Dua menit yang lalu...
Wang Tanzhi memulihkan kemampuan bergeraknya setelah menonton CG pembuka dan mendengar peringatan quest.
Kebetulan, titik teleportasi awalnya persis berada di depan formasi pasukan siluman.
Sebenarnya... Pasukan siluman itu sedang beristirahat di tempat di bawah pimpinan komandan mereka [Jiao]. Tak disangka... Cahaya putih tiba-tiba muncul di depan formasi, dan satu detik kemudian, seorang pria berpakaian Set Assassin gaya Renaissance muncul tiba-tiba.
Melihat kejadian ini, beberapa prajurit siluman terdekat langsung menghunus tombak dan mengepung Xiao Tan sambil berteriak waspada: "Kau ini siapa?"
"Eh..." Xiao Tan cukup cepat tanggap. Melalui CG, dia sudah tahu bahwa kelompok makhluk mengerikan ini (ukuran tubuh prajurit siluman mirip manusia, kulit seluruh tubuh abu-abu kebiruan, rambut putih; sebagian besar bermata kuning, bertelinga runcing, bergigi tajam, dan berkuku tajam) adalah pasukan rendahan "Pasukan Orochi". Setelah berpikir dua detik, dia menjawab: "Aku datang untuk ikut turnamen, tapi tersesat. Kalian tahu jalan ke Kota Iblis?"
“Hah? Kau? Ikut pertempuran bela diri?” Beberapa prajurit siluman itu memandangi Xiao Tan dari atas ke bawah, terlihat tidak percaya.
“Kalau kalian tidak tahu... panggilkan atasan yang bertanggung jawab.” Xiao Tan tak ingin membuang waktu dengan prajurit rendahan. Sambil bicara, matanya menyapu formasi musuh dan langsung menemukan sosok yang berbeda dari ikan kecil lainnya, “Ah... Si gemuk di situ sepertinya komandan kalian, boleh tolong sampaikan...”
“Kau bilang apa?!”
Sebelum Xiao Tan selesai bicara, "si gemuk" yang disebutnya sudah menoleh dengan tatapan ganas disertai teriakan menggelegar yang memotong ucapannya.
“Aduh... Dengar dari jauh pula...” gumam Xiao Tan pelan, “Dia marah ya... Apa aku salah ngomong...”
Kali ini... reaksinya agak lambat. Sebenarnya ini bukan sepenuhnya salahnya, karena... umumnya pria tidak terlalu tersinggung disebut gemuk seperti perempuan... Kebanyakan pria cuek, bahkan banyak yang menganggap panggilan seperti "Zhang Pang, Wang Pang, Xiao Pang" cukup akrab.
Tapi... kali ini Xiao Tan berhadapan dengan jenderal siluman yang termasuk minoritas sangat sensitif terhadap sebutan "orang gemuk".
Namanya adalah 【Jiao】.
Sebagai jenderal siluman, penampilan Jiao tentu berbeda dengan prajurit rendahan...
Kulitnya abu-abu muda, mata hijau kelabu, tulang alis menonjol, dengan sepasang gigi taring besar menyembul dari mulutnya.
Di wajahnya terpasang sebuah masker aneh yang bentuknya... mirip celana dalam kulit khusus... Bagian bawah masker menutupi hidung, mulut, dan dagu di bawah tulang pipinya, dengan dua lubang yang tepat untuk gigi tarinya. Bagian atas masker berbentuk segitiga terbalik, menutupi ubun-ubun kepalanya hingga ke belakang kepala.
Jiao sebenarnya tidak plontos. Di tengkuknya terdapat kuncir yang menjulang ke atas seperti daun bawang...
Di kedua bahunya terpasang pelindung bahu hitam. Tali bahu di kedua sisi bertemu di dada, menyambung ke baju zirah berbentuk bukit di perutnya.
Secara objektif, dia memang seorang orang gemuk. Meski otot dada dan bisep yang terlihat cukup berkembang, postur tubuhnya yang pendek, perut buncit, membuatnya seperti versi siluman dari tokoh "Harimau Kaki Pendek" dalam Kisah Batas Air.
"Brengsek... Kau tahu siapa Sang Master ini?" Jiao mengaum melihat Xiao Tan tak menunjukkan penyesalan, "Kau ingin mati?"
