"Hei! Kalian benar-benar datang juga ya!"
Empat anggota Garis Depan Neraka baru saja melewati pintu masuk venue ketika bertemu dengan seorang kenalan.
"Ah~ Saudara Huangfu." Feng Bujue menyatukan tinju dan memberi hormat ala Tiongkok kuno ke arah Kuangzong Jianying dengan gerakan yang kurang sempurna, "Lama tidak berjumpa." Sambil bicara, matanya menyapu tubuh lawannya dari atas ke bawah, "Penampilanmu ini... pasti Kenshin Himura yang legendaris itu kan?"
"Hehe... Iya." Jian Shao tersenyum, kedua tangannya menekuk di pinggang dengan ekspresi bangga. Tampaknya... dia sangat senang karena karakter cosplay-nya langsung dikenali.
Memang dalam acara kostum seperti ini, justru memalukan jika orang lain tidak bisa menebak karakter yang kita perankan. Beruntung penampilan Kuangzong Jianying sangat mencolok - kimono merah darah, rambut palsu oranye terang, dan bekas luka berbentuk salib di wajah. Siapa pun yang punya pengetahuan dasar ACG pasti langsung tahu karakter mana yang sedang dia perankan.
"Emm... Tapi, Saudara Feng." Jian Shao tiba-tiba menurunkan volume suaranya, "Lebih baik jangan panggil nama asliku di sini. Lihat kan..." Dia berhenti setengah detik, melontarkan kode mata ke arah Jue Ge, "...Para peserta Carnival kali ini semuanya pemain terkenal atau anggota studio. Kita semua saling memanggil dengan nama in-game, jadi..."
"HUANG! FU! MING! KANG!" Teriakan menggelegar tiba-tiba menggema dari jarak beberapa meter di belakang Jian Shao, memutus percakapannya dengan Bujue.
"Ya ampun..." Jian Shao segera mengangkat telapak tangan kanannya dan menempelkannya di wajahnya sendiri.
Hanya dari suara, dia sudah tahu siapa yang datang...
Terlihat Bupa yang berdandan seperti Alice (versi film Resident Evil) sedang menuntun Bu Tiange yang mengenakan kostum zombie, berjalan penuh amarah. Dia tak peduli ada orang luar atau tidak, langsung menarik telinga Jian Shao dan memutarnya: "Kuberi tugas membawa adikku jalan-jalan... Kamu malah meninggalkannya di rumah hantu dan kabur sendiri?"
"Ha..." Jian Shao menghela napas panjang, "Ini benar-benar bukan salahku... Tempat itu gelap gulita, kami terpisah..." jelasnya, "Karena sudah terpisah, aku menunggu di pintu keluar... Tapi setelah setengah hari tak juga muncul, kupikir... mungkin dia sudah keluar duluan, jadi aku cari-cari di sekitar..."
"Iya, Kak." Bu Tiange berkata, "Ini bukan salah kakak ipar..."
"Kamu memanggilnya apa?" Ekspresi Bupa berubah drastis mendengar dua kata itu, langsung menyela Xiao Bu.
"Eh... Kakak ipar yang menyuruhku memanggil begitu..." Bu Tiange menoleh ke Jian Shao, "Maaf... Kakak ipar, aku sudah terbiasa. Lupa harus memanggil Jian Ge saat kakak ada di sini."
"Ah..." Jian Shao menutupi wajah sambil menggeleng, kembali menghela napas, "Tak perlu menjelaskan sedetail ini."
Detik berikutnya, Cái Bù Pà Ne menepuk bahu Xiao Bu dengan satu tangan: "Tunggu di sini, jangan lari ketakutan." Tanpa menunggu respons adiknya, ia langsung menarik Kuangzong Jianying menjauh...
"Saudara Feng! Kita lanjutkan lain kali, sampai jumpa!" Jian Shao hanya sempat meneriakkan kalimat itu saat ditarik dari TKP.
Sosoknya semakin menjauh... memasuki area bayangan. Beberapa detik kemudian, dialog samar terbawa angin: "Hei... ini bukan dunia game, menggunakan teknik bela diri sembarangan bisa merenggut nyawa... Aaa--!"
"Kurasa kamu memang berbakat menghancurkan rekan tim..." Dengus Feng Bujue sinis pada Bu Tiange sambil mendengar jeritan yang semakin melemah dari kejauhan.
“Sebenarnya tidak ada masalah jebakan atau bukan……” Bu Tiange berkata, “Kakakku juga tidak benar-benar marah.”
