Koridor memiliki lingkungan yang mirip dengan ruangan. Dinding di kedua sisi, langit-langit, dan lantai terbuat dari material abu-abu tak dikenal. Di beberapa titik terlihat tanda rune hijau suram yang mungkin berfungsi sebagai pembuka pintu ruangan.
"Jalan lurus ke depan, jangan main-main." Satpam besi itu menunjuk arah setelah keluar, menyuruh Jue Ge berjalan di depannya.
Feng Bujue menuruti. Dia berbalik dan berjalan santai. Beberapa langkah kemudian mulai mencoba mengobrol: "Dengar... Saudara... Panggilannya siapa?"
"Jangan sok akrab." Jawab satpam besi itu dengan dingin.
“Oh... Saudara Bie, gaya rambutmu cukup unik, dibuat di mana?” Feng Bujue memaksakan percakapan.
“Dari lahir sudah seperti ini.” Jawab Predator (Predator memang terlahir dengan rambut kribo).
“Hmm...” Feng Bujue melanjutkan, “Apakah pekerjaan satpam melelahkan? Bagaimana imbalannya?”
“Harga barang selaras dengan Eropa, harga properti selaras dengan bulan, gaji selaras dengan Afrika.” Predator menjawab dengan nada sangat kesal.
“Oh... Hehe...” Jue Ge tertawa kering dua kali, “Tempat kami juga mirip begitu.”
Tiba-tiba, meriam bahu di pundak Predator bergerak... Tiga titik inframerah menyorot ke bagian belakang jantung Jue Ge.
“Jika kau terus mengoceh, akan kubahumu menjadi mayat lalu kubawa keluar.” Predator berkata dengan serius.
Feng Bujue tak bisa berbuat lain, hanya menarik lehernya dengan canggung sambil tersenyum paksa, lalu diam.
"Settingan Quest ini benar-benar aneh dan unik..." pikir Jue Ge, "Aku tidak tahu bagaimana keadaan yang lain..." Sambil berpikir, dia membuka menu permainan dan menemukan semua rekan tim masih dalam status hidup, "Hmm... sampai sekarang belum ada mayat, artinya untuk sementara mereka tidak dalam risiko bahaya. Tapi aku tidak tahu posisi mereka..." Matanya menyapu cepat kedua sisi koridor, "Struktur bangunan di sini tidak jelas, jumlah ruangan tidak diketahui, cara membuka tidak jelas, prinsip operasi tidak jelas... Progres pengumpulan intelijen juga kurang lancar... Sekarang bahkan jika aku menaklukkan si 'besi darah' dengan kekuatan, langkah selanjutnya akan sulit. Hmm... lebih baik bekerja sama dulu dengannya, lihat situasi..."
……
Beberapa menit sebelumnya, di ruangan lain.
"Satpam! Tolong! Ada pembunuhan!" Kerangka jongkok di sudut ruangan menutupi kepalanya dengan kedua tangan, berteriak keras.
"Masih ada satpam?" Di tengah ruangan, Ruo Yu memegang 【Fengsheng】 dengan ekspresi dingin, bergumam, "Tempat apa ini sebenarnya..."
Tak lama kemudian, pintu ruangan ini juga muncul. Namun yang muncul di pintu bukan satpam, melainkan Supervisor lokasi ini—seorang ksatria tanpa kepala berbaju zirah hitam.
"Ah... Bocah Kerangka, mau kuatakan apa tentangmu?" Ksatria tanpa kepala menghela napas (suara keluar dari rongga dada), "Kau sendiri bilang... Sudah berapa tahun kau tidak berhasil menakuti manusia sampai mati?" Lanjutnya dengan nada bijak, "Aku tahu... Orang zaman sekarang tidak terlalu tertarik dengan rangka tulang, tapi kau sendiri malah sering ketakutan oleh mereka... Ini maksudnya apa?"
“Tidak… bukan… kali ini benar-benar bukan salahku…” Kerangka Kecil tergagap-gagap menjelaskan.
Justru Ruo Yu di samping terlihat sangat tenang, dia memutar wajahnya menghadap Ksatria Tanpa Kepala, bertanya dengan suara datar: “Siapa kamu? Tempat apa ini?”
