"Aduh...langsung main kasar begitu awal..." batin Feng Bujue, "Tapi...mengingat ini dungeon tim kesulitan Nightmare, death FLAG di detik pertama juga mungkin..."
"Tebak~ tebak~ siapa aku~" Suara itu mengulang dengan intonasi sama, seolah menunggu respon Jue Ge.
"Suara ini asing, pasti bukan orang yang kukenal...harus gimana ya..." Feng Bujue tak buru-buru menjawab. Dia tahu semakin genting situasi, harus semakin tenang. "Dari ukuran telapak tangan, kekasaran, dan suaranya...ini pasti perempuan muda. Jika quest bertema hantu, berarti dia hantu wanita..."
"Tebak~ tebak~ siapa aku~" Kali ini suaranya terdengar lebih mendesak.
"Mustahil menyebut nama atau identitasnya dengan pasti. Aku baru saja masuk ke dalam quest, belum ada petunjuk sama sekali, dan quest ini bahkan tidak memiliki CG pembuka atau sinopsis... Jadi apapun yang kutebak pasti jawaban salah..." Feng Bujue tetap tidak merespon, terus berpikir, "Haruskah aku terus mengulur waktu dengannya... Atau langsung menggunakan kekuatan fisik untuk melepaskan cengkeraman ini..."
"Tebak siapa aku!" Suara dari belakang semakin kasar, perlahan kehilangan kesabaran.
"Ah~ ngomong-ngomong, tidak tahu bagaimana kabar yang lain." Feng Bujue masih mengabaikan lawan bicaranya. Meski matanya tertutup, hal itu tidak menghalanginya memanggil menu permainan dalam kesadarannya untuk memeriksa, "Hmm... Sejauh ini, belum ada yang terbunuh seketika..." Dia memastikan lima rekan tim di kolom tim: [Wang Tanzhi], [Shiyu Ruoli], [Beiling Xiaogu], [Juanmenghuan], dan [Tanlang], "Hanya saja tidak tahu apakah mereka berada dalam situasi yang sama denganku..."
Akhirnya, makhluk di belakang Jue Ge tidak tahan lagi. Dia hampir mengaum: "Te—bak—lah—"
"Tebak kepala bapak kau!" Feng Bujue menggelegar memotong ucapan lawan. Teriakannya lebih keras dari pemilik tangan itu. Bersamaan dengan teriakannya, dia mencengkeram pergelangan tangan orang di belakangnya dan melakukan bantingan bahu.
"Aaaaa—" Wanita yang menutupi mata Jue Ge sama sekali tidak menyangka perkembangan ini. Dengan jeritan panik, tubuhnya terlempar dan menabrak dinding.
Pada saat yang sama, Feng Bujue yang sudah memulihkan penglihatannya dengan cepat mengamati lingkungan sekitarnya. Ia menemukan dirinya berada di dalam ruangan persegi berukuran tujuh meter persegi. Ruangan itu benar-benar kosong tanpa perabotan atau benda apapun, bahkan tidak ada pintu maupun jendela. Namun di enam dinding ruangan, terdapat banyak simbol aneh yang memancarkan cahaya hijau redup, menerangi ruang sempit ini.
"Hmm... kakak." Feng Bujue hanya membutuhkan dua detik untuk memindai sekeliling, lalu mengalihkan pandangannya ke wanita yang baru saja bangkit dari lantai, "Penampilanmu ini... jangan-jangan kamu ingin bilang... dirimu adalah Sadako?"
Alasan Jue Ge bertanya demikian karena monster itu memang mirip Sadako... Berpakaian putih, rambut panjang menutupi wajah, setelah bangkit tidak langsung berdiri tegak melainkan membungkuk sambil mengangkat tangan seperti cakar, mendekati perlahan dengan postur aneh.
"Uh..." "Hantu wanita" itu tidak lagi berbicara, hanya mendekat perlahan. Sambil mengeluarkan erangan serak, ia perlahan mengangkat kepalanya memperlihatkan wajah yang mengerikan.
Jika yang berada di sini adalah Xiao Tan, mungkin sudah gemetar ketakutan. Kalaupun tidak, Nilai Ketakutannya pasti akan melonjak drastis.
Tapi yang berdiri di sini sekarang adalah Feng Bujue...
"Apakah kamu menjawab pertanyaanku dengan wajah?" Feng Bujue mengernyitkan matanya, memandang langsung ke makhluk itu dengan ekspresi tenang.
