kalau sudah turun ke sini…” Hong Hu yang tak jauh sudah menghentikan serangan anak panah cahaya (karena menganggapnya sia-sia), menoleh ke Jue Ge dan dua lainnya, “Saranku… kita lari saja!”
Di sisi lain, Tianma Xingkong masih dengan gigih melepaskan Meteor Fist-nya.
"Meteor Fist Pegasus! Meteor Fist! Pukulan!"
Sekali demi sekali, putaran demi putaran... Tidak hanya posturnya sempurna dan kekuatannya dahsyat, setiap jurus juga wajib diteriakkan namanya.
Harus diakui... Juara Peak Battle memang punya kelebihan khusus. Dari awal quest sampai sekarang, Xiao Ma Ge hanya sekali mengeluh lapar. Di waktu lain, selama kondisi memungkinkan, semangatnya tetap menyala-nyala.
Melihat pemandangan ini, bahkan Feng Bujue tak bisa menahan komentar: "Dasar monster dengan cadangan stamina tak berujung..."
Tak disangka, sebelum ucapannya tuntas, serangan Xiao Ma Ge tiba-tiba berhenti.
"Huu..." Tianma Xingkong menghela napas, berbalik dengan wajah tokoh utama manga shounen bermata besar nan bersemangat: "Staminaku tinggal 100 poin. Ayo kabur."
Saat itu juga, keempat rekannya memamerkan ekspresi "you f***ing kidding me"...
Sementara Feng Bujue... malah menempelkan telapak tangan di wajahnya sambil menggeleng: "Lupakan apa yang kubarusan katakan..."
Sisir-sisir—sasir-sasir—
Suara melengking aneh itu kembali terdengar. Kali ini terasa seperti serangga merayap masuk ke telinga para pemain, menggerogoti gendang telinga mereka.
"Pengelana antar dimensi..." Tiba-tiba suara berbicara muncul dari perut ulat raksasa. Yang paling mengerikan... "Dia" menggunakan suara gadis kecil imut: "Kalian pikir bisa lolos?"
