【Peringatan Penting: Inventory Anda terkunci; Senjata psionik terkunci; Satu-satunya senjata yang bisa digunakan sebelum quest berakhir adalah pedang di tangan; Semua skill aktif di luar skill Bertarung tidak dapat digunakan.】
"Apa?!" Baru saja mendengar pembukaan yang membingungkan, Feng Bujue kembali dihadapkan pada settingan yang sangat mengecewakan.
Dan... settingan ini belum berakhir...
【Peringatan Penting Dua: Dalam quest ini, akan diperkenalkan nilai khusus yang saat ini telah terlihat di menu permainanmu. Perubahan nilai ini akan mempengaruhi performamu dalam pertarungan.】
Sebelum suara itu menghilang, Feng Bujue langsung membuka menu permainan dan segera menemukan "nilai khusus" yang dimaksud di bawah tiga bilah , , dan .
"Ini nilai trendy?!" Jue Ge benar-benar terkejut melihat tulisan 【Nilai Trendy: +10】 di menu. Banyak sekali kejanggalan dalam settingan ini, bisa disamakan dengan "aura protagonis" yang dulu...
【Misi utama telah terpicu】
【Bunuh semua anggota rombongan musuh】
Setelah sinopsis dan notifikasi selesai, quest pun muncul mengikuti alur.
Momen ini menandai dimulainya pertarungan kali ini.
"Hey... kalau cuma bisa pakai skill Bertarung dan senjata dingin... ini sangat merugikanku..." gumam Feng Bujue dalam hati, "Lawan di sana jelas ahli top di bidang ini..."
Orang yang dianggap Feng Bujue sebagai "ahli top" pastilah memiliki kemampuan yang luar biasa.
Saat ini, di atas atap bangunan seberang, berdiri sosok seperti itu...
Sosoknya ramping dan tinggi, wajahnya begitu memesona. Kulit putihnya yang mulus memancarkan pesona memikat di bawah cahaya bulan.
"Gaun panjang putih yang dikenakannya dihiasi pola sakura darah yang mencolok. Angin sepoi-sepoi berhembus... ujung gaunnya berkibar lembut, siluetnya tampak bagaikan dewi yang melayang."
Dalam pertarungan kali ini, Xu Huai Shang menggunakan sepasang pedang andalannya.
Sementara Feng Bujue... menggunakan pedang baru yang baru saja diperoleh.
Perbedaan pemahaman mereka terhadap senjata masing-masing bagai langit dan bumi, hanya faktor ini saja... telah menyamakan kesenjangan kekuatan mentah mereka.
Bisa dikatakan... selisih kekuatan yang diciptakan Jue Ge melalui spesialisasi, level, dan peralatan, telah lenyap seketika saat memasuki quest.
"Sial... dari segala aspek, ini tidak adil bagiku..." gumam Feng Bujue dalam hati, "Pantasan disebut dewi, bahkan sistem pun memberikan perlakuan khusus padamu..."
"Feng Bujue." tiba-tiba Xu Huai Shang bersuara, nadanya dingin dan tenang, "Aku selalu menantikan pertarungan ulang denganmu, tapi tak menyangka... pertarungan ini datang secepat ini."
Jue Ge terdiam cukup lama setelah mendengarnya...
Setelah sekitar sepuluh detik, dia akhirnya menjawab: "Haruskah kita bertarung?"
Xu Huai Shang terkekeh ringan: "Heh... Kenapa tidak? Ini bukan pertandingan, juga tidak ada penonton, apa kau takut kalah?"
Jelas sekali Dewi Xu salah menafsirkan maksud di balik ucapan Jue Ge... sehingga dia merespons dengan serius.
"Hah..." Jue Ge menghela napas panjang, lalu perlahan memiringkan badan sambil menjepit pedang yang masih tersarung di antara lengan dan dada. Dengan menyilangkan kedua tangan di dada, ia sengaja berpose anggun sambil melantunkan syair: "Kabut tipis di jalan menutupi bulu-bulu beterbangan, burung dujuan berkicau di tengah bunga dujuan. Tahun demi tahun tak kunjung pulang, meratapi bulan dan kabut demi siapa..." Tanpa melakukan apa-apa, ia mulai mendeklamasikan puisi. Kemudian menoleh sambil menyipitkan mata ke arah lawannya. "Xu Huai Shang... Bagaikan bunga jatuh berhasrat tapi air sungai tak berperasaan, mengapa kau terus memaksaku begini..."