"Ah!" Hantu wanita itu masih belum menyerah, tiba-tiba ia mendekatkan wajahnya beberapa inci lebih dekat.
Pak——
Jue Ge menamparnya dengan telapak tangan: "Sudah cukup belum? Kalau ada urusan, bicara langsung!"
Hantu wanita sama sekali tidak menyangka akan perkembangan seperti ini... Dia yang sedang lengah langsung terkena tamparan, terhuyung-huyung beberapa langkah ke belakang hampir terjatuh.
Beberapa detik kemudian, dia menutupi wajahnya sambil menatap Jue Ge dengan tatapan penuh dendam, berteriak lantang; "Apa yang salah denganmu!"
"Ini salahku?" Feng Bujue menyimpan tangan di saku celana, berkata dengan nada sewajarnya, "Kita kan tidak kenal, ngapain kamu tutup mataku suruh teka siapa kamu? Lagian sambil goyang-goyangkan tubuh silumanmu yang menggoda, muka dideketin... Mau apa? Ngira aku ganteng terus mau ngerayuin ya?"
Hantu wanita terkejut mendengarnya: "Siapa yang mau ngerayuin! Aku ini hantu! HANTU! Aku sedang menakutimu!"
"Hah~ dari tadi kok nggak bilang." Feng Bujue membuka kedua tangannya, "Salah paham, salah paham."
Melihat sikap santai Jue Ge, hantu wanita itu malah berdiri tegak, merapikan rambutnya sambil menatap Feng Bujue dengan ekspresi biasa: "Kamu ini manusia atau bukan? Kok bisa segini santainya? Oh... Aku tahu... Kamu rekan seprofesi ya? Ngaku! Gimana caramu masuk? Mau ganggu tempat kerja kami? Aku kasih tahu, tempat ini dilindungi Freddy Krueger! Penanggung Jawab Utama Jalan Mimpi Mengerikan, pernah dengar?"
"Oh, si pecinta anak dengan selera busana seperti tai itu ya." Feng Bujue dengan tenang mencela.
"Kau! Kau...kau..." Hantu wanita mundur beberapa langkah, "Berani sekali!" Ia menoleh sambil berteriak keras, "Satpam! Ada non-manusia menyusup ke rumah horor untuk mengacaukan bisnis!"
Setelah teriakannya, sekitar satu menit kemudian muncul tiga sabuk cahaya hijau di dinding ruangan yang segera membentuk pintu cahaya.
Bzzz——
Setelah dua suara aneh, pintu itu "meleleh" seperti agar-agar. Dari luar masuk seorang Predator (makhluk fiksi, ras tempur alien berperadaban tinggi, berbentuk humanoid dengan gigi tajam, cakar, tubuh besar dan berotot).
"Ada apa?" Predator itu memandang hantu wanita dan Jue Ge secara bergantian sebelum bertanya. Suaranya terdengar aneh seperti bahasa binatang, tapi fungsi terjemahan Sistem mengubahnya menjadi bahasa yang bisa dimengerti.
"Ada apa? Aku yang mau tanya!" Hantu wanita menunjuk Feng Bujue dengan wajah kesal, "Ini jelas bukan manusia! Entah bagaimana bisa teleportasi masuk! Hmph... Pasti tim teknik lagi mabok kopi!"
"Hei! Keponakanku bekerja di bagian teknik." Predator itu menyahut, "Jaga mulutmu sedikit dong?"
"Baik~baik..." Hantu wanita menyilangkan tangan di dada, bersandar di dinding. Entah dari mana dia mengeluarkan rokok dan korek api, menyalakannya sendiri. "Fu—— Pokoknya, cepat bawa orang ini pergi! Nyonya belum menyelesaikan target bulan ini, malah ketemu urusan sial begini. Benar-benar menyebalkan."
Satpam besi itu mengangkat bahu, mendekati Jue Ge sambil menatapnya dari atas. "Dengar kan? Pemuda... Mau ikut sendiri? Atau mau kubawa keluar dengan paksa?"
Feng Bujue mengamatinya sejenak sebelum menjawab, "Eh... lebih baik aku ikut sendiri."
Sambil berkata begitu, dia merapikan kerah bajunya lalu berjalan menuju pintu.
Satpam besi itu mengawasinya ketat dengan tatapan, mengikuti langkahnya keluar dari ruangan.
