Setelah beberapa kesulitan, Ruo Yu akhirnya memotong sabuk pengaman. Tepat saat dia hendak membuka tutup kokpit untuk melompat keluar, sebuah terowongan muncul di jalan di depannya.
Di dalam terowongan, sebuah "Batmobile" yang sudah lama mengintai melaju kencang dari arah berlawanan.
Tentu saja, yang disebut Batmobile ini sebenarnya hanya mobil hitam tiruan murahan yang dimodifikasi. Selain dekorasi sayap kelelawar yang percuma di atap dan samping, ini hanyalah mobil sipil biasa.
“Sial! Henry, stabilkan setir!” Di dalam mobil, seorang wanita gemuk yang berdandan seperti Batgirl berteriak pada suaminya.
Henry, pria berkumis tipis berusia lima puluhan, mengenakan kostum kelelawar buatan sendiri dengan cukup rapi: “Dasar... Jika kakakmu bisa memodifikasi mobil jelek ini lebih baik...”
“Diam!” bentak wanita gemuk itu, “Kita akan menang! Astrologku yang bilang begitu!”
"Mereka juga dua orang yang mencoba menantang The Bruce. Setiap tahun selalu ada banyak orang sembrono seperti ini bermunculan, meskipun mereka beruntung membunuh salah satu 'penjahat', tantangan terakhir pasti gagal. Tapi orang seperti ini takkan punah - kemiskinan dan tirani Gotham akan terus mendorong mereka mengambil risiko."
"Cepat! Terowongan ini hanya bisa dilewati satu mobil, hadang dia, dia akan mengerem!" teriak wanita gemuk di dalam mobil.
Suaminya Henry hampir mati kesal: "Mau nyetir? Silakan kau yang nyetir!"
"Aku tidak bisa nyetir sambil menembak! Dasar idiot!"
"Jangan panggil aku begitu!"
"Hei! Tunggu... Ada apa?"
"Dia sepertinya tidak mengurangi... Oh! Ya Tuhan!"
Bukan karena Ruoyu tidak mau mengerem, hanya mobilnya tidak memiliki fungsi itu.
Brak——Chiii——Klang klang——
Setelah serangkaian tabrakan, gesekan, dan suara berputar, dua mobil terbalik di pinggir jalan, badan mobil hancur berantakan.
"Huu..." Ruoyu merangkak keluar dari mobilnya sambil memeriksa menu permainan, "Cuma turun 20% nilai kelangsungan hidup..." Dia melangkah beberapa meter menjauhi reruntuhan mobil yang mulai terbakar, "Tanpa sadar... aku sudah lebih kuat dari orang normal di dunia nyata ya..."
"Iblis! Binatang!" Teriakan wanita gemuk terdengar dari belakang Ruoyu, "Henryku mati!"
Ruoyu menoleh, melihat wanita bertubuh besar berbusana Batgirl sedang merangkak keluar dari mobil.
"Tubuh tante yang terlalu subur dan pakaiannya yang tidak pantas, semuanya membuatnya terlihat konyol. Tapi ekspresi mengerinya di bawah topeng kelelawar, serta senapan serbu di tangannya... membuat orang tidak bisa tertawa."
"Aku akan membunuhmu! Jalang!" Wanita gemuk itu menyerang "Harley Quinn" di depannya dengan tembakan yang buruk.
Ruoyu tidak ingin bertele-tele atau menjelaskan apapun. Diam-diam dia mengambil pistol dari tasnya, lalu menembak lengan lawannya dengan santai.
Saat quest resmi dimulai, Li Ruoyu juga mendengar dua peringatan sistem: [Penampilanmu dalam sudut pandang NPC telah disesuaikan menjadi kostum Harley Quinn] dan [1 item telah ditambahkan ke tasmu].
Sama seperti Feng Bujue, item yang didapat Ruoyu juga berupa pistol. Badan pistolnya mirip revolver, tapi larasnya sebesar dinamit, lubang larasnya lebih besar dari senapan patahan.
