5 September, pukul sebelas lewat empat puluh menit.
Anggota Garis Depan Neraka tiba di ruang rapat Wang Tanzhi sesuai janji, bersiap untuk menghadapi pertandingan penyisihan pertama Peak Battle S2.
Meski secara perasaan waktu sepertinya hampir lewat tengah malam, tapi menurut hitungan waktu bermain dalam Mode Tidur, sebenarnya masih tersisa 200 menit penuh. Asalkan bergabung ke antrian pencocokan sebelum tengah malam, semuanya dianggap bermain "hari ini", jadi mereka tidak terburu-buru.
"Wah~ Langka sekali, hari ini Editor Dewata kita malah terlambat sepuluh menit (waktu nyata)." Memandang Hua Jian yang terakhir masuk ke ruang rapat, Feng Bujue yang berbaring seperti ikan lele di sofa mewah menunjukkan senyum menyebalkan.
Harus diakui... Sebagai ketua guild ini, leader tim, dan spesialis keterlambatan... Jue Ge adalah orang yang paling tidak berhak mengejek orang lain dalam masalah ini.
"Ini semua karena kamu tiba-tiba bilang mau buka buku baru..." Hua Jian mengernyitkan matanya sambil menatap Jue Ge, "Dua hari ini sudah sibuk dengan rencana promosi dan urusan penerbitan 《Dua Ujung Mimpi Buruk》, semua pemeriksaan dan koreksi harus aku kerjakan sendiri. Tak disangka... Hari ini seseorang tiba-tiba mengirim email bilang mulai menyiapkan buku baru." Dia menarik napas panjang, "Huu... Membuatku tiba-tiba dapat segudang pekerjaan tambahan, lembur selama beberapa jam baru bisa pulang."
"Omong-omong... Kami juga sedang membicarakan ini..." Xiao Tan menyela dari samping, "Membuka buku baru secepat ini, sepertinya tidak sesuai dengan gaya khas Jue Ge ya."
“Hmph……” Feng Bujue mendengus dingin, “Kau benar-benar mengira aku punya 'gaya khas yang konsisten' dan merasa sudah menguasainya, hahaha……” Ia tertawa terbahak-bahak, “Naif! Sungguh terlalu naif!”
Melihat tingkah polah orang ini, Hua Jian tak kuasa menahan dahi sambil menggeleng: “Aku pasti terkena polusi mental tertentu... sampai mengusulkan ke manajemen untuk menjadikan orang seperti ini penulis selebriti...”
“Hmph... Penulis tetaplah penulis, selebriti tetaplah selebriti.” Feng Bujue menggeser posisi duduknya di sofa, mengambil sikap bak 'godfather', bergumam berat, “Mengukur seseorang yang hidup dari menulis dengan standar di luar kata-kata... pribadi sangat kutolak, apalagi menjadikannya sebagai daya tarik.”
“Hehe…” Satu detik kemudian, Hua Jian menatap dengan tatapan ikan mati sambil tertawa kering, “Setelah melihat angka di kontrak, reaksimu tidak seperti ini.”
“Hmm... terkadang... aku juga harus berkompromi dengan realitas.” Jue Ge tetap menjaga ekspresi seriusnya, wajah tidak berubah.
“Proses debat batin sebelum kompromimu adalah tertawa gila sambil memukul meja depan komputer ya?” Ruo Yu menyelutuk di waktu yang tepat.
“Oh... Makanya lama sekali membalas emailku...” Ekspresi Hua Jian berubah seperti tersadar akan sesuatu.
“Eh... Jangan hanya membahas tentangku, bicarakan hal lain saja.” Dua detik kemudian, Feng Bujue dengan tenang menoleh ke Xiao Tan, “Ngomong-ngomong, metode kontrasepsi apa yang biasa kau pakai?”
Setelah pertanyaan itu, tiga pemain perempuan langsung mengepung dan memukulinya habis-habisan.
Dan Xiao Tan bersama seorang robot keamanan Sistem menyaksikan seluruh proses dengan ekspresi datar.
"Jue Ge, lain kali kamu ingin mengalihkan topik..." ujar Xiao Tan sambil menghela napas saat Jue Ge sudah tergeletak lebam di lantai, "sebaiknya bicarakan cuaca atau semacamnya."
