"Ya, super kuat...Aku ingat Kuanghe Binglie (karakter Pili Puppetry) langsung tewas setelah menggunakan jurus ini..." balas Feng Bujue dengan tatapan kosong.
“Jangan banyak bicara!” Atobe kesal, “Ini adalah konsumabel sekali pakai yang hanya bisa digunakan dengan kombinasi Bertarung B dan Ilmu Spiritual C. Normalnya, setidaknya setara skill Level A.”
“Baiklah... Setelah bertemu Ulat Raksasa, kita akan jadikan jurusmu sebagai inti serangan.” Kata Feng Bujue.
“Oke, pengalihan serahkan pada kami.” Hong Hu mengangguk, “Kami akan berusaha menciptakan waktu dan ruang untukmu menyerang.”
“Sebenarnya kalian tidak perlu melakukan apapun. Ukuran tubuh Sang Ulat Raksasa memastikan akurasi serangan, dan skill konsumabel multi-pakai tidak mungkin gagal diaktifkan...” Sambung Atobe, “Asal sudah dipastikan tidak ada jaring sutra penghalang antara aku dan dia, aku bisa...”
Saat mengucapkan ini, ia baru saja menyapu bersih jaring sutra di depannya. Tak disangka, dari balik jaring itu tiba-tiba muncul bayangan cepat.
“Hati-hati!” Tianma Xingkong berteriak sambil melancarkan pukulan. Bukan Meteor Fist, hanya pukulan biasa. Tapi dengan kekuatan dahsyatnya, Xiao Ma Ge tetap menghasilkan gelombang energi tak kasat mata yang dahsyat.
Bayangan yang tiba-tiba muncul itu terhambat oleh tekanan udara pukulan. Menggunakan jeda ini, Atobe mundur setengah langkah sambil mengibaskan kipasnya untuk mengusir musuh.
Baru pada saat inilah semua orang melihat jelas penyerangnya.
Itu adalah sebuah jamur...
Lebih tepatnya, "Manusia Jamur".
Jika yang muncul di pikiranmu saat ini adalah anak buah jamur dari game Mario, maka kamu sangat salah... Makhluk yang dihadapi para pemain ini lebih mirip dengan Dewa Haiku (makhluk misterius yang pernah dilihat Matsuo Basho setelah memakan jamur beracun dalam "Gaki Tsukai")...
Tingginya sekitar 1,6 meter, berbentuk humanoid. Di kepalanya terdapat topi jamur kuning kecokelatan besar, tubuhnya kuning pucat dengan empat anggota badan. Namun tidak ada detail sama sekali – kontur otot, jari tangan/kaki, kulit, rambut, dll... Bahkan tidak punya leher. Kepala, bagian tubuh, dan pinggulnya menyatu menjadi satu bagian.
Singkatnya... penampilan "makhluk fantasi" ini terlihat seperti karakter doodle dengan gaya gambar super sederhana. Garis wajahnya pun digambar asal-asalan... Hanya beberapa coretan membentuk wajah yang jorok dan kosong.
"Pu... Puisi Dewa!" teriak Feng Bujue sambil membelalakkan mata, melontarkan celaan pada manusia jamur itu.
"Cek!" manusia jamur itu membuka mulut... mengeluarkan suara aneh sambil mengambil posisi bertarung dengan tubuh sebesar tong, terus meneriakkan "Cek-- cek--"
"Dibanding makhluk ini... kambing yang bisa melolong tadi terlihat normal sekali..." Hong Hu mengomong sambil mundur ke belakang rekan tim sambil tetap memegang lampu inframerah. Jelas dia tidak berniat ikut dalam pertarungan kali ini.
"Makhluk kecil seperti ini, siapa pun dalam rombongan bisa mengalahkannya sendiri. Hong Hu tentu memprioritaskan mempertahankan inframerah untuk mencegah ada yang tidak sengaja menyentuh jaring sutra."
"Wahahaha..." Feng Bujue dengan lancang langsung menyerobot ke depan rombongan, tertawa lebar, "Tepat waktu! Kebetulan aku sedang ingin menu vegetarian!"
