【Feng Bujue, Level 50】
【Shiyu Ruoli, Level 47】
【Beiling Xiaogu, Level 46】
【Wang Tanzhi, Level 46】
【Shi Shang Hua Jian, Level 40】
【Pilih mode permainan yang akan dimasuki oleh tim.】
【Anda memilih Mode Latihan Peak Battle S2, harap konfirmasi.】
【Terkonfirmasi, silakan pilih penonton dalam pertarungan kali ini.】
Setelah pengumuman suara selesai, sebuah submenu muncul di layar yang menampilkan ID lima anggota tim. Feng Bujue langsung memilih dirinya sendiri.
【Terkonfirmasi, silakan atur "opsi perlindungan privasi" tim Anda.】
Opsi "perlindungan privasi" ini memungkinkan leader tim memilih "apakah akan melakukan pengaburan penampilan anggota tim" dan "apakah akan menginformasikan nama tim ke tim lawan".
Keberadaan dua opsi ini jelas sangat diperlukan...
Seperti disebutkan sebelumnya, S2 bukan hanya pertarungan fisik antar tim, tetapi juga perang intelijen. Semakin banyak kebocoran intelijen tim sebelum pertandingan resmi, semakin merugikan saat pertandingan nanti.
Jadi ketika nama tim dan penampilan anggota tim sudah diketahui orang lain, sebenarnya Anda sudah menanggung risiko.
Jangan berpikir bisa lengah dalam latihan perang... Bagaimana jika setelah pertarungan, lawan langsung membocorkan informasi di forum seperti "si anu punya skill tertentu yang perlu diwaspadai" atau "si anu punya kelemahan yang bisa dieksploitasi"?
Bahkan jika pihak lain belum melakukannya sementara, pada suatu titik waktu di masa depan... Misalnya saat rombonganmu memasuki babak final, tim-tim yang pernah bertanding denganmu kemungkinan besar akan ramai-ramai muncul dan berkata: "Hei~ tim ini sampai masuk final? Dulu kami pernah lawan mereka! Waktu itu kami juga tidak kalah banyak, ingat si anu di tim mereka yang begini begitu... bla bla bla..." Menghadapi hal seperti ini, bukankah kamu akan merasa putus asa?
Tentu saja, jika rombonganmu memang tidak mengejar peringkat apa-apa, hanya beberapa player casual yang berkumpul untuk hiburan, bersama-sama main game, pamer gaya... maka tidak masalah. Tampilkan saja, pada dasarnya kalian juga tidak punya kesempatan untuk "diteliti orang".
Dan jika rombonganmu begitu kuat sampai... meskipun banyak intelijen yang diketahui lawan, tetap bisa MENANG, maka juga tidak perlu disembunyikan.
Seperti Order, Para Dewa, Jianghu, Hongying dan guild-guild tingkat satu lainnya, hampir semuanya tidak menggunakan fungsi "privasi". Setidaknya mereka punya dua alasan kuat: Pertama, bagi studio game, meningkatkan popularitas dan pengaruh sangatlah penting, bahkan lebih penting dari turnamen itu sendiri; Kedua, nama besar mereka sendiri sudah memberikan efek mengintimidasi lawan. Pemain non-profesional bahkan semi-profesional umumnya sudah merasakan tekanan psikologis ketika melihat nama-nama tim yang termasyhur ini.
Adapun... Garis Depan Neraka...
【Dengan sosok Feng Bujue yang mesum... eh bukan... cerdik, dengan Leader Jue Ge yang cerdik memimpin, bagaimana mungkin mereka bisa membocorkan intelijen...】
【Faktanya, hingga tahap akhir penyisihan S2 (beberapa ronde terakhir penyisihan akan menonaktifkan fungsi privasi), ketika wajah asli rombongan Garis Depan Neraka akhirnya terungkap, semua orang sama sekali tidak punya kesan tentang mereka. Bahkan tim yang pernah bertarung sebelumnya tidak yakin apakah mereka benar-benar menghadapi orang-orang ini. Alasan di balik fenomena ini... akan segera diungkap...】
【Anda memilih "Pengaburan Penampilan" dan "Tidak Memberitahukan Nama Tim ke Lawan", silakan konfirmasi.】
【Terkonfirmasi, tim Anda telah masuk antrian, sedang mencari tim lain yang siap.】
【Pencocokan selesai, sedang menyinkronkan koneksi saraf, generasi skenario sedang berlangsung...】
【Loading dimulai, harap tunggu sebentar.】
Saat suara itu berakhir, tubuh Feng Bujue langsung kehilangan gravitasi, pandangannya berubah gelap gulita.
