Saat Ruo Yu bangkit dari kapsul game, pandangannya langsung menangkap sosok Jue Ge yang sedang duduk di sofa.
Ekspresi Feng Bujue saat itu menunjukkan alis yang sedikit berkerut, tatapan yang dalam, dan mimik serius... persis seperti penampilan fisikawan teoritis yang sedang bekerja.
"Apa yang kau lakukan?" tanya Ruo Yu bahkan sebelum kakinya sepenuhnya keluar dari kapsul game.
"Berpikir..." jawab Feng Bujue tanpa menoleh.
"Memikirkan apa?" sambung Ruo Yu.
"Tentang... yang tadi... dan sekarang..." Jawaban Feng Bujue terdengar samar, "...hal-hal yang telah terjadi dan sedang berlangsung."
"Kebetulan aku ingin bertanya..." Ruo Yu menyambung, "Apa sebenarnya yang terjadi sebelumnya? Serangan uji coba seperti itu... meski tanpa membuka Spiritual Awareness Body Convergence Technique, harusnya bisa kau hindari."
"Aku juga tidak begitu paham..." Jue Ge merenung, "Jika mengingat-ingat kembali, saat itu sepertinya ada energi yang meresap ke tubuhku dari belakang. Sejak saat itu, aku tak bisa bergerak." Tangannya mengusap dagu sambil berpikir, "Yang agak aneh adalah... aku sama sekali tidak merasakan kedatangan energi itu sebelum kontak terjadi."
"Hmm..." gumam Ruo Yu sambil merangkak keluar dari kapsul game, "Kalau dipikir-pikir... saat itu aku juga tidak melihat reaksi perubahan energi di sekitarmu..."
"Oh?" Ekspresi Feng Bujue berubah halus, "Artinya..." Otaknya langsung memfilter ribuan hipotesis, lalu menyaring satu konklusi dengan probabilitas tinggi dari sisa deduksi, "Hehe... Sepertinya aku mengerti." Tiba-tiba ia tersenyum, "Pantas saja..."
"Bukan apa?" Ruo Yu bertanya sambil sudah berada di samping Feng Bujue.
"Makanya setelah keluar dari kapsul game, aku merasa seluruh tubuh tidak enak," lanjut Feng Bujue.
Ruo Yu menampakkan keraguan, "Maksudmu... energi yang kau sentuh dalam game itu membuatmu tidak nyaman di dunia nyata?"
"Tepat." Feng Bujue menjawab dengan serius, "Faktanya, pengaruh energi itu semakin jelas setelah keluar dari kapsul game." Ia tersenyum, "Awalnya kukira ini sindrom otomatisme mental akibat gangguan jiwa reaktif, lalu kuduga mungkin karena makan sarapan berlebihan... Tapi setelah kau bilang tadi, aku paham... Di panggung pertarungan itu, pasti ada makhluk 'melampaui dimensi game' yang menjebakku. Makanya sekarang..."
Jue Ge mengambil napas dalam-dalam dengan ekspresi bahagia sebelum melanjutkan, "...Aku sampai tidak bisa menahan diri..."
Ruo Yu memandang perubahan ekspresinya selama dua detik, "Kamu yakin ini bukan gejala gangguan jiwa?"
"Bukan." Arthas yang tidur di ujung sofa menyela sebelum Jue Ge sempat menjawab, "Dia bicara jujur, meong." Kucing itu menguap, "Coba pakai penglihatan spiritualmu untuk melihatnya."
Ruo Yu ragu-ragu namun tetap melakukannya. Hasilnya, dia melihat...
"Bagaimana bisa begini..." Beberapa detik kemudian, wajah Ruo Yu telah berubah sangat pucat.
"Apa yang terjadi padaku?" Feng Bujue membaca kekhawatiran dan keheranan di wajah lawannya, "Rasanya tidak baik..."
Ruo Yu menjawab: "Kudengar dari paman buyut (Gu Chen)... Akar tulangmu tidak lurus. Meski berbakat luar biasa, kecepatan kultivasimu tidak akan jauh melebihi orang-orang berbiasa. Dan sangat mudah kesurupan..." Saat mengucapkan ini, matanya masih menyapu Feng Bujue seperti melihat monster, "Salah satu alasan aku pindah ke sini adalah untuk mencegah hal itu. Tapi sekarang..."
