Di bawah kastil, pertarungan sengit masih berlanjut.
Meski Joey dibantu oleh "Darah Bane" dan teknik bertarung dasarnya cukup baik, dia tetap kalah dibanding The Bruce.
Selain itu, perbedaan spesifikasi langsung antara baju kelelawar yang mereka kenakan membuat Joey semakin terdesak.
"Ada apa? Anak muda." The Bruce menyerang sambil bicara, "Staminamu sudah habis?" Dia mulai mengitari Joey seperti mempermainkan lawannya, "Kau pikir... kedudukanku sebagai dewa bisa kudapatkan hanya dengan peralatan buatan Klibur?"
Joey tentu tidak berpikir demikian. Dia sangat tahu selama bertahun-tahun The Bruce selalu mengandalkan kemampuan asli saat melawan penantang. Bahkan tanpa "Baju Zirah Tempur" pun dia tetap tangguh.
“Dibandingkan dengan leluhurku, aku memang masih jauh tertinggal……”The Bruce melanjutkan, “Bruce Wayne adalah master pertarungan paling luar biasa di zamannya. Ia menguasai 127 seni bela diri dan hampir semua jenis senjata. Teknik bertarungnya benar-benar unik... merupakan perpaduan terbaik dari taekwondo, judo, muay thai, tinju, ninjutsu, jujutsu, dan berbagai aliran lainnya. Tak ada yang bisa menirunya.” Ia berhenti sejenak, “Baik jumlah maupun kualitas teknik bertarung yang kukuasai masih jauh di bawahnya. Tapi... untuk menghadapimu, ini masih lebih dari cukup.”
Sebelum suaranya benar-benar reda, The Bruce kembali melancarkan serangan bertubi-tubi. Gerakannya secepat kilat, momentumnya bagaikan harimau. Bukan hanya pukulan dan tendangannya yang memiliki kekuatan luar biasa, senjata mematikan di baju zirahnya juga bukan main-main. Tidak peduli seberapa jauh jarak antara Joey dengannya, sedikit saja kecerobohan akan berakibat fatal, karena cara menyerangnya sangat beragam.
“Aku tidak akan kalah olehmu...” Joey mengatupkan giginya dengan keras, setidaknya dalam hal kemauan, dia tidak mau kalah.
“Hehe...” The Bruce menyeringai dingin, “Bagus... sangat bertekad. Sudah kuduga, kau adalah tipe orang yang bisa melakukan hal-hal besar.”
Bang—bang—bang—
Sambil berbicara, The Bruce kembali menghujani tiga pukulan berturut-turut ke dada Joey. Pada baju kelelawar yang dikenakannya... retak mulai terlihat.
"Orang yang melakukan hal besar, jika tidak meraih kesuksesan besar, pasti mengalami kekalahan besar..." Perkataan The Bruce masih berlanjut. Dia sepenuhnya berkompeten untuk mengajari Joey dalam hal ini, karena dirinya sendiri adalah contoh nyata. "Kau pikir jubah itu bisa dipakai sembarang orang? Apakah kau memiliki kesadaran seperti diriku?" Sambil terus maju menyerang, dia meninggikan suaranya. "Jika memang punya, kau takkan mengeluarkan omongan bodoh seperti 'Aku tak ingin menjadi dewa'!"
"Tidak... Sudah mencapai batas... Kesadaran mulai kabur, ini berbahaya..." Saat ini Joey sudah tak punya sisa tenaga untuk merespons secara verbal. Tubuhnya menahan rasa sakit yang tak terbayangkan. Yang bisa dilakukannya hanyalah fokus sepenuh tenaga agar tidak pingsan.
"Joey Collins." Serangan The Bruce akhirnya mendekati klimaks. Dia berhasil menjatuhkan Joey ke tanah, bersiap memberikan pukulan terakhir. "Kau melakukan kesalahan yang sama dengan leluhurku. Idealisme kalian itu hanya obat pereda nyeri, sedangkan konsepku..." Dia mengangkat lengan, sinar laser dari pergelangannya sudah membidik Joey. "...adalah operasi bedah. Kota ini membutuhkan dewa, bukan Ksatria Kegelapan. Jika tak mau jadi dewa... matilah kau!"
Chiii——
Sesaat kemudian, seberkas sinar cahaya menyembur keluar, tepat mengenai sasaran.
Tapi... yang tertembak bukanlah Joey. Pelepas sinar itu juga bukan The Bruce.
