Kota Guzhi, Aula Utama.
Serangan pasukan multidimensi telah dimulai. Semua jenderal siluman di kota telah dikerahkan ke medan perang. Hanya Daji yang tersisa di aula, memimpin operasi.
"Da... Daji-sama!" Seorang prajurit siluman berlari tergopoh-gopoh ke depan aula, melapor: "Gerbang... Gerbang Timur telah direbut! Jika terus begini..."
“Sampaikan perintah, terus pertahankan sampai mati.” Daji memotong ucapan lawan bicaranya, bergumam berat memberi perintah, “Bagaimanapun caranya, jangan biarkan mereka mendekati 'Menara Surgawi'.”
“Siap... siap!” Prajurit siluman itu menjawab, lalu berlari keluar dengan cepat.
Setelah lawannya menjauh, Daji kembali menunjukkan ekspresi serius.
“Ini benar-benar buruk...” Tangannya tanpa sadar menyentuh rusuknya sendiri, bergumam pelan, “Makhluk apa sebenarnya Qi Tiandi itu... Hanya berada di dekatnya sebentar... Sumber silumanku langsung rusak...”
Dalam hati Daji, muncul sedikit kecemasan yang jarang terjadi. Kekuatan mengerikan Qi Tiandi telah mengguncang pandangan hidupnya sebagai siluman: “Yang Mulia Orochi... Apakah benar-benar tidak masalah...”
……
Pada saat yang sama, Gerbang Timur Kota Guzhi.
“Tuan Kongming, gerbang kota sudah hancur, pasukan kita sedang menang telak, situasi pertempuran sangat menguntungkan.” Cang yang berada di tengah formasi pasukan melampaui dimensi berkata kepada Zhuge Liang di sampingnya, “Menurut penasihat militer... Langkah apa yang harus kita ambil selanjutnya?”
“Hmm...” Kongming tenang mengipas kipas bulu, setelah berpikir sebentar menjawab, “Menurut pendapat hamba yang bodoh, selanjutnya pasukan kita harus dibagi menjadi tiga...”
“Hei! Cang.” Sebelum Kongming selesai bicara, Sima Yi di samping menyela, “Bukankah aku juga penasihat militer? Mengapa di saat seperti ini semua orang selalu bertanya pada Kongming dulu?”
“Ehh...” Cang terdiam, takut menyinggung perasaan orang, tidak berani melanjutkan pembicaraan.
“Batuk……batuk-batuk……” Ji Mo Hou di samping batuk beberapa kali, memperlihatkan wajah sakit penuh dendam di hadapan semua orang. Subteksnya adalah: “Aku ini penasihat militer dan perdana menteri Kerajaan Zi Yao, berasal dari alam semesta yang sama dengan Cang, tapi dia tidak pernah berkonsultasi padaku lebih dulu!”
“Hehe…” Kong Ming melihat situasi ini, tersenyum ringan, “Kakak Zhongda berkata benar, kali ini… mari kita dengarkan dulu strateginya.”
Zhuge Liang juga cerdik. Dia tahu dalam situasi saat ini, rencana Sima Yi pasti sama persis dengan dirinya, jadi dia pura-pura merendah. Bagaimanapun hasilnya akan sama.
“Hmph…” Sima Yi tentu tahu perhitungan dalam hati lawan lamanya ini. Tanpa basa-basi, dia mendengus dingin lalu berkata, “Formasi bertahan musuh jelas ingin menghalangi jalan pasukan kita ke tengah, menunjukkan ada keanehan di ‘Tenshu’ kota, kemungkinan besar tempat tanda itu berada; Arah pasukan baru yang muncul condong ke barat, berarti itu lokasi kebangkitan pasukan siluman; Selain itu… energi iblis di selatan kota sangat nyata, pasukan selatan paling kuat dengan jenderal siluman berkekuatan tinggi. Dari sini bisa disimpulkan… komandan utama musuh, yaitu penasihat Daji, saat ini berada di selatan kota dengan pasukan utama terkonsentrasi di sana.”
