"Hah? Itu... Itu Raja Frieza!" Beberapa saat kemudian, di luar barrier Sungai Api, Dong Zhuo dan Taira no Kiyomori yang sedang ragu dengan rencana selanjutnya melihat Freezer lewat. Reaksi mereka sangat seragam - cepat-cepat mengikuti kabur, "Raja Frieza, tunggu kami!"
Kedua NPC ini tidak mendengar dialog antara pria misterius dengan Feng Bujue. Mereka juga tidak tahu urusan Yuan Lu Zhi asli dan palsu. Tapi bagi mereka... dimensi alternatif ini sudah tidak bisa ditinggali lagi. Mengikuti Freezer pergi adalah satu-satunya jalan keluar.
……
Pada saat yang sama, selatan Kota Guzhi.
"Daji! Mengapa teknik menghidupkan gagal? Pasukan kita menderita kerugian besar. Jika ini berlanjut..." Date Masamune berlari masuk ke Aula Utama, berteriak menyampaikan kabar buruk siap menuntut penjelasan Daji.
"Sudah selesai..." Daji menjawab dengan tatapan dingin, suaranya pelan, "Semuanya... sudah selesai..."
"Apa maksudmu? Di saat seperti ini, kau harus semangat!" Date tidak mengerti ucapan Daji, "Selama Yuan Lu Zhi masih ada, pasukan kita tidak akan kalah! Bukan begitu?"
“Yang Mulia Orochi... sudah sejak lama... ah...” Barusan, Daji terus memantau situasi di bawah Kota Guzhi melalui sihir siluman, sehingga mengetahui segalanya, “Singkatnya... baru saja, pria yang selama ini menyamar sebagai Yang Mulia Orochi, mencabut semua barrier dan sihir di Kota Guzhi.” Ia menahan dahi dengan satu tangan, “Saat ini kekuatan pasukan dan moral pasukan kita sedang dalam posisi inferior, jika kehilangan kemampuan menghidupkan lagi, dalam sekejap pasti akan kalah...” Bagaimanapun Daji adalah strategis pasukan siluman, di saat seperti ini, bagaimana perkembangan situasi dan strategi apa yang paling tepat, dalam hatinya masih ada perhitungan, “Date, saya menyarankanmu... cepatlah menyerah, terhadapmu... mereka tidak akan membabat habis. Sedangkan saya... akan mencari cara sendiri.”
“Apa yang kau bicarakan...” Ekspresi Date tercampur keheranan dan keraguan, “Pria penyamar Orochi? Sebenarnya apa yang terjadi pada Orochi?”
Boom——
Tiba-tiba, suara ledakan keras memutuskan kalimat yang belum selesai.
Di dalam kota, energi dahsyat meledak, ledakan cahaya merajalela, bumi berguncang dan kota bergoyang.
【Vortex Dewa】, dengan kekuatan momentum yang menghancurkan segalanya... membalikkan langit-langit seluruh Kota Guzhi.
“Itu... apa?” Date yang hampir terjatuh oleh guncangan energi menoleh ke arah luar aula utama sambil bergumam.
“Qi Tiandi...” Ekspresi Daji berubah, bergumam pelan, “Hmm... Jika bisa membelot ke dia... maka saya akan selamat.”
……
Di sisi lain, Panggung Pertarungan Wushuang.
“Feng Bujue, lebih baik kau berhenti di sini…” Pria misterius yang sudah diinjak-injak wajahnya oleh Jue Ge namun tak bisa melawan, merasa sangat kesal, “Meski tak bisa membunuhmu langsung, tapi aku masih bisa menghancurkan seluruh ruang ini untuk membunuhmu secara tidak langsung...”
“Cuma membuat karaktermu mati sekali saja kan?” Feng Bujue menyela, “Metode tidak langsung semacam itu... tak bisa merusak data-ku secara permanen, bukan?”
“Hmm... benar.” Pria misterius enggan menjawab tapi terpaksa mengakui.
“Hehe…” Hingga saat ini, Bujue sudah yakin bahwa "Prosedur Khusus F" yang disebut lawannya benar-benar ada. Semakin menjadi-jadilah sikapnya, “Ngomong-ngomong, sebutkan namamu dan informasi dasarmu.”
Dengan enggan pria itu menjawab: “Namaku adalah——【Yin Feiniet】 (infinite), produk akhir 'Proyek Evolver', wujud materialisasi dari gugus data berprogram 'Tak Terbatas'.”
“Bagaimana cara efektif membunuhmu?” Feng Bujue langsung mengejar.
Ekspresi Yin Feiniet berubah drastis: “Ada tiga cara untuk membunuhku sepengetahuan saya... Pertama, hancurkan aku sepenuhnya di dunia naskah tanpa menyisakan debu; Kedua, melalui metode format saat di pelaya...”
Kriiit...kriiit——
Tiba-tiba suara gangguan elektrik memotong ucapan Yin Feiniet. Tubuhnya tiba-tiba menjadi kabur.
Sesaat kemudian, celah ruang-waktu muncul di belakangnya. Aliran cahaya matriks menjulur seperti tentakel, membelit tubuh Yin Feiniet yang telah termaterialisasi menjadi data.
Sedangkan Jue Ge... terkena pengaruh gaya tolak dan terpental ke belakang.
