Angin kencang tiba-tiba berhembus, postur tubuh berubah drastis.
Sesaat sebelum menghadapi telapak tangan lawan, Feng Bujue tiba-tiba menghentakkan kaki kosong, melompat ganas, dan mengubah arah gerakannya secara mendadak.
"Apa?!" Telapak tangan penuh kekuatan Shiva yang seharusnya pasti kena justru menghantam udara. Momentum tubuhnya oleng, hatinya terkejut: "Ini mustahil! Durasi [Tanah Suci] setidaknya masih 20 detik lebih, [Kontak Tanpa Berat] apalagi... Dalam kondisi skill dan peralatan gagal, bagaimana dia bisa mengubah lintasan terbangnya?"
"Pada satu detik saat bayangan kedua orang itu bersilangan, berbagai spekulasi telah melintas di benak Shiva: 'Lagi-lagi efek item? Tapi aku tidak melihatnya mengambil barang baru dari tas atau sakunya... Dan item yang langsung dipakai di tubuh sudah dianggap sebagai 'peralatan', meski ada efek khusus seharusnya tidak bisa diaktifkan. Jangan-jangan... dia melakukannya murni dengan kemampuan fisik? Tapi tidak mungkin... 'Menginjak udara' dalam kondisi tanpa gravitasi adalah percuma, kecuali menginjak sesuatu yang fisik. Sebesar apapun kekuatannya, mustahil mengubah arah.'"
Pengalaman bertarung Shiva memang kaya. Selama proses terus membuat kesimpulan dan menyangkal diri sendiri, dia sudah menyesuaikan momentum tubuh berdasarkan insting bawaan, dan kembali menghadap musuh.
Namun, ketika pandangannya kembali terkunci pada Feng Bujue, pemandangan aneh tak terduga menyambutnya.
Kriiit... kriiit...kriiit...
Suara mesin rusak yang mengganggu seperti gangguan sinyal terus memancar dari tubuh Feng Bujue.
Sementara itu, kaki kanan Jue Ge yang tadi melakukan gerakan menginjak udara telah sepenuhnya "bercahaya", berubah menjadi gumpalan kabur aliran data cahaya yang terus berkedip.
"Hmph... Tingkat penyelesaiannya masih rendah..." gumam Feng Bujue sambil menata ulang posisi di udara untuk menstabilkan tubuhnya, "Tapi... yang penting bisa digunakan. Langkah 'dari nol ke satu' ini yang paling sulit. Setelah ini terlewati, terbentanglah dunia baru..."
“Ha!” Detik berikutnya, teriakan pendek itu menyela alur pikir Jue Ge. Meski terkejut, Shiva tidak berhenti bergerak. Setelah menarik kembali jurus dan mengatur posisi, ia langsung berbelok arah dengan kecepatan penuh, melancarkan serangan beruntun.
“Heh... Memilih orang ini sebagai lawan ternyata tepat...” Hadapi serangan pengejaran yang terus mengalir itu, Feng Bujue malah tersenyum lega. Dalam hati ia berpikir, “Strategi tanpa celah yang berpegang pada prinsip dasar, memaksaku menunjukkan kelemahan lebih dulu. Keputusan tepat membuka skill sepenuhnya di momentum krusial, membuatku terjebak dalam posisi pasif. Dan akhirnya... Dengan dukungan kekuatan yang luar biasa, serangan beruntun tanpa ampun ini... membuatku tak sempat bernapas, hanya bisa bertahan.” Jue Ge tak bisa menahan diri memberi apresiasi mental pada Shiva, “Baik kekuatan tempur, strategi, maupun insting... Benar-benar level top tier yang tak terbantahkan.”
Dor——Dor——Chiii——
Meski dalam hati memuji lawan, Feng Bujue tak ragu bertindak. Dengan gesit ia menggunakan kaki kiri yang tidak tercahayai untuk melakukan dua kali Langkah Bulan, menjauh dari jangkauan musuh. Tanpa menunda, ia langsung membalas dengan tendangan udara Rankyaku.
“Feng Bujue……Kau selalu memberiku kejutan.” Saat itu, Shiva telah kembali tenang. Dengan lincah ia bermanuver di udara, menghindari serangan tajam Rankyaku sambil bergumam berat, “Aku tidak tahu metode apa yang kau gunakan……Tapi sepertinya……Setidaknya kau telah memulihkan kemampuan ‘menggunakan skill’.” Ia mendengus dingin, “Hmph……Ini pertama kalinya aku melihat orang yang bisa menembus 【Tanah Suci】, benar-benar membuka mataku.”