"Analisis Sima Yi juga terstruktur rapi dan logis: 'Menurut pendapat saya, pasukan kita harus segera membagi pasukan menjadi tiga jalur. Jalur pertama... kirim 100 pasukan pilihan untuk langsung menyerbu ke lokasi Tenshu; jalur kedua, kerahkan semua personel yang memiliki kemampuan serangan area untuk menghadang pasukan siluman yang dihidupkan kembali dari barat; jalur ketiga, seluruh pasukan utama yang tersisa terus menghadapi musuh di selatan kota.'" Dia berhenti sejenak, "Dengan pengaturan seperti ini... pasukan pertahanan tengah lawan tidak akan bisa memanfaatkan keunggulan garis pertahanan panjang; pasukan siluman yang dihidupkan kembali akan sulit segera kembali ke medan perang; sementara pasukan utama musuh di selatan kota akan kebingungan karena gerakan pasukan penyergap kita."
"Hmm... Pendapat yang brilian, Saudara Zhongda." Mendengar itu, Kongming tersenyum menyambung, "Liang... sangat mengagumi."
Sima Yi mengernyitkan matanya ke arah Zhuge Liang, menahan diri selama dua detik, lalu melontarkan dua kata yang kurang sopan: "Pergi sana~"
"Hehehe... *batuk*... *batuk-batuk*!" Ji Mo awalnya memandang kedua sosok itu dengan tatapan fujoshi sambil tertawa kecil, namun tawanya segera berubah menjadi batuk parah.
"Err..." Cang akhirnya menyambung dengan canggung, "Baiklah, sesuai saran Penasihat Militer Sima, saya akan segera menggunakan teknik penyuaraan untuk menginformasikan ke seluruh pasukan."
……
Di sisi lain, di bawah Kota Guzhi, Panggung Seni Perang Tanpa Tanding.
Padang Gurun Tanpa Tanding, bulan pucat menggantung di langit.
Hari ini, pertempuran dahsyat yang mengguncang langit-bumi dan membuat para dewa menangis akan segera dimulai di sini.
Sang Kaisar Pengaba Langit, Raja Semesta Alam, Ular Iblis Tanpa Tanding.
“Salah satunya adalah Dewa Penghancur yang meremehkan makhluk fana, yang kedua adalah Iblis Es yang kejam dan sombong, dan satu lagi… adalah Ular Berkepala Delapan dengan kekuatan yang tak terukur.”
Ketika mereka muncul di tempat yang sama, di dalam hati masing-masing… aura pembunuhan yang berasal dari insting biologis bawaan telah mulai berkobar.
“Apakah maksudmu mengalihkan perhatianku ke sini dengan susah payah hanya agar aku bertemu dengan mereka?” Qi Tiandi menundukkan pandangannya ke Urahara Kisuke, sikapnya masih menunjukkan ketenangan dan keagungan.
“Hehe… Hougyoku sudah kuberikan kepada Yuan Lu Zhi.” Urahara juga bukan orang yang bisa diremehkan, langsung mengarang kebohongan, “Jika kau mau, langsung saja minta padanya.”
“Oh?” Qi Tiandi juga tidak bodoh, tahu bahwa Urahara sedang berbohong, tapi dia malas membongkar kebohongan itu karena… kesabarannya sudah habis, “Artinya… kau sudah tidak berguna lagi.”
Sebelum kata-katanya selesai, pupil mata Urahara sudah menyempit, ekspresinya berubah drastis.
“Lari!” Feng Bujue meneriakkan kata itu sambil mengaktifkan 【Teknik Spiritual Awareness Body Convergence - Modifikasi】, menjauh dari Urahara.
Sementara Urahara sendiri sebenarnya sudah bergerak sesaat sebelum Jue Ge bersuara.
Aura pembunuhan dewa bisa disamakan dengan serangan energi fisik. Orang biasa mungkin akan mengalami gangguan mental bahkan mati seketika merasakan energi ini. Tapi… Urahara Kisuke bukanlah orang biasa. Oleh karena itu, saat merasakan aura ini, dia langsung bereaksi.
