"Berserulah, Hime Merah……"
"Pada detik ini, Urahara membangkitkan Zanpakutō dan segera menggunakan jurus 【Perisai Cahaya Darah】 untuk menahan jurus dewa."
"Urahara Kisuke sebagai tokoh tingkat Leader (dalam settingan dunia BLEACH), tekanan spiritualnya tak terukur. Dalam hal fondasi, bahkan di dunia 'berenergi' pun dia layak disebut Makhluk Abadi."
"Namun……"
"Kewibawaan yang memandang rendah umat manusia, kekuatan iblis dewa yang turun ke dunia, sama sekali bukan sesuatu yang bisa ditahan oleh satu orang saja."
"Qi Tiandi dalam bentuk sempurna, dengan satu jurus Api Dewa saja sudah merupakan kekuatan setara langit."
"Jika hanya mengandalkan jurus Urahara sendiri untuk melawan, maka semua orang di lembah ini akan tamat."
"Para pahlawan di lembah juga paham hal ini... Karenanya, saat ini mereka semua menunjukkan kemampuan terbaik, serentak mengaktifkan serangan jarak jauh kuat untuk melawan kewibawaan pemusnah dunia."
"Sementara Tiga Makhluk Abadi di atas tebing lembah juga meningkatkan Tenaga Murni mereka, untuk kedua kalinya menggunakan 【Tiga Mata Pedang Bersinar】 menyerang Api Dewa yang sedang menyambar ke bawah dari samping."
"Boom——"
"Energi bertabrakan di udara, meledak layak bom nuklir mini..."
"Gelombang kejut menyembur keluar, menyebar ke segala penjuru... Menciptakan aliran energi chaos yang bergulung-gulung di dataran tanpa batas."
"Akhirnya... dengan mengerahkan semua kekuatan yang hadir, kami nyaris berhasil menahan serangan Qi Tiandi ini, hasilnya seri. Kecuali beberapa orang yang terhempas oleh gelombang energi, sebagian besar masih berdiri tegak."
"Semua yang tidak punya cara serangan jarak jauh, segera kembali ke panggung latihan dengan kecepatan tercepat! Sisanya berkumpul di lembah, ikuti dari belakang sambil bertahan sambil mundur!"
Saat para hadirin masih belum pulih dari keterkejutan, tiba-tiba beberapa teriakan memasuki telinga mereka.
Yang meneriakkan kalimat ini tak lain adalah Feng Bujue.
"Benar! Cepat pergi!" Setelah mendengar itu, Sima Yi yang pertama sadar dan menyambung, "Yang pertama sampai di panggung latihan, beri tahu Xian Shou dan yang lain untuk berhenti bertarung! Usahakan menarik Yuan Lu Zhi ke sini!"
"Batuk... batuk..." Ji Mo juga berbicara sambil batuk, "Sisanya... sambil menahan Qi Tiandi, bergeraklah menuju panggung latihan..."
Mendengar ini, sebagian besar sudah mengerti. Pemikiran Jue Ge sebenarnya mudah dipahami... Dengan perbedaan kekuatan sebesar ini, mustahil kita menang. Jadi lebih baik biarkan Yuan Lu Zhi yang menanganinya.
"Menahanku?" Suara Qi Tiandi tiba-tiba kembali bergema dari atas, "...Hanya dengan kalian?"
“Tuan Urahara, dengarkan saya...” Feng Bujue mengabaikan ancaman Qi Tiandi, bergegas mendekati Urahara, "Selanjutnya...Anda akan menjadi kunci keselamatan kita." Dia berhenti setengah detik, lalu melanjutkan dengan suara berat, "Jika tebakan saya benar, jurus【Shen Zhi Yan】Qi Tiandi tadi sengaja menyisakan sebagian tenaga. Dia pasti merencanakan...untuk menyisakan nyawamu."
