Tentu saja Max tidak membuat Jue Ge menunggu selama satu jam. Di bawah komandonya, enam bajak laut telah tiba di tepi sungai kecil tempat kejadian dalam dua puluh menit.
Enam orang ini bertindak sangat metodis. Setelah menemukan mayat, mereka dengan hati-hati melakukan pencarian di hutan sekitar terlebih dahulu, kemudian mengirim dua orang untuk memeriksa, sementara empat lainnya tetap mengawasi dari bayangan. Setelah lebih dari lima menit tanpa kejadian aneh, keempat orang yang tersisa baru muncul ke area terbuka.
Semua ini... telah dilihat dengan jelas oleh Jue Ge dan Laden.
“Lihat... Makanya aku memilih bersembunyi di titik tinggi yang jauh ini.” Feng Bujue menatap sosok bajak laut di kejauhan, “Kalau kita bersembunyi di dekat sana, mungkin sudah ketahuan oleh mereka...”
“Hmm... Dan jika kita langsung menembak begitu melihat orang muncul, posisi kita akan terbongkar... Meski serangan mendadak berhasil, kita akan dikepung empat orang tersisa.” Osama mengerutkan kening melanjutkan.
“Hehe... Lumayan seru kan?” Ekspresi Feng Bujue justru penuh antusias, “Para bajak laut ini sebenarnya tidak istimewa, tapi... Di antara mereka ada sosok cerdik... yang berperan sebagai Penasihat.” Ia melirik ke Osama, “Dari frekuensi penggunaan walkie-talkie para bajak laut itu terlihat... Sang Penasihat sedang mengarahkan langkah demi langkah enam orang ini secara real-time...”
Tanpa disadari, sifat asli Feng Bujue kembali muncul. Bisa bermain strategi dengan orang pintar selalu memberinya kepuasan tak terhingga.
“Ini bukan hal baik, tapi kenapa wajahmu bersemangat begitu...” Melihat ekspresi Jue Ge, bahkan Osama tidak tahan melontarkan sindiran.
Tiba-tiba, suara familiar terdengar dari belakang mereka: “Hey! Stephen, Osama.”
Jue Ge dan Osama kaget karena tempat persembunyian mereka sangat tersembunyi. Mereka tak menyangka... ada yang bisa mendekati diam-diam dari belakang.
Krek krek——
Detik berikutnya, dua lubang laras senapan AK telah berputar secepat kilat ke arahnya.
"Jangan panik, ini aku." Bear Grylls tetap tenang menghadapi lubang laras senapan, nada bicaranya datar, "Turunkan senjata kalian, jangan sampai tembakan meleset."
"Hah... Ternyata kamu, Bear." Laden menghela napas lega, menggeser laras senapannya sambil berkata, "Pantasan bisa mendekati kami diam-diam tanpa ketahuan..."
"Hmm... Aku mau tanya... bagaimana kamu bisa menemukan kami?" Feng Bujue langsung melontarkan pertanyaan yang belum bisa ia pecahkan, "Dengan situasi di pulau ini sekarang, seharusnya kamu tidak mungkin mendeteksi kami."
Perkataannya tepat. Keikutsertaan bajak laut telah memperumit situasi. Jejak kaki dan tanda lainnya bertebaran di setiap jalur yang mereka lewati, ditambah lagi sistem monitor di kapal sudah rusak... Sekaliber Bear Grylls pun mungkin kesulitan melacak target spesifik dalam kekacauan seperti ini.
"Hehe... Analisismu benar." Bear Grylls tersenyum, "Memang, dalam kondisi sekarang, pelacakan presisi sangat sulit... Jadi, aku tidak melacak kalian melalui jejak, melainkan dengan ini..." Ia mengangkat sebuah alat di tangannya dan mengayunkannya di depan mata Jue Ge.