"...Server...kriiit...lapisan...krii...permukaan..." Saat Infinite ditarik masuk ke celah, suaranya masih terdengar meski terputus-putus dan tak jelas.
Sekitar lima detik kemudian, Infinite sepenuhnya menghilang dari ruang quest ini dan menyelinap ke lapisan data lain; celah yang dibukanya... dengan cepat menutup dan lenyap.
"Hmm..." Feng Bujue mendarat dari udara, berdiri tegak sambil bergumam, "Masih ada trik ini..." Ia mendengus dingin, "Hmph... Daripada terlalu banyak informasi terkuak di sini, lebih baik kabur paksa dari quest..."
"Kau terlihat santai saja." Suara Ruo Yu segera bergema dari belakangnya, "Tidakkah kau merasa membiarkannya pergi begitu... sangat berbahaya?"
"Tidak ada yang berbahaya atau tidak..." Feng Bujue berbalik badan, bergumam berat, "Semuanya sudah takdir."
Aura "dukun" Jue Ge muncul lagi. Dengan tangan kiri menopang siku kanan dan tangan kanan memegang dagu, ia berkata dengan nada penuh teka-teki: "Menurutmu... keikutsertaan kita dalam quest ini yang kebetulan bersamaan dengan rencana akhir Infinite di ruang ini... apakah kebetulan? Dan keberadaan 'Rencana Khusus F' ini..." Tawa seramnya menggema, "Kurasa... 'seseorang' telah memprediksi kejadian hari ini sejak lama lalu, lalu menyisakan mekanisme pengaman."
"Ruo Yu terdiam beberapa detik setelah mendengar itu, lalu menjawab, \"Kalau begitu, memang tidak ada yang perlu dipikirkan lagi.\" Saat mengucapkan itu, aura pembunuhan tiba-tiba muncul di antara alisnya, \"Lanjutkan mode permainan pembantaian... mari kita tentukan siapa yang lebih unggul.\""
\"Hei... kamu sudah yakin...\" Feng Bujue benar-benar tidak menyangka lawannya bisa langsung menerima settingan ini dan melupakannya seketika, \"Kamu juga dengar pengumuman kematian Xiao Tan dan Qisha, kan? Entah mereka bertemu di jalan sempit lalu bertarung sampai mati bersama; atau dibunuh oleh Hua Jian yang memanfaatkan momentum...\" Dengan penuh kewaspadaan ia mundur setengah langkah, melanjutkan, \"Bagaimanapun... kematian mereka sudah menjadi fakta yang tak terbantahkan... Dalam situasi ini, kita berdua sebagai dua pihak terkuat dari tiga orang yang tersisa, tidakkah sebaiknya... membunuh Hua Jian dulu sebelum menentukan pemenang?\""
\"Maksudmu...\" Ruo Yu menyambung, \"Jika kita saling membunuh atau sama-sama terluka parah di sini, akhirnya Qin Qin yang akan memetik keuntungan, jadi tidak worth it ya?\"
\"Ya, begitu maksudku,\" jawab Feng Bujue.
\"Hmph... Lalu apa?\" Ruo Yu menunjukkan senyuman sinis yang jarang terlihat.
\"Ha?\" Jue Ge bergumam, \"Hey... Apa ini masih bisa dimainkan dengan baik... Apa kamu sengaja ingin Nona An menang?\"
\"Tak perlu lagi mencoba mempengaruhiku,\" Ruo Yu menjawab dingin. \"Siapa yang menang atau kalah, tak ada yang tahu sampai akhir.\" Sambil berkata demikian, ia sudah menghunus pedangnya, \"Di sini dan saat ini, aku tidak ingin, dan tidak akan... mengikuti pola pikirmu bertindak.\"
“Sial…” Di titik ini, Feng Bujue juga menyadari pertarungan ini tak terhindarkan, “Baiklah…” Ia mengeluarkan 【Blade Penembus Pertahanan】, bersiap menghadapi musuh, “Sepertinya kau ingin menebus kekalahan di pertempuran dulu di Panggung Pertarungan Wushuang ini ya…”
“Pertempuran dulu” yang dimaksud Jue Ge tentu pertarungan satu lawan satu melawan Ruo Yu di akhir arc Perang Mainan. Saat itu, dengan jurus 【Southern Cross Flying Dragon Fist】 dalam kondisi Doumo, ia berhasil mengalahkan jurus 【Tujuh Nuansa Embun Beku】 milik Ruo Yu.
Namun… hari ini, kemampuan kedua belah pihak telah mengalami perubahan besar.
Kali ini, Feng Bujue tak lagi memiliki skill Kedatangan Dewa Iblis, juga tidak membawa 【Southern Cross Flying Dragon Fist】 karena telah menguasai 【Wild Ball Punch LV10】 yang jauh lebih mengerikan sebagai jurus pamungkas; Sementara jurus terkuat Ruo Yu telah berganti menjadi 【Pembunuhan Bipolar】(Catatan: 【Pembunuhan Bipolar】 adalah skill epiphany yang diperoleh saat Spesialisasi Bertarung Ruo Yu mencapai Level S, terbentuk dari penggabungan dua skill Level A 【Embun Beku Tujuh Perasaan】 dan 【Salju Terbang Musim Panas】).
Bagaimana hasil pertarungan dua pemain Top-Tier yang kembali berhadapan satu lawan satu ini?