"Sial... Ada tamu tak diundang?" The Bruce menutupi bagian bahu belakangnya yang tertembak, lalu menoleh ke belakang.
"Tapi lihat, di langit malam, Maya mengenakan pakaian tradisional Robin, meluncur dengan sayap glider. Laser di lengan kanannya masih memancarkan cahaya redup."
Ternyata, di saat genting tadi, Maya menyerang dari udara dan menembak Bruce. Dengan jeda dari tembakan ini, Joey bisa menarik napas sebentar. Dia segera berguling bangkit dari tanah, menjauh lagi dari lawannya.
Darah Bane secara drastis meningkatkan fungsi metabolisme Joey. Kemampuan ini jauh melampaui orang biasa, dan menjadi satu-satunya keunggulannya saat ini.
"Hmph... Kalau pembantumu sudah mulai lebih dulu..." The Bruce melihat perubahan situasi, langsung merancang taktik, "Maka aku tidak akan sungkan..." Dia membuka komunikator di mulutnya, memerintahkan, "Robin-robin, keluarlah! Berperanglah untuk dewa kalian!"
Begitu perintahnya keluar, sejumlah besar kapal terbang mengambang muncul dari sekitar Kastil Kelelawar, memenuhi langit atas alun-alun.
"Lelucon ini harus diakhiri." Kata The Bruce, "Aku cukup menikmati permainan ini, Joey." Dia menyeringai, "Tapi... sekarang aku ingin berburu mangsa yang lebih menantang. Biarkan pasukanku..."
"Maksudmu aku?" Tiba-tiba suara Feng Bujue (Joker) terdengar dari atas, memotong ucapan Bruce.
Bruce menengadah, ekspresinya berubah drastis dalam sekejap...
Di panggung tinggi Kastil Kelelawar, kini muncul bayangan manusia.
"Dia mengenakan baju zirah Batman, jubah Batman, dan topeng Batman. Tapi bagian bawah wajahnya yang terbuka menunjukkan senyum mengerang dengan gigi terkembang."
"Bercanda apa?" The Bruce bersuara berat, "Kenapa kau bisa ada di sana!"
"Hmm... Aku hanya menyusup lagi ke dalam kastilmu lewat 'cara tertentu', membantai semua yang berani menghalangiku di sepanjang jalan, lalu sampai di sini." Feng Bujue menjawab dengan nada mengejek.
"Kau pikir sedang melakukan apa? Badut yang berdandan seperti Batman..." The Bruce melototi Jue Ge, "Ini penghinaan..."
"Batman yang mau membunuh, itu baru penghinaan." Feng Bujue membalas dengan penuh keyakinan, "Batman yang mengejar kekuasaan, itu penghinaan..." Sambil berkata demikian, ia mengibaskan jubahnya dan mendarat tiba-tiba dari udara, "Batman berusia 90-an yang berubah jadi Frankenstein karena takut kehilangan kekuasaan, itu penghinaan total."
Saat mengucapkan ini, ia tepat mendarat.
Jue Ge tersenyum tipis melanjutkan: "Bruce, kau adalah penguasa hebat, tapi seperti banyak penguasa lain, masa tuamu hancur..." Sambil berbicara, cahaya keemasan mulai bersinar di antara jarinya, "Aturan game harus diubah, dan aku yang akan mengubahnya!"
"Tembak! Bunuh dia!" The Bruce menggelegar, memerintahkan serangan dari armada kapal udara di langit.
Namun... kejadian berikutnya kembali di luar perkiraannya.
Boom boom boom——
Dua detik kemudian, pesawat terbang terapung itu mulai saling menembak... Ratusan tembakan meriam terjalin di udara dan meledak. Tak lama kemudian, pesawat yang tertembak mulai terjatuh dengan asap tebal, menghantam kerumunan di bawah, lalu meledak dan terbakar.
"Ya Tuhan!" "Lari cepat!" Kerumunan mulai panik, teriakan histeris memenuhi udara.
"Hehehe... Lihat, ketika situasi mulai mengancam batas bawahmu, sikapmu langsung berubah." Feng Bujue melangkah mendekati The Bruce, "Saat kau terjun ke kerumunan tadi aura keangkuhanmu begitu kuat, begitu juga saat melawan Joey. Tapi... aura 'Raja Gotham' itu pada dasarnya berasal dari kepercayaan diri akan kekuatanmu sendiri dan keyakinan akan kemenangan."
Jue Ge menyeringai dan berhenti dua meter tepat di depan lawannya: "Beraninya ulangi perkataanmu tadi ke aku."