"Aku sebenarnya melakukan apa..." Xiao Tan mengernyitkan matanya tetap bingung.
"Masih berpura-pura bodoh?" Kesabaran Jiao sudah mencapai batas, "Akan kukuliti kulitmu hidup-hidup!"
……
Waktu kembali ke saat ini...
"Ini benar-benar tidak masuk akal..." Wang Tanzhi berlari kencang di padang gurun, "Hanya karena memanggilmu 'orang gemuk'... Apakah perlu sejauh ini?"
"Kau berani mengulanginya lagi!" Naga itu sangat sensitif terhadap dua kata tersebut, mengaum penuh amarah, "Anak buah! Ikut aku! Potong dia berkeping-keping!"
"Siap!" Pasukan iblis di belakang naga langsung meraung serentak, aura mereka semakin menggentarkan.
"Sial... sepertinya berdiplomasi percuma..." Xiao Tan bergumam dalam hati, "Lebih baik kupercepat lari... dengan kecepatan penuh... mereka pasti tak bisa mengejar..."
Begitu pikirnya, kakinya mengayun lebih kencang. Dalam sekejap, tubuhnya telah menerobos masuk ke area bebatuan berserakan di depan.
"Hmm... kesempatan bagus..." Feng Bujue mengamati Xiao Tan yang berlari panik, bibirnya komat-kamit, "Haruskah aku bertindak..."
Di sini, untuk menghindari kesalahpahaman pembaca, perlu kujelaskan... Yang dimaksud "bertindak" oleh Jue Ge bukanlah "menolong", melainkan "menyergap secara tiba-tiba".
"Hmph..." Setelah dua detik, Feng Bujue seolah menemukan tekad, mendengus dingin, "Aku jadi terlalu berperasaan... Ini harusnya tak perlu diragukan. Sudah saatnya dia merasakan kekejaman pertempuran tim..."
Tindakannya yang terkesan kejam sebenarnya wajar belaka.
Dalam kompetisi sesungguhnya, "penyergapan" seperti ini adalah hal biasa. Lawan takkan mengampunimu hanya karena kau sedang dikejar sekumpulan NPC.
"Lebih baik dihajar oleh sekutu di sini daripada dihantam orang luar dalam pertandingan..." Dengan pikiran ini, Jue Ge memutuskan tanpa ragu... untuk melancarkan serangan tak kenal ampun pada Xiao Tan.
Namun... di saat yang sama, perubahan tak terduga terjadi.
"Antek-antek Orochi... Jangan terlalu arogan!" Suara nyaring membelah angkasa, diiringi siluet biru-putih yang muncul.
Tampak sosok itu... ikat kepala sutra, rambut panjang berkibar; baju zirah perak berkilauan di bawah mentari; celana besi diikat tali kulit; sepatu lipit bunga melangkah bak bintang jatuh.
"Zhao Zilong dari Changshan hadir!!" Zhao Yun muncul gagah, tombak Haolongdan (senjata Zhao Yun dalam seri 《Wushuang》）memutar bayangan berlapis, menghentikan laju pasukan iblis.
"Gila..." Feng Bujue yang sudah memegang granat langsung menyimpannya kembali ke magazen granat. "Dari mana dia muncul?" Ia menengadah ke langit, mencela, "Apa ada yang memasukkan koin?"
Di sisi lain, Xiao Tan yang mendengar suara Zhao Yun segera berhenti, berbalik sambil berteriak kaget: "Eh? Zhao Zilong?"
Dalam beberapa detik berikutnya, banyak gambar terlintas di otak Wang Tanzhi... Dia ingat jelas, dalam game seri 《Wushuang》, kekuatan tempur karakter Wushuang seperti Zhao Yun sangat berbeda jauh dengan prajurit wajah umum. Membunuh pasukan rendahan baginya semudah memotong rumput. Untuk kelompok iblis berjumlah seratus orang seperti ini, ditambah dengan karakter figuran "Jiao" yang berwajah umum... Di tangan Zhao Zilong, mereka hampir tidak bisa bertahan lebih dari satu menit.
