Dua puluh menit kemudian, pusat komando Aliansi Silou.
"Hmm... Cuma segini?" Feng Bujue telah menyelesaikan materi dari Dr. Biubiu.
Doktor bertanya, "Eh? Sudah selesai?"
Feng Bujue bukan sekadar membaca. Selama proses itu, ia bahkan telah merancang metode yang hampir sempurna.
"Ya." Jue Ge menjawab dengan tenang, "Aku memperkirakan..." Ia mengusap dagunya sambil bergumam, "Jika aku diberikan wewenang komando Aliansi Sıloulue, dan semua polisi negara Federasi bekerja sama sepenuhnya denganku, maka... dalam sekitar lima belas minggu galaksi, aku bisa menghabisi semua penjahat super dalam dokumen ini."
Doktor biubiu langsung terkejut mendengar pernyataan ini: "Ini..." Ia tak tahu bagaimana menanggapi Tuan Poker Xia. Dari sudut pandang pribadi sang Doktor, ini jelas omong kosong, namun ia juga merasakan Feng Bujue tidak sedang bercanda.
"Oh, tentu saja." Ucap Jue Ge belum selesai, "Yang kumaksud 'menghabisi', bukan 'menangkap hidup-hidup'. Kalau harus menangkap semua, waktu yang dibutuhkan jauh lebih lama. Dan menurut analisaku... beberapa dari mereka lebih memilih bunuh diri daripada ditangkap."
"Be...begitukah..." Doktor biubiu menjawab terbata-bata, "Eh... Poker Xia, kurasa... jangan terburu-buru menghabisi semua target sekaligus, lebih baik kita tangani satu per satu..." Ia mengusulkan jalan tengah, "Pilih satu target secara acak dulu, jelaskan rencanamu untuk menghadapinya."
Feng Bujue tentu paham, ini ujian dari Doktor. Ia sepenuhnya mengerti tindakan semacam ini. Bagaimanapun dirinya hanya pahlawan tingkat kota pendatang baru. Tiba-tiba datang ke planet mereka, mengklaim bisa menyelesaikan masalah yang bertahun-tahun tak terpecahkan hanya dalam setengah hari - siapa yang mau percaya?
"Bahkan level kota saja tidak, bahkan jika pahlawan tingkat galaksi atau alam semesta datang, belum tentu bisa melakukan ini. Karena pekerjaan ini... bukan soal bisa bertarung. Yang dibutuhkan adalah kemampuan pengumpulan informasi, strategi, perhitungan, dan komando, plus terkait efisiensi eksekutor akhir di planet ini."
"Baik, mari kita mulai dari..." Feng Bujue berpikir beberapa detik, bersiap memilih target terdekat dari data untuk disingkirkan terlebih dahulu.
Namun, tepat di saat ini.
Didi——Dengan dua bunyi darurat, wajah Polisi Man muncul di layar pusat komando.
"Doktor, ada masalah di sini." Polisi Man berbicara dengan ekspresi tegang ke layar komunikasi.
Doktor biubiu segera mendekati layar: "Apa yang terjadi? Polisi Man."
"Kami menemukan Quirk di reruntuhan markas..." jawab Polisi Man, "Dia masih hidup, dan... ada makhluk tak dikenal di sampingnya yang juga tidak terlihat seperti manusia biasa."
"Apapun itu..." Backflip Man muncul di kamera, "Dari kondisi lapangan, kemungkinan besar dia sudah ada di zona ini sebelum pengeboman. Artinya, seperti Quirk... selamat dari ledakan itu."
Polisi Man menambahkan: "Hard Man menduga makhluk tak dikenal itu mungkin adalah..."
"...'kekuatan yang cukup menghancurkan seluruh planet' seperti yang diklaim Quirk." Feng Bujue menyambung kalimat mereka dengan nada tegas.
“Hm... Benar.” Polisi Man menjawab dengan serius, “Intinya, kami sudah mendaratkan pesawat dan bersiap untuk mendekati lokasi dengan berjalan kaki. Jadi kami memberi tahu kalian dulu untuk berjaga-jaga.”
"Berjaga-jaga" yang dia maksud adalah skenario terburuk di mana dia, Hardman Man, Si Cacat Wajah, dan Backflip Man—keempat orang itu—tewas terbunuh.
Meski menurut mereka kemungkinannya sangat kecil; kehadiran Hardman Man memberi mereka kepercayaan diri yang cukup. Tapi... kekuatan tempur pihak Quick memang sulit diprediksi...
Quick sendiri sudah sangat kuat, itu sudah pasti; sedangkan makhluk tak dikenal itu, jika benar memiliki kekuatan "mampu menghancurkan planet", setidaknya levelnya setara pahlawan tingkat planet. Dengan perhitungan ini, situasi menjadi mengkhawatirkan.