“Hmm?” Meski Ksatria Tanpa Kepala tak berkepala, dia memutar tubuh bagian atas seolah melakukan gerakan "melihat", menghadap Ruo Yu: “Wah… melihatku masih tetap tenang, nyali memang besar. Dan tanganmu masih memegang senjata…” Dia mundur setengah langkah, “Aku yang mau bertanya! Kamu dari departemen mana? Bukan manusia kan? Datang ke perusahaan kami untuk apa?”
“Perusahaan apa?” Ruo Yu menyambung.
“Perusahaan Listrik Hantu Ganas.” Ksatria Tanpa Kepala menjawab. “Eh? Bagaimana caramu masuk sini?” Saat mengatakan ini, dia mengangkat tangan kanannya, mengarah ke pola rune di pungung sarung tangan zirah: “Halo! Bagian teknik? Aku Supervisor Tanpa Kepala. Kalian kebanyakan makan ya? Kok ada non-manusia yang teleportasi ke Ruang Kaget? Kalau ada masalah gimana?”
……
Di waktu yang sama, di basement parkiran Perusahaan Listrik Hantu Ganas.
“Tempat ini bagaimana…” Serigala Rakus bersembunyi di balik pilar sudut, berbisik pelan, “Kenapa tempat parkir ada peti mati, kereta labu, dan… kuda kerangka…”
“Mungkin bagi makhluk di dunia naskah ini, itu semua alat transportasi normal…” Gu Xiaoling yang mengintip dari balik pilar di seberang menambahkan.
ID Tanlang【Tanlang】pemain ini terlihat berusia awal tiga puluhan, memiliki wajah yang maskulin. Guild yang dia ikuti adalah... Blade.
Benar, dia berada dalam guild yang sama dengan Long Aomin dan Qisha. Xiao Ling dan Xiao Tan pernah bermain quest bersama dengannya, tapi hubungan mereka tidak terlalu dekat.
Dari ID-nya saja sudah terlihat jelas, Tanlang ini bukanlah orang sembarangan.
Qisha: berhati lapang, bertindak spontan, keberanian tak tertandingi. Pojun: paling berani, independen, menguasai dunia. Tanlang: cerdik, lihai, ahli strategi. Kitab Perubahan menyebutkan: ketika tiga bintang ini bersatu, takhta kerajaan pasti berganti, tak terelakkan.
Meski trio pembunuh Qisha, Pojun, Tanlang - kekuatan tertinggi Blade - tak bisa dibilang memiliki kemampuan mengubah langit dan bumi, tapi dengan ID seangker itu, pasti mereka tidak lemah.
Qisha yang fokus pada Spesialisasi Bertarung jelas termasuk level teratas dalam kemampuan tempur individu di Taman Horor. Andai saja tidak terhalang aura karakter pendukung pria (yang saya berikan) Wang Tanzhi, skill bertarungnya saja sudah cukup untuk masuk 30 besar Peak Battle.
Pojun belum muncul dalam cerita ini, jadi kita kesampingkan dulu. Mengenai Tanlang... Saudara Kebajikan ini berperan sebagai penasihat dan komisaris politik di Blade. Spesialisasinya adalah Medis, dan saat ini level karakternya baru 37.
"Karena Wolfgreed harus menangani banyak urusan sehari-hari offline, waktu bermainnya tidak sebanyak Sevenkill yang merupakan pemain andal tingkat satu. Ditambah dengan spesialisasi unik yang dipelajarinya, membuat peringkatnya di Peringkat Kekuatan Tempur tidak pernah terlalu tinggi. Tentu saja, setelah reformasi sistem peringkat saat ini, posisinya memang mengalami peningkatan."
"Secara keseluruhan, ini adalah pemain yang sangat membantu tim. Bagi empat dewa pembunuh dari Garis Depan Neraka, dukungan dari personel logistik seperti ini sangat berharga."
"Aku bilang... kalian berdua..." Tiba-tiba, orang ketiga yang bersembunyi di balik pilar berbicara, "Di sini tidak ada orang, ngapain kalian sembunyi-sembunyi..."
"Orang ketiga ini adalah 【Juanmenghuan】. Levelnya saat ini hanya 34, yang terendah dalam tim. Ia memiliki rambut panjang acak-acakan dan bahkan masih memakai setelan pemula. Namun... sikapnya saat berbicara sangat tenang, sama sekali tidak seperti player casual yang hanya numpang."
