"Mengenai penilaian terhadap Xu Huai Shang, Jue Ge sama sekali tidak menganggapnya serius," lanjutnya, "Selain itu, bahkan jika rencana gagal, aku punya serangan lanjutan. 'Menggandakan taruhan' ini tidak hanya berfungsi sebagai gertakan, tapi juga memberiku jalan keluar... Jika aku benar-benar kalah dalam taruhan, aku bisa menggunakan alasan ini untuk meminta bantuan Root dan Tiga Puluh Tiga."
"Bahkan jika kalah dengan taruhan yang sama, kamu tetap bisa pergi kan..." kata Xu Huai Shang, "Bukankah bisa dapat satu item level menengah tambahan?"
"Ha... Naif." Feng Bujue tertawa pendek, "Jika aku kalah dengan syarat awal, mengambil item level menengah lalu pergi... Kemungkinan besar dia tidak akan mau menemuiku lagi saat aku berkunjung nanti. Meskipun aku bawa bala bantuan, lawan bisa saja membuat alasan palsu untuk menolak tamu..."
"Tapi... kalau Root benar-benar secantik yang kau katakan... Ji Fenglong pasti masih mau menemui..." gumam Xu Huai Shang pelan.
Ucapannya terdengar agak malu-malu, karena sebelumnya Feng Bujue sekaligus memuji dia dan Root, sehingga dua kalimat ini terdengar... seperti pujian tidak langsung untuk dirinya sendiri.
"Itu justru menciptakan ketidakpastian..." Feng Bujue menangkap perubahan ekspresi Xu Huai Shang, tapi hanya tersenyum lalu melanjutkan, "Selama waktu pergi-pulangku, siapa yang tahu apa yang akan terjadi..."
Saat percakapan mereka sampai di titik ini, tiba-tiba terdengar teriakan pelan.
Mengikuti sumber suara, ternyata Ji Fenglong yang berada di atas kolam teratai... akhirnya berhasil menetralisir semua energi di sekitarnya.
Dua detik kemudian, Wali Kota Ji menarik kembali Tembok Suci Yuan dan selubung pelindungnya, lalu mengibaskan lengan bajunya untuk mengambil jam pasir di udara.
Ia menata napas dan ekspresi wajahnya, lalu mengangkat kepala sedikit untuk menatap pasangan di paviliun batu: "Pemimpin Pondok Feng, kelihatannya... lukamu cukup parah."
"Benar." Feng Bujue mengeraskan suaranya sambil menoleh balik.
"Dia malah mengakuinya..." Ji Fenlong sama sekali tidak bisa membaca pria dihadapannya, mustahil baginya menebak ucapan atau tindakan selanjutnya...
"Sebenarnya, aku juga ingin bertanya..." Jelas bahwa ucapan Feng Bujue belum selesai.
Ucapan "benar" tadi hanyalah "menginjak hidung", bagian berikutnya barulah "naik ke wajah".
"...Bisakah Wali Kota Ji memberikanku beberapa pil obat luka untuk dikonsumsi?" Jue Ge dengan lancang mengajukan permintaan keterlaluan.
"Dia malah minta obat luka..." Ji Fenlong dalam hati sudah mengumpat habis-habisan, "Orang ini tidak punya malu... belum bertanding sudah nawar syarat, habis berkelahi malah minta aku tanggung lukanya... Kalau sampai kau cacat, apa nyonya harus merawatmu seumur hidup?"
"Tentu saja... Jika Tuan Kota Ji merasa tidak nyaman, tidak apa-apa..." Setelah dua detik, Feng Bujue melanjutkan, "Meskipun Chaliao Pedang Penghancur kami hanyalah sekte kecil di pedalaman, kami masih punya beberapa obat penyembuh..." Sambil berkata demikian, dia berpura-pura memasukkan tangan ke dalam tas (gerakan ini di mata NPC terlihat seperti mengeluarkan benda dari dalam jubah), "Aku bisa pakai punyaku sendiri..."
Tatapan dan gerakannya... seolah berkata - "Pemimpin Kota Harem yang terhormat, bahkan tidak bisa mengeluarkan pil penyembuh, sangat pelit."
"Tidak perlu!" Ji Fenglong segera menghentikan Jue Ge, sambil menggigit bibir bawahnya dan bergumam dengan geram, "Aku yang beri..."
Setelah berkata demikian, dia melayang dari atas kolam teratai dan kembali ke paviliun. Tidak lama kemudian, Tuan Kota Ji mengeluarkan botol giok putih sebesar telapak tangan dari "Cloud Sleeve"-nya dan meletakkannya di meja batu.
