【Tugas saat ini telah berubah, misi utama telah diperbarui】
Bersamaan dengan kalimat provokatif dari Osama, peringatan sistem berbunyi.
Feng Bujue membuka menu permainan dan melihat perubahan pada daftar quest.
Tugas【Bertahan hidup di Pulau Kanabis selama 72 jam】telah lenyap, digantikan oleh【Bunuh Kapten Janggut Abu-abu】.
Sedangkan misi utama【Minimal menyelesaikan enam tantangan yang diberikan kru acara】masih tetap ada, progresnya 3/6…artinya Feng Bujue masih harus menyelesaikan tiga tantangan sisanya.
“Hmm... Untung aku sudah menanyakan semua enam tantangan sebelumnya, kalau tidak sekarang pasti kacau...” Feng Bujue melihat daftar quest sambil merasa lega dalam hati.
Kesepakatan sebelumnya antara dia dan Hai Meilong adalah: Hai Meilong menyetujui Jue Ge menerima enam tantangan sekaligus, dan menjamin... dalam pertandingan selanjutnya, tidak akan membuat hambatan buatan untuknya, serta menggunakan metode pengarahan untuk menjauhkan peserta lain dari Jue Ge; Sementara Feng Bujue berjanji... saat menyelesaikan tantangan, tidak akan sengaja mengeliminasi peserta lain, dan di akhir pertandingan akan pura-pura terluka oleh serangan lawan lalu tereliminasi.
Dari situasi saat itu, transaksi ini jelas menguntungkan kedua belah pihak - Hai Meilong menyelamatkan rekaman acara dan durasi tayangan, sedangkan Feng Bujue bisa fokus menyelesaikan alur utama dengan stabil.
Jika semuanya berjalan sesuai rencana, situasi akhirnya akan seperti ini: Saat pertandingan tersisa sekitar dua puluh menit, Feng Bujue yang sudah lama menyelesaikan enam tantangan akan "kebetulan" bertemu lawan terkuat kedua, lalu disergap. Kemudian Jue Ge hanya perlu memamerkan akting, pura-pura terkena serangan, patahkan lutut, lalu berbaring tenang dan mengundurkan diri. Saat staf mengangkat "Steven Carbon" ke tandu, waktu pertandingan hampir habis, dan Feng Bujue mungkin sudah meninggalkan quest.
Namun... kemunculan bajak laut benar-benar mengacaukan rencana ini.
"Kesulitan quest yang sempat diturunkan Feng Bujue melalui 'kekuatan momentum' kini melonjak kembali, bahkan menjadi lebih sulit dari sebelumnya..."
Tidak heran dia merasa lega sudah menerima tantangan. Bayangkan... Jika Jue Ge tidak bertanya detail tantangan sebelumnya, ke mana lagi dia bisa menerimanya sekarang? Sekalipun menemukandan mengajukan permintaan, pasti akan dianggap orang gila.
"Stephen." Laden tiba-tiba bersuara, memutuskan pikiran Bujue, "Kau bisa pakai senapan serbu?"
Pertanyaan ini muncul karena Jue Ge sudah mengambil AK dari bajak laut dan memanggulnya.
"Hmm... Kurasa perlu latihan dulu..." Feng Bujue mengangkat senapan dan memeriksanya.
"Hati-hati!" Laden waspada berputar ke samping Jue Ge, berjalan cepat mendekat sambil menekan laras senapannya ke bawah. "Sebelum belajar menggunakan senjata, hal terpenting yang harus diingat - jangan arahkan laras ke siapa pun, terutama sekutu."
"Oh... Paham." Feng Bujue mengangguk, berpura-pura polos.
Sebenarnya, Bujue mahir menggunakan AK47 dari versi pertama hingga ketiga, bahkan varian mutasi hasil modifikasi mistis. Tapi sekarang lebih baik berpura-pura bodoh. Jika terlihat seperti veteran berpengalaman yang menguasai berbagai senjata, justru akan mencurigakan Laden... Jika ditanya, dia tak bisa menjelaskan.