"Aduh! Aaa--" Teriakan kesakitan melengking dari wanita gemuk yang terjatuh. Senjatanya terlempar, dia sudah tidak bisa mengambilnya lagi.
Bagi NPC dalam quest ini, berbagai jenis kerusakan terasa sangat "realistis" - kecelakaan mobil langsung mematikan, lengan tertembak langsung lumpuh. Pantas saja mereka tidak bisa mengalahkan The Bruce... Batman yang sekarang ini meski tidak sempurna, tetap bukan lawan untuk orang normal.
“Maaf.” Ruo Yu berkata dingin, lalu berbalik pergi.
Semua tindakannya terekam kamera di terowongan, ditayangkan di berbagai layar besar di kota.
Dari perspektif NPC, mereka melihat wanita gila berambut Kuda Poni Ganda yang mengenakan baju kulit terbuka dada dan pusar dengan eyeshadow hitam tebal. Ia menabrakkan mobilnya langsung ke kendaraan dua tantangan, lalu membunuh satu dengan kejam dan melumpuhkan yang lain.
……
Di saat bersamaan, di lokasi lain di kota.
"Hmm... Dari gaya berjalan... Itu Ruo Yu kan..." Feng Bujue berdiri di depan layar besar di jalan sambil bergumam, "Kupikir lewat monitor akan terlihat penampilan Joker Wanita-nya, tapi ternyata sosok yang sama sekali berbeda..." Ekspresinya menunjukkan kekecewaan.
Jelas, dalam quest ini para pemain hanya memerankan empat karakter yang memang sudah ada di alam semesta ini. Saat melihat diri mereka melalui cermin atau monitor, mereka langsung melihat sosok karakter yang "ditempati" tersebut.
"Sial... Ternyata bule ini tubuhnya masih kalah dari Ruo Yu asli..." Jue Ge menggerutu dengan sudut pandang gentleman dan tatapan kritis, terus mengeluh di tempatnya berdiri.
Mungkin ada yang bertanya-tanya, apa tidak masalah dia berkeliaran begitu terang-terangan di jalan?
Tentu tidak... Karena beberapa menit sebelumnya, Jue Ge telah menyergap seorang warga yang terpisah dan merampas jubah compang-camping untuk disampirkan di tubuhnya.
Bagaimanapun, chip pelacak di otaknya sudah tidak berfungsi. Asalkan dia menyamar sedikit di tempat yang tidak terjangkau kamera, dia bisa dengan leluasa beraktivitas di luar.
"Pokoknya... Ruoyu tidak membutuhkan bantuanku." Pandangan Feng Bujue beralih ke dua orang di layar terpisah, hati kecilnya menganalisa, "'Poison Ivy' langsung bersembunyi di selokan saat kejadian, berhasil menghindari pantauan... Sepertinya ini Xiao Ling. Setelah kembali ke permukaan, dia pasti bisa menyimpulkan keberadaan 'chip pelacak'. Dengan contoh 'setruman listrik' yang kuperagakan tadi, dia akan segera menemukan strategi." Matanya tertahan pada sosok 'Two-Face', "Dasar kau memang pantas disebut Two-Face, secara filosofi sangat sesuai..."
Memandangi Xiao Tan yang berlarian kocar-kacir di layar, Feng Bujue mengeluarkan senyum kesal: "Benar-benar tidak bisa..."
Dia menarik napas panjang lalu menghentakkan kakinya.
Tubuhnya melesat bagai anak panah menembus kegelapan malam, dalam sekejap sudah mendarat di atap sebuah gedung.
"Meskipun ini alam semesta paralel yang hampir tidak terkait dengan DC Universe utama, 'tata kota dasar' seperti settingan kemungkinan besar tidak berubah." Jue Ge berdiri di ketinggian sambil memandang ke sekeliling, bergumam pelan.
Beberapa detik kemudian, dengan mengandalkan peta Gotham yang diingatnya dari kunjungan sebelumnya dan bangunan/jalan yang dilihat di layar besar tadi, dia segera mengunci posisi Xiao Tan.