Maka Polisi Man yang hati-hati itu pun menghubungi markas terlebih dahulu. Jika benar terjadi "skenario terburuk", Doktor dan tim bisa segera meminta bantuan Liga Super Semesta.
“Baik, saya paham.” Setelah jeda beberapa detik, Doktor Biubiu menjawab dengan suara serius khasnya yang bergema, “Jangan lupa bawa video communicator agar kami bisa memantau situasi lapangan.”
“Itu yang sedang saya lakukan.” Saat Polisi Man berkata demikian, kamera ikut bergerak mengikutinya, menunjukkan bahwa dia sedang menggunakan communicator portabel untuk berkomunikasi dengan markas.
……
Di saat yang sama, di atas tanah hangus...
“Kamu adalah 'Mayat Kanibal Gila' itu ya……” Dialog Quirk dengan makhluk misterius itu masih berlanjut, “Benar-benar sosok yang arogan…” Ia mendengus dingin, “Hmph… Begini caramu berbicara dengan tuanmu?”
“Ha… Hahahaha…” Makhluk itu tertawa terbahak-bahak selama beberapa detik sebelum menjawab, “Quirk, kalau bukan karena aku masih melihat nilai guna padamu, saat ini kau sudah menjadi hidangan pembuka.” Wajahnya yang membusuk tiba-tiba terlihat mengerikan, “Kuberitahu… Aku sudah sangat… sangat lapar… Bahkan aku sendiri heran, kenapa belum juga menerjang dan menelanmu bulat-bulat.”
“Hmm——” Quirk mundur setengah langkah, bergumam pelan. Rasa takut yang sempat tertahan itu kembali menyala oleh aura tak berwujud yang dipancarkan lawannya.
"Dengarkan, kamu yang tak tahu apa-apa, hina, cacat, orang Slou..." Makhluk itu menggerakkan tubuhnya seperti pemanasan, "Asal usulku jauh lebih tua dari yang kau bayangkan. Nama pertamaku telah lama dilupakan alam semesta ini. Sebutan 'Mayat Kanibal Gila' hanyalah legenda membosankan di planetmu. Seperti di planet lain yang pernah kukunjungi, manusia selalu memberi julukan serupa... 'Pemangsa Hidup', 'Kutukan Mengerikan', 'Makhluk Peminum Darah'... Nama-nama ini mencerminkan ketakutan mereka, sekaligus menggambarkan perbuatanku. Tapi... Jika harus memberi nama yang pantas, aku lebih suka disebut——【Dewa Mayat Darah】."
Dewa Mayat Darah menatap langsung ke arah Quirk: "Quirk, jika kau pikir... menyelamatkanku dari segel lalu bisa jadi tuanku, itu salah besar. Lebih baik kau sadar diri... Jangan mengira modifikasi oleh 'Kurs' di 'Kapal Dark' membuatmu jadi entitas tinggi." Ia berhenti sejenak, "Level kita terlalu jauh berbeda. Bersyukurlah bisa jadi budakku. Jika patuh, mungkin kuberi hadiah seperti... beberapa tahun lagi kuberikan satu dua planet untuk kau jadi diktator."
Tiba-tiba nadanya berubah: "Tapi... jika kau tak tahu diri..."
"Aku..." Pada detik ini, Kui Ke sudah bermandikan keringat. Ia tak tahu mengapa dirinya begitu penuh ketakutan, bahkan ingin bersujud di hadapan Dewa Mayat Darah. Namun sepertinya ia sudah menyadari jurang perbedaan antara dirinya dan lawannya, "Tidak... bawahan..." Sapaan untuk dirinya sendiri pun berubah, "...tidak berani."
"Hehehe... Bagus." Dewa Mayat Darah tersenyum. Wajahnya... justru lebih menyeramkan saat tersenyum ketimbang tanpa ekspresi, "Kalau begitu... sekarang..." Sorot matanya bergerak perlahan, menatap empat bayangan manusia yang sedang mendekat dari kejauhan, "...saatnya menikmati hidangan lezat yang datang sendiri ini."
……
Pada saat yang sama, Pusat Komando Aliansi Silou.
"Doktor, pasti masih ada pesawat lain di Aliansi kan?" Begitu melihat sosok Dewa Mayat Darah di layar besar, Feng Bujue langsung menoleh ke Doktor biubiu.
"Tentu." Doktor menjawab, "Hmm... Kau juga mau ke lokasi?"
"Ya..." Feng Bujue menjawab lesu sambil berdiri, "Berangkat sekarang juga, mungkin masih bisa sampai sebelum Hardman tewas."
"Apa... apa?" Doktor biubiu kembali terkejut oleh ucapan Jue Ge.
"Tak ada waktu untuk terkejut, Doktor." Jue Ge tetap tenang, berjalan sambil berkata, "Cepat antarkan saya ke hanggar..."