"Apa yang terjadi? Kenapa saling menembak?!" The Bruce mundur perlahan sambil berteriak ke komunikator, "Jawab aku! Siapa saja!"
"Komandan, pesawat kami tidak bisa dikontrol... aaaagh!" Seorang operator akhirnya merespons di saluran komunikasi, tapi tewas sebelum sempat menyelesaikan kalimat.
"Kenapa? Takut sampai tidak bisa berpikir?" Feng Bujue tertawa, "Hal sederhana seperti ini saja tidak bisa kau pahami... Jika aku bisa mengambil alih semua layar besar di kota ini, tentu aku juga bisa mengontrol pesawat-pesawat terapung itu. Jangan lupa... teknologi hardware dan sistem operasinya berasal dari tangan yang sama."
"Klibor!" The Bruce mengarahkan wajahnya ke langit dan berteriak, "Pengkhianat! Akan kuhabisi kau!"
"Heh... Lebih baik kau khawatirkan dirimu sendiri dulu." Feng Bujue menyeringai dingin, lalu tiba-tiba menyerang.
Sreeet—— Sreeet——
Dua kilau emas memantulkan dua denting jernih.
Jue Ge menggenggam Death Poker, mengeluarkan dua serangan tajam jarak dekat. The Bruce menyambut dengan pisau sirip di lengan bawahnya, saling bertukar dua jurus.
"Hmph... Kau juga biasa-biasa saja..." Setelah menahan serangan, The Bruce terkesan tak disangka. Dari pertarungan singkat ini, ia menyadari kekuatan Jue Ge tak sehebat bayangannya. Senjata bercahaya di tangannya meski tak teranalisis, tapi daya rusaknya juga tak meninggalkan luka di baju zirah kelelawarnya.
"Jangan salah paham." Feng Bujue melanjutkan, "Aku sengaja mengurangi kekuatan untuk menguji kemampuanmu." Ia menghilangkan poker di tangannya, menggaruk kepala, "Ini demi memudahkan rencana selanjutnya..."
Mendengar ini, jantung The Bruce berdebar kaget dan bercampur curiga, kembali siaga penuh.
Tapi Jue Ge tidak menyerang lagi. Dari saku ia mengeluarkan sebuah perangkat, "Alat ini dimodifikasi sementara oleh Doktor Klibor menggunakan peralatan di Batcave. Efeknya cukup menarik." Ia memegang benda mirip walkie-talkie, "Bisa memancarkan sinyal elektronik khusus yang mengganggu sistem tertentu."
Sebelum kalimat selesai, The Bruce sudah paham "sistem" yang dimaksud. Tapi ia tak bisa berbuat apa-apa selain menggeretak gigi dalam diam.
"Menurut tes saya..." Feng Bujue memegang perangkat gangguan dengan satu tangan, sambil menjulurkan jari telunjuk tangan satunya di dekat mulut seperti sedang bertingkah imut, "Dengan mengurangi output baju zirah pertarunganmu sekitar 40%, seharusnya cukup..." Tanpa basa-basi, ia menekan beberapa tombol di perangkat tersebut dan menyelesaikan operasi.
Pada saat bersamaan, segerombolan notifikasi error langsung memenuhi lensa mata kanan The Bruce. Sistem analisis taktis dan sistem kendali senjata zirahnya runtuh seketika.
"Baiklah, sekarang..." Saat mengucapkan paruh kalimat pertama, Feng Bujue masih berjarak beberapa meter, namun saat paruh kedua terucap, ia sudah muncul di belakang Bruce, "Naik kau!"
Dengan gerakan mendadak, ia menarik jubahnya dan melemparkan BOSS quest ini ke angkasa dengan tenaga penuh.
The Bruce benar-benar terkejut dengan kecepatan yang tak masuk akal ini. Ternyata... perkiraannya sebelumnya tentang "Joker" ini salah total. Batas kekuatan lawannya sama sekali tidak bisa diukur dengan tes biasa...
Saat Bruce sadar dan berusaha menstabilkan posisi, tubuhnya sudah terjatuh miring ke platform tinggi kastil. Akhirnya ia memutuskan mendarat di sana.
Tak lama kemudian, Feng Bujue yang diikuti Joey segera melompat dari alun-alun ke platform tersebut.