"Mengapa bisa demikian? Alasannya sederhana..."
"【Juanmenghuan】 sebelumnya memiliki nama lain. Dialah pemain bintang yang pernah menduduki peringkat 18 di daftar kekuatan tempur sebelum Pertarungan Puncak, berhasil memahami Skill Level S selama pertempuran, dan meraih peringkat 6 setelah pertandingan. Mantan orang nomor satu di Studio Mayat Pedang - 【Corpse Blade Raja】."
"Sayangnya, kini ID tersebut telah menjadi sejarah. Data terkait karakter tersebut telah dihapus seluruhnya. Peralatan, item, dan koin game yang bisa diambil dari karakter tersebut semuanya menjadi milik studio."
Selain itu, karena telah menandatangani klausul larangan bersaing dengan Studio Mayat Pedang, secara hukum Juanmenghuan tidak bisa bekerja di studio game lain dalam posisi terkait selama satu tahun setelah keluar dari perusahaan tersebut.
Satu-satunya hal yang patut disyukuri... Dia masih bisa menjadi pemain profesional setidaknya tidak perlu menganggur di rumah.
Maka, Juanmenghuan membuat akun baru dari awal. Dalam lebih dari setengah bulan setelah Peak Battle berakhir, berkat pengalaman gaming yang kaya, jadwal bermain profesional, serta dukungan kartu EXP multi yang terus-menerus, dia langsung mencapai level 34.
Kini dia bermain game mengandalkan kekuatan sendiri, bukan obat-obatan dari Mayat Pedang. Inspirasi, naluri, keangkerannya... semuanya bersinar. Bisa dibilang, dalam hal kemampuan gaming murni, dia setara dengan pemain level tinggi seperti Paman Fei Chai.
"Ngapain banyak cakap orang yang hapus akun buat ulang! Berdiri jongkok!" Xiao Ling langsung membentak setelah mendengar perkataan Juanmenghuan.
"Hmm..." Juanmenghuan berpikir dua detik, tak ada bantahan, akhirnya menggerutu mundur ke balik pilar.
"Hei! Lihat, ada yang mendekat!" Tak lama kemudian, Tanlang melihat sesuatu. Dia berbisik pada dua rekan timnya sambil melambaikan tangan.
Sesaat kemudian, tiga orang mengamati dari sudut berbeda.
Terlihat seorang pemuda berusia awal dua puluhan dengan pakaian biasa memasuki area parkir, berjalan langsung menuju sebuah peti mati.
"Ah~ Pulang kerja lebih awal, rasanya enak banget." Perasaan si Anak Muda itu terlihat gembira, sambil berjalan masih terus berbicara sendiri.
Jika dia tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, mungkin suasana hatinya yang baik itu akan hilang dalam sekejap...
"Aduh! Gawat!" Tiba-tiba, suara perempuan yang manis dan jernih terdengar.
Si Anak Muda langsung berhenti. Ia memiringkan kepala, mencari sumber suara, dan segera melihat sosok kecil yang setengah tersembunyi di balik pilar dalam bayangan: "Butuh bantuan, Ibu?" Tanyanya sambil mulai mengendap-endap mendekat.
Beberapa detik kemudian, tepat saat dia memasuki area bayangan, dua sosok hitam tiba-tiba menyergap, dengan gesit langsung menindihnya ke lantai.
Laras pistol dingin menempel di dahi pucat si Anak Muda. Xiao Ling yang memegang senjata itu tersenyum sambil berbicara cepat: "Nama, identitas, ras. Aku hitung sampai tiga, satu..."
"Edward! Vampir! Aku cuma pekerja penghibur biasa! Kumohon jangan bunuh aku!" Edward panik menjawab.
"Bohong! Vampir takut ditembak di kepala? Kalau benar vampir, kenapa tidak berubah jadi kelelawar kabur?" Xiao Ling dengan cerdik menguji.
"Tidak semua vampir bisa berubah! Dan kalau dipenggal kami juga mati!" Edward buru-buru membela diri.
"Oh..." Xiao Ling dan dua rekan timnya saling bertukar pandang, lalu melanjutkan, "Baik... Aku percaya untuk sementara..." Tapi lubang laras senapannya tetap tak bergeser, pertanyaannya juga belum selesai, "Hmm... Barusan kau bilang kau adalah 'penakut orang'?"