Meskipun benda ini adalah perangkat elektronik yang baru ada di abad ke-25, fungsi dasarnya masih mudah dipahami. Feng Bujue segera mengenalinya: "Pelacakan dan pelokalan GPS..." Begitu kalimat ini terucap, serangkaian deduksi langsung melintas di otaknya. Matanya secara instingtif menyapu ke sarung pedang di pinggangnya, "Oh~ Pedang yang kau berikan padaku, ternyata punya kegunaan seperti ini?" Hanya dalam satu detik, Jue Ge sudah menyimpulkan di mana pelacaknya disembunyikan.
"Benar." Pada titik ini, Hank tidak ada alasan untuk menyembunyikan lagi, "Ini perintah James, harap kamu mengerti... Karena performamu sebelumnya agak..."
"Membuatnya merasa... agak kehilangan kendali, bukan?" Feng Bujue sama sekali tidak marah. Ia sepenuhnya memahami tindakan Hellman. Faktanya, ia cukup mengapresiasi cara tersebut, "Hehe... Tidak masalah. Aku juga akan melakukan hal yang sama. Lagipula..." Ia memiringkan kepala, melirik perangkat di tangan Hank, "...tanpa benda ini, kita tidak akan bertemu dengan begitu mudah. Secara objektif... ini memang berguna."
"Hm, syukurlah kamu mengerti." Hank menjawab sambil melirik ke Laden, "Bagaimanapun... Kalian berdua, ikuti aku dulu. Ada penemuan penting... Detailnya akan kujelaskan di perjalanan." Setelah berkata demikian, ia merendahkan postur tubuh dan berbalik untuk melanjutkan perjalanan.
Jue Ge dan Laden hanya saling bertukar pandang sejenak, lalu mengikuti dalam diam.
"Mereka berdua adalah orang yang sangat kompeten, umumnya tidak akan mengikuti orang lain secara membabi buta. Tapi dalam situasi saat ini, mereka sangat senang menerima pengaturan dimana Bear Grylls menjadi pemimpin." Alasan sederhananya — apakah Anda ingin mengalahkan sekelompok bajak laut bersenjata lengkap di alam liar? Ikuti Bear Grylls.
……
Pukul sembilan dua puluh pagi, Kapal Pesiar Dolphin, ruang kapten.
"Ada yang tidak beres..." Max mondar-mandir di depan konsol, wajah putihnya dipenuhi kekhawatiran, bergumam sendiri, "Bagaimana pun dipikirkan, ini tidak masuk akal..."
Janggut Abu-abu yang berdiri di samping juga terlihat tegang, semakin lama semakin panik: "Anakku... ada masalah apa sebenarnya? Ada yang tidak beres?"
"Banyak hal yang tidak beres..." jawab Max, "Contohnya... dari awal sweeping sampai sekarang, kita belum menangkap satu pun kru film, sementara anggota kita sudah mati empat orang..." Ia berbalik badan, "Selain itu, Stephen Carbon saat meninggalkan lokasi tembak-menembak, bahkan membersihkan jejak kaki sendiri dan temannya... sikap hati-hati ini jelas bertolak belakang dengan tindakan provokatifnya sebelumnya..."
"Mungkin... ada orang yang sangat hati-hati di antara teman-temannya?" Janggut Abu-abu mencoba menyela.
"Ada kemungkinan seperti itu... tapi..." Max menambahkan, "Bagaimana menjelaskan kemampuan bertarung mereka yang luar biasa kuat itu?" Ia mendekati ayahnya, "Tek dan Lightning (dua bajak laut yang dibunuh oleh Laden, PS: Nama mereka juga merupakan karakter dalam 《Tom and Jerry》) keduanya ditembak di kepala dengan AK. Dari sudut masuk peluru dan kondisi mayat (enam bajak laut yang pergi mencari Jue Ge membawa perangkat komunikasi video, sehingga Max bisa langsung melihat situasi di lokasi), keduanya dibunuh oleh senjata yang sama dari arah yang sama." Ia berhenti sejenak, "Aku tidak percaya seorang penulis bisa melakukan pembunuhan tingkat penembak jitu seperti ini... Seorang penulis, bisa menggunakan pistol saja sudah bagus. Senapan serbu seperti itu mungkin bahkan belum pernah disentuhnya, apalagi bicara soal kemampuan menggunakan senjata..."