"Hei... apa semua yang kau lihat langsung kau makan?" Atobe yang jijik melihat sosok jamur besar itu mencibir, "Kita sudah punya persediaan makanan, ngapain repot-repot menyeimbangkan menu daging dan sayur!" Tiba-tiba matanya berbinar seperti teringat sesuatu, menoleh mengintip Jue Ge, "Hmm... motifmu makan sepertinya mencurigakan... Sebenarnya kau makan hanya karena ingin makan kan? Bukan terkait survival atau menyelesaikan misi sama sekali!"
"Caa——caa——" Manusia jamur tak peduli omongan mereka. Setelah berteriak dua kali, ia melesat maju dengan tendangan samping mengarah ke wajah Jue Ge.
"Hmph... Jurus seperti ini tak berguna untukku!" Feng Bujue menyilangkan kedua tangan di depan dada, menghadapi serangan frontal lawan.
"Puff!" Kedua lengan dan kaki saling berbenturan, membuat mereka terpental mundur sejauh satu zhang.
"Caa!" Kali ini giliran Feng Bujue yang berteriak demikian.
Bukan karena kekuatan serangan lawan yang mengejutkan, tapi karena... dirinya ternyata terkena Keracunan.
"Apa-apaan ini... Cuma ditendang melalui lengan baju, tapi efek keracunan langsung menyebar?" Feng Bujue bergumam dalam hati.
Awalnya Jue Ge sengaja membiarkan musuh memukulnya untuk mencuri Poin Stamina lewat efek 【Tungku Kebencian】. Tapi... hasilnya malah jadi bumerang.
"Benar-benar tidak boleh lengah sedikitpun." Feng Bujue meludah kesal, bersiap menggunakan Rankyaku untuk menghabisi makhluk aneh ini.
Tapi tepat sebelum menendang, tiba-tiba terlintas ide licik di benaknya...
Seketika, dengan kecepatan luar biasa, dia membuat gerakan tipuan dan berpindah ke belakang samping monster. Dari sakunya, dia mengeluarkan suatu benda dan melemparkannya.
Seperti yang bisa ditebak... itu adalah 【Poké Ball Tua yang Belum Pernah Digunakan】.
Mushroom Man tidak menyangka tindakan Jue Ge. Ditambah ruang sempit ini, makhluk itu tak bisa menghindar dari jangkauan efek Poké Ball. Maka... tertangkaplah ia.
Begitu mendekati target, Poké Ball terbuka sendiri dan memancarkan cahaya putih. Tubuh mushroom man berubah menjadi cahaya, menyusut cepat, lalu tersedot masuk ke dalam bola.
Klik——
Dua detik kemudian, Poké Ball jatuh ke permukaan kristal, lalu... mulai bergoyang-goyang.
Entah mengapa... selama beberapa detik itu, keempat orang yang hadir membeku tegang di tempat...
Satu... dua... tiga...
Di bawah dorongan naluri yang tidak jelas, semua orang menahan napas dan menatap Poké Ball dengan khusyuk. Baru setelah bola itu bergoyang tiga kali dan berhenti, mereka serentak menghela nafas lega.
【Ding ding ding deng deng deng deng~】Sistem kali ini malah memutar efek suara yang terasa familiar namun konyol.
Feng Bujue melangkah maju, mengambil Poké Ball sambil menyeringai: "Ha! Aku berhasil menangkap Dewa Haiku!"
"Perasaan tidak nyambung yang aneh ini apa-apaan..." gumam Tianma Xingkong.
"Rasanya tiba-tiba pindah ke game lain..." komentar Hong Hu.
Kritik Atobe juga cukup tajam: "Apa selanjutnya bakal ada quest suruh koleksi lencana dari berbagai dojo di Pulau Jumo..."
"Sudahlah, siapa yang punya Antidot? Cepat berikan sebotol." Feng Bujue segera membahas urusan resmi. Efek racun yang dia terima memang lemah, tapi tidak bisa dibiarkan. Dalam puluhan detik ini, kerusakan yang dikonversi ke Poin Stamina sudah lumayan.
……
Lima menit kemudian, di atas daun raksasa.
"Hmm? Benar-benar bisa melewati ini?" Ulat Betina yang sedang tidur siang di tulang daun tiba-tiba melengkungkan tubuhnya. "Heh... Sepertinya mereka menemukan cara mendeteksi jaringanku..."