“Hmm, kelihatan.” Ruo Yu ikut campur, “Hanya cara dia mengekspresikan kebahagiaan agak… intens.”
Saat mereka sedang mencela Jian Shao, tiba-tiba suara familiar lain terdengar: “Yo~ Kebetulan sekali, Saudara Feng.”
Feng Bujue menoleh dan melihat wajah yang setengah dikenali: “Eh……” Ia ragu dua detik sebelum berkata, “Meng Jingchan?”
"Haha, ya." Meng Jingchan tertawa sambil menjawab. Hari ini ia berdandan seperti zombie tradisional Tiongkok, mengenakan jubah resmi Dinasti Qing hitam yang kotor dan terkesan tiruan murahan, di kepala terdapat hiasan emas berukir motif Yang. Di depan topi tertempel jimat Tao dengan huruf merah di atas dasar kuning. Karena gaya rambut ikal khasnya tertutup topi dan riasan wajah pucat ala zombie, Jue Ge membutuhkan dua detik untuk mengenalinya.
"Eh? Feng Xiong, kamu ini..." Setelah menyapa, Meng Jingchan memandang Jue Ge dengan raut bingung. Beberapa detik kemudian, ketika matanya menangkap penampilan Ruo Yu, ia pun tersenyum lebar, "Oh~ kamu adalah Si Satu Telinga." Ia melangkah mendekat dan menyenggol lengan Jue Ge dengan sikunya, berbisik, "Kucing Hitam Polisi adalah pacarmu ya? Hebat juga kau."
Tak disangka, sebelum Jue Ge sempat merespon, Ruo Yu yang di sampingnya sudah menyela, "Dia pasti hebat, sangat hebat sekali..."
"Wei wei... cara bicaramu bisa menimbulkan kesalahpahaman..." Feng Bujue mengernyitkan matanya sambil menoleh ke Ruo Yu.
"Hmm... urusan seperti itu silakan dibicarakan berdua saja..." Meng Jingchan yang paham situasi tak ingin terus terlibat dalam percakapan ini, "Aku tidak akan mengganggu..." Setelah berkata demikian, ia berbalik pergi sambil bergumam, "Anak muda zaman sekarang (padahal dirinya juga masih muda) benar-benar terlalu berlebihan..."
“Ah~ aku juga mau lihat…… apakah kakak sepupuku sudah membunuh suaminya atau belum.” Bu Tiange sepertinya menyadari sesuatu, lalu mengucapkan alasan sembarangan sebelum berbalik pergi.
“Ketua guild, kamu dan kakak sepupu pamer mesra sampai membuat orang kabur, lho.” Setelah Kak Zen dan Xiao Bu pergi, Xiao Ling tertawa sambil berkata pada Feng Bujue.
“Heh… itu lebih baik.” Feng Bujue membalas, “Ngomong-ngomong, kenapa orang-orang aneh itu selalu bersemangat menyapaku? Apa di wajahku tertulis 'Komandan Tertinggi Orang Nyentrik'?”
“Aha! Feng Bujue!”
Sebelum Jue Ge selesai bicara, seseorang lagi memanggilnya.
“Ha~hahahaha…… Lama tidak bertemu!” Suara tawa lepas, alis tebal dan mata besar, kostum Saint Seiya rasi Pegasus—siapa lagi kalau bukan 【Tianma Xingkong】?
Juara Pertarungan Puncak S1 ini jelas-jelas memakai hadiah kompetisinya sebagai kostum…
“Hah…” Feng Bujue menggeleng lesu, “Ya ya~ long time no see~ Xiao Ma Ge.”
“Haha, lama tak jumpa.” Tianma Xingkong tersenyum sambil memandangi tiga orang di samping Jue Ge, “Eh? Ini semua rekan timmu? Kebetulan aku sendirian, bagaimana kalau kita lima masuk bersama?”
Xiao Ma Ge memang makhluk aneh. Di depan dua pasangan kekasih yang jelas-jelas terlihat, dia malah mengira mereka sekadar rekan tim. Bahkan mengajak bergabung—benar-benar tak paham situasi.
"Ah... Kamu masih saja tidak bisa membaca suasana, Tianma Xingkong." Saat itu, suara lain terdengar dari kejauhan.
Feng Bujue menggelengkan kepala dengan wajah menyebalkan bergumam, "Apa-apaan ini... Apa mereka sengaja bersembunyi di dekat pintu masuk menunggu kedatanganku..."