"Hahaha... Apa yang tidak bisa dipahami dari ini." Belum Tuli yang duduk di samping menyela sambil tertawa, "Ini menunjukkan... di antara teman-temannya, ada orang yang sangat ahli dalam penggunaan senjata, dan orang yang sangat hati-hati dalam bertindak. Hehe... Ini baru awal, masih banyak kejutan yang menanti kalian..." Ia menggelengkan kepala perlahan, memandang si Jenggot Abu-abu dengan bangga, "Sudah kukatakan dari dulu... Siapa yang akan membersihkan siapa, kita lihat saja nanti..."
"Kau ini..." Greybeard bahkan malas mendekat untuk menginjaknya lagi, karena dari ekspresi wajah Belum Tuli, kakinya mungkin sudah mati rasa akibat sakit yang tak tertahankan. "...sombong sampai tak terkira..." Dia melotot dengan satu mata, "Dalam hal ini, aku harus memberimu penghormatan... Bahkan setelah bertahun-tahun berlalu, kau masih bersikap seperti bajak laut sejati."
"Heh... Kau terlalu merendah, Shuai Dehua. Kuingat, saat kuputus tangan dan kakimu, kau tetap tak menunjukkan kelemahan... Setiap makian dan kutukan yang meluncur dari mulutmu, masih jelas terukir dalam ingatanku..." Belum Tuli mengangkat wajah pucatnya yang sudah basah oleh keringat dingin dan senyum pahit. "'Potong saja, dengan tangan kiriku pun bisa menghancurkanmu', 'Kau bisa bawa kaki ini pulang untuk makan malam Thanksgiving, dasar bajingan'..." Ia tidak berbohong, benar-benar mengulang dua kalimat makian Greybeard dulu. "Heh... Shuai Dehua, bajingan sejati seperti kita berdua, takkan pernah menyerah sampai maut memisahkan. Ini juga... satu-satunya harga diri yang tersisa untuk orang-orang seperti kita."
"Ha! Jangan bercanda, James." Greybeard menyeringai sinis, "Kau tak punya hak bicara seperti itu padaku..." Ia membungkuk menatap James yang belum tuli, "Ingat! Kau sudah melepas kehormatan itu!" geramnya, "'Hiu Gila Karibia' sudah jadi sejarah, sekarang kau cuma pengecut licik yang hina!" Ia mengayunkan kait di lengan kanannya, "Tak ada hak memilih cara mati, atau dapatkan penghormatan... Di dunia bajak laut, kau akan terkutuk selamanya!"
"Ehm... Papi, aku tak mau ganggu nostalgia kalian, tapi..." Max menyela, "Menurutku... ada masalah lebih urgent yang harus diselesaikan." Ia mendekati James, "Tuan Belum Tuli, kita orang berakal. Langsung saja: berikan daftar personel pulau ini sekarang."
"Hmph... Kau pikir dengan bertanya aku akan menjawab? Hahaha..." James menyeringai balik, "Ini bukan kelas SD, anak kandung."
"Maaf saya tidak pernah bersekolah formal, jadi tidak mengerti leluconmu, Tuan Belum Tuli." Suara Max tiba-tiba dingin, "Tapi saya yakin, kau akhirnya akan memberitahuku apa yang ingin kuketahui, seperti yang diajarkan dalam pelatihan CIA - 'everybody talk'..." Dia sedikit membungkuk, menatap mata lawannya, "Tentu saja, aku bisa menebak...kau sendiri telah mempersiapkan mental dengan matang terhadap interogasi dan siksaan. Tapi...aku tidak yakin para awak kapal dan staf bisa menerima nasib dilempar ke laut untuk jadi santapan hiu." Katanya perlahan, "Dengarkan, Tuan Belum Tuli. Mulai sekarang, setiap lima menit akan ada orang yang diseret dari kabin monitor dan ditembak mati, sampai...kau menyerahkan daftar itu padaku..."
