"Tentu tidak ada keberatan~ Urusan merepotkan seperti ini, jelas hanya Ketua guild yang cocok menanganinya." Xiao Ling langsung menyahut.
Xiao Ling termasuk tipe orang yang... meski sangat cerdas tapi tidak suka mengambil inisiatif. Jika ada yang bertanya, ia senang berpikir dan menjawab, tapi secara subjektif ia malas terlalu paranoid.
Singkatnya... bukan tipe yang cocok jadi Leader.
“Aku juga tidak keberatan.” Xiao Tan yang sekarang terlihat seperti Hui Tailang, selalu langsung menyetujui apapun yang diucapkan Xiao Ling tanpa menambahkan sepatah kata pun.
“Aku juga mendukung sepenuhnya.” Hua Jian menatap Jue Ge, “Sejak tayangnya pertandingan bangkit kembali 《Aku adalah Penulis》, popularitas dan ketenaranmu meningkat signifikan. Meskipun basis fansmu agak berbeda dengan pembaca mainstream... tapi pangsa pasarnya cukup besar. Belakangan ini manajemen perusahaan memang sedang mempertimbangkan untuk lebih meningkatkan momentummu guna meningkatkan penjualan dan pengaruh majalah kami di kalangan konsumen dengan selera unik...” Begitu menyentuh topik pekerjaan, dirinya langsung berubah menjadi sosok yang cekatan, mengungkapkan sifat workaholic-nya tanpa sisa, “Menurutku... dengan popularitas 《Taman Horor》 saat ini, kalau kamu bisa mencapai sesuatu yang menonjol dalam kompetisi ini seperti meraih peringkat sebelumnya, itu pasti akan menjadi promosi yang sangat bagus.”
“Oh... Kalau begitu... Kalau timku dapat peringkat bagus, artinya aku menghemat banyak biaya iklan perusahaan ya?” Jue Ge mengernyitkan matanya, menatap Nona An sambil mengajukan pertanyaan realistis, “Apa perusahaan akan memberiku bonus?”
“Hmm...” Hua Jian ragu sejenak, reaksinya secara implisit berarti "tidak".
“Aku bisa mentraktirmu makan atas nama pribadi.” Setelah berpikir beberapa detik, Hua Jian berkata, “Lalu minta penggantian biaya ke departemen...”
“Lupakan saja.” Feng Bujue tertawa, “Aku hanya bercanda.”
Setelah berkata demikian, Jue Ge kembali menatap Ruo Yu: "Kalau begitu... bagaimana pendapatmu? Posisi leader, menurutku kamu juga bisa..."
"Aku tidak berminat." Ruo Yu langsung memotong ucapan Jue Ge, "Selain itu... aku tidak merasa kemampuanku cukup untuk menjabat sebagai leader." Ekspresi dingin seperti pembunuh kembali muncul di wajahnya, ia melanjutkan dengan nada datar dan objektif, "Baik dalam hal ketegasan, kepemimpinan, kemampuan adaptasi, maupun visi menyeluruh... aku semua kalah darimu; apalagi kemampuan analisis dan keberanian."
"Hehe... Sebenarnya, meski kalah dariku... bukan berarti kamu buruk." Feng Bujue masih bersikap sopan, "Asalkan kemampuan komprehensifmu mencapai level tertentu, kamu tetap bisa menjalankannya."
"Aku tahu." Ruo Yu menyambung, "Tapi, ada satu ciri khas dalam dirimu yang sama sekali tak bisa kubicarakan." Matunya menyapu rekan-rekan yang hadir, sebelum akhirnya mengalihkan pandangannya kembali ke Jue Ge.
"Jangan-jangan kamu ingin bilang 'tidak punya harga diri'..." Feng Bujue sampai berkeringat dingin ditatap seperti itu, langsung membalas dengan kalimat ini.
