Meskipun Feng Bujue masih berusaha keras melanjutkan permainan... Namun perbedaan kekuatan yang sangat besar tetap ada secara objektif.
Hingga sepuluh ronde pertama berakhir, catatan pertandingan Jue Ge adalah: nol kemenangan, lima seri, lima kekalahan.
Dalam arti tertentu, ini bukan lagi pertarungan antara dia dengan Penembak, melainkan pertarungan antara Penembak dengan Yang...
Feng Bujue lebih terlihat seperti penonton, sesekali muncul untuk cameo lalu menghilang lagi... Kemudian menyaksikan performa dua "dewa dunia panah buah" tersebut.
“Giliranmu menyerang pertama lagi, Dave.” Saat babak kesebelas dimulai, penembak mendekati bar, menuangkan segelas minuman untuk dirinya sendiri, lalu berkata pada Jue Ge, "Apa kamu masih bertahan menggunakan shuriken lurus biasa yang kecepatan dan kekuatannya rata-rata ini?"
"Hehe..." Feng Bujue tersenyum tanpa berkata. Diam-diam ia maju, mengangkat tangan, membidik, lalu melempar shuriken. Matanya mengikuti gerakan shurikennya yang dengan mudah dihindari oleh Yang.
"Apa hubungannya gaya lempar yang kupilih dengan keinginan subjektifku ini..." Secara lahiriah Jue Ge terlihat tenang, namun dalam hati ia bergumam, "Kalau aku bisa melempar teknik super Pasti Membunuh sepertimu, mana mungkin aku tidak melakukannya?"
Sampai saat ini, Feng Bujue hampir tidak berharap lagi pada "pertanyaan". Satu-satunya harapannya adalah... Lao Yang bisa bertahan beberapa babak lagi agar jumlah seri bertambah. Asalkan seri mencapai dua belas babak, kartu izin kerja sementaranya tidak akan dicabut.
"Hmph..." Melihat Feng Bujue yang meleset lagi, sang penembak menyeringai dingin, "Sepertinya... kamu masih belum serius bermain dengan kami..." Sorot matanya tajam, "Apa menurutmu... kekuatan yang kutunjukkan sejauh ini belum layak menjadi lawanmu?"
"Aku tidak bilang begitu..." Feng Bujue membalas sambil mengernyitkan matanya.
"Sudah, tak perlu menyangkal." Penembak menyambar ucapan Jue Ge dengan gerakan tangan, lalu menoleh ke Yang, "Lama tak jumpa, teman... Sepertinya kita diremehkan ya... Apa sudah saatnya menunjukkan sedikit keseriusan?"
“Hmm...” Yang membalas dengan suara berat, “Aku juga sedang berpikir begitu.” Sambil berbicara, kepalanya yang botak bergoyang-goyang besar ke arah bahu kiri dan kanan, membuat tulang lehernya berbunyi kreek-kreek, “Kebetulan... pemanasan juga sudah hampir selesai.”
“Woi woi... sampai tadi itu semua cuma pemanasan doang...” Feng Bujue memandang mereka, selain mencela tidak tahu harus berkata apa.
“Perhatikan baik-baik! Dave, ini baru kekuatan asliku!” Sekejap mata, Penembak berteriak pendek lalu bangkit dari tepi bar, melakukan beberapa gerakan Elang Membalik di ruang sempit bar, lalu berbalik melemparkan shuriken dengan ayunan lengan!
Shuriken itu masih shuriken biasa.
Tapi aliran udara yang dibawanya telah membentuk seperti tombak, bagai petir menyambar, kekuatan momentumnya mengerikan.
“Hmph...” Di sisi lain, senyuman sinis telah muncul di wajah Yang, “Kalau begitu aku juga akan serius sedikit!”
Sebelum suaranya habis, dia... meledakkan bajunya.
Terlihat... pria botak setinggi dua meter ini hanya dengan tenaga dalam merobek seragam bartender menjadi potongan-potongan kain.
“Ha~” Yang yang bertelanjang dada mengencangkan otot-otot kekarnya, mengumpulkan tenaga...