Dalam mode ini tidak ada "narasi pembukaan". Setelah keheningan sejenak, muncullah...
【Loading selesai, saat ini Anda sedang berada dalam Mode Latihan Peak Battle S2.】
【Mode ini menyediakan deskripsi quest dengan kemungkinan munculnya misi sampingan/tersembunyi dan worldview khusus.】
【Hadiah kemenangan quest: 0.02% batas maksimum poin XP saat ini】
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, dalam mode ini, "hadiah EXP, koin game, dan poin keterampilan yang diberikan sistem setara dengan mode pembantaian, namun tingkat perolehan item dan skill akan lebih rendah dari mode bertahan hidup biasa, setara dengan mode latihan pemula". Selain itu... hadiah kemenangan quest cenderung biasa saja, kemungkinan besar hanya hadiah EXP dengan rasio rendah, jarang muncul Kartu Puzzle atau peralatan.
【Deskripsi quest akan segera diputar. Permainan akan dimulai segera setelah pemutaran selesai.】
Setelah jeda sebentar, CG pembuka mulai diputar.
【Di dunia ini, ada tiga burung hitam.】
【Di dunia ini, ada tiga mata merah.】
Di tengah narasi solo vokal perempuan yang mistis dan menggema, dua tim pemain melihat langit yang kusam dan penukaran warna tak jelas.
Lebih mirip palet cat pasien rumah sakit jiwa daripada langit. Di atas latar kelabu, berbagai pola terdistorsi seperti cat minyak menyebar tak beraturan dan mengalir...
Di langit itu, benar-benar ada tiga bayangan raksasa mirip gagak berwarna hitam yang sedang berputar-putar.
【Tak ada yang bisa lolos dari buruan burung-burung itu. Tak ada yang bisa lolos dari pengamatan mata-mata itu.】
Kamera bergerak menyorot daratan tandus yang muncul dalam gambar.
Di medan berbukit dan gersang, terserak tulang-belulang makhluk aneh. Reruntuhan gedung berukuran luar biasa besar terlihat di daratan ini, setiap tumpukan sebesar setengah gedung.
【Di dunia ini, pernah ada kerajaan putih.】
【Di dunia ini, pernah ada seorang Raja yang keemasan.】
Dua kalimat monolog kembali terdengar, gambar CG tiba-tiba diselimuti warna kabur, seolah memasuki sudut pandang "kenangan".
Sekejap mata, tanah gersang berubah menjadi padang rumput subur, reruntuhan bangunan menjadi kuil dan patung megah; bahkan langit aneh itu terlihat lebih baik setelah disaputi nuansa hangat...
【Betapa makmurnya kerajaan itu, betapa luar biasanya Sang Raja.】
Di layar kini muncul banyak pria-wanita tua-muda berpakaian gaya Yunani kuno. Ada yang berjalan kaki, mengendarai kereta ditarik makhluk aneh (mirip unta tapi bertanduk di kepala, dengan lebar dan ukuran tubuh dua kali lipat unta), atau melayang di udara.
Di sekitar bangunan besar itu muncul jalanan, pasar. Pejalan kaki lalu lalang terlihat sangat ramai.
【Hingga suatu hari, Sang Raja melihat sang Dewi.】
Detik berikutnya, kamera beralih ke sebuah kuil di gunung tinggi. Skala kuil itu sebesar kota, pintu utamanya saja setinggi 20 meter. Seluruh bangunan terbuat dari batu raksasa putih polos tanpa jejak pahatan, bak karya dewa yang bukan dari dunia fana.
Setelah jeda singkat, dari pintu kuil itu keluar dengan anggun sosok yang elok.
