Begitu masuk ke ruang tamu, Feng Bujue langsung melihat kapsul game milik Ruo Yu dalam kondisi menyala.
"Hmm... Masih santai main game... Tidak khawatir sama sekali kalau aku tidak kembali..." Jue Ge bergumam sambil menatap kapsul game.
"Cuma mau hadapi hantu level ikan kecil... Lagipula ada Bao Qing yang nemenin, bisa ada masalah apa?" Arthas yang berbaring di sofa menyahut.
"Belum tentu..." kata Feng Bujue, "Jangan-jangan hantunya menyembunyikan kekuatan..."
"Kamu kan sudah pulang... Ngomong mulu." Arthas malas dengar obrolan kosongnya.
"Ya sudah~" Jue Ge mengangkat bahu, mengakhiri percakapan.
Setelah itu, dia cepat-cepat ke kamar mandi, ganti baju, lalu masuk ke kapsul game-nya.
Setelah mengatur opsi "terhubung langsung saat tertidur", dia menutup mata...
Saat membuka mata, dia sudah berada di ruang login yang familiar.
"Sial... Ternyata sudah dalam game ya..." Feng Bujue membuka menu sosial untuk cek status rekan tim, "Lagian babak penyisihan tinggal beberapa hari lagi, harus maksimalkan persiapan..."
"Waktu Jue Ge dan Bao Qing pergi menangkap hantu adalah tanggal 27 Agustus dini hari."
"Selama belasan hari sebelumnya, di bawah 'bimbingan' Feng Bujue selaku leader dan pelatih, tim Garis Depan Neraka terus berlatih dan menunjukkan kemajuan signifikan dalam kesadaran bertempur tim. Beberapa hari terakhir mereka sudah tidak mengikuti latihan perang tim lagi, melainkan fokus menyelesaikan quest normal untuk mengumpulkan lebih banyak peralatan dan skill."
"Kalau begitu..." sambil mengurus email, Feng Bujue bergumam, "...aku sendiri saja yang akan mengikuti dungeon atau semacamnya..."
"Setelah memutuskan, dia langsung mengirim email massal ke rekan tim untuk memberi tahu."
"Kemudian dia cepat-cepat menyelesaikan urusan yang menumpuk, lalu membuka menu quest..."
"Belakangan ini entah sibuk menganalisis taktik pertempuran latihan (setidaknya menurutnya sendiri) atau memimpin tim menyelesaikan dungeon tim (siapa yang memimpin masih diperdebatkan), sepertinya... sudah lama tidak main dungeon solo..." Sambil berbicara, matanya tertuju pada opsi 【mode Bertahan Hidup Solo (Mimpi Buruk)】, "Hah... sudah dipastikan pilih yang ini."
"Sebagai orang yang melihat hantu baik di game maupun dunia nyata; sebagai seseorang yang telah kehilangan rasa takut selama setengah tahun dan terlibat dalam dunia supernatural selama beberapa bulan... Feng Bujue justru merasa akrab dengan kata 'mimpi buruk'. Mode mimpi buruk sama sekali tidak memberi tekanan baginya."
【Feng Bujue, Level 50】
【Silakan pilih mode permainan yang ingin Anda ikuti.】
【Anda memilih mode Bertahan Hidup Solo (Mimpi Buruk), harap konfirmasi.】
【Terkonfirmasi, generasi skenario sedang berlangsung...】
【Loading dimulai, harap menunggu.】
"Selamat datang di Taman Horor." Suara serak dan aneh seperti modulator suara elektronik membacakan narasi pembuka.
Sebelum suara itu menghilang, Feng Bujue sudah kehilangan kendali atas tubuhnya, dan sekelilingnya berubah menjadi gelap gulita.