"Ah..." Setelah menenangkan napas, Feng Bujue kembali duduk di sofa. "Saran bagus..." Tangannya menutupi pipi yang membengkak, "Baiklah, kembali ke topik utama..." Kali ini dia benar-benar serius, "Setelah login hari ini, aku sempat membuka beberapa halaman web di ruang login. Seperti dugaan... hampir semua studio game memamerkan hasil penyisihan di situs resmi mereka."
Saat dia berbicara, rekan tim lainnya juga sudah mulai duduk berkeliling.
"Berdasarkan observasiku, sebagian besar guild di bawah naungan studio berhasil memenangkan babak pertama." Feng Bujue melanjutkan, "Tentu saja... beberapa studio kelas tiga atau biasa saja gagal di pertarungan pertama. Ada yang sama sekali tidak memperbarui statistik, ada juga yang tetap memposting hasil kekalahan dengan penjelasan panjang lebar - intinya selalu sama: lawan terlalu kuat, mereka lengah."
Dia berhenti sejenak, lalu menambahkan: "Tapi secara umum, tim pro memang punya win rate yang luar biasa tinggi. Satu-satunya tim studio tingkat satu yang kalah adalah 'Corpse Blade Tim Utama', itu pun karena mereka langsung bertemu 'Order Tim Satu' di babak pertama."
"Hmm... Itu benar-benar sial ya." Xiao Tan menyela saat mendengar ini, "Ngomong-ngomong... Apakah tidak ada tim pro lain yang saling bertemu dua-dua?"
"Ada." Feng Bujue menjawab, "Tapi jarang... Aku sudah buka ratusan halaman studio, selain Order dan Corpse Blade, kasus dua tim pro bertemu di ronde pertama cuma nemu satu contoh."
"Mungkin karena jumlah tim peserta terlalu banyak." Xiao Ling menambahkan.
"Benar." Feng Bujue berkata, "Meski Dream Company tidak mengumumkan jumlah tim peserta (baru diumumkan setelah fitur privasi dicabut di babak penyisihan akhir), menurut perkiraanku... total tim minimal di atas 30.000, bahkan mungkin mencapai 50.000. Dari jumlah itu... tim pro paling banyak 400, sekitar 1%."
"Hah? Segitu sedikitnya?" Xiao Tan heran, "Tapi kan tidak ada aturan tiap studio hanya boleh kirim satu tim. Kupikir tim pro akan lebih banyak."
"Heh..." Jue Ge menggeleng sambil tertawa, "Sebenarnya studio yang mampu mengirim banyak tim itu sangat sedikit. Dua studio tingkat satu dengan tim terbanyak adalah Corpse Blade dan Bintang, mantan mengirim 13 tim, yang terakhir 10 tim. Order dan Para Dewa sebagai dua raksasa, masing-masing 4 dan 3 tim. Sedangkan Hongying, Jianghu, Gunung dan Sungai, Langit Bumi meski termasuk studio top, cuma kirim 2 tim." Dia berhenti dua detik, "Lainnya... seperti Ice Emperor yang kita kenal, dan banyak studio tingkat dua-tiga serta pemain profesional individu, cuma bisa kumpulkan satu tim."
"Kalau dihitung begitu, bahkan angka 'empat ratus' ini sebenarnya ada kelebihan air juga." Hua Jian menyambung.
"Masalah kelebihan air... sebenarnya masih bisa ditoleransi." Feng Bujue membalas, "Dari catatan pertandingan ronde pertama, tim pro kan memang hidup dari ini. Meski kekuatan tempur beberapa tim tidak terlalu menonjol, tapi dibandingkan rombongan pemain normal, kekuatan keseluruhan mereka biasanya masih lebih unggul sedikit."
"Kalimat berikutmu mau bilang..." Hua Jian menyambung, "karena di tim player casual biasanya selalu ada satu atau dua orang yang relatif lemah..."
"Ya." Feng Bujue mengangguk membenarkan.
"Baiklah." Hua Jian menjawab dengan pasrah, "Maaf ya jadi beban buatmu."