"Ini adalah obat warisan leluhur keluarga Ji - Nayuan Che Sui San, jika Ketua Liaowu tidak merasa hina, silakan ambil..." Wajah Ji Fenglong sudah naik darah dan memerah, tapi sebagai ahli tingkat Yuan Sheng dan pemimpin kota... Untuk menjaga martabat, dia harus menahan amarah dan memberikan obatnya.
"Terima kasih." Kata-kata Feng Bujue penuh rasa terima kasih, tapi ekspresinya sama sekali tidak menunjukkan rasa terima kasih. Sebelum suaranya habis, dia sudah cepat-cepat mengambil botol di meja dan menggenggam erat botol itu di tangannya.
【Nama: Bubuk Nayuan Chemo Sui*7】
【Jenis: Consumable】
【Kualitas: Rare】
【Fungsi: Memulihkan sepenuhnya stamina, fisik, dan Nilai Spiritual (efek pemulihan tidak terpengaruh maupun menyebabkan efek pengurangan)】
【Dapat dibawa keluar dari quest: Ya】
【Catatan: Salah satu obat penyembuh terkuat di dunia Shengyuan.】
Saat membaca deskripsi item itu, Feng Bujue berpikir dalam hati: "Barang bagus... Ini sama saja seperti 'kacang dewa' dari Dragon Ball..."
Setelah itu, ia membuka tutup botol dan menelan satu butir. Dengan reflek... botol itu langsung dimasukkannya ke dalam tas.
"Hmm..." Ji Fenglong mengernyitkan matanya (ekspresi langka darinya), menatap Jue Ge sambil bergumam, "Dasar... Kayaknya dia ga mau mengembalikan sisa obatnya ya..."
Saat ia sedang bimbang ingin marah atau tidak, tiba-tiba terdengar suara lembut di paviliun.
"Lapor, Jenderal Su meminta audiensi." Suara itu berasal dari Lin Que, tapi tanpa wujud fisik. Tampaknya ia menggunakan teknik transmisi suara jarak jauh.
"Ada keperluan apa?" Ji Fenglong menoleh sedikit sambil bertanya ke udara.
"Katanya... sudah menemukan dua gadis untuk diperkenalkan pada Kotaishi." Balas suara Lin Que.
Ji Fenglong menyeringai, "Sekarang aku sibuk. Suruh mereka tunggu dulu..."
"Tunggu dulu." Tiba-tiba Feng Bujue menyela, "Tuan Kota Ji, urusanku... tidak perlu buru-buru. Aku juga ingin istirahat sejenak sebelum menjelajahi dunia kitab surgawi." Ia menatap Ji Fenglong, "Lagipula tamu sudah datang. Menurutku... Tuan Kota bisa menemui mereka di sini. Aku dan Nona Xu akan jalan-jalan di sekitar, kami janji tidak akan mengganggu."
"Pemimpin Pondok Feng..." Ji Fenglong berkata, "Ini... sepertinya tidak tepat."
Tentu saja tidak tepat... Pertama, ini rumah orang lain, bukan rumahmu. Urusan kapan menerima tamu atau mau menerima tamu atau tidak... apa hubungannya denganmu? Kedua, meski mereka mau bertemu, bukankah tidak perlu ada kamu mondar-mandir di sekitarnya?
Tapi... Feng Bujue tidak peduli. Begitu mendengar kata "dua gadis jelita", indranya langsung menangkap sesuatu. Mengingat keberadaan "aroma wanita", ia harus memastikan bahwa tamu yang masuk bukan rekan timnya.
"Oh..." Jue Ge mengangguk dengan ekspresi dalam setelah ditolak, "Benar juga... Aku hampir lupa... Hehehe..." Ia tertawa licik sambil melontarkan tatapan khusus antar pria ke Ji Fenglong, "Tenang, Tuan Kota Ji, aku tidak akan bocorkan rahasia. Aku mengerti..."
"Apa yang kau pahami? Benarkah kau mengerti?! Rahasia apa yang mau kau bocorkan?!" Ji Fenglong merasa jengkel dalam hati.
Tapi di permukaan, Tuan Kota Ji harus tetap tenang dan menahan diri untuk tidak mencela: "Pemimpin Pondok Feng... Mungkin ada kesalahpahaman... Aku..."
“Baik, baik……Kamu tidak perlu menjelaskan……” Feng Bujue menyela lawan bicaranya, “Aku tidak melihat apa-apa, tidak tahu apa-apa.”
