"Haa... Haa..." Feng Bujue terengah-engah duduk di dekat dinding koridor. Melihat ini, Ruo Yu duduk di sampingnya tanpa bicara, namun napasnya tetap stabil.
"Hei... Kau ini..." Feng Bujue menarik napas dalam, menelan ludah, "Lari sejauh itu... Tapi wajahmu tetap tidak berubah?"
"Staminamu terlalu payah," jawab Ruo Yu dingin.
"Hah?" Feng Bujue terkejut mendengarnya, "Kau bercanda?"
"Jue Ge sangat paham, meski stamina fisiknya tidak selevel atlet profesional, tapi dibandingkan orang biasa sudah termasuk cukup unggul. Jadi penjelasan Ruo Yu sama sekali tidak bisa meyakinkannya."
Siring——siring——
Tiba-tiba, dari ujung koridor yang jauh, terdengar suara aneh yang mengerikan... seolah ada benda logam sedang diseret di lantai...
"Sial! Begitu cepat mengejar." Feng Bujue menggerutu sambil menggigit giginya dan berdiri kembali.
"Kalau benar-benar tidak bisa lari, aku bisa memapahmu." Ruo Yu juga berdiri, berkata dengan ekspresi datar.
"Tidak perlu!" Ini kan dunia nyata, sebagai pria, Jue Ge tidak akan mudah menerima tawaran seperti ini. "Ayo, ke sini..." Sambil berkata demikian, ia sudah menarik tangan Ruo Yu dan berlari ke arah berlawanan dari sumber suara aneh tadi.
"Haa... haa... sial..." Sambil berlari, Jue Ge terus bergumam, "...Ini apa sih... haa... Bagaimana bisa... ha... sampai seperti ini..."
……
Benar... Bagaimana bisa sampai seperti ini? Kisah ini harus dimulai dari awal...
Cerita terjadi pada suatu malam di musim gugur.
Itu adalah hari terakhir bulan Oktober.
Pada Malam Halloween ini, Dream Company secara mengejutkan mengadakan acara offline besar-besaran, dan lokasinya... di pinggiran Kota S.
【Selamat datang di——Taman Horor-Karnaval Halloween. Para tamu harap masuk dan keluar melalui lorong yang telah ditentukan. Saat masuk, silakan tunjukkan undangan elektronik Anda atau hasilkan Surat izin melalui sistem scan saraf di terminal layanan otomatis. Jika memerlukan konsultasi atau bantuan, silakan hubungi staf berbaju oranye di sekitar Anda.】
Di pintu masuk area acara, pengeras suara terus memutar siaran ini. Di sekitarnya terlihat banyak karyawan Dream Company dengan seragam oranye dan kartu identitas yang dengan ramah membimbing tamu masuk.
Menjelang senja hari, seorang pria dengan kostum lengkap Thor (Thor, karakter pahlawan super dari Marvel Comics, mengenakan baju zirah full-body, jubah merah, dan memegang palu Odin) tiba di gerbang karnaval sambil membawa palu replika plastik berdesain realistis.
"Hah? Pengunjungnya lebih sepi dari perkiraan," gumam Wang Tanzhi sambil mengibaskan rambut pirang bergelombang (palsu) di dahinya.
"Iya... Aku masih merasa mustahil guild kecil seperti kita bisa mendapat undangan..." Gu Xiaoling yang berkostum Loki (Loki, penjahat super Marvel dengan jubah emas-hijau dan tongkat sihir) muncul dari belakang Xiao Tan dan berdiri di sampingnya.
“Konon tiket masuk acara ini dijual online sampai puluhan ribu yuan, hampir menyamai harga tiket final Piala Dunia.” Xiao Tan menoleh ke Xiao Ling sambil mengangkat bahu, “Gue nggak ngerti kenapa ada orang yang rela bayar segitu buat datang... Kan pesta kostum Halloween ada di mana-mana.”
“Kalo menurut gue... kostummu ini jelas-jelas nggak level pesta biasa...” Xiao Ling mengernyitkan matanya sambil mencela, “Tingkat realismenya...” Tangannya meraba baju zirah di lengan Xiao Tan, “Bilang aja ini properti film langsung dari lokasi syuting juga pasti ada yang percaya.”
“Emm... Sebenarnya...” Ekspresi Xiao Tan menjadi canggung, “Ayahku memang kenal beberapa produser Hollywood, jadi...”
