"Tim Pertama, tiba di lokasi yang ditentukan, selesai."
"Tim Kedua, tiba di lokasi yang ditentukan, selesai."
"Tim Ketiga...
Tim Keenam, tiba di lokasi yang ditentukan, selesai."
"Seluruh enam tim telah berkumpul, mohon perintah! Komandan."
Beberapa suara berbeda melaporkan situasi melalui walkie-talkie ke Kastil Kelelawar.
"Pertahankan formasi, persempit lingkaran pengepungan, tunggu instruksi Batman." Gordon di pusat komando melihat gambar dari berbagai tim di layar besar, memberi perintah tegas.
"Siap, Komandan." Tanggapan tegas terdengar di komunikasi.
"Kau dengar semuanya, Bruce?" Gordon cepat beralih frekuensi, berbicara kepada The Bruce.
"Tentu," Bruce menjawab dengan suara berat, "Mulai sekarang, aku yang mengambil alih."
"Dimengerti." Gordon membalas, lalu membuka frekuensi umum dan berseru, "Hidup Kelelawar!"
"Hidup Kelelawar!" Seruan serempak menggema.
Saat ini, sudah lima belas menit berlalu sejak "senyuman" itu merayap ke langit Gotham. Batas waktu【Perbaikan yang Tidak Asal-asalan】tepat berakhir.
The Bruce dan pasukan Robin-nya juga baru saja menyelesaikan pengepungan kantor polisi Gotham.
Pada detik ini, di permukaan tanah saja sudah terkumpul lebih dari dua ratus prajurit bersenjata lengkap dan sepuluh kendaraan lapis baja. Belum lagi di udara yang melayang dua puluh lebih pesawat patroli cakram dan satu Batplane (cadangan nomor dua).
Seluruh kantor polisi Gotham, dari atas ke bawah, telah dikepung oleh jaringan serangan yang bisa diaktifkan kapan saja. Begitu The Bruce memberi perintah, gedung bersejarah ini akan menjadi sarang lebah.
"Ah~ ah~ Mereka datang dengan gegap gempita ya..." Xiao Tan berdiri di tengah atap sambil menatap langit.
Tidak jauh darinya, Xiao Ling bersandar pada peluncur roket sebesar batang pohon: "Nanti jangan sampai euforia berlebihan. Prioritas utama adalah kelangsungan hidupmu sendiri. Kalau benar-benar mentok, tinggalkan rencana dan langsung bunuh The Bruce untuk menyelesaikan quest."
"Oke oke, kamu juga harus hati-hati," balas Xiao Tan.
Saat ini, hanya mereka berdua yang tersisa di atap. Jue Ge, Ruo Yu, Joey, dan Maya sudah pergi.
"Two-Face, Poison Ivy." Tiba-tiba suara The Bruce terdengar dari pengeras suara Batplane, "Aku tidak tahu dari mana kalian mendapatkan kekuatan aneh dan jahat ini. Tapi jika kalian pikir bisa lolos dari pengadilan dengannya, itu terlalu naif..."
"Belum selesai bicara, kanopi Batplane sudah terbuka. Detik berikutnya, Bruce yang mengenakan baju zirah tempur tiba-tiba melompat dari kursinya, membentangkan jubah berbentuk sayap naga, lalu meluncur ke arah atap gedung kantor polisi.
"Hah? Tidak mungkin..." Xiao Tan bergumam dengan wajah terkejut, "Dia punya angkatan udara tapi malah turun untuk bertarung jarak dekat dengan kita?"
"Bertarung denganmu," Xiao Ling menepuk bahu Xiao Tan sambil menyandar dan tersenyum, "Aku tidak bisa melawannya."
Boom——
Setelah suara ledakan, Bruce sudah mendarat dengan kedua kaki kokoh. Karena berat baju zirah tempurnya, dia sengaja menginjak hingga lantai di bawahnya remuk saat mendarat, menciptakan aura yang sangat perkasa.
"Wargaku..." Bruce berteriak sambil menegakkan kepala setelah berdiri, "Saksikanlah dengan matamu sendiri... kekuatan sejati Kelelawar!"
"Dia sedang bicara pada kita?" Xiao Tan memiringkan kepala dan berbisik.
Xiao Ling menjawab: "Jelas tidak." Dia melirik ke kapal patroli di langit, "Seperti yang diprediksi ketua guild, 'siaran langsung' sudah pulih. Ini pidato untuk 'penonton'."
"Oh! Kebetulan sekali." Xiao Tan menggoyangkan pergelangan tangan, kedua tangannya sudah memegang pisau komando dan cakar baja, "Aku akan pukul dia sampai tiarap di depan seluruh penonton di kota."
"Semangat sekali ya..." Xiao Ling justru terlihat lesu, "Kalau begitu lanjutkan pertarungan perlahan-lahan." Sebelum selesai bicara, dia sudah menarik peluncur roket dan berbalik pergi menjauh.
