Setelah meninggalkan Jalan Ketiga nomor tujuh, Feng Bujue tidak langsung menuju pemakaman utara kota, melainkan melanjutkan ke alamat penerima surat keempat.
Dia adalah tipe orang yang sangat terorganisir, tidak mudah mengacaukan rencana sendiri.
Menurut rute yang sudah ditetapkan sebelumnya, mengunjungi pemakaman secara sambil lalu setelah mengantarkan surat kesembilan, adalah skema paling rasional dan efisien.
Karena itu... meskipun saat ini gagal mengantarkan surat ketiga, dia tetap berpegang pada rute awal, menunggu pengumpulan informasi lebih lanjut sebelum mengambil keputusan...
……
Sepuluh menit kemudian, 【Jalan Keempat, nomor sepuluh.】
Jue Ge berhenti di depan rumah penduduk yang terasa familiar, melintasi halaman rumput yang mirip, berdiri di teras depan yang serupa, lalu mengetuk pintu yang sama familiar-nya.
Pak! Pak! Pak! ——
"Buka pintu! Cepatan!" teriak Feng Bujue sambil terus mengetuk.
Tak lama, suara langkah kaki yang familiar terdengar dari lantai atas. Pintu terbuka sedikit, dari balik bayang-bayang di dalam, suara yang tak asing lagi terdengar: "Cari siapa?"
"Pengantar surat," jawab Feng Bujue super cepat sambil memperlihatkan kartu identitas dengan mahir, lalu langsung menambahkan, "terima atau tidak?"
"Ngg..." Pria gemuk nomor empat baru sempat mengucapkan satu suku kata.
Jue Ge dengan kasar memotongnya, "Kode perintahmu terdiri dari berapa digit?"
"Hmm..." Pria itu ragu selama setengah detik, lalu menjawab, "Empat... empat digit..."
"Digit pertama apakah angka satu?" Dalam perjalanan ke sini, Feng Bujue punya ide. Dia ingin memanfaatkan ciri khas penerima surat yang "harus menjawab semua pertanyaan" ini, dengan menggunakan metode interogasi terarah untuk mengorek nilai spesifik kode perintah.
Sayangnya... tindakan seperti ini tentu tidak akan berhasil... Sistem tentu tidak akan mengizinkan tindakan licik yang tidak punya teknik seperti itu.
"Saya tidak bisa menjawab pertanyaan itu." Cara pria gemuk nomor empat mengucapkan kalimat ini benar-benar terasa seperti NPC game.
"Oh..." Feng Bujue tidak terlalu terkejut, karena dia juga tahu cara ini kemungkinan besar gagal. Dia hanya mencoba-coba saja, "Kalau begitu... apakah angka ini lebih besar atau lebih kecil dari 5555?"
"Saya tidak bisa menjawab pertanyaan itu." Pria gemuk nomor empat mengulangi jawaban yang sama dengan intonasi dan suara yang persis seperti sebelumnya.
"Ini angka ganjil atau genap? Bilangan prima? Angka keberuntungan?" Feng Bujue kembali melontarkan tiga pertanyaan sekaligus.
"Semua pertanyaan itu tidak bisa saya jawab." Pria gemuk nomor empat menunjukkan sikap tutup mulut.
"Baiklah." Feng Bujue tetap tenang-tenang saja. Kini dia sudah yakin bahwa para penerima surat ini hanya bisa mengungkapkan "kategori" (angka, bukan huruf atau lainnya) dan "jumlah digit" dari kode perintah.
"Ada hal lain? Kalau tidak, cepatlah pergi." Dua detik kemudian, pria gemuk nomor empat sudah tidak sabar mengusir tamu.
"Sebelum pergi, aku ingin bertanya..." Jue Ge kembali menggunakan taktik yang dipakai menghadapi Pria Gemuk Nomor Dua, mencegah lawan membanting pintu, "Apakah kamu klon?"
"Apa yang kamu bicarakan? Aku tidak mengerti." Pria Gemuk Nomor Empat membalas.
"Oh?" Sorot mata Feng Bujue berkedip, dalam hati bergumam, "Kali ini bukan tidak bisa menjawab... tapi tidak mengerti maksudku..."