"Tidak sama sekali." Tapi Feng Bujue langsung menyambung, "Di tim kita tidak ada titik lemah, kamu tidak perlu merendahkan diri." Nada bicaranya sama sekali bukan menenangkan, tapi sangat serius, "Menurutku, kekuatan tim Garis Depan Neraka kita termasuk kelas atas. Melawan tim manapun peluang MENANG-nya besar."
"Oh oh~ Dengar begitu langsung terasa kekuatan mengalir dari tubuh!" Xiao Tan memang mudah sekali terbawa emosi.
"Kalau mau bilang ada kelemahan..." Hasilnya di detik berikutnya, Feng Bujue dengan tenang melanjutkan, "...ya itu Xiao Tan."
"Hei--" Xiao Tan langsung kaget.
"Singkatnya, yang ingin kukatakan adalah... bahkan jika melawan tim pro, kita sepenuhnya bisa menang. Apalagi melawan tim player casual biasa, itu sudah hampir pasti." Jue Ge mengabaikannya dan melanjutkan, "Cukup bertarung seperti dalam Mode Latihan, jangan merasa tertekan."
"Dari awal memang tidak ada tekanan," Xiao Ling menyela, "Lagipula kamu sengaja mengantri di menit-menit terakhir hari pertama ini, yang sangat mengurangi kemungkinan kita bertemu tim pro."
"Oh? Ternyata alasan kita menunggu sampai sekarang baru masuk antrian?" Xiao Tan segera menangkap maksudnya.
"Bukannya sudah jelas..." Feng Bujue membalas, "Hari-hari berikutnya belum pasti... Tapi tepat setelah jam 12 malam di hari pertama, pasti ada puncak antrian tim pro karena berbagai studio besar ingin cepat-cepat meraih kemenangan pertama dan mempublikasikan statistik di situs."
"Meski kemungkinan bertemu kecil, lebih baik menghindari risiko?" Ruo Yu menyela.
"Benar," kata Feng Bujue, "Dengan nasibku, jika kita ikut antrian jam 12 malam, mungkin Garis Depan Neraka kitalah yang langsung ketemu Order Team 1 di ronde pertama."
"Nasibmu bisa mengalahkan probabilitas kurang dari 0.03% itu?" Hua Jian mengernyitkan matanya bertanya.
"Kalau itu kejadian buruk..." Feng Bujue menjawab dengan serius, "Ya... Sangat mungkin terjadi."
"Bagaimanapun... Sekarang seharusnya kecil kemungkinan bertemu tim pro." Xiao Ling menyambung, "Siang tadi aku juga sudah mengumpulkan data. Hingga pukul tiga sore, hampir semua tim studio sudah mempublikasikan catatan pertandingan mereka. Jadi... Setidaknya pada momen ini, kemungkinan kita bertemu tim pro mendekati nol."
"Benar." Feng Bujue berkata, "Karena itu, sebagai leader sekaligus pelatih, yang ingin kusampaikan adalah... Mohon jaga mental kalian dengan rileks saat memasuki babak penyisihan pertama ini. Selama kalian bermain sesuai ritme Mode Latihan dan menampilkan performa normal, pasti bisa..."
"Jangan harap." Jue Ge belum selesai bicara sudah disela Ruo Yu, "Di Mode Latihan saja hampir tidak pernah main, sekarang mau jadi penonton lagi?"
"Hmm... Menurutku sih..." Jue Ge mencoba menjelaskan, tapi...
"Terserah pendapatmu." Ruo Yu berkata dingin, "Kali ini giliranmu main. Aku yang akan jadi penonton. Batas waktu dua jam untukmu sendirian membunuh keempat lawan."
"Hah?"
"Hah?"
"Hah?"
Pada detik itu, Xiao Ling, Xiao Tan, dan Hua Jian serentak bereaksi sama. Ini pertama kalinya mereka melihat Ruo Yu mengajukan permintaan yang nyaris kekanak-kanakan seperti ini.
Feng Bujue menatap Ruo Yu dua detik: "Heh..." Tiba-tiba tertawa tanpa alasan, seolah memahami sesuatu. Dengan nada menenangkan anak kecil, ia bergumam, "Baik~ Baik~ Aku yang main ya."