Pola pikir Xiao Ling sangat jelas. Karena The Bruce juga datang ke atap gedung, jaringan serangan di sekitarnya menjadi tidak berguna—pasukan kelelawar mustahil menembak majikan mereka sendiri. Jadi, Xiao Ling dengan lega memberi ruang agar Xiao Tan bisa bertarung habis-habisan dengan lawannya.
"Jangan lupa strategi dasar yang ditetapkan Ketua guild," ujar Xiao Ling sambil menuju pintu masuk atap gedung.
Tanpa kekhawatiran, dia meletakkan senjata di tangannya, bersandar di dinding, dan mulai menyaksikan pertarungan.
"Um," Xiao Tan menoleh ke belakang, "Tenang saja, aku..."
Whoosh—Bang!
Tepat saat Xiao Tan lengah, bayangan hitam yang cepat tiba-tiba muncul di hadapannya dan menghantam pipinya dengan pukulan keras.
"Ugh..." Xiao Tan tidak mengantisipasi ini. Tubuhnya oleng setelah pukulan itu dan mulai terjatuh ke samping.
"Ah~ Dihujat di wajah ya." Xiao Ling menyaksikan serangan mendadak Bruce pada Xiao Tan dengan tenang. Keyakinannya pada Xiao Tan tak tergoyahkan, tak ada jejak kekhawatiran di wajahnya.
"Bagaimana rasanya, Two-Face? Cukup menyenangkan?" The Bruce tak menyia-nyiakan kesempatan saat lawannya limbung. Dia langsung melangkah maju dua kali dan menyerang sisi rusuk Xiao Tan dengan lutut.
Namun, serangan kali ini meleset.
Wang Tanzhi mengerahkan tenaga dari pinggangnya, memutar tubuh dengan gerakan berguling lateral, mengatasi krisis dengan mudah.
"Oh? Sepertinya masih ada beberapa jurus." The Bruce yang menyaksikan tetap tenang, berkomentar dengan santai, "Setidaknya lebih kuat dari gerombolan di kota."
"Kau bajingan licik..." Xiao Tan menyeka memar di sudut bibirnya dengan punggung tangan, menatap Bruce, "Sebelumnya mengikatku di pesawat, menabrakan pesawat ke arahku, sekarang tiba-tiba menyerang tanpa peringatan..."
"Peringatan?" Bruce menyeringai sinis, "Hmph... Two-Face, apa otakmu rusak?" Sambil berbicara, dia bergeser ke samping mencari kesempatan menyerang, "Ini bukan pertandingan bela diri antar ahli, tapi perjuangan hidup-mati."
Sebelum kata-katanya selesai, Bruce tiba-tiba menyerang lagi, menggunakan gigi-gigi berbentuk sirip di baju zirah lengan bawahnya untuk melancarkan dua serangan tajam.
Ping ping——
Reaksi Xiao Tan juga cukup cepat. Dengan tenang dia menggeser langkah, mengangkat pisau komando dan cakar baja, menahan serangan lawan.
"Sial... Jauh lebih kuat dari perkiraan..." Setelah bertukar jurus, Xiao Tan bergumam dalam hati, "Apa bener ini orang normal?"
Di sisi lain, The Bruce sebenarnya jauh lebih terkejut daripada Xiao Tan: "Luar biasa... Kekuatan dua seranganku ini sekitar 1.300 pon (setara 590 kg). Orang biasa bahkan dengan perisai alloy pun akan terlempar. Tapi dia... hanya menggunakan dua senjata pendek di kedua tangan untuk menahan, setelah menahan serangan hanya mundur beberapa langkah."
"Hei, Xiao Tan, bisa dengar?" Saat pertarungan baru saja dimulai, suara Jue Ge tiba-tiba terdengar dari alat komunikasi di telinga Xiao Tan (diambil dari mayat di parkiran, sudah dimodifikasi oleh Musashi Koganei).
"Aku sedang sibuk..." jawab Xiao Tan dengan suara pelan.
"Ya, aku lihat." Jue Ge menambahkan, "Di layar besar kota sedang ditayangkan."
"Lalu kenapa kamu memilih waktu ini untuk berbicara denganku?" Xiao Tan benar-benar merasa kesal. Dia orang yang tidak pandai melakukan dua hal sekaligus, tindakan Jue Ge sama saja mengganggunya.
"Aku ingin mengingatkanmu, yang sedang kau perankan adalah seorang penjahat super, bajingan antisosial yang kejam." Kata Feng Bujue. "Tapi sejauh ini, ucapan dan tindakanmu terlalu normal."
"Ah..." Xiao Tan menurunkan suaranya sambil mencela, "...Maaf ya tidak punya bakat memerankan orang jahat!"
"Tidak apa, aku ajari." Jue Ge menyambung, "Pertama, kau harus tertawa histeris."