“Yang kubobol bukan hanya 【Tanah Suci】.” Feng Bujue menjawab dengan tenang, “【Penyucian Dosa】 yang belum sepenuhnya hilang dan 【Kontak Tanpa Berat】 juga sudah tidak berlaku lagi.”
“Oh?” Shiva mencoba bertanya, “Kalau begitu bisakah kutanya……Metode apa yang kau gunakan?” Ia mengalihkan pandangan sejenak, setelah jeda setengah detik melanjutkan, “Selain itu……Apa hubungan metode itu dengan kaki kananmu yang sedang bersinar itu?”
Sebenarnya Shiva hanya bertanya sekadar iseng, toh tidak perlu mengeluarkan uang. Ia tidak menyangka lawannya akan menjawab pertanyaan ini.
“Metodenya……” Tak disangka, Feng Bujue benar-benar menjawab, “Bisa dijelaskan dengan empat kata——‘Kesadaran Jiwa Tingkat Dua’.” Nada suaranya datar, tidak terkesan mengada-ada, “Adapun keanehan di kakiku ini……Tentu saja efek samping dari pertama kali menggunakan Kesadaran Jiwa Tingkat Dua.”
“Apa katamu!” Dalam pertarungan ini, untuk pertama kalinya ekspresi Shiva berubah drastis, “Kau bilang ‘tingkat dua’……Apa maksudmu?”
"Hehe..." Feng Bujue tertawa, "Makna harfiah." Ia membentangkan kedua tangan, melanjutkan dengan santai, "Kebetulan... Kesadaran Jiwa tingkat pertamaku juga terbangun saat bertarung denganmu, mungkin ini memang takdir."
"Takdir sial ini lebih baik tidak ada..." Shiva segera mengatur ekspresi, kembali ke tatapan dinginnya.
"Baik, aku sudah menjawab pertanyaanmu, jadi..." Feng Bujue kemudian menggerakkan jarinya ke arah lawan, "Cukup basa-basi... Kesadaran Jiwa tingkat pertamamu belum kurasakan sampai sekarang, tunjukkan pada Sang Master biar terhibur!"
"Kalau kau sudah terbuka... Aku tidak bisa terus menyembunyikannya." Shiva menjawab, lalu mengaktifkan Kesadaran Jiwanya——【Mata Penghancur】.
Kesadaran Jiwa ini mirip dengan【Efisiensi Maksimal】Ruo Yu, termasuk skill bertahan yang harus diaktifkan manual. Semakin lama durasinya, beban mental pemain akan semakin berat.
Saat Shiva mengaktifkan Mata Penghancur, dahinya terbelah di tengah, menampakkan mata vertikal berwarna merah menyala. Efek mata ini adalah...
Ziu——
Saat mata itu terbuka, semburan sinar merah menyala melesat keluar lalu menghilang seketika.
Sinar ini termasuk serangan energi murni atribut api, tanpa tanda-tanda pelepasan, dan... kecepatannya jauh melebihi kecepatan suara.
Saat Feng Bujue mendengar suara kilatan cahaya merah melintasi udara, dadanya telah tertembus oleh sinar itu.
"Begitu rupanya..." Feng Bujue menunduk melihat lubang di dadanya. Tepi luka itu telah terpanggang oleh suhu tinggi dan kecepatan ekstrim, hampir tak ada darah yang mengalir keluar. Namun... justru karena itu lukanya takkan bisa sembuh lagi.
Bagian bronkus, tulang belakang, dan paru-parunya telah menguap. Anggota tubuh di bawah dada secara alami kehilangan kesadaran. Seluruh tubuhnya mulai terjatuh cepat ke lantai.
"Sayangnya jurus ini mengandalkan kalibrasi mata, tidak terkait Spesialisasi Menembak..." ujar Shiva sambil terbang mendekati Feng Bujue, "Kalau tidak, pasti akan kutingkatkan Spesialisasi Menembak ke Level A bahkan S untuk memastikan serangan ini mengenai otak target."
"Pantas disebut Mata Penghancur... Terlihat biasa, tapi sebenarnya sangat mematikan dan tak tertahan..." Dua detik kemudian, Feng Bujue yang kehilangan sebagian rongga dadanya tiba-tiba berbicara, "Sayang... jurus ini tak bisa digunakan berulang dalam waktu singkat. Dan... kepercayaanmu berlebihan pada daya penghancurnya membuatmu gegabah."