"Awalnya ingin kukatakan... mentalmu dalam situasi sulit dan kemampuan menahan tekanan sangat tangguh; semakin buruk keadaan, semakin menyala semangat juangmu. Kau bisa memberikan respons tak terduga yang mengubah kesempatan tipis untuk membalikkan keadaan menjadi suatu kemungkinan." Ruo Yu tiba-tiba mengubah arah pembicaraan, "Tentu saja... setelah kau ingatkan, aku sadar 'tidak punya harga diri' juga termasuk salah satu poin..."
"Baiklah~" Feng Bujue menatap langit-langit, menirukan nada bicara Pangeran Shōtoku.
"Ini cara barumu untuk menghilangkan kecanggungan ya..." sambut Xiao Tan sambil otot pipinya berkedut.
"Sudahlah... Karena semua setuju, aku akan mengambil tanggung jawab ini." Seketika, Jue Ge kembali menunjukkan ekspresi komandan dan bergumam berat.
"Perubahan emosimu agak terlalu cepat..." celetuk Xiao Tan lagi.
Jue Ge mengabaikannya dan melanjutkan, "Kompetisi berbeda dengan main dungeon biasa... Satu-satunya cara lolos ke babak berikutnya dan dapat peringkat adalah MENANG!"
Nada bicaranya serius, topik mulai mengarah ke pembahasan formal. Keempat rekan tim pun berhenti menginterupsi dan serius mendengarkan.
"Sebagai leader, memimpin kalian menang adalah tanggung jawabku." Pandangannya menyapu wajah rekan satu per satu, "Sebagai anggota, yang kalian perlukan hanyalah mempercayai dan patuh pada komandanku, menyelesaikan quest dengan maksimal."
"Cukup... Jangan bicara basa-basi. Tim kita semua mengerti situasi. Meski dalam hati memandang rendah tingkahmu, di pertandingan kami akan jaga muka." Ruo Yu menyela.
“Maksudnya……Kupikir kau mau bilang sesuatu……” Hua Jian juga berkomentar, “Ternyata cuma omong kosong belaka……Dengar ucapan serupa di rapat bulanan departemen sampai kupingku hampir kapalan. Kalau mau menyemangati tim, pilihlah kata-kata yang bagus. Jangan pakai klise dan dialog usang dari film motivasi olahraga Amerika tahun 80-an lah.”
“Sial……” Ekspresi "serius" Feng Bujue langsung menghilang. Ia duduk tegak kembali ke sikap santainya biasa, “Kata-kata bagus ya? Banyak tuh……” Nada dan kecepatan bicaranya meningkat, “Yang menguasai rebound akan menguasai pertandingan!”
“Itu kan pertandingan basket……” Xiao Ling mengernyitkan matanya.
“Taklukkan seluruh negeri!”
“Ini kan bukan kejuaraan… Kau juga bukan wakil daerah kan…” Hua Jian menyela.
“YA——HA！”
“Ini sudah tidak bisa disebut kata-kata lagi…” Xiao Tan ikut mencela, “Dan sepertinya berganti ke olahraga football Amerika ya… Eh? Tunggu… Kok aku bisa tahu…”
“Singkatnya!” Setelah dicela bergiliran oleh rekan tim, tingkat kekanak-kanakan Feng Bujue agak mereda. Akhirnya ia mulai bicara urusan resmi, “Untuk memimpin kalian meraih hasil baik, sebagai Leader aku memutuskan…” Ia mengetuk-ngetuk meja dengan jarinya, “Mengadakan latihan perang tim lagi, agar aku bisa lebih detail memahami kekuatan kalian dalam pertempuran nyata.”
“Setengah hari bicara… hanya ini ya…” Begitu suaranya habis, Ruo Yu langsung menjawab dengan tenang, “Baik, aku juga penasaran… kamu yang sudah level maksimal… seberapa kuat sebenarnya.”
“Kebetulan, aku juga ingin mencoba sejauh apa kemampuanku dalam mode PVP.” Hua Jian menambahkan.
“Hehe… Ketua guild, sekarang kemajuanku sudah besar lho, jangan sampai kaget ya.” Xiao Ling tersenyum licik.
Hanya Xiao Tan yang terlihat ragu, tertawa kering: “Heh… hehe… Semuanya terlihat sangat percaya diri ya…”