Sikapnya seperti ini membuat Ji Fenlong tidak punya pilihan lain……
“Hah…” Wali kota Ji menutup mata, menghela napas panjang. Ia menyerah untuk membela diri, hanya menggunakan teknik suara gaib untuk berkata pada Lin Que, “Lin Que, suruh Xiao Xiao bawa tamu masuk, langsung ke 'Paviliun Guhe' saja.”
“Siap.” Jawaban Lin Que segera terdengar.
Sekitar lima enam menit kemudian, tiga wanita cantik berjalan anggun dari tengah hutan bunga. Su Xiao Xiao yang berjalan di depan mengenakan pakaian pria, namun lekuk tubuhnya yang menggairahkan sudah menyatakan gender aslinya, tanda lahir di wajahnya juga membuatnya mencolok; Sementara Ruo Yu dan Hua Jian di belakangnya, dari sudut pandang NPC, adalah dua wanita pendekar dengan pakaian ketat, keduanya cantik bak bidadari dan penuh kharisma.
“Hmm…Memang jelita…” Hanya dengan memandang dari jauh Ruo Yu dan Hua Jian, wajah Ji Fenlong langsung menunjukkan ekspresi kagum, amarah yang dipicu Jue Ge langsung mereda separuh.
“Heh…Xiao Xiao bilang tidak pandai melakukan tugas ini, tapi hasilnya bagus juga.” Ji Fenlong yang mood-nya membaik tersenyum sambil mengambil cangkir teh di meja, menyesap perlahan. Pertama untuk melembabkan mulut, kedua untuk menenangkan pikiran.
Namun…detik berikutnya, sebuah kalimat mengejutkan terdengar dari sampingnya.
“Ha! Istri! Kebetulan sekali ya!”
“Pu——” Ji Fenglong tiba-tiba menyemburkan teh dari mulutnya lagi.
Kemudian, dengan ekspresi terkejut ia menoleh melihat Feng Bujue yang baru saja mengucapkan kalimat itu, lalu memalingkan pandangan ke dua tamu yang telah berjalan beberapa meter menjauh.
"Apa kau sedang bicara padaku?" Ruo Yu menggunakan ekspresi yang dipelajarinya dari Jue Ge - mirip "Apa kau bercanda TM?" - menatap dingin sambil bertanya.
"Hehe... Tuan Kota Ji, tak kusangka kebetulan seperti ini..." Feng Bujue menghindari jawaban langsung, malah berpaling ke Ji Fenglong, "Izinkan saya perkenalkan... Ini istri saya, nyonya Chaliao Pedang Penghancur, dikenal di Jianghu sebagai 'Li Ruoyu Pemenggal Seribu Kejahatan'; yang di sampingnya adalah Xiangzhu Chaliao Pedang Penghancur, Shi Shang Hua Jian."
Jue Ge memang cerdik. Ucapannya bagai menyusun alibi di depan NPC bersama rekan tim. Ruo Yu dan Hua Jian yang pintar segera paham, tak membantah.
"Eh..." Su Xiaoxiao jadi canggung. Sebelum sempat menyapa tuan kota, dialog mengejutkan ini terdengar. Meski tak tahu asal-usul pasangan di samping sang tuan kota, tamu yang bisa masuk gerbang Istana Lianxian pastinya orang penting. Terpaksa ia memberanikan diri, "Tuan Kota... Bawahan ini kurang cermat..."
"Tak apa..." Ji Fenglong memotong, "Xiaoxiao, mundurlah. Tak ada urusanmu di sini."
“Shi……” Su Xiaoxiao ragu-ragu selama setengah detik, lalu memberi hormat dengan menangkupkan tangan, melirik Feng Bujue dan Xu Huai Shang sejenak sebelum berbalik pergi.
Setelah wanita itu pergi, Ji Fenglong menghela nafas panjang, kilatan cahaya aneh terpantul di matanya.
Beberapa saat kemudian, dia bersuara: "Mengingat kalian semua adalah kenalan Pemimpin Pondok Feng, ini akan lebih mudah..." Pandangannya beralih ke Ruo Yu dan Hua Jian, melanjutkan, "Kedatangan kalian berdua sangat tepat. Baru saja aku dan Pemimpin Pondok Feng bertaruh, dan hasilnya... aku kalah." Nada bicaranya telah kembali tenang seperti biasa, namun jika didengar seksama... tersirat hawa dingin yang menggetarkan, "Saat ini, aku hendak mengundang Pemimpin Pondok Feng dan Nona Xu untuk menjelajahi 'Dunia Buku Langit'-ku. Apakah kalian berdua... berminat ikut serta?"