"Oh? Siapa ini..." Jiao menyeringai dingin setelah melihat orang yang datang, "Hmph... Naga Hijau yang terbang di medan perang... Begitu..."
Nada bicaranya membuat Feng Bujue yang mengamati dari bayangan merasa ada sesuatu yang aneh.
"Ada apa? Sebagai karakter wajah umum... Sikapnya agak arogan ya..." Jue Ge berpikir dalam hati.
"Hehe... Pecundang, berani muncul lagi di hadapanku?" Kalimat berikutnya dari Jiao membuat Jue Ge dan Xiao Tan sangat terkejut.
"Pecundang?" Xiao Tan bertanya bingung, "Bagaimana mungkin..."
"Ah... Maaf, pahlawan..." Detik berikutnya, Zhao Yun malah menoleh menjawab keraguan Xiao Tan, "Kekuatanku masih belum cukup... Untuk saat ini... Masih bukan lawan Jiao." Gumamnya berat, "Tapi aku yakin bisa bertahan sebentar..." Sambil bersiap dalam posisi bertarung, "Pergilah! Biar aku yang menghadapi di sini!"
“Wo~de——F***?” Feng Bujue hanya bisa menggunakan umpatan ini (karena saat ini dia sedang berbicara sendiri, jadi Sistem tidak memblokir) untuk mengekspresikan keheranannya, “Sebagai jagoan jurus maut malah mengaku kalah lawan wajah biasa, bahkan sekalian menancapkan death FLAG?”
Di sisi Xiao Tan... sebagai orang yang punya hati nurani, dia jelas tidak bisa kabur: “Walau aku juga tak paham apa yang terjadi, tapi... Jenderal Zhao yang tak pernah berurusan denganku malah rela mati membantu, mana mungkin aku jadi pengecut dan melarikan diri?”
“Ksatria, kau terlalu berlebihan.” Zhao Yun menjawab, “Siapapun yang berani melawan Yuan Lu Zhi adalah temanku, ini sudah seharusnya.”
“Cukup... Kalian berdua di sana ngobrol ngalor-ngidul tak habis-habis!” Jiao memotong pembicaraan mereka, “Lanjutkan obrolanmu di jalan Huangquan!” Usai bicara, dia mengayunkan lengan sambil berteriak, “Anak buah! Serang!!”
Sebelum suaranya reda, pasukan iblis sudah berhamburan maju menyerbu Xiao Tan dan Zhao Yun.
Pertarungan sudah dimulai, tak perlu lagi banyak bicara.
Mungkin naluri bertarung, mungkin kebiasaan pembunuh bayaran... Saat ini, hal pertama yang terpikir oleh Xiao Tan adalah “Tangkap penjahat, tangkap dulu rajanya”. Maka dia sengaja bergerak mendekati posisi Jiao.
Kedua tangannya terbuka, belati tinju dan pisau komando sudah siap; Dengan jurus 【Serangan Berputar Pisau Terbalik】, dia menerobos formasi musuh, memanfaatkan kekuatan momentum berputar langsung menuju jantung pasukan iblis.
Tak disangka……
“Kesatria! Hati-hati!” Jurus berputar Xiao Tan belum selesai, teriakan Zhao Yun sudah menggema.
Sayangnya, peringatan itu terlambat.
Pring... prang... pring-pring...
Disertai serangkaian bunyi gesekan cepat, posisi Xiao Tan... berhenti mendadak.
Saat ini, wajahnya telah pucat ketakutan.
"Ditahan..." hati Xiao Tan berdesir kaget, "Bahkan... semuanya... berhasil ditahan..."
Keterkejutannya memang wajar. Siapa sangka... serangan berputar berkecepatan tingginya itu bisa dihalau seluruhnya oleh pasukan rendahan ini, tak satu pun melukai musuh.
"Jangan-jangan..." Feng Bujue yang mengintip dari jauh pun terperangah, "Kekuatan tempur gerombolan ini setara dengan tingkat kesulitan Asura?"
Tingkat Asura, dalam seri ... merupakan tingkat kesulitan S-mode yang menantang batas reaksi, kesabaran, daya tahan dan strategi pemain. Pada mode ini, serangan, pertahanan, HP, serta kemampuan blocking dan reaksi musuh ditingkatkan ke level mengerikan. Jenderal Musou yang belum mencapai level maksimal atau tidak dilengkapi peralatan kuat biasanya akan tewas dalam satu ronde serangan acak pasukan kecil (bisa berupa tombak atau panah). Bahkan jenderal biasa bisa merenggut nyawa pemain dengan combo sederhana.