“Sekarang, kamu sudah tidak punya batarang kendali jarak jauh dengan tenaga otomatis, tidak ada sistem sensor panas, tidak ada senjata laser... output baju zirah bertenaga juga sudah turun 40%.” Feng Bujue berkata, “Kesenjangan teknologi akibat perbedaan zaman sudah dihapus, kekuatan dan kecepatanmu sekarang setara dengan Joey saat ini.” Ia tersenyum, “Kamu mau game, aku beri; kamu mau keadilan, aku beri; kamu mau penonton...” Ia mengayunkan lengan, semua layar besar di kota kembali menyala menayangkan siaran langsung adegan ini, “...aku juga beri.”
Feng Bujue tertawa histeris, suara tawanya menggema ke seluruh kota.
“Warga Gotham! Aku bawakan untuk kalian pertunjukan nyata yang sesungguhnya.” Setelah tertawa sebentar, ia melanjutkan, “Mari kita lihat... saat mengenakan peralatan kelelawar paling dasar yang tidak dirancang untuk membunuh, siapa yang lebih kuat.”
Jue Ge tiba-tiba berhenti di tengah kalimat, melontarkan pandangan aneh ke Joey. Setelah kontak mata, Joey sepertinya memahami sesuatu namun tidak memberikan respons apapun.
“Kelahiran Batman... saksikanlah dengan mata kepala sendiri...” Setelah mengucapkan ini, Feng Bujue mengibaskan jubahnya dan berjalan congkak menuju kastil kelelawar.
Saat berpapasan dengan The Bruce, karakter terakhir ini begitu gugup sampai tidak berani bergerak, apalagi menyerang.
“Kurasa kita masih ada putaran kedua.” Setelah Jue Ge pergi, Joey maju beberapa langkah menatap langsung Bruce.
Di belakang Joey, terhampar jalanan yang dipenuhi asap tebal dan langit yang diselimuti kepulan mesiu.
Dalam pemandangan seram bak medan perang ini, sosok Joey Collins terlihat lebih gagah dari biasanya. Mata yang tersembunyi di balik topeng kelelawar itu memancarkan keteguhan yang belum pernah terlihat sebelumnya.
Jubah hitamnya berkibar tertiup angin, sekejap membuat orang seperti melihat sosok lain - seorang pahlawan legendaris yang telah tiada seratus tahun silam. Nama aslinya tak penting, karena dialah... Batman.
"Ha... haha... hahahaha..." The Bruce tiba-tiba tertawa, sebuah tawa getir sekaligus tawa penerimaan.
Pada saat tergelap sebelum fajar ini, tak ada satu pun tanda kelelawar tersisa di langit. Namun pilar-pilar cahaya aneh nan gemerlap masih menyelimuti kota ini.
Seluruh Gotham terhening, semua mata... tertuju pada duel di tempat ini.
"Baiklah... baiklah..." The Bruce menggeleng sambil tersenyum, "Kau ingin menjadi Batman ya?" Tatapannya tertuju pada Joey, "Kalau begitu... kalahkan aku, lampaui aku..." Ucapnya sambil melepas lensa dan komunikator di sisi kanan wajahnya, lalu melemparkannya sembarangan.
Pada detik ini, sang raja yang telah memerintah Gotham selama lebih dari tiga puluh tahun akhirnya melepaskan kepura-puraan dan ketakutan dalam hatinya, menghadapi segala sesuatu dengan lapang dada.
"Aku ingin memperingatkanmu... jalan yang kau pilih, lebih sulit daripada menjadi dewa." The Bruce berkata, "Aku gagal bertahan di jalan itu, sehingga menjadi diriku yang sekarang..." Sambil bicara, dia melepas jubahnya dan melemparkannya ke lantai, "Harus kuakui, aku gagal mewarisi kemauan Bruce Wayne." Dia berhenti sejenak, "Tapi aku benar-benar telah memberantas kejahatan dan kekacauan, memelihara perdamaian Gotham."
"Kau membawa perdamaian dengan kediktatoran." Joey menyambung.
"Benar, sama sekali tidak kusesali, malah kupandang sebagai kebanggaan." Bruce membalas, "Karena aku telah menyaksikan sendiri... kekacauan yang dibawa kebebasan."
"Sepatutnya kau berdiri di garis batas antara Order dan Chaos, membela mereka yang lemah, bukan melindungi dengan kontrol." Joey menambahkan.
"Ha..." Bruce tersenyum getir, "Ironis sekali mendengar ini darimu..." Dia memutar lehernya dua kali dan menyiapkan posisi bertarung, "Secara prinsip, kamulah pewaris yang diinginkan Bruce Wayne... Tapi soal kemampuan, biarkan keturunan terakhir keluarga Wayne ini... yang mengujimu."