“Ngomong-ngomong, tadi kau bilang perompak yang datang mencari di pulau semuanya berdua dalam satu tim.” Feng Bujue segera bertanya, “Berarti sebelumnya kau sudah menyingkirkan dua orang?”
“Tidak, yang kuhadapi sebelumnya hanya satu orang.” Laden menjawab, “Perompak yang kutemui kebetulan sedang sendirian.” Dia berhenti sebentar, melanjutkan, “Kutanyakan keberadaan rekannya, dia bilang... orang yang satu tim dengannya pergi ke semak-semak untuk buang hajat, setelah itu tidak pernah kembali. Dia juga tidak tahu kemana orang itu pergi... mengira sudah kubunuh.”
“Oh?” Saat mendengar ini, beberapa spekulasi berkelebat di otak Feng Bujue, “Mungkinkah...” matanya menyapu sekeliling, “...salah seorang staf di pulau ini... menyergap perompak yang sedang buang hajat itu.”
“Aku juga berpikir begitu.” Laden menjawab, “Berdasarkan intelijen yang kudapat, staf di pulau ini total delapan belas orang, dibagi dalam kelompok berisi tiga orang; ditambah dengan Grylls yang beraktivitas sendirian... kesembilan belas orang ini memiliki perangkat komunikasi. Mereka sudah mendapat kabar tentang perompak yang merebut kapal Dolphin sejak awal. Siapapun dari mereka... bisa saja menyergap perompak.” Dia berhenti sejenak, “Selain itu, masih ada empat peserta tersisa di pulau, yaitu kau, aku, Justin Bubl, dan Bill Topi... Kita berempat tidak punya perangkat komunikasi, kru acara juga tidak bisa menghubungi kita. Jadi... posisi kita sangat pasif. Selain kita berdua, Bubl dan Topi mungkin masih belum tahu... atau sudah dibunuh perompak.”
"Hmm... kecerdasan NPC dalam quest ini benar-benar memudahkan..." Feng Bujue mendengarkan analisis metodis Laden sambil bergumam dalam hati. Kemudian, ia mengambil walkie-talkie dari mayat di hadapannya dan bertanya ke Laden, "Apakah bajak laut di sisi kamu membawa walkie-talkie?"
"Tidak," jawab Laden. "Ngomong-ngomong... bajak laut yang kupancing dan kubunuh tadi juga tidak membawanya." Sebelum sempat berhenti, ia segera melanjutkan dengan nada merenung, "Hmm... Sepertinya mereka beroperasi berpasangan dengan satu walkie-talkie per dua orang..."
"Dengan demikian..." Feng Bujue menyambung ucapan itu, "Bajak laut yang menghilang saat buang air tadi pasti membawa walkie-talkie." Ia tersenyum, lalu melakukan sesuatu yang mengejutkan (setidaknya bagi Laden).
"Halo? Dengar? Aku Stephen Carbon, masih hidup. Siapapun yang baru saja membunuh bajak laut dan mengambil walkie-talkienya," suaranya bergema melalui saluran publik walkie-talkie yang diangkatnya ke mulut, "ketahuilah bahwa kau tidak sendirian."
"Kau gila! Semua bajak laut di kapal akan mendengar ini!" desis Laden sambil menahan suara.
Feng Bujue menyunggingkan senyum tipis, berbisik pelan: "Heh... Justru itu tujuanku."
Setelah itu, ia kembali mengangkat volume suaranya ke walkie-talkie: "Kapten Janggut Abu-abu, kau dengar? Kalau dengar, jawab sekarang!"
Sekitar sepuluh detik kemudian, suara serak seperti gong pecah milik Janggut Abu-abu benar-benar terdengar di saluran: "Kau ini siapa? Bagaimana kabar anak buahku?"
"Tenang, anak buahmu baik-baik saja. Kau akan segera bertemu mereka..." Feng Bujue sengaja berhenti setengah detik sebelum melanjutkan, "...di jalan menuju alam baka."