"Sial..." Kembali ke Xiao Tan, setelah jurus tadi, ia kini terkepung rapat; senjata panjang yang dipegang musuh membuat posturnya yang terjebak ini... dipenuhi celah pertahanan.
“Bunuh dia!” Pasukan iblis tentu takkan melewatkan orang bodoh yang nekat datang sendiri ini. Dengan teriakan, beberapa prajurit langsung menghunus tombak mereka.
"Ha!" Begitu cepat, Zhao Yun mengaum seperti harimau sambil memutar tombaknya. Dengan aura tempur, dia membuka jalan dan sampai di sisi Xiao Tan. Pasukan iblis terlempar berantakan oleh kekuatan ini, mundur... tapi tak satu pun yang tewas.
"Ksatria, jangan gegabah!" Zhao Yun yang berdiri back-to-back dengan Xiao Tan berkata sambil terengah, "Pasukan musuh lebih dari seratus! Sedangkan kau... bahkan tak punya baju zirah, apalagi aura tempur. Kenapa nekat masuk?"
"Aku salah..." Ucapan tulus Xiao Tan, "Sudah merepotkan Jenderal Zhao..."
Dalam hati, dia menyesal sampai ke tulang sumsum: "Seandainya dengar nasehat Brother Yun kabur saja... Aku cuma beban di sini! Pasukan kecil ini bagaimana? Kecepatan reaksi mereka bisa mengimbangi serangan berputarku, dan semua berhasil memblokir seranganku... Gila! Kalian benar-benar pasukan rendahan?"
Melirik Jenderal Jiao di luar kerumunan, Xiao Tan merinding: "Aku mulai paham... kenapa Zhao Yun kalah dari wajah biasa ini. Di alam semesta ini... pasukan Orochi benar-benar memiliki kekuatan yang melampaui langit!"
"Ksatria." Suara Zhao Yun segera terdengar kembali, memutus aliran pikiran Xiao Tan, "Aku telah berhasil menembus ke sisimu, tenaga Wushuang-ku sudah habis. Ke depannya, mungkin tak bisa lagi melindungimu, kau..."
"Aku baik-baik saja, Jenderal Zhao tak perlu khawatir." Xiao Tan menggerakkan hatinya, mengaktifkan 【Jalan Suci Pembalik Langit-Bumi】.
Sekejap, bayangannya melesat ke angkasa.
Aksi "terbang"-nya yang tiba-tiba membuat pasukan iblis di sekitarnya tak sempat bereaksi. Saat mereka hendak bergerak, Xiao Tan sudah berada 5-6 meter di udara, tak terjangkau lagi.
"Dengan begini... dia bisa bertarung tanpa kekangan..." gumam Xiao Tan di ketinggian sambil memandang Zhao Yun di bawah.
"Kau ingin kabur? Bajingan!"
Persis saat Xiao Tan mengira bisa bernapas lega, suara Jiao tiba-tiba muncul di belakangnya.
Darah Wang Tanzhi membeku seketika...
"Dasar..." Tubuh Xiao Tan bergerak lebih cepat dari pikirannya. Saat rasa panik menyergap, tangannya sudah terangkat, efek Sentuhan Altair: 【Pisau Assassin】 telah diaktifkan.
PANG——
Dentingan logam berat menggema.
Belati lengan penghancur segalanya itu nyaris menahan sabetan tombak di tangan Jiao.
Meski berhasil ditangkis... nilai kelangsungan hidup Xiao Tan tetap turun 9%, lengannya mati rasa, dan tubuhnya terjatuh ke lantai.