"Induk Ulat tidak memiliki 'penglihatan' dalam arti sebenarnya. Indranya merupakan kemampuan berbeda dari panca indera manusia." Jadi, dia tidak mengetahui hal-hal seperti lampu inframerah, tapi bisa merasakan kedekatan para pemain melalui getaran halus pada jaring sutera di sekitarnya.
"Menarik... Tidak sia-sia persiapanku selama ini." Induk Ulat tertawa.
Saat dia berbicara sendiri, lingkaran cahaya merah dari kejauhan perlahan mendekat melalui jalur kristal, telah mencapai tepi Daun Ketakutan.
Tiba-tiba, terdengar suara mendesing dua kali, angin pisau menyambar tiba-tiba.
Sebuah kipas raksasa membelah jaring sutera yang terbentang di udara, empat bayangan manusia melompat keluar secara berurutan dari celah tersebut.
Dalam sekejap, empat pemain telah mendarat di Daun Ketakutan dan membentuk formasi pertahanan.
"Menyelamatkan teman, ya?" Suara menggemaskan dari perut Induk Ulat berkata dengan nada mengejek, "Sungguh mengharukan."
Feng Bujue mengabaikan perkataan lawan, fokus mengamati lingkungan di Daun Ketakutan. Setelah memastikan medan dan posisi BOSS, dia bertukar pandangan dengan rekan tim lalu berkata: "Baik... Jalankan rencana sesuai strategi."
Hong Hu, Atobe, dan Tianma Xingkong serentak membalas, lalu menyebar bersama Jue Ge.
"Ha... Kalian sedang apa? Ingin bertarung denganku?" Rasa meremehkan Induk Ulat terlihat jelas, "Kukira kalian lebih pintar dari ini..."
Sebelum suaranya menghilang, kedua sisi tubuh Induk Ulat sudah dihujani serangan bertubi-tubi anak panah cahaya dan pukulan energi, sementara kipas raksasa Atobe terus menghembuskan angin ganas ke bagian ekornya.
"Contohnya… kalian bisa membagi pasukan menjadi dua kelompok," kata Sang Ibu Ulat tetap tak acuh, "Satu kelompok bertugas menahanku, kelompok lain menyelamatkan teman kalian, lalu kabur secara terpisah…"
"Bagaimana kau tahu… kami tidak merencanakan hal itu?" Tiba-tiba suara Feng Bujue bergema dari udara.
Dalam hitungan detik, Jue Ge telah menginjakkan Langkah Bulan mendekati puncak pilar kristal raksasa.
"Hmph… lumayan." Sang Ibu Ulat mendengus dingin, tubuh ulatnya bergetar.
Seketika, semua benang sutra menampakkan wujudnya kembali, daun ketakutan hijau segar berubah menjadi lautan putih kemerahan.
Bersamaan, kepompong besar yang tergantung di angkasa bergerak tiba-tiba… Kecuali kepompong humanoid yang mengurung Paman Fei Chai, enam kepompong aneh lainnya meledak dari dalam.
Enam makhluk berukuran raksasa dengan wajah mengerikan terjun dari ketinggian, menghadang jalan Feng Bujue.
"Rupanya sudah bersiap-siap…" gumam Jue Ge sambil menatap monster-monster besar yang mendekat, "Tapi… aku juga…"
Sorot mata tenangnya berkilat sesaat oleh kegeloraan pembunuhan.
Cahaya ledakan menyemburkan bayangan perang keemasan-ungu.
Feng Bujue menghadap ke atas, mengaktifkan 【Teknik Memanggil - Ma Sun】, di belakangnya muncul sosok hantu prajurit perkasa.
"Ma Sun!" teriak Jue Ge.
"Siap!" sahut Ma Sun.
Feng Bujue mengeluarkan sekop militer dari tasnya, memegangnya seperti pedang besar di depan dada, mengayunkan jurus ke udara: "Tarian Penyembelih Tiongkok!"
Ma Sun langsung memahami, cahaya spiritual terkumpul di tangannya dan membentuk guandao asli.
Cahaya emas tiba-tiba memancar, bayangan pedang bertumpuk-tumpuk.
Enam bayangan aneh yang jatuh dari langit terkejut, terpukul hingga limbung bahkan terbelah berkeping-keping...
