Hari berikutnya, pukul tiga dini hari.
Baru lima belas jam pertandingan berlangsung, lima dari sepuluh peserta telah tereliminasi. Mereka adalah... Warren Ba-Feite, Lindsay Arhat, Baron Solomon Luosichai Erd, Barack Hussein Obama, dan East Gu.
Dari jumlah ini... Arhat, Obama, dan Gu bertiga dieliminasi oleh Stephen Carbon yang diperankan oleh Feng Bujue; sedangkan Ba-Feite dieliminasi oleh Arhat.
Adapun Baron Solomon Luosichai Erd... mengundurkan diri secara sukarela. Setelah menemukan tempat persembunyian ganja pertama, dia berdiam di tempat sambil menghabiskan dua batang ganja dalam kantong plastik dengan tenang, lalu mengumumkan keinginannya untuk keluar dari kompetisi melalui kamera terdekat.
Secara objektif, tindakan Baron ini cukup bijaksana. Dalam situasi di mana peluang menang dirasa tidak besar, mengundurkan diri jelas merupakan langkah paling rasional; terus bertahan dengan harapan keberuntungan hanya akan memperburuk keadaan. Dibandingkan dengan "lutut dihancurkan" atau "bermain mati-matian selama 72 jam namun akhirnya tetap kalah", mundur lebih awal setidaknya mengurangi penderitaan.
Selain itu, dari lima penyintas yang tersisa, ada satu peserta yang hampir setengah tereliminasi. Dialah Peserta No.10 - John Winston Lienong.
Sama seperti Baron, Tuan Lienong juga langsung menghabiskan ganja pertama yang ditemukannya. Namun setelah itu, dia tidak mengundurkan diri maupun melanjutkan eksplorasi...
Dia hanya diam di tempat, beristirahat dalam kesunyian, selama berjam-jam...
Sikapnya sangat pasif, seolah tak berniat melakukan apapun.
Karena tak ada pilihan, kru acara mengirim staf untuk menanyakan apakah ada masalah fisik. Lienong menjawab bahwa dia sedang melakukan aksi duduk diam demi cinta dan perdamaian, sebagai protes terhadap acara ini dan dunia.
Akhirnya staf itu pergi, karena sutradara memutuskan... membiarkannya terus memprotes...
Dengan demikian, saat ini hanya tersisa empat peserta kompetitif di pulau - yaitu Gai Mao, Bu Bo, Laden, dan Tan.
Jika mengikuti ritme eliminasi hari pertama, kemungkinan besar sebelum matahari terbenam hari kedua, penyintas "Survival in Poisonous Wilds" edisi ini akan terpilih.
Dan ini... adalah situasi yang sangat tidak ingin dilihat oleh Feng Bujue.
Kini, melihat kembali dua misi utama quest ini: [Bertahan hidup di Pulau Kanabise selama 72 jam] dan [Menyelesaikan setidaknya enam tantangan yang diberikan kru acara], kita bisa melihat banyak informasi potensial... atau lebih tepatnya, "kesulitan" yang tersembunyi.
Pertama, kalimat "Bertahan hidup di Pulau Kanabise selama 72 jam"... sendiri merupakan jebakan besar.
Di bawah pengaruh misleading dari CG pembuka dan misi utama kedua, pemain mudah terjebak dalam pola pikir yang terbentuk secara otomatis, seolah-olah tujuan quest ini adalah memenangkan 《Survival in the Wild with Poison》.
Namun... seiring berkembangnya quest, Feng Bujue mulai menyadari... bahwa situasinya tidak seperti itu.
Jika misi pertama dipisahkan dan dilihat secara independen, akan terlihat bahwa... bertahan hidup di pulau selama 72 jam dan memenangkan kompetisi tidak memiliki hubungan sebab-akibat yang mutlak.
Kedua, poin "Menyelesaikan setidaknya enam tantangan yang diberikan kru acara" memiliki batasan yang jelas - kamu harus menunggu kru acara secara aktif "memberikan" tantangan tersebut. Tapi... bagaimana jika mereka tidak memberikannya? Atau... mereka merasa sudah tidak perlu memberikannya lagi?
Membaca sampai di sini, saya yakin para pembaca sudah paham...
Jika pemain dengan cepat mengeliminasi sembilan lawan dan memenangkan kompetisi, maka quest ini secara otomatis akan berakhir sebagai game over.
Karena sejak momen kamu memperoleh kemenangan, tidak ada alasan lagi untuk tetap tinggal di pulau ini...
Jika kamu bersikeras tinggal di pulau terpencil ini, biasanya ada dua hasil. Yang lebih baik adalah: orang-orang menganggapmu sedang tsundere, kembali ke kapal dan menunggumu selama setengah hari atau sehari, lalu pergi setelah kamu sadar. Sedangkan hasil yang lebih buruk dan lebih mungkin adalah: orang-orang menganggapmu orang gila, menangkapmu, menyeretmu ke kapal, dan meninggalkan pulau...
Bahkan jika kamu benar-benar berhasil bertahan di pulau selama 72 jam, kru acara tidak akan memberikan "Tantangan" lagi padamu.
Oleh karena itu, kesulitan sebenarnya dari Quest ini terletak pada... dua Misi utama yang saling bertentangan; dan settingan dasar alur cerita juga memiliki konflik dengan kedua misi ini.