“Dia benar-benar bisa melompat ke tempat yang lebih tinggi dariku dalam sekejap…” Saat terbang terbalik di udara, Xiao Tan berpikir dalam hati, “Dan masih bisa melancarkan serangan kekuatan aneh dengan santai dan cepat di udara tanpa titik tumpu…”
Beberapa detik kemudian, kedua kaki Wang Tanzhi kembali menyentuh lantai. Berkat efek 【Jalan Suci Pembalik Langit-Bumi】, dari perspektif Xiao Tan, dia seolah ditonjok "ke atas". Karenanya, saat mendekati tanah, kecepatan mundurnya sudah berkurang. Memanfaatkan kesempatan ini, dia membatalkan skill saat menyentuh tanah dan membalikkan arah gravitasi, lalu berdiri mantap.
Selain itu…karena arah serangan Naga tidak vertikal terhadap tanah, orbit jatuh Xiao Tan menyimpang dari jalur naiknya. Saat kembali ke darat, dia sudah berada di luar lingkaran pertarungan antara pasukan iblis dan Zhao Yun.
“Hoh? Lumayan… terlihat sangat santai.” Feng Bujue yang menyaksikan pertarungan itu berpikir, “Memanfaatkan serangan musuh untuk keluar dari kesulitan dengan kerugian minimal.”
Ini tipikal penonton yang tak mengerti penderitaan pemain.
Saat ini, yang terpikir oleh Xiao Tan adalah: “Harus bagaimana…kalau duel satu lawan satu, mungkin ada kesempatan menang, tapi pasti dengan kemenangan pahit… Kalau kabur, Zhao Yun pasti celaka. Jika dia tewas…akulah yang harus bertanggung jawab.”
Tepat saat Wang Tanzhi tengah berdebat dalam hati, seorang tamu tak diundang lagi… menyusup ke dalam pertempuran ini.
“Satu dendam pada berbakat tak berbudi; Dua dendam pada kecantikan berujung nestapa…”
Manusia belum tampak, syair telah terdengar. Identitas pendatang baru ini semakin jelas.
“Tiga kebencian pada ombak sungai yang tak henti; Empat kebencian pada sikap dunia yang dingin……”
Saat melafalkan bait keempat, siluet seberkas kilat listrik melesat bagai meteor.
“Lima kebencian pada rembulan yang mudah pudar; Enam kebencian pada daun anggrek yang layu……”
Sreeet—— Sreeet——
Mata pedang bergetar, energi pedang bergema.
Gemerisik tarian pedang secepat angin memecah kesunyian dengan ratapan pilu.
“Tujuh kebencian pada ikan buntal yang berbisa; Delapan kebencian pada duri bunga……”
"Siapa kau?" Jiao membentak dari udara sambil mendarat, berusaha menahan laju pedang.
“Sembilan kebencian pada nyamuk di malam musim panas; Sepuluh kebencian pada ular berbisa di balik sulur……”
Denting denting denting denting denting……
Cepat, satu kata—CEPAT!
Tabrakan pedang dan tombak memicu rentetan bunyi logam beradu, kilat menyambar hujan deras.
“Sebelas kebencian karena belum menemukan lawan; Dua belas kebencian karena tak terkalahkan di dunia!”
Syair berakhir, wujud terkuak.
Dua bayangan bertarung berhenti seketika, membentuk formasi konfrontasi.
Di satu sisi, seorang pria gemuk bernama "Jiao", panglima iblis bawah komando Yuan Lu Zhi.
Di sisi lain, pendekar berjubah hitam dengan selendang ungu muda, membawa rak pedang di punggung. Rambut panjang berkibar, alis tajam bagai pedang. Namanya "Junjun Dua Belas Kebencian", ksatria pengembara berkarakter keras dalam dunia persilatan berenergi.
“Drama ini semakin menarik saja…” Sebagai penonton, Feng Bujue sangat antusias. Dia hampir ingin mengambil popcorn dan duduk santai menonton, “Aku tak percaya… Jiao bisa mengalahkan jago dari dunia 'berenergi'…” Setelah bergumam, ekspresinya berubah, “Eh? Tunggu… Tidak! Saat mereka bertarung tadi, Jiao memang tidak kalah!”
“Hmph… Kali ini datanglah musuh yang merepotkan…” Di medan perang, Jiao kembali berbicara, “Tapi… untuk mengalahkan Sang Master…” Kepercayaan dirinya membuat Jue Ge yang paham dunia《jurus maut》dan《berenergi》ini sulit mencela, “… butuh seratus tahun lagi!”