"Oh? Kekuatan tempur seperti ini..." Sang Ulat Bergumam, tapi kata-kata selanjutnya berubah menjadi teriakan gila, "Bagus... Kau sudah tak sabar merasakan 'kepanikan setelah kegilaan'-mu!"
Teriakan belum reda, Sang Ulat langsung melengking keras.
"Zha——!"
Ini serangan langsung pertama yang dilancarkannya ke para pemain. "Teriakan" saat pertemuan sebelumnya hanyalah salam, yang ini baru serius.
"Gila!" Atobe terkejut saat terkena serangan, terkutuk pelan. Meski posisinya relatif jauh dari tubuh Sang Ulat, tetap saja limbung hampir terjatuh.
Tianma Xingkong di sisi lain tak begitu beruntung... Xiao Ma Ge berdiri paling dekat dengan BOSS, mendapat dampak terkuat. Begitu lengkingan mulai, dia reflek mundur beberapa langkah dan terjatuh. Dingin segera menyelimuti area hidung-bibirnya, saat diusap darah hidungnya mengalir deras seperti bendungan jebol.
"Sial... Apakah ini mempengaruhi otak..." Hong Hu yang tidak jauh darinya segera berjongkok juga. Meskipun masih bisa berdiri dengan susah payah, demi keamanan dia memilih berjongkok. Kekhawatiran utamanya adalah... jangan-jangan dia tersandung dan jatuh dari daun raksasa ke dalam jaring sutra, yang akan membuat situasi semakin rumit.
"Rencana B!" Tiba-tiba, Jue Ge yang melayang di udara berteriak keras sambil berputar dan terjun ke bawah.
"Oh? Masih ada rencana cadangan?" Can Mu (Ibu Ulat) menyeringai sinis, "Biar saya tebak... Rencana B adalah menghentikan penyelamatan dua arah dan beralih ke serangan total padaku?"
"Serangga cerdas yang bikin kesal..." Feng Bujue dengan cepat mengeluarkan dua buah granat dari dalam jubah, menggigit pinnya dan melemparkannya ke bawah, "Huh... Tunggu saja aku mengalahkanmu... Ditumis, digoreng, atau dimasak saus kacang... Pilih sendiri nasibmu!"
Satu detik kemudian, dua ledakan "Boom! Boom!" menggema keras saat granat meledak di punggung Can Mu. Sementara itu, Jue Ge menggunakan skill [Menginjak Kekosongan] untuk mengambang di udara, menghindari area ledakan.
"Apa itu? Mainan dari mesiu dan logam?" Tubuh raksasa Can Mu yang utuh perlahan muncul dari debu yang mulai menipis, "Hehe... Bicara tentang mainan... Apa kau lupa sesuatu?"
Seketika, pupil mata Feng Bujue menyempit tajam. Dia menyadari masalah serius yang terjadi.
Sreeettt——
Kilatan laser ganas menyambar-nyambar, kabut darah menyembur liar.
"Punggung Jue Ge terus menerus terkena serangan, bahkan Ma Sun yang terbentuk dari roh pun tercerai-berai oleh serangan ini."
"Ia menoleh ke belakang, dan melihat... monster-monster yang sudah tidak berbentuk akibat Tarian Penyembelih Tiongkok, tanpa terkecuali masih bergerak. Meski tubuh mereka sudah hancur berantakan, mereka tetap menyerang dengan gerakan mekanis."
"Tidak menyangka ya? Selama masih ada sebagian saraf yang belum mati total, bahkan hanya tersisa satu lengan atau sebatang jari, aku masih bisa menggerakkannya dengan tali." Can Mu berkata dengan sombong pada Feng Bujue, "Hehe... Aku juga tahu, kaulah yang terkuat di antara kalian berempat? Serangan mereka seperti menggaruk-garuk, tapi seranganmu... sepertinya layak dinanti." Ia mengendalikan pecahan mayat di udara untuk mengepung Jue Ge, "Ayo, tunjukkan jurus andalanmu, buat aku senang. Kalau tidak..."
"Kau serangga busuk ini jangan meremehkan orang!" Teriakan Atobe dari kejauhan memotong ucapan Can Mu dan berhasil menarik perhatiannya.