"Haha... hahaha... HAHAHAHA..." Xiao Tan yang patuh langsung tertawa liar.
Taktik ini benar-benar berhasil. The Bruce melihat "Two-Face" tiba-tiba tertawa liar, jantungnya berdebar kencang. Dia mengira lawan akan melakukan gerakan mengejutkan, tak berani meremehkan, segera meningkatkan energi pertahanan baju zirah tempurnya dan berhenti mengamati.
"Lalu, berpura-puralah terlihat bingung." Kata Jue Ge lagi.
"Xiao Tan ragu selama dua detik, membayangkan ekspresi bingung seperti apa. Dua detik kemudian, mulutnya setengah terbuka, mata melirik ke atas, mengeluarkan suara: 'Hng——'."
"Jika harus kujelaskan statusmu saat ini, itu seperti 'orang yang baru selesai lobotomi sedang memilih makan siangnya'," sambung Feng Bujue di saluran komunikasi.
"Aku marah nih!" geram Xiao Tan.
"Baiklah, cukup bercanda." Jue Ge tertawa, "Sekarang, keluarkan koin itu, lempar sembarangan, lalu lihat hasilnya."
Xiao Tan melakukannya.
"Terakhir, buat ekspresi seperti baru tersadar..." Jue Ge melanjutkan, "...lalu berlari dan cium paksa Poison Ivy."
"Kau bilang apa?!" suara Xiao Ling langsung menyela sebelum Xiao Tan sempat menjawab.
"Hah? Ternyata saluran komunikasi ini dipakai bersama?" Feng Bujue terkejut.
"Ya, bahkan aku bisa mendengar," suara Joey terdengar di saluran.
"Jue Ge, ini maksudmu apa sih?" Xiao Tan menjawab lesu, "Sekadar iseng mengganggu rekan tim saja?"
“Tidak, tidak, tidak... Ini memang bagian dari strategi.” Feng Bujue menjelaskan, “Untuk membuat karakter Two-Face lebih realistis, kamu harus menunjukkan sifat 'memutuskan segalanya dengan melempar koin'. Bayangkan... Two-Face yang asli sering melakukan tindakan gila setelah melempar koin.” Nada bicaranya terdengar seperti sedang membual, “Sebenarnya... selama tindakanmu cukup mengejutkan, itu sudah cukup. Kamu tidak harus mencium paksa Poison Ivy, bisa juga mencium The Bruce. Lagipula dia NPC pria. Sebagai heteroseksual, Sistem tidak akan menghalangi dengan alasan kecenderungan kekerasan seksual...”
“Kakak sepuru, pukul dia!” Suara Xiao Ling memotong omong kosong Jue Ge.
Satu detik kemudian, disertai teriakan menyakitkan, komunikasi dari sisi Jue Ge terputus...
“Apa sebenarnya yang ingin dia lakukan...” The Bruce tidak mengetahui berbagai kejadian di seberang. Dari sudut pandangnya, dia hanya melihat Two-Face dihadapannya membuat serangkaian ekspresi aneh dan sesekali berbicara sendiri (setelah pemain mengenakan komunikator, item ini menyatu dengan penampilan pemain sehingga tidak terlihat di wajah karakter tertentu dalam adegan), sama sekali tidak bisa dimengerti.
“Aha! Aku memutuskan!” Pada titik ini, Xiao Tan terpaksa melanjutkan aktingnya seolah-olah benar-benar memutuskan sesuatu melalui lemparan koin, “Aku akan... eh... akan...” Ekspresinya berubah tiba-tiba sebelum berbalik badan, “...melarikan diri!”
“Ha?” Di antara semua yang hadir, Xiao Ling mungkin yang paling terkejut.
"Hmph……" The Bruce tersenyum sinis, dalam hati berpikir, "Ternyata begitu... Aku terlalu menganggapnya tinggi. Dua serangan tajamku tadi pasti berhasil, di permukaan dia terlihat baik-baik saja tapi sebenarnya sudah mengalami kerusakan parah... Jadi dia membuat keributan untuk mengulur waktu dan mengalihkan perhatianku, membuat celah untuk kabur."
"Ha——" Xiao Ling menghela napas panjang, "Suka cari masalah."
Dia bergumam, lalu mengangkat peluncur roket di sampingnya. Pada detik yang sama, tumit kaki kirinya menendang dengan gesit. Dengan tarikan dan tendangan, senjata besar itu sudah terpanggul di bahunya.
"Janji role-play mana? Strategi mengulur waktu mana?" Nada suara Xiao Ling jelas menunjukkan keluhan.
"Maaf... Aku benar-benar tidak tahu harus bicara apa." Xiao Tan menjawab sambil berlari ke arah Xiao Ling.
"Ya sudah, tidak apa." Xiao Ling menginjak tanah, melompat setinggi lima meter, dan memiringkan lubang senjata peluncur roket ke bawah, mengarahkannya ke kantor polisi di bawah...