【Loading selesai. Saat ini Anda sedang memainkan Mode Bertahan Hidup Solo (Mimpi Buruk).】
【Mode ini menyediakan deskripsi quest, dengan kemungkinan munculnya misi sampingan/tersembunyi dan worldview khusus.】
【Hadiah penyelesaian skenario: Kartu Puzzle*2.】
【Segera akan diputar deskripsi quest. Permainan akan langsung dimulai setelah pemutaran selesai.】
Setelah pengumuman suara yang familiar, CG pembuka mulai diputar.
Kali ini, opening scene menampilkan rekaman visual dari sudut pandang orang pertama seorang karakter.
Dalam gambar yang agak kabur, pertama-tama muncul sebuah dinding putih yang sangat dekat.
"Nomor 250." Sebuah suara datang dari sebelah kiri layar.
Itu suara laki-laki yang berbicara dalam bahasa Inggris.
"Nomor 250!" Dua detik kemudian, suara itu mengulangi kalimat yang sama.
Saat itu, kamera berputar ke kiri, menampilkan tempat tidur susun, jeruji besi, dan seorang pria berseragam penjara.
"Huo~ Nomor tahanan yang didapat si tokoh utama ini benar-benar keberuntungan ya..." Feng Bujue sudah tidak tahan mencela meski baru melihat awalnya.
Sesaat kemudian, "tokoh utama" yang disebutkannya itu berdiri dan berjalan mendekati sipir penjara, sementara gambar CG secara alami mengikuti pergerakannya dari sudut pandang orang pertama.
“Ada apa, Komandan?” Nomor 250 bertanya dengan suara yang terdengar muda, seumuran dengan Jue Ge, meski dia berbicara dalam bahasa Inggris.
“Ikut aku.” Petugas penjara menjawab dengan nada tidak sabar sambil membuka pintu sel penjara.
Kemudian, layar gelap... Saat kembali terang, adegan telah melompat ke babak berikutnya.
Di sebuah ruangan sempit, Nomor 250 duduk di depan meja logam, menunggu sesuatu...
Tak lama kemudian, pintu satu-satunya terbuka. Seorang pria paruh baya berjas rapi, sepatu mengkilap, rambel belakang tersisir rapi, dan berkacamata hitam masuk.
“Wah... Jangan-jangan ini orang MIB (Tim Khusus Hitam)?” Feng Bujue langsung teringat serial film tertentu melihat penampilan lawan bicaranya.
“Anda Rudy Austin?” Pria berjas itu langsung melontarkan pertanyaan begitu duduk.
“Ya...” Nomor 250 mengaku, “Boleh tahu Anda...”
“Panggil saja Komandan.” Pria berjas menyela cepat, “Aku kemari untuk transaksi. Transaksi ini bisa kubuat denganmu atau orang lain. Paham?”
“Paham, Komandan.” Austin menjawab.
“Bagus.” Pria berjas mengangguk dingin, “Tuan Austin, Anda 24 tahun bukan?”
“Bulan depan genap 25.” Jawab Austin.
“Terlalu muda untuk narapidana hukuman seumur hidup.” Pria berjas condong ke depan, “Setuju?”
“Sepertinya transaksi ini bisa membuatku keluar penjara lebih cepat.” Austin tetap menunjukkan ketenangan, kesimpulannya juga terbilang bisa diandalkan.
“Benar.” Pria Berjas menyambung, “Isi transaksinya sederhana…” Dia berhenti sebentar setengah detik, lalu melanjutkan, “Saat ini ada proyek penelitian pemerintah yang membutuhkan sejumlah operator level dasar. Asal kamu bersedia menjadi operator proyek ini… maka dalam satu bulan, kamu akan bebas.”
Setelah mengucapkan itu, dia segera menambahkan: “Tentu saja, posisi ini memiliki risiko tertentu… bahkan bahaya maut.” Jelasnya tanpa tedeng aling-aling, “Kalau kamu selamat, hukuman puluhan tahun (kebanyakan narapidana seumur hidup yang masih muda bisa keluar penjara hidup-hidup) bisa dipersingkat jadi cuma 30 hari. Tergantung apakah kamu berani mengambil risiko.”
