Feng Bujue menghabiskan setengah jam untuk menyisir kamar 204 secara detail.
Kemudian, ia duduk di tempat tidur dan mulai berkontemplasi dengan serius…
“Lemari pakaian kosong, di dalam koper tidak ada pakaian luar dan celana, hanya pakaian dalam dan kaus kaki dalam jumlah terbatas... Ini menunjukkan bahwa dia tidak berencana tinggal lama di luar, baik wawancara berhasil maupun tidak, dia akan pulang ke rumah sebelum besok...” Berbagai informasi yang dikumpulkan sebelumnya berkelebat di depan mata Jue Ge, “Meskipun semalam pergi ke bar, mengingat wawancara pagi ini, dia tidak akan minum terlalu banyak atau pulang terlalu larut... Kondisinya sebelum mati juga membuktikan hal ini... Setidaknya beberapa detik sebelum ditembak di kepala, dia masih terlihat segar, tanpa tanda-tanda mabuk atau kurang tidur.” Dia melirik sprei, “Dari rambut dan bau yang tersisa di tempat tidur, dipastikan dia menginap di kamar 204 ini... Dan pagi ini dia masih sempat merapikan diri dengan tenang, bercukur sebelum pergi...”
Memikirkan hal ini, Feng Bujue mengerutkan kening sambil mengelus dagunya: “Hmm... Semua tanda menunjukkan bahwa hingga pagi hari sebelum meninggalkan kamar hotel, Enok masih sangat yakin, sama sekali tidak terburu-buru.” Dia berhenti sejenak, “Lalu muncullah pertanyaan... Apa yang sebenarnya terjadi antara dia meninggalkan hotel sampai masuk ke kantor pos?”
Pada detik ini, semua petunjuk yang terkumpul sebelumnya berkelebat satu per satu di depan mata Jue Ge. Pola pikirnya bereaksi secara insting bawaan, memberi umpan balik deduksi demi deduksi yang terus berkembang, membentang menjadi jaring deduksi...
“Kalau dipikir-pikir… di mana mobilnya?” Beberapa saat kemudian, Feng Bujue merasakan sesuatu menyentuh tepi "jaring laba-laba" itu. Matanya berkedip samar sambil bergumam, “Setelah berkeliling kota sekian lama, tak hanya tak ada pejalan kaki, bahkan satu mobil pun tak kulihat…” Dia berdiri dan mondar-mandir di dalam ruangan, “Apakah saudara Enoch ini… mungkin datang ke kota terpencil ini sambil membawa koper dengan berjalan kaki?”
Sambil berpikir, Jue Ge sudah berjalan menuju pintu ruangan. Dia berencana membawa senapan patahan untuk mengunjungi tamu lain di penginapan ini dan menanyakan informasi.
Namun, tepat saat tangannya akan memegang gagang pintu setelah mengambil senapan, suara kunci yang dimasukkan ke lubang kunci terdengar dari luar…
Feng Bujue bereaksi secepat kilat, langsung mundur tiga langkah sambil mengarahkan senapannya.
Hampir bersamaan dengan dia berhenti, pintu terbuka…
“Jika aku jadi kau, tak akan kuhabiskan waktu di penginapan ini…” Orang di luar pintu tetap tenang melihat Jue Ge yang sedang mengacungkan senapan, “Tuan Dave.”
Feng Bujue memandang tajam. Di koridor berdiri seorang paman berkulit hitam yang botak dan agak gemuk. Pria sekitar 60 tahun itu mengenakan seragam administrator hijau tua, dengan seikat besar kunci di pinggang.
“Siapa kau?” Feng Bujue mengarahkan senapannya sambil bersuara dingin, “Bagaimana kau tahu namaku?”
“Saya adalah Administrator di sini, Anda bisa memanggil saya Tuan M.” Tuan M membalas, “Mengenai namamu… Aku sudah mengetahuinya sejak lama, sejak kau mulai bisa mengingat, aku telah mengenalmu.”
“Oh? Apakah kamu kerabatku?” Feng Bujue menyahut.
“Aku lebih mengenalmu daripada sanak saudaramu, Dave.” Tuan M menjawab, “Aku tahu kau masih mengompol di kelas tiga SD, tahu alergimu terhadap selada, tahu teman masa kecil terbaikmu meninggal karena overdosis narkoba, bahkan tahu nama setiap mantan pacarmu.”
“Apa ini… kerabat jauh? Penguntit? Omong kosong belaka?” Meski Jue Ge memiliki berbagai dugaan dalam hati, pengetahuannya sendiri tentang Dave sangat terbatas. Bahkan jika lawan bicaranya sedang membual, dia tak punya cara untuk memverifikasi.
“Sepertinya Anda tahu banyak hal…” Feng Bujue tetap tenang, melempar pertanyaan uji coba, “Kalau begitu bisakah Anda memberitahuku… tentang Enok dia…”
“Sebenarnya kamu tak perlu memikirkan masalah mobil.” Sebelum Jue Ge menyelesaikan kalimatnya, Tuan M menyela, “Kalau dipikir-pikir seharusnya kamu sadar…” Suaranya berat, “Mobilmu sendiri… apakah masuk ke dalam kota kecil ini?”
Mendengar ini, raut wajah Feng Bujue berubah halus: “Begitu rupanya…” Baru sekarang dia menyadari bahwa di kota kecil ini selain tak terlihat mobil dan pejalan kaki, bahkan jejak roda dan bekas kaki pun tak ada. Setelah berkeliling seharian, yang dia lihat hanyalah jejak kakinya sendiri dan bekas ban sepeda.