【Teleportasi】，adalah teknik gerak yang sangat superior. Dengan tekanan spiritual Urahara dan pengalamannya, selama dia tidak menghemat kekuatan spiritual dan melarikan diri sepenuh tenaga, kecepatannya takkan kalah dari Burter dari Tim Ginyu (yang mengklaim diri sebagai tercepat di alam semesta).
Namun...
"Tangan Dewa."
Qi Tiandi melafalkan nama jurus dengan tenang, lalu tubuhnya berkedip dan tiba-tiba sudah berada di depan Urahara.
Dalam kilatan listrik dan percikan api, telapak tangannya menyambar.
Dor——
Darah, menyembur.
Tubuh, lenyap.
Tak ada jeritan kesakitan, tak ada perubahan ekspresi mendadak, bahkan tak ada kesan ketakutan. Karena... semua ini terjadi terlalu cepat. Lebih cepat dari suara, lebih cepat dari penglihatan, bahkan lebih cepat dari pikiran manusia.
Jurus jarak dekat Qi Tiandi, pasti membunuh dalam satu serangan, mengguncang seluruh ruangan.
Dua puluh lebih anggota Pasukan Ultra Dimensi yang hadir, termasuk Feng Bujue, tak satu pun bisa melihat gerakan lawan.
Tapi, Freezer dan Yuan Lu Zhi... melihatnya.
"Ini mustahil..." keringat dingin mengalir di wajah Freezer, hatinya bergumam, "Dia harus kubunuh di sini... Tak boleh dibiarkan hidup."
"Hmph... Ha ha ha..." Di sisi lain, Yuan Lu Zhi justru tertawa terbahak, "Sempurna. Yang kutunggu-tunggu adalah lawan sepertimu."
"Lawan?" Qi Tiandi menoleh sambil memandang sinis ke Yuan Lu Zhi, "Makhluk jahat dari dimensi lain, berani menantang otoritas dewa?"
"Justru karena kau dewa..." Yuan Lu Zhi mengangkat 【Sempurna Tak Bercela】, menunjuk ke Qi Tiandi, "membunuhmu punya arti."
"Hm?" Ekspresi Qi Tiandi berubah, "Mungkinkah... Hogyoku benar ada padamu?" Melihat kepercayaan diri Yuan Lu Zhi, dia menduga lawannya mengandalkan Hogyoku.
"Wahahaha..." Yuan Lu Zhi tertawa, "Raja ini memang tahu lokasi Hogyoku. Urahara Kisuke adalah orang pintar, dia menyimpan harta itu... di dalam entitas spiritual 'seseorang'." Dengan nada angkuh dia berkata pada Qi Tiandi, "Tapi... menggunakan benda untuk meningkatkan kekuatan bertentangan dengan prinsip Raja ini, jadi aku tak pernah menyentuh Hogyoku."
Sebenarnya, Yuan Lu Zhi salah paham. Alasan Qi Tiandi meminta Hogyoku bukan untuk meningkatkan kekuatan diri, tapi untuk keperluan lain. Tentu saja, Qi Tiandi tak akan menjelaskan pada siapapun, karena dewa... sudah terbiasa disalahpahami orang biasa.
"Hmm..." Mendengar itu, Qi Tiandi berbalik dengan tenang, menatap Yuan Lu Zhi, "Baik, aku menghargai Kesendirian yang Agung-mu ini." Sambil berkata demikian, dia mengangkat telapak tangan, "Tapi aku penasaran... apakah kau punya kekuatan yang setara dengan sikap itu?"
Melihat energi terkumpul di telapak tangan Qi Tiandi, Yuan Lu Zhi tak mau lengah. Segera dia melepaskan kekuatan: "Dewa dari Enam Surga... jika kau ingin melihat, Raja ini akan memuaskanmu..."
Sambil berbicara, Yuan Lu Zhi telah mengangkat 【】 dengan kedua tangan, berteriak: "Resurrección - Yamata no Orochi!"