"Sisa...sisa tenaga..." Urahara tak mengenal pria di hadapannya, namun terkejut oleh perkataan Jue Ge.
"Anda satu-satunya yang tahu lokasi Hogyoku, dan Qi Tiandi sangat menginginkannya. Tapi...sebenarnya dia tidak terlalu memaksakan." Feng Bujue melanjutkan, "Dari sini bisa disimpulkan...selama Anda berada dalam jangkauan serangannya, dia takkan menggunakan kekuatan penuh. Kita...bisa memanfaatkan ini untuk menahan jurusnya seperti tadi."
"Sebaiknya...kalian kabur saja. Lagipula targetnya adalah aku..." jawab Urahara.
"Tidak boleh." Sahut Feng Bujue, "Anda tidak boleh mati. Anda adalah satu-satunya umpan yang bisa memancing pergerakan Qi Tiandi. Semakin cepat mempertemukan Qi Tiandi dengan Yuan Lu Zhi, semakin menguntungkan kita!"
Urahara tertawa kering, tak bisa menahan celaan: "Hei...kau berani mengatakannya langsung di depan ku..."
Jue Ge kembali memotong: "Intinya...segera larilah ke arah panggung latihan bersama yang lain. Medan pertempuran di sini terlalu berbahaya, tak boleh berlama-lama."
Saat mereka berdua berbicara, Zhuge Liang, Sima Yi, dan Ji Mo telah mengorganisir orang-orang di dasar ngarai untuk bergerak cepat ke atas jurang.
Saat ini, pasukan rendahan Yuan Lu Zhi yang hancur oleh kekuatan dewa dan kehilangan kemampuan bergerak, hampir semuanya telah tertiup lenyap oleh gelombang udara sebelumnya; sedangkan Daji dan sisa jenderal siluman yang selamat juga telah melarikan diri tanpa jejak saat api dewa muncul. Oleh karena itu, anggota Pasukan Ultra-Dimensi bisa dengan aman memanjat ke dataran di sisi selatan ngarai.
Mengenai cara mereka naik... Tidak perlu dijelaskan satu per satu. Intinya ada yang terbang, melompat, atau memanjat - masing-masing punya cara sendiri. Di dimensi ini, jika tidak bisa menaiki ngarai setinggi ratusan meter, lebih baik jadi pasukan rendahan di tentara siluman saja.
"Bermaksud kabur..." Qi Tiandi menggerakkan matanya sedikit dan bergumam dingin.
Sambil berkata demikian, dia membalikkan satu tangannya, memancarkan kekuatan dewa.
Sesaat kemudian, langit di belakangnya mulai runtuh...
"Apa yang dia lakukan..." Beberapa orang yang tidak paham mulai bertanya tanpa sadar.
"Dia sedang menghancurkan batas dimensi ini..." Jawab mereka yang mengerti.
Mendengar jawaban ini, penanya pun terdiam...
"Orang biasa, ke mana pun lari, takkan luput dari kehancuran." Qi Tiandi mengangkat tangan satunya sambil berkata.
Para penggemar serial 'Berenergi' tahu: Begitu Tuan Qi mengangkat tangan kecilnya, itu pertanda akan membagikan 'bekal'.
“Angin Dewa.”
Dengan sekali putaran telapak tangan, jurus dewa muncul kembali.
“Sial... Ini akan datang lagi!” Teriak seseorang dari kerumunan.
Kali ini, preman tiga sekte di seberang ngarai pun tidak bisa menjangkau.
Perkiraan optimis... Jika jurus ini benar-benar menghantam, korban Tentara Super Dimensi mungkin mencapai dua digit.
“Sial... Benar-benar tidak ada cara lain.” Zelgadiss yang berlari di belakang kerumunan menggerutu, lalu berbalik sambil berteriak, “Bodhisattva Jingliuli, tolong bantu aku!”
