"Ah——"
Teriakan lagi memotong percakapan mereka.
Tapi kali ini... situasinya berbeda, karena... suara yang terdengar adalah teriakan pria.
"Hmm? Ada apa?" Ekspresi Feng Bujue langsung berubah, "Kasus yang dilakukan Xiong Ji seharusnya semua menargetkan perempuan, atau perilaku hentai seperti exhibitionis, kenapa... ada pria yang berteriak?"
"Jangan-jangan..." Wang Tanzhi juga berubah ekspresinya, menoleh ke Jue Ge, "Dia... akhirnya mulai menyerang pria?"
"Kita harus segera pergi lihat..." Jue Ge menyambung.
"Hmm..." Xiao Tan mengangguk setuju.
"Kurang dari satu menit penuh, mereka berlari kecil menuju sumber teriakan itu.
Di sana terdapat sebuah gang sempit antara gudang peralatan olahraga dan tembok luar sekolah, tampak seperti tempat... preman berkumpul untuk merokok.
Saat ini, kedua ujung gang sudah dikerumuni banyak guru dan siswa, sepertinya... benar-benar terjadi sesuatu.
Jue Ge dan Xiao Tan berjuang menerobos kerumunan sampai ke barisan depan, lalu melihat...
"Gila?" Feng Bujue melontarkan umpatan secara instingtif saat melihat mayat tanpa kepala di tanah, dan sistem tidak menyensor kalimatnya kali ini.
"Itu..." Xiao Tan juga menatap jasad itu sambil bergumam, "Asisten Penguin?"
Meski kepala mayatnya sudah hilang, identitasnya masih bisa dikenali sekilas dari postur tubuhnya.
"Benar, itu Asisten Penguin." Tiba-tiba suara Mei Kelinci terdengar dari samping, ia langsung menyambung perkataan Wang Tanzhi, "Ukuran tubuh dan pakaian korban sesuai dengan Asisten Penguin, lagipula... di SD Animalia hanya ada satu penguin."
"Kau datang cukup cepat ya..." Feng Bujue menyampingkan pandangannya ke Mei Kelinci, seolah tidak menyambut kedatangannya.
"Sebagai detektif, wajar jika segera datang ke lokasi kejadian untuk penyelidikan." Mei Kelinci membalas, "Kau dan Hayabusa Taro juga datang cukup cepat, bukan?"
"Ohoh~ Suasana tegang seperti pedang terhunus!" Dua detik kemudian, suara Xiongji terdengar. Pria ini entah dari mana muncul, memandang penuh semangat ke arah Jue Ge dan kawanan sambil berujar, "Kasus ini datang tepat waktu! Kita bisa menyaksikan duel deduksi antara Tu Mei-chan dan kombinasi Kucing-Elang!"
Belum selesai bicara, pandangan Feng Bujue, Wang Tanzhi, dan Tu Mei langsung tertuju serentak pada Xiongji.
"Dasar...", Jue Ge menatap Xiongji dengan ekspresi menyebalkan, dalam hati menggerutu, "Tangannya masih berlumuran darah... sudah berani muncul di lokasi kejadian..."
Dalam hati, Xiao Tan bergumam: "Ini bahaya... Dengan kondisinya begini... Meski aku rela mengaku pun belum tentu berhasil..."
Meski dua pemain dibuat kalang-kabut, Xiongji sendiri tetap bersikap acuh tak acuh, seolah kejadian itu benar-benar bukan ulahnya.
"Ah! Sorot mata Tu Mei-chan semakin tajam!" Saat ditatap Tu Mei, dia masih menjelaskan dengan gaya khasnya, "Sorot mata itu... menandakan Tu Mei-chan sedang fokus pada kasus, inspirasi bekerja cepat. Karena ciri khas ini... dia dijuluki 'Mata Besar Nan Perkasa'. Hebatnya Tu Mei-chan, apakah dia sudah mendekati kebenaran kasus ini..."
"Setelah mengucapkan kalimat panjang itu, Xiong Ji kembali menatap Feng Bujue dan Wang Tanzhi dengan ekspresi tegang dan senyum palsu, melanjutkan: "Hehe... Sepertinya kemenangan dalam pertandingan ini sudah menjadi milik Usagi-chan... Nekomaru, Hayatarou."
"Xiao Tan." Feng Bujue menatap dengan tatapan ikan mati, berkata dingin.
"Apa?" Wang Tanzhi juga membalas dengan nada datar penuh aura kematian.
"Yang kita sepakati tadi..." Jue Ge menyambung, "Kasus ini kau yang menyelesaikan..."
"Bolehkah aku memukulnya dulu?" tanya Xiao Tan.
"Tidak boleh." Jawab Feng Bujue tegas. "Kau mau ditangkap polisi karena tuduhan penganiayaan sengaja lalu meninggalkan kekacauan ini padaku? Jangan bermimpi..."
Saat mereka berbisik-bisik, Usagi sudah mengeluarkan ponsel dan menelepon polisi.
"Halo? Kantor polisi? Ada kasus pembunuhan di SD Hewan." Usagi berbicara ke telepon. "Ya, pelakunya sudah ditemukan, namanya Xiong Ji. Baik, silakan segera datang." Setelah itu dia menutup telepon.
Tak lama kemudian, mobil polisi datang... Petugas yang menangani kasus ini tetap Inu-nosuke.