"Ha?" Wajah Dewi Xu langsung memerah. Hatinya dipenuhi keheranan, keraguan, kemarahan, dan sedikit geli. "Apa yang salah denganmu? Lagi pamer gaya buat apa? Kok bicara seolah aku yang ngejar-ngejar kamu?"
Sebelum selesai bicara, Xu Huai Shang sendiri sudah menyadari sesuatu. Dengan sigap ia menambahkan: "Oh~ Aku tahu..." Meski terlambat beberapa detik, ia berhasil membaca pikiran Jue Ge. "Lagi mau naikin nilai trendy ya?"
Yang tak terduga... Begitu tiga kata itu keluar dari mulut Xu Huai Shang, nilai trendy-nya langsung turun dua puluh poin menjadi minus sepuluh...
"Sial..." Ekspresinya berubah samar sambil bergumam dalam hati. "Data absurd itu jadi minus... Ternyata tidak boleh ngomong hal-hal yang masuk akal..." Setelah berpikir sejenak, ia menatap Jue Ge di kejauhan. "Tapi... Kalau harus berbuat konyol seperti dia demi menaikkan nilai... Rasanya terlalu memalukan!"
"Benar... Sangat memalukan. Tapi... Feng Bujue tidak peduli."
Di sinilah keadilan Sistem. Ketika Xu Huai Shang sudah mendapatkan keunggulan jelas dalam pertarungan terbuka, Sistem pasti akan memberikan metode comeback untuk Feng Bujue. Saat ini, materialisasi metode tersebut adalah - nilai trendy.
"Ah... Angin hari ini, sungguh menderu..." Menghadapi pertanyaan Xu Huai Shang, Feng Bujue terus mencari-cari pembicaraan sambil menatap bulan, mengucapkan kalimat yang penuh celaan.
Namun, Xu Huai Shang tidak bisa mencela, karena dengan mencela berarti dia kalah...
"Hmph..." Pipinya memerah, "Apakah angin itu... sedang merintih..."
"Oh?" Mata Feng Bujue berkilat memandang Xu Huai Shang, dalam hatinya bergumam: "Ternyata bisa menyambung! Kupikir tipe orang sepertimu tidak akan paham, tapi benar-benar menyambung!"
Di saat yang sama, pikiran Xu Huai Shang: "Tidak bisa... Tidak bisa tidak bisa... Benar-benar super memalukan! Kukira setelah diucapkan akan biasa saja, tapi faktanya masih sulit untuk diterima!"
Keduanya tak tahu pikiran lawannya, karena secara lahiriah mereka tetap mempertahankan ekspresi tenang dan dingin sampai akhir.
"Aku bisa bertarung denganmu..." Feng Bujue menahan dua detik sebelum melanjutkan, "Tapi... benarkah kau bisa menahan pedangku?"
"Mengapa tidak?" Sahut Xu Huai Shang.
"Karena jantungmu belum tenang." Setelah mengucapkan ini, Feng Bujue sendiri dalam hati berpikir: "Apa-apaan... Alasan macam apa ini!"
"Bagaimana kamu tahu?" Xu Huai Shang berkata dengan dingin.
"Aku memang tahu." Jue Ge juga membalas dengan nada dingin.
Kemudian keduanya secara serentak mengutuk dalam hati: "Dua orang sinting!"
"Mungkin, hati yang tidak tenang justru hal yang baik." Xu Huai Shang berusaha mengalihkan topik dan ingin segera memulai pertarungan, "Karena pedangmu pun tak pernah tenang."
"Pedangku..." Feng Bujue mengangkat pedang dengan satu tangan, sama sekali tak berniat menghunusnya, "Memang sedang gelisah..." Ia berhenti sejenak, "Tapi hatiku... sudah mati sejak lama."
"Matilah kau! Kau pantas mati! Tak tahu malu! Aku sendiri hampir tak bisa melihat diriku sendiri kalau terus mengikuti omong kosongmu ini!" Xu Huai Shang mengumpat dalam hati bertubi-tubi.
Meski geram sampai gigit jari, dia tetap harus berpura-pura: "Oh ya? Kapan matinya?"
Feng Bujue mendengus dingin sambil menyibakkan poni di dahinya: "Hmph... Tentu sejak aku menguasai 'Jurus Itu'."