Konflik ini bukanlah pertentangan langsung, melainkan hubungan saling membatasi. Contohnya... pemain yang ingin menyelesaikan Misi Utama 1 tidak boleh memenangkan pertandingan terlalu cepat. Tapi untuk menyelesaikan Misi Utama 2, harus melakukan Tantangan, namun melakukan Tantangan justru akan memperbesar keunggulan dan mempercepat kemenangan...
Selain itu, cara mengurus para "lawan" juga merupakan hal yang rumit dan kontradiktif. Jika semua lawan tereliminasi, kamu memenangkan pertandingan tapi kalah dalam Quest... Tapi jika membiarkan mereka, sama saja menyimpan ancaman potensial.
Setiap lawan bisa memberikan pukulan mematikan di saat tak terduga (Jue Ge hampir dieliminasi Arhat sebelumnya, kalau bukan karena Kevin, dia sudah tamat), dan ancaman mereka akan semakin serius seiring waktu.
Karena… situasi di akhir pertandingan pasti akan seperti ini: hanya tersisa beberapa orang di pulau, dan di antara mereka, pemain adalah yang menyelesaikan tantangan terbanyak. Sedangkan orang lain kemungkinan besar tidak menyelesaikan lebih dari enam tantangan (lagipula mereka tidak memiliki target wajib dalam hal ini)… Jadi, hanya ada satu cara bagi mereka untuk menang – mengeliminasi orang yang menyelesaikan lebih banyak tantangan.
Bayangkan, pada dini hari hari keempat, sekitar 10 jam sebelum pertandingan berakhir. Setiap orang yang belum tereliminasi pasti akan berpikir "Sudah sampai sejauh ini, aku harus menang!". Pada saat ini, kondisi mereka biasanya sudah kelaparan dan kelelahan, kecanduan racun sedang kambuh, hasrat menang menggebu, dan kehilangan akal budi…
Saat itu, kru acara akan menjadi mediator. Mereka akan mendatangi para peserta yang tertinggal untuk memanas-manasi situasi, membocorkan informasi tentang peserta yang unggul, dan memberikan pilihan: "Apakah kamu ingin menerima tantangan lagi dariku untuk mencoba mengalahkannya… atau ingin tahu koordinatnya saat ini untuk melakukan sesuatu?"
Kemudian bagian paling menarik dari acara realitas ini akan dimulai – berbagai pertengkaran sengit yang tak manusiawi, umpatan kotor, dan perkelahian fisik akan muncul.
Inilah jaminan rating, inilah yang ingin ditonton oleh penonton di era itu…
Anda bisa menyebutnya sakit jiwa, dekaden, atau vulgar. Tapi bagi mereka, ini adalah hal yang begitu normal sehingga tidak perlu dibela.
Dahulu kala, orang-orang memandang baik segala sesuatu yang muncul di layar, tersentuh oleh akting yang tidak sempurna namun tulus.
Kemudian, orang-orang mulai menyikapi produk hiburan dengan sikap yang relatif objektif, menikmati kreativitas brilian dan efek visual khusus yang memukau.
Lalu, orang-orang mulai mengejar keanehan dan keeksentrikan untuk menunjukkan "kepribadian" mereka yang sebenarnya tidak ada yang peduli, atau memuaskan kebutuhan terdalam dalam diri. Maka, promosi berbau porno yang ambigu, budaya idola tolol, kampanye vulgar yang hina, dan plagiat tak tahu malu dari selebriti bermunculan, perlahan menjadi arus utama.
Dan pada abad kedua puluh lima, di era damai dimana semua orang tidak perlu khawatir akan kelaparan, hal seperti apa yang benar-benar didambakan masyarakat...
Jawabannya sederhana - konflik, kekerasan, perebutan.
Orang sudah muak dengan air mata palsu, senyum palsu, pujian palsu, dan ekspresi terkejut palsu di panggung. Mereka ingin melihat reality show telanjang yang autentik tanpa rekayasa.
Inilah "Wilderness: Race for Poison".
……
Di dalam gua.
Api unggun di tanah telah padam.
Hujan lebat di luar gua berangsur reda menjadi gerimis. Guruh berhenti sekitar tengah malam, angin juga melemah.
Semalam, ketika Jue Ge dan Kevin berburu Buaya Gara, kru acara datang ke gua ini di tengah hujan dan mengangkut Arhat yang terluka dan tak bisa bergerak. Jadi ketika Jue Ge kembali dengan daging buaya, gua itu sudah kosong.
"Karena hari hujan, orang-orang ini meninggalkan jejak yang cukup jelas. Feng Bujue yang baru kembali segera menyimpulkan apa yang terjadi tadi."
"Mengenai hal ini, dia tidak memperdulikannya. Hanya menyalakan kembali api unggun, mengeringkan pakaian dan kaus kaki sambil menikmati hidangan lezat yang belum pernah dirasakannya dalam kehidupan nyata."
"Malam berlalu tanpa kejadian..."
"Menjelang dini hari ini, setelah beristirahat beberapa jam, Poin Stamina Feng Bujue hampir sepenuhnya pulih."
"Dan ini berarti... dia akan segera mulai bertindak..."