"Kau sudah jadi iblis, Meong." Arthas menyela dialog lagi.
"Hah?" Feng Bujue heran, "Aku sudah resmi masuk jalan iblis?" Ia menunduk melihat kedua tangannya, "Kalau begitu tingkat kemampuanku sekarang pasti sudah melonjak drastis?"
"Sama sekali tidak..." Ruo Yu langsung membalas, "Sebaliknya... Kekuatan spiritual yang kau kumpulkan selama lebih dari setengah bulan ini sudah lenyap tak bersisa. Meski kesadaran spiritual masih ada, tapi kultivasi praktis musnah."
"Hey... Ini benar-benar mengecewakan... Teori 'ribuan tahun bertapa tak berarti dibanding satu pikiran jadi iblis' cuma duangduangduang ya!" Feng Bujue melototkan tatapan ikan mati, mengeluarkan keluhan dengan nada terkejut.
"Aku juga merasa aneh..." Ruo Yu berkata, "Secara logika seharusnya tidak seperti ini..." Tanpa sadar dia mengangkat satu tangan, mengusap bibir bawahnya dengan jari telunjuk, "Setelah masuk ke kondisi iblis malah turun ke tingkat orang normal... Benar-benar belum pernah terdengar sejak zaman kuno."
"Tidak, tidak..." Feng Bujue menggelengkan kepala, "Aku yakin..." Dia mengangkat kedua tangannya membuat gerakan tanda kutip, "Aku pasti tidak kembali ke 'tingkat orang normal'."
"Oh?" Ruo Yu menanggapi, "Dasarnya apa?"
"Saat ini juga..." Ekspresi serius seperti orang sembelit muncul di wajah Feng Bujue, "Aku bisa merasakan... Bumi sedang berputar."
"Wo~de——F***?" Arthas terkejut, "Kamu yakin ini bukan gangguan pencernaan?"
Sebenarnya Arthas juga tidak sepenuhnya memahami kondisi Jue Ge, tapi dia bisa menangkap kesan... Pasti ada "entitas tingkat tinggi" yang mempengaruhi Feng Bujue.
Masalahnya... Efek konkret dari pengaruh ini, mungkin hanya si pemberi pengaruh yang tahu.
"Inikah yang kamu sebut 'senang sampai tak bisa mengendalikan diri'?" Ruo Yu mengernyitkan matanya, memandang Jue Ge dengan tatapan aneh.
Feng Bujue melanjutkan, "Aku juga bisa merasakan dengan jelas kerja semua organ tubuh... Aliran cairan tubuh, sirkulasi gas, bahkan beberapa substansi semi-padat..."
"Cukup, aku tahu maksudmu. Bisa lewati bagian ini?" Ruo Yu memotong.
"Masih ada..." Feng Bujue melewati bagian tentang sistem pencernaan, "Jika aku memusatkan perhatian sepenuhnya pada suatu area tertentu, aku bisa melihat melalui—'prinsip operasional benda-benda fisik di area itu'."
"Bisa beri contoh?" Ruo Yu tidak sepenuhnya memahami gejala ini.
"Seperti kemampuanku melihat aliran data cahaya di dunia game..." jawab Feng Bujue, "Tapi di dunia nyata tidak ada rekaman visual biner seperti itu. Yang kulihat lebih konkret..." Sambil berbicara, ia berdiri dan menuju TV. Tiga puluh detik kemudian, ia membawa kotak TV rumahnya (di tahun 2055, kotak TV telah menjadi hub streaming media dengan N fungsi, struktur mekaniknya sangat kompleks), "Ambil contoh benda ini..." Sebelum selesai bicara, ia sudah melempar kotak TV ke lantai berkali-kali hingga pecah berantakan, komponen-komponennya berserakan (teknologi tinggi biasanya memiliki sisi rapuh), "...Meski aku tak pernah mempelajari pengetahuan teknik tinggi, sekarang...aku bisa memperbaikinya."