"Kau panggil aku apa?" Can Mu tampak sangat tersinggung dengan sebutan "serangga busuk". Ia bahkan menghentikan upaya finishing move ke Jue Ge dan memutar tubuhnya dengan kecepatan luar biasa menghadap Atobe, "Beriani kau ulangi... manusia."
"Akan kukatakan berulang kali..." Atobe terengah-engah, di tengah tekanan dan ketakutan yang mencekam... ia berjuang menegakkan posturnya sambil menatap tajam sang BOSS, "Kau benar-benar menjijikkan... Aku ingin muntah melihatmu!"
"Semakin dia berbicara, suaranya semakin keras, hingga beberapa kata terakhir hampir berteriak dengan suara parau."
Atobe bukanlah pemain Top-Tier, setidaknya belum sekarang; dia juga bukan Feng Bujue; apalagi anggota Corpse Blade yang kecanduan obat. Atobe hanyalah orang normal... Saat menghadapi BOSS, dia sering merasa takut.
Ini hal yang wajar... Melihat siluman, iblis, hantu, dan makhluk aneh berwujud mengerikan, siapa pun pasti bergidik. Bahkan di depan layar komputer saja sudah begitu, apalagi di realitas virtual.
Saat ini, menghadapi ulat raksasa pembunuh yang lebih gemuk dari kereta api, Atobe sudah cukup baik karena tidak sampai gemetar - otaknya terus mengingatkan bahwa ini hanya game.
Namun setelah meneriakkan dua kalimat itu, perasaannya tiba-tiba membaik...
Ketakutan, tekanan, dan kekhawatiran akan tewasnya teman sepertinya lenyap ditelan teriakan keras ini.
Mungkin... saat dia benar-benar menghadapi hal yang ditakutinya, baru sadar bahwa itu tidak segitu menyeramkan...
"Sampah sialan..." Sang Induk Ulat yang malu jadi marah, mengangkat kepala raksasanya lalu menjatuhkannya dengan boom, ingin menghancurkan Atobe menjadi bubur.
"Sial... Kecepatannya juga tidak terlalu cepat." Atobe menarik diri dengan langkah gesit, nyaris menghindari serangan ini sekaligus menyindir BOSS di depannya.
“Ah——” Sang Ibu Ulat benar-benar murka, tubuhnya yang bergerak-gerak maju dengan dahsyat; mulut besarnya yang bulat terbuka, memperlihatkan deretan gigi tajam berlapis, seolah siap menelan Atobe seketika.
Suara hembusan——
Tiga serangan pisau cahaya kuat tiba-tiba datang dari belakang sisi, menghantam punggung Sang Ibu Ulat.
“Kalian pikir aku sudah mati?” Suara Jue Ge kembali terdengar, tentu saja ia masih hidup meski terluka parah. Setelah melepaskan diri dari kepungan dengan Langkah Bulan, ia segera menyerang BOSS.
Sayangnya, Sang Ibu Ulat sama sekali mengabaikan serangan Rankyaku ini, kecepatannya tidak berkurang sedikitpun.
Untungnya...
“Huh... Karena kalian semua bertindak semaunya, rencana jadi berantakan...” Hong Hu mengangkat satu lengan sambil memegang liontin salib perak, tiba-tiba mengeluarkan jurus, “【Formasi Penenang Jiwa】!”
【Nama: Formasi Penenang Jiwa】
【Atribut Kartu Skill: Skill aktif, dikuasai secara permanen】
【Kategori Skill: Ilmu Spiritual】
【Efek: Menekan semua makhluk hidup dalam area tertentu dengan energi spiritual kuat】
【Konsumsi: 50% Nilai Spiritual maksimal】
【Syarat Belajar: Spesialisasi Teknik Spiritual C, level 35 ke atas】
【Catatan: Waktu tunggu dua puluh menit, batas waktu dua puluh detik; Tidak efektif terhadap makhluk mekanik atau tanpa jiwa, efek pada monster level BOSS akan melemah (tergantung kekuatan BOSS); Tidak bisa dibatalkan di tengah; Harus meletakkan objek spiritual (bisa non-fisik dengan sifat sama) di setiap pusat formasi sesuai gambar di bawah】