Kamera kemudian bergerak dari jauh ke dekat, sosok itu pun semakin jelas.
Tak diragukan lagi, itu adalah wanita dengan kecantikan yang mampu mengguncang negara dan kota. Hanya melihat postur tubuh dan gaya jalannya dari kejauhan saja, sudah membuat orang berimajinasi liar. Ketika dilihat dari dekat, semakin membuat orang terpesona.
Rambutnya panjang bergelombang berwarna keemasan, sepasang mata yang cerah murni seperti danau. Balok hidung yang tinggi membentuk lekukan indah, bibir yang sensual memancarkan daya tarik mematikan.
Di balik kain tipis biru cerah yang dikenakannya, tersembunyi tubuh seksi yang menggoda. Kurva tubuhnya yang menakjubkan itu seolah ingin keluar dari balik pakaian, membuat siapa pun yang pernah melihatnya takkan bisa menghapuskan gambaran itu dari ingatan.
【Kecantikan dewi itu menyalakan api nafsu dan kegilaan dalam hati Raja. Tanpa pikir panjang, ia ingin menguasainya.】
Kamera bergeser lagi, menampilkan sosok pria. Usianya sekitar empat puluh tahun, mengenakan baju zirah keemasan megah dengan jubah merah di bahu. Postur tubuhnya gagah, wajahnya tampan memikat.
Secara objektif, ini memang pria tampan yang matang. Baik penampilan maupun daya tarik karismatiknya luar biasa, jauh di atas rata-rata.
Tapi... setelah melihat "sang dewi" tadi, kesan yang ia berikan hanyalah... manusia biasa.
【Ia menghadap dewi, berjanji akan menyerahkan singgasana Permaisuri.】
【Dewi menolak dengan dingin.】
【Ia kembali menghadap dewi, berjanji akan menyerahkan seluruh kekayaan kerajaan.】
【Dewi sama sekali tidak mengacuhkan.】
【Untuk ketiga kalinya, ia datang menghadap Dewi, ingin mempersembahkan tahta Ratu, menyerahkan seluruh negara sebagai hadiah.】
【Dewi menghina dengan ejekan.】
【Akhirnya, amarahnya meledak. Ia melancarkan Perang, berusaha merebut keinginannya dengan kekuatan fisik.】
CG kemudian beralih ke adegan perang: prajurit-prajurit gagah lengkap dengan persenjataan, pasukan penyihir berbaris rapi, ditambah monster pengepung kota, meriam raksasa, bahkan para Raksasa... Berbaris penuh semangat menuju Kuil.
Namun... Adegan berubah lagi, Perang pun berakhir.
【Mampukah tentara orang biasa melawan kekuatan Dewa?】
【Penodaan dan tantangan terhadap Dewa membawa Raja menuju jalan kehancuran.】
【Negara putih berubah menjadi tanah tandus yang hangus.】
【Raja keemasan berubah menjadi tulang-belulang di pinggir jalan.】
Saat itu, gambar tanpa disadari telah kembali ke adegan awal CG: tiga burung gagak raksasa berputar di udara, di tanah hanya tersisa reruntuhan dan tulang-tulang mayat.
【Sebelum kematiannya, Dewi datang menghadap Sang Raja.】
【"Kau dulunya Raja Yang Agung, tapi akhirnya kalah pada nafsu manusia."】
【"Keagungan orang biasa akhirnya akan terkubur waktu, kembali ke debu. Sementara kecantikan Dewi akan abadi selamanya, tak tersentuh siapa pun."】
【Ini adalah keputusan akhir, sekaligus fakta tak terbantahkan.】
【Tapi Sang Raja masih tak rela. Sebelum mati, ia meninggalkan Kutukan.】
【Yang tak bisa kudapat, takkan ada yang bisa mendapatkannya!】
Ucapan itu terhenti mendadak.
Monolog yang awalnya terdengar melankolis itu tiba-tiba menjadi penuh semangat di bagian akhir, namun terputus tepat di momen paling krusial.
Tak lama kemudian, anggota keempat dari Garis Depan Neraka muncul di samping reruntuhan bangunan, disusul suara sistem: 【Misi utama telah terpicu.】