"Terima kasih atas peringatannya, Tuan M." Dua detik kemudian, Jue Ge menyambung, "Kalau boleh... bisakah Anda sekalian menjelaskan mengapa Anda sudah tahu pertanyaan saya sebelum sempat saya ucapkan?"
"Hohoho..." Tuan M membalas dengan senyum penuh makna, lalu mengabaikan pertanyaan Jue Ge, "‘Perjamuan Terakhir’ akan dimulai pukul delapan. Anda punya kurang dari satu jam untuk hadir."
Setelah berkata demikian, dia berbalik dan pergi mengikuti arah koridor.
"Tunggu dulu!" Feng Bujue bergegas maju, ingin menghentikan lawan bicaranya untuk meminta penjelasan.
Tapi ketika dia mengejar sampai pintu, koridor sudah kosong sama sekali.
Tuan M hanya menghilang dari penglihatannya kurang dari satu detik, tapi detik itu membuat Jue Ge kehilangan jejak lawannya...
……
Karena kemunculan Tuan M, Jue Ge mengubah rencana "mengetuk pintu dan bertanya" awalnya, beralih ke metode yang lebih langsung dan cepat...
Dia langsung menuju ke lantai satu, mengambil semua kunci dari lemari kunci, membuka satu per satu... semua pintu kamar di penginapan.
Meski setiap masuk dia sudah bersiap mengacungkan tombak untuk mengintimidasi, tak satu kamar pun berpenghuni...
Begitulah... Feng Bujue kembali menghabiskan sepuluh menit di penginapan tanpa hasil.
Pukul tujuh dua puluh dua malam, dia keluar dari pintu penginapan dan kembali menaiki sepedanya.
"Brilian..." gumamnya sambil mengayuh dengan kesal, "Kasih tahu batas waktu makan malam tapi tidak kasih tahu lokasinya... percuma!"
Masalah yang membuatnya kesal tidak hanya satu ini, saat ini, dia juga memiliki kekhawatiran tersembunyi lain, yaitu "Poin Stamina"...【692/4800】Dalam quest biasa mungkin masih cukup, tapi dalam quest yang mengukur stamina berdasarkan indra perasaan aktual, ini adalah kondisi dimana otot seluruh tubuh terasa pegal dan sangat membutuhkan istirahat.
Sayangnya... situasi saat ini tidak memungkinkan Feng Bujue untuk beristirahat.
Jue Ge juga telah menyadari secara samar... quest yang sedang berjalan saat ini sudah sangat mendekati penyelesaian sempurna (Perfect Clear).
Meskipun dirinya sendiri tidak bisa memastikan 100%, disini saya bisa menjelaskan menggunakan mode Tuhan (God Mode)...
Sebenarnya, indeks tersembunyi paling krusial dalam quest ini adalah "waktu", atau lebih tepatnya - "efisiensi tindakan".
"Tiba di kantor Nelson sebelum pukul sembilan pagi" adalah contoh bagus, alur cerita Enoch yang ditembak di kepala, serta konsep "tepat waktu" yang terus ditekankan dalam manual kerja kantor pos, semuanya adalah petunjuk.
Konten misi utama【Dapatkan pengakuan dari Tukang Pos Hantu, menjadi tukang pos baru Kota Otaku】 sendiri bersifat ambigu, bukan instruksi yang jelas.
Faktor yang benar-benar menentukan kesulitan penyelesaian misi adalah "waktu".
Di awal quest, jika pemain gagal bertemu Nelson sebelum pukul sembilan, tingkat kesulitan quest akan meningkat, dan konten misi sampingan juga akan berbeda. Reaksi berantai yang muncul adalah... waktu yang dibutuhkan untuk misi sampingan akan lebih lama, sedangkan waktu penyelesaian misi sampingan justru menjadi patokan pemicu hidden quest.
Menyelesaikan satu jam lebih cepat, dapat menerima 【mengungkap worldview naskah sebelum Misi utama selesai】; menyelesaikan tiga jam lebih cepat, dapat menerima 【menyelidiki dan mengungkap alasan keterlambatan Enoch】; untuk menerima 【berusaha ikut serta dalam "Perjamuan Terakhir"】... harus selesai lima jam lebih awal.
Singkatnya, kesulitan dan akhir dari quest ini sangat terkait dengan efisiensi aksi pemain. Semakin cepat langkah ini diselesaikan, semakin rendah kesulitan langkah berikutnya. Sebaliknya, terlambat satu langkah akan berimbas ke langkah selanjutnya... Jika tidak segera dikoreksi, kesulitan quest di fase akhir akan membesar seperti bola salju. Meski pemain selamat, paling hanya bisa menyelesaikan quest pas-pasan sebelum tengah malam dan lolos dengan pas-pasan.
Saat ini, Feng Bujue dengan performa briliannya yang tepat waktu... sedang berada di rute penyelesaian termudah dengan keuntungan terbesar.
Tapi... dia tetap berpotensi hancur total.
Tiga puluh delapan menit, Poin Stamina kurang dari tujuh ratus, rantai petunjuk yang terputus...
Untuk lolos sempurna, dia harus mengatasi faktor-faktor merugikan ini dan datang sebelum batas waktu untuk "menghadiri jamuan".