Gelombang udara berputar instan di sekujur tubuhnya, melambungkan apel di atas kepalanya ke udara.
“Nani!” Penembak tertegun melihat ini, “Jangan-jangan ini legenda... Daerah Apel...”
“Benar.” Yang tersenyum menjawab, “Mematerialisasikan kemampuan mengontrol apel, menciptakan medan gaya yang memungkinkan pergerakan bebas apel! Wilayah absolut yang bisa menghindari serangan apapun!”
Sementara mereka berdua berbicara, apel dan shuriken itu terus beterbangan di udara... Persis seperti dua lalat yang sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda berhenti.
“Hmm... Satu tiba-tiba melontarkan bahasa Jepang tanpa merasa janggal, lalu dengan wajah serius menyebut nama jurus lawan... Yang lain membalas dengan teori kekanak-kanakan untuk menjelaskan prinsip jurusnya...” Perasaan Feng Bujue saat ini hanya bisa digambarkan dengan kata "menyebalkan". Ia menggelengkan kepala dan bergumam, “Menurut alur komik seperti ini... Pasti akan ada serangkaian plot twist berikutnya...”
Entah harus senang atau tidak untuk Jue Ge, karena... tebakannya ternyata benar.
“Hmph... Sayangnya...” Setelah beberapa detik, ekspresi pemanah berubah, “Bahkan wilayah apel pun takkan bisa menghindari serangan terakhirku ini!” Ia mengayunkan lengan sambil tertawa, “Tiga detik lagi! Shurikenku akan mengenai sasaran!”
Tepat setelah kata “terbunuh seketika” terucap, shuriken yang sudah dilepaskan itu... tiba-tiba mempercepat gerakan di udara. Dengan kecepatan gerak yang jauh melampaui apel dan sudut yang mustahil, ia menyergap buah itu.
“Ini... Ini...” Untuk pertama kalinya dalam duel ini, terlihat keheranan di wajah Yang, “Batas kejeniusan legendaris...?”
“Pasrah saja, Yang!” seru pemanah, “Di hadapan ‘Pemberitahuan Mutlak’-ku, tak ada pengecualian!”
"Mana mungkin menyerah di sini!" Tak disangka, api semangat juang kembali menyala di mata Yang. "A——" Terdengar teriakan memilukan seperti babi disembelih.
Bersamaan dengan teriakannya, kecepatan apel di udara tiba-tiba melesat, kembali menyusul shuriken.
"Mā… Masaka…" Sang Penembak semakin fasih berbahasa Jepang, "Kau… sudah menguasai 'batas ketahanan ribuan pukulan'!"
"Hmph… Bagaimana, kawan lama." Balas Yang, "Tiga detik sudah lewat, 'prediksi absolutmu' sudah kubantai!"
"Jangan sombong… Aku belum kalah…" Penembak menggerakan tangan seperti cakar, seolah mengendalikan shuriken dari kejauhan.
"Kalau begitu coba panah apel ini…" Yang juga merendahkan kuda-kuda, menggerakkan apel dengan gesit.
Sreeettt… Suash-suash…
Suara dua aliran udara saling berkejaran memenuhi bar. Duel shuriken vs apel babak 11 ini berubah menjadi pertarungan tarik-ulur.
Namun sebenarnya, hasil pertandingan ini sudah tak penting lagi…
Karena saat mereka berdua fokus pada shuriken dan apel di udara, Feng Bujue diam-diam sudah menyelinap ke belakang bar, mengambil senapan patahan dan kartu identitas sementara, lalu… dengan cepat dan senyap meninggalkan bar…
Baru lima belas menit kemudian, saat duel mereka berakhir, mereka sadar… ada seseorang yang hilang dari bar.
……
"Ah... lumayan juga..." gumam Feng Bujue yang baru meninggalkan bar sambil mengayuh sepeda dengan malas menuju alamat penerima surat kesepuluh. "Meski menghabiskan banyak waktu... tapi setidaknya nilai survival dan Poin Stamina terisi ulang, plus dapat senjata jarak jauh yang andal... Cukup sepadan dengan polusi mental yang kudapat."