"Lagi-lagi kau?" Setelah melihat mayat, Inu-nosuke langsung menghampiri Xiong Ji dan berkata demikian.
"Eh... Aku..." Xiong Ji baru saja ingin berbicara...
"Tunggu dulu!" Sebuah suara tiba-tiba memotongnya.
Seketika, semua saksi mata di lokasi menoleh ke arah sumber suara.
“Siapa sebenarnya pelakunya... belum tentu!” Wang Tanzhi dengan paksa menunjukkan ekspresi penuh teka-teki, berseru lantang.
"Oh... cukup bagus..." Feng Bujue yang menyaksikan dari samping menunjukkan senyum schadenfreude, berpikir dalam hati, "Menakuti orang dengan aura dari awal, memang strategi yang bagus."
"Apa yang kau bicarakan, Hayatarou?" Usagi Mi mendekati Xiao Tan, menunjuk Kuma Kichi. "Lihat, tangannya masih berlumuran darah, sepatu botnya juga meninggalkan jejak kaki berdarah."
"Lalu kenapa?" Xiao Tan menjawab cepat, meski belum mempersiapkan kelanjutan pembicaraan. Ia melanjutkan sambil berpikir, "Mungkin... dia hanya tiba di TKP lebih awal dari yang lain, dan tanpa sengaja terkena darah saat menemukan mayat!"
"Kau juga lumayan..." Feng Bujue mengernyitkan matanya, berpikir dalam hati, "Mengarang secara spontan tapi terlihat meyakinkan..."
"Eh... saksi pertama di TKP seharusnya aku..." Di luar dugaan, seorang berwajah monyet muncul. "Saat teriakan terdengar, aku ada di dekat sini. Kurang dari sepuluh detik aku sudah sampai."
"Oh, Enkichi-kun." Usagi Mi memandang monyet itu. "Kalau begitu, apa kau melihat sesuatu saat itu?"
"Saat itu..." Yuanji mulai mengisahkan sambil mengingat, "Aku sedang mencuci tangan di bak air belakang gudang peralatan olahraga ketika mendengar teriakan. Aku segera berlari ke sana. Saat sampai di mulut gang seberang...aku melihat bayangan hitam membawa pisau di tangan kiri dan membawa sesuatu yang gelap di tangan kanan, lari keluar dari ujung gang ini. Aku langsung mengejarnya, tapi saat aku keluar dari ujung gang, bayangan itu sudah menghilang." Ia berhenti sejenak, "Beberapa belasan detik kemudian, semua orang sudah berkumpul karena teriakan itu."
"Tepat sekali." Tumei menyambung, "Yang kau lihat saat itu adalah Xiongji yang baru saja selesai membunuh." Ia menunjuk jejak kaki berdarah di tanah, "Dari jejak kaki ini, setelah membunuh Penguinzu, dia langsung lari keluar dari ujung gang ini dan masuk ke gudang peralatan olahraga." Tumei menatap pintu utama gudang, "Setelah membuang kepala Penguinzu dan senjata pembunuhnya di dalam, dia keluar lagi dan menyamar di antara kerumunan."
"Sial!"
Detik berikutnya, Xiao Tan mengucapkan "Sial" dengan keras.
Setelah mengumpat, dia kembali terdiam...
"Sama sekali tidak menyiapkan dialog...jadi mengumpat dulu saja ya..." Feng Bujue yang memang sahabat karib Xiao Tan langsung menangkap maksud perilakunya.
"Ada apa?" Quanzhi dan Tumei hampir serempak menatap Xiao Tan dan bertanya.
"Kau bilang apa saja boleh asal ngomong?" Setelah beberapa detik menggunakan kecerdasan darurat, Xiao Tan sudah menyiapkan cara menanggapi, "Tanpa bukti...eh...tanpa bukti fisik kau cuma bisa ngomong 【——】!"
"Benar." Petugas Kepolisian Inunosuke yang mendengarnya justru menyetujui, namun langsung mengubah arah pembicaraan, "Lebih baik kita langsung menggeledah gudang terlebih dahulu." Sambil berkata demikian, dia sudah "menuntun" Kumakichi (untuk alasan keamanan, Inunosuke telah mengikat Kumakichi) menuju gudang peralatan olahraga.
"Hah?" Xiao Tan langsung panik, ini benar-benar mengarah pada situasi tertangkap basah dengan barang bukti, "Tunggu aku..." Dia buru-buru mengejar mereka.
Satu menit kemudian, petugas kepolisian Inunosuke, tersangka Kumakichi, saksi mata Enkichi, serta tiga 'detektif terkenal' Usami, Nyanosaburou, dan Hayatarou, bersama-sama tiba di gudang peralatan olahraga.
"Oh... Tergeletak di sini ya." Tanpa usaha keras, Inunosuke langsung menemukan sebuah kepala yang berlumuran darah dan pisau berdarah di bawah dinding yang berhadapan langsung dengan pintu gudang.
"Lihat, kan sudah jelas ini perbuatan Kumakichi-kun." Usami menyambung, "Dari sini hingga ke sisi dinding seberang, terlihat jelas jejak kaki berdarah bolak-balik di lantai. Ini jelas-jelas..."
"Aku tahu!" Tiba-tiba Wang Tanzhi berteriak keras, memotong ucapan Usami, "Pelaku sebenarnya dari kasus ini adalah..." Dia mengarahkan sayapnya ke salah satu dari enam orang yang hadir.