Austin terdiam selama lebih dari sepuluh detik sebelum bertanya, “Proyek macam apa ini?”
“Kamu tidak berhak menanyakan itu, dan aku juga tidak berhak menjawab.” Jawab Pria Berjas.
“Kamu ini siapa? FBI? CIA?” Austin kembali bertanya.
“Aku tidak mau mengulangi perkataan yang sudah kusampaikan.” Pria Berjas kembali bersikap dingin, “Aku juga tidak ingin membuang waktu di sini…” Dia berdiri dan memanggil, “Penjaga, buka pintu!”
“Tunggu!” Austin panik melihat lawan bicaranya hendak pergi, “Aku mau ikut!”
Saat ucapan itu terlontar, layar kembali gelap dan suasana berganti lagi.
“Kamu memang nekat…” Feng Bujue tak luput mencela, “Ini jelas-jelas konspirasi… Pergimu kali ini pasti sembilan mati satu hidup!”
Setelah transisi adegan selesai, sebuah koridor muncul dalam gambar.
Dinding koridor seluruhnya terbuat dari logam, perangkat pencahayaan tertanam di langit-langit dengan lampu putih yang terang, namun ruang ini memberikan kesan tertekan yang tak jelas.
Saat ini, kamera bergerak perlahan dalam "perspektif Austin" ke depan. Terlihat... di depannya ada dua pria berbaju jumpsuit oranye (bukan baju ketat, melainkan pakaian longgar satu potong), keduanya berambut cepak dan memakai borgol. Dari sini bisa disimpulkan bahwa Austin juga dalam kondisi serupa.
"Berhenti." Setelah berjalan beberapa saat, ketiganya tiba di pintu elektronik di ujung koridor. Suara segera terdengar dari belakang mereka.
Austin saat itu menoleh, lalu dalam gambar muncul tiga pria berseragam tentara spesialis lengkap dengan senjata siap tembak.
Kriiing——Hmmmm——
Beberapa detik kemudian, disertai suara katup udara dan mekanisme bergerak, pintu elektronik itu terbuka.
Terlihatlah sebuah ruang logam seluas lebih dari 100 meter persegi. Banyak staf berjas lab dan bermasker pelindung sedang sibuk bekerja di depan komputer besar yang terhubung ke dinding.
"Jalan." Setelah pintu terbuka, tentara spesialis kembali memberi perintah.
Tiga orang berbaju oranye termasuk Austin melanjutkan langkah hingga tiba di pintu logam besar di dalam ruangan.
Setelah berhenti sejenak, mereka menunggu selama satu menit. Kemudian pintu itu pun terbuka...
Namun terlihat... Di belakang pintu logam besar yang terbuka ke atas, berdiri tiga manusia dan satu makhluk tinggi tak dikenal. Makhluk asing itu ternyata pernah dilihat Jue Ge sebelumnya——【SCP-173】.
"Aku~sial~banget!" Feng Bujue langsung panik begitu melihat isi ruangan, "Transaksi apa ini! Ternyata dikibulin jadi personel Level D!"
Teriakannya tidak akan mempengaruhi perkembangan alur cerita sedikitpun...
Saat ini, Austin dan dua personel Level D lainnya jelas-jelas bersiap untuk berganti shift dengan tiga orang di dalam ruangan.
Namun tepat saat pergantian shift, seluruh lampu di ruangan... padam.
Sekitar 1.5 detik kemudian, lampu darurat merah menyala. Tapi SCP-173 di dalam ruangan... sudah menghilang dari tempatnya.
"A——" Segera setelahnya, teriakan minta tolong terdengar tidak jauh dari sana.
Kreek... Dor.
Disusul suara patahan sendi dan tubuh roboh yang sangat jelas.
Persis di momen ini, CG pembuka berakhir tanpa kesan ganjil, Feng Bujue langsung mendapatkan kendali atas tubuhnya.