"Tanpa kode, aku tidak akan menerima surat. Silakan pulang." Lima detik kemudian, Pria Gemuk Nomor Empat yang gagal menutup pintu akhirnya melemparkan kalimat itu sebelum berbalik dan naik ke lantai atas.
Kali ini, Jue Ge tidak mencoba membobol pintu. Ia cepat-cepat kembali ke sepeda dan menuju alamat kelima.
"Hmm... mulai jelas." Ia mengayuh lebih cepat, mempercepat ritme berpikir, "Reaksi penerima surat terhadap pertanyaan terbagi menjadi: 'bisa dijawab', 'tidak bisa dijawab', dan 'tidak memahami atau memberi respons'." Gumamnya, "Dari hasil pengujian, informasi yang 'bisa dijawab' adalah petunjuk teka-teki dasar yang sangat kubutuhkan. Sedangkan pertanyaan yang terlalu langsung atau mencoba mencari jalan pintas termasuk kategori 'tidak bisa dijawab'. Adapun 'tidak memahami' menunjukkan... dalam settingan quest, NPC ini memang tidak memiliki clue atau jawaban terkait pertanyaan tersebut."
Saat memikirkan ini, raut wajahnya justru menjadi serius: "Ini lebih rumit dari perkiraan... Pokoknya, di alamat berikutnya akan kucoba lagi untuk memastikan."
……
Singkat cerita, pukul 11:30 pagi, Feng Bujue telah menyelesaikan pengiriman sembilan surat pertama.
"Kecuali penerima pertama dan kedua yang menerima surat, penerima surat ketiga hingga kesembilan semuanya menolak menerima surat."
"Namun, Jue Ge berhasil mengkonfirmasi kesimpulan sebelumnya dari mereka dan berhasil menanyakan digit kode perintah masing-masing."
"Mulai dari penghuni Third Street sampai 'Si Gemuk No.9' di Ninth Street, tujuh orang ini memiliki kode perintah: tiga digit, empat digit, lima digit, enam digit, tujuh digit, delapan digit dan sepuluh digit."
"OK... Sudah saatnya menghubungi rekan hantu saya." Setelah meninggalkan rumah No.3 di Ninth Street, Feng Bujue mengayuh sepedanya sambil bergumam, "Menurut peta... Dalam perjalanan ke pemakaman akan melewati toko, mungkin bisa mendapatkan kertas untuk mengirim surat di sana..."
"Sepanjang perjalanan, dia telah mempelajari detail pengiriman surat untuk Ghost Mailman: Surat tidak memerlukan amplop atau prangko, cukup tulis langsung di kertas putih dengan format yang benar. Tapi kertas harus bersih, tulisan rapi, dan menggunakan bahasa yang sopan dan akurat."
"Tentu saja, meski pengirim mematuhi semua persyaratan ini... Belum tentu Ghost Mailman akan membalas, dan waktu balasannya pun tidak bisa dipastikan."
"Lagipula saya sudah punya pulpen..." Feng Bujue bergumam sambil mengayuh, "Jika toko buka, saya bisa beli makanan dan minuman untuk mengisi stamina. Kalau tutup, setidaknya mencari kertas seharusnya tidak sulit..."
"Tepat ketika Jue Ge sedang berpikir, tiba-tiba..."
Kriiit...kriiit...kriiit...kriiit...kriiit...kriiit... Suara yang familiar itu kembali terdengar dari balik kabut.
"Masih mau datang lagi?" Penglihatan Jue Ge dengan cepat menangkap bekas ban di tanah. Ia tahu "rekan kerjanya" itu akan lewat lagi.
"Ah... Baiklah, kuberi jalan untukmu." Feng Bujue bergumam dalam hati, memutar haluan sepedanya ke pinggir jalan.
Awalnya ia mengira Tukang Pos Hantu akan lewat diam-diam seperti saat pertemuan pertama mereka, namun...
Shuush——
Disertai suara gesekan udara, sebuah gulungan koran tiba-tiba muncul dari udara dan mendarat tepat di keranjang sepeda Jue Ge.
Dari lintasan terbang koran itu... sepertinya Tukang Pos Hantu melemparnya sembari melintas di samping Jue Ge.