“Hmm...” Sang Bodhisattva segera memahami, dalam sekejap muncul di belakang Zelgadiss. Dengan menyalurkan Kekuatan Suci Teratai Murni melalui telapak tangan, ia melindungi tubuh Zelgadiss dengan Hukum Ajaib Liuli sekaligus meningkatkan energi iblisnya secara drastis dalam waktu singkat.
“Sumber jantung yang mengembara antara keabadian dan ketakterbatasan... Semua api biru yang ada di sini... Tolong panggil kekuatan yang tertidur dalam jiwa terdalamku... dari ketakterbatasan ke sini... Laksanakan hukuman!” Zelgadiss menyelesaikan mantra dengan kecepatan tertinggi, melepaskan jurus terkuatnya: “Hougouretsu! (Sihir spirit penyerang terkuat, kekuatannya setara dengan Long Pozhan)”
Boom——
Cahaya putih menyilaukan meletus bersama gemuruh dan retakan, pertarungan antara Angin Dewa dan Hougouretsu pun dimulai.
"Sihir spirit dapat dibagi menjadi lima elemen: Angin, Api, Tanah, Air, dan spiritual. Jurus terkuat Hourai Retsu termasuk dalam tipe spiritual." Dalam worldview "Slayers", kekuatan sihir berkaitan erat dengan kapasitas kekuatan magis pengguna. Hourai Retsu adalah sihir yang sangat bergantung pada kemampuan penyihir.
Zelas G. Zelas sebagai sintetis memiliki keunggulan alami dibanding orang biasa (meski modifikasi tubuhnya bukan keinginannya). Sebagai penyihir-pedang terkemuka, dahulu ia menggunakan Lagus Meteor (Tombak Serangan Kilat) untuk meningkatkan Hourai Retsu... Bahkan berhasil memukul mundur Dark Star - raja iblis dimensi lain yang belum sempurna wujudnya.
Kini dengan dukungan kekuatan suci Buddha dari Bodhisattva Jyoruri, daya penghancur Hourai Retsu bahkan melampaui saat itu.
Namun... Lawannya kini bukan Dark Star, melainkan Qi Tiandi!
"Hm?" Qi Tiandi yang saat ini menggunakan 50-60% kekuatannya terkejut bisa diimbangi. Ia pun mengucapkan dialog ikoniknya: "Hmm... Tidak buruk."
Sebelum gema suara menghilang, ia menghentikan penghancuran ruang di belakangnya dan memusatkan sisa tenaga ke tangan yang sedang mengarahkan serangan.
Kurang dari satu detik, keseimbangan kekuatan... pecah.
Aura dewa yang mengerikan menyapu segala sesuatu, menelan versi amplifikasi Hourai Retsu dan menerjang ke arah belakang pasukan multidimensi dengan ledakan "boom".
Untungnya, tiga petarung legendaris tiba tepat pada waktunya.
"Kuhonmetsu!"
“Daoji Xuankong!”
“Angin Surgawi Tak Menjatuhkan Debu!”
Fo Jian Fen Shuo, Jianzi Xianji, Shulou Longxiu, jurus pamungkas puncak tiga aliran muncul bersamaan. Tiga energi Konfusianisme, Taoisme, dan Buddhisme menyatu, menyeimbangkan Langit-Bumi Yin-Yang, mengubah yang ada menjadi tiada. Angin ilahi puncak lenyap dalam kehampaan.
“Kalian bertiga lagi...” gumam Qi Tiandi dengan suara berat. “Ha...” Secara mengejutkan, kali ini... dia menyunggingkan senyuman sinis. “Baiklah... Akan Kutunjukkan perbedaan antara wujud asli dewa... dan kesadaran yang dibawa Shengmo Yuantai.”
Usai berkata demikian, Qi Tiandi menyilangkan kedua tangannya, mengerahkan 【Gaya Angin dan Guntur】. Seketika, gemuruh guntur memenuhi empat penjuru, badai gila menerjang delapan arah.
Pada momen yang sama, terlihat...