"Hmm...aku percaya." Ruo Yu langsung menjawab tanpa berpikir.
"Eh?" Feng Bujue terkejut, "Aku belum mulai memperbaikinya..."
"Kerusakan yang jelas di luar ketentuan garansi seperti ini, biaya perbaikannya mahal. Kalau beli baru lebih mahal lagi..." sambung Ruo Yu, "Dari kondisi finansial dan gaya khasmu, pasti kamu sudah punya 100% keyakinan bisa memperbaikinya sebelum berani menghancurkannya..."
"Hmm……" Feng Bujue tak bisa membantah.
"Bagaimanapun... kamu perbaiki dulu di sini saja..." kata Ruo Yu sambil berbalik menuju kamarnya, "Aku akan menelepon paman buyut untuk menanyakan... cara terbaik menangani kondisimu."
"Oh…" Feng Bujue mengangguk, lalu teringat sesuatu, "Eh~ ngomong-ngomong, bagaimana kelanjutan mode permainan pembantaian? Siapa yang MENANG?"
"Akulah pemenangnya." jawab Ruo Yu, "Tak lama setelah kamu mati, aku langsung menuju Kota Guzhi. Saat itu... dua faksi di kota telah membuat kesepakatan dengan Qi Tiandi - pihak pertama menyerahkan Hougyoku dan menghentikan perlawanan, sementara pihak kedua memberi mereka jalan keluar dan menggunakan kekuatan Hougyoku untuk mengembalikan semua ruang-waktu ke posisi semula." Ia menoleh, "Perkembangan ini jelas merugikan Qin Qin... Setelah para NPC pergi, dia kehilangan sandaran kekuatan. Akhirnya, dengan persiapan minim, dia menghasut beberapa NPC untuk mengepungku. Dengan keunggulan kekuatan, kupenggal kepalanya di tengah kekacauan dan mengakhiri game."
"Hmm…" Feng Bujue mengangguk, "Kau benar-benar tak punya hati ya... Begitu saja pada pacarmu sendiri……"
Bang——
Ucapan sampahnya belum sempat meluncur tuntas ketika Ruo Yu sudah masuk kamar tidur sambil membanting pintu.
"Gagal menggoda Meong~" Arthas langsung mengejek dengan suara kucing di detik berikutnya.
"Selain mengejek dan mencelaiku, apa tidak ada hal lain yang kaulakukan sehari-hari?" Feng Bujue menatap tajam sambil membelalak.
"Kalau begitu, aku akan bicara hal lain..." Arthas mengalihkan topik dengan nada serius, "Meski aku juga tidak tahu persis apa yang terjadi padamu, dari sudut pandangku, ini adalah hal yang baik."
"Ha... Kemampuanku habis tercerai-berai, masih disebut baik?" Feng Bujue bertanya.
"Tahu artinya 'hancur sebelum bangkit kembali, Meong?" kata Arthas.
Feng Bujue tersentak dalam hati: "Huo~ Maksudmu..."
"Jika dirimu sebelumnya diibaratkan mangkuk, sekarang kau seperti danau." Arthas melanjutkan, "Kekuatan spiritual yang kau kumpulkan selama setengah bulan kultivasi itu hanya setetes air di dasar mangkuk. Saat mangkuk berubah jadi danau, setetes air itu... tentu tak terlihat lagi."
"Kedengarannya hebat..." sambung Feng Bujue, "Lalu perubahan pada tubuhku ini juga hasil dari 'hancur sebelum bangkit kembali'?"
"Sepertinya..." jawab Arthas, "Aku juga tak tahu pasti kekuatan apa yang kau dapatkan. Tapi... dari sudut pandangku sebagai iblis, meski enggan mengaku, tingkat pencapaianmu sekarang... sudah melebihiku."
"Kalau begitu, haruskah kau menampakkan wujud asli, bersujud, dan memanggilku Tuan Feng Bujue?" Feng Bujue menyeringai.
Percakapan mereka pun berakhir dengan seorang pria terlempar ke lantai oleh satu sabetan cakar...