“Ngomong dari tadi!” Xiao Lang langsung mengetuk kepala Xiao Tan, “Kostumku ini mahal banget belinya dari luar negeri! Udah tau ada koneksi ngapain gue buang-buang uang?”
“Maaf...” Xiao Tan buru-buru meminta maaf tanpa pikir panjang, tapi beberapa detik kemudian baru sadar, “Eh! Kamu juga pake properti film kok!”
“Kalian berdua boros begini, orangtua kalian tau nggak?” Tiba-tiba suara ketiga terdengar dari belakang mereka.
Xiao Tan dan Xiao Ling berbalik, melihat Li Ruoyu yang mengenakan gaun hitam.
"Pakaian yang dipakai Ruo Yu hari ini, modelnya sangat mirip seragam perwira tinggi tentara Jerman di Perang Dunia II. Bagian atasnya mengenakan jas lengan panjang hitam dengan sarung tangan putih; bagian bawahnya celana panjang militer abu-abu, dilengkapi sepatu bot militer hitam tinggi; di dadanya tersampir tali pistol berwarna putih yang terhubung ke sabuk pinggang, di pinggang juga terdapat sarung pistol kulit.
Sekilas, ini seperti seragam biasa. Tapi jika diperhatikan lebih teliti, ada beberapa desain aneh pada pakaiannya... Pertama, tali pistol di dada dan sabuk pinggangnya berwarna putih; kedua, di kedua bahunya terdapat epaulet persegi panjang dengan dasar merah bergaris putih; ketiga, di lengan kiri jasnya terdapat lambang lingkaran kuning dengan gambar pohon pinus hijau tua di tengahnya.
"Eh? Kakak sepupu, bukannya kamu datang bersama Ketua Guild? Mana dia?" tanya Xiao Ling.
"Dia malas turun dari mobil, bilang sedang menyiapkan emosi," jawab Ruo Yu.
"Hah? Jue Ge... menyiapkan emosi?" Xiao Tan mengernyitkan dana dengan bingung, tak bisa membayangkan seperti apa adegan itu.
Xiao Lan bertanya lagi: "Kakak, kamu sedang menyamar jadi siapa? Aku tidak bisa menebak."
"Aku menyamar jadi..." Ruo Yu baru saja hendak menjawab...
Sebuah suara menyelanya: "Begitu aku berdiri di sampingnya, kalian pasti langsung tahu."
Pria yang berani memotong pembicaraan Nona Pendekar Li ini tentu saja Feng Bujue.
Di malam ini, Jue Ge mengenakan sweater hitam di bagian atas, celana katun kuning di bagian bawah, dengan tali biru yang diselempangkan menyilang di dadanya, serta sarung tangan putih di tangannya.
Jika hanya melihat pakaiannya, mungkin tak ada yang bisa menebak karakter siapa yang sedang ia perankan. Paling-paling orang akan mengira ini adalah gaya berpakaian yang sangat norak. Namun... ada satu detail kunci pada penampilan Jue Ge ini - perban yang melilit miring di kepalanya, tepat menutupi telinga kirinya.
"Oh~" Xiao Tan dan Xiao Ling terdiam sebentar selama dua detik, lalu serempak mengeluarkan suara "Oh" yang kompak.
"Benar..." Jue Ge mengangkat tangannya membuat gestur memperkenalkan ke arah Ruo Yu, "Kucing Hitam Polisi."
Ruo Yu mengulurkan tangan meremas-memas rambut acak-acakan Jue Ge: "Hmph, Si Kuping Satu."
Jika pasangan Wang Tanzhi dan Gu Xiaoling yang berperan sebagai Thor dan Loki sudah dianggap sangat aneh... Maka kombinasi Feng Bujue & Li Ruoyu sebagai Si Kuping Satu plus Kucing Hitam Polisi jelas sudah mencapai puncak keanehan.
Tapi begitulah... gaya khas Garis Depan Neraka mereka.
"Sudah~" Feng Bujue melepaskan tangan Ruo Yu dari kepalanya sambil mencibir, "Ayo masuk." Ia langsung menggenggam tangan Ruo Yu menuju pintu masuk.
Melihat adegan ini, Xiao Tan dan Xiao Ling saling memandang. Keduanya tersenyum kompak lalu bergandengan tangan, mengikuti langkah Jue Ge dan Ruo Yu.