Kali ini muncul dua orang: Hong Hu yang mengenakan baju biasa, dan Zhao Ying Wang yang berdandan seperti Necromancer (versi《Diablo2》).
Hong Hu melangkah maju dan melanjutkan perkataannya, "Sudah jelas ada dua pasangan kekasih, buat apa kamu ikut campur?"
Zhao Ying Wang menunjukkan ciri khasnya sebagai tukang cela dingin dengan menambahkan, "Iya, Xiao Ma, cepatlah gabung dengan kami. Nanti kami berdua bisa dikira pasangan."
"Kalau kau tidak ngomong, takkan ada yang mikir ke situ!" Hong Hu segera memalingkan wajah sambil membentak.
"Kukira... Kalian semua sengaja bersembunyi di sini menunggu kedatanganku ya..." Feng Bujue menarik suaranya panjang-panjang mengungkapkan isi hatinya.
"Hah? Sial... Jangan sok penting." Hong Hu menyesuaikan kacamatanya, "Kami sedang menunggu rekan tim di sini." Saat menyebut topik ini, wajahnya langsung berseri-seri, "Hmph... Dalam Peak Battle S2 kali ini, rombongan kami pasti akan membuat semua orang tercengang..."
"Bukan cuma kamu, Paman Fei Chai, Zhao Ying Wang, dan Juanmenghuan kan..." Sebelum lawan selesai bicara, Feng Bujue menyela, "Di tengah babak penyisihan saja aku sudah menyimpulkan formasi kalian... Ide anonim ini pasti darimu ya?"
"Dor hahahaha..." Zhao Ying Wang langsung meledak dalam gelak tawa.
Ekspresi Hong Hu berkedut seketika. Ia berusaha tetap tenang: "Hmm... Memang khas kamu... Tapi... Sekalipun kau sudah tahu intelijen ini sebelumnya, soal kekuatan, kami tetap..."
"Oh!" Di sisi lain, refleks Tianma Xingkong baru tersadar. Setengah hari berlalu, barulah ia berteriak sambil menoleh ke Jue Ge dan kawan-kawan, "Oh begitu! Aduh maaf ya, hampir saja jadi lampu." Dengan kalimat ngawur ini, ia berhasil memotong ucapan Hong Hu.
"Ya Tuhan..." Hong Hu menghela napas sambil menahan dahi, tak tahu lagi harus berkata apa pada gerombolan ini.
"Eh... Aku mau tanya..." Xiao Tan menyela, "Kakak Hong Hu, penampilanmu ini sebenarnya cosplay apa sih? Dari tadi sama sekali nggak kelihatan."
Mendengar ini, sudut bibir Hong Hu mengembang senyuman sinis. Ia merasa ini kesempatan menebus muka: "Hehe... Ini bukan salahmu." Sengaja ia berhenti sejenak, "Sebenarnya, aku cuma pakai biasa saja." Ia menyesuaikan kacamatanya lagi, "Di acara dimana semua orang cosplay begini, justru pakaian normal yang terlihat unik."
"Hah? Ternyata kamu, Yulong!" Detik ini, Xiao Ma Ge kembali dengan ekspresi seperti baru tersadar, seolah baru mengenali Hong Hu, berteriak keras, "Gaya rambut dan baju diganti sampai aku tidak mengenalimu!"
"Sial! Kau sengaja kan! Pasti sengaja!" Hong Hu membentak, "Sudah kubilang gaya rambut dan baju sudah diganti, ngapain masih manggil Yulong! Aku juga kesulitan terus disebut Yulong sama kalian!"
"Hmm..." Feng Bujue merasa momentum untuk menambah serangan telah tiba, langsung menyambung, "Jadi... penampilanmu sekarang ini adalah deklarasi untuk menjadi pilar Sekolah Qing ya? Kebetulan... kalau kau dan Atobe jadi musuh abadi, kalian berdua bisa berhenti menggangguku."
Chapter 003: Penyelenggara
Setelah berpisah dengan para 'mitra' konyol di pintu masuk, Feng Bujue dan kawan-kawannya akhirnya bisa bersenang-senang di karnaval.
Seiring waktu, Jue Ge menyadari bahwa di venue hari ini... benar-benar banyak wajah-wajah familiar. Tampaknya seperti yang dikatakan Kuangzong Jianying, acara ini mengundang banyak pemain terkenal dan populer.
Tentu saja, secara keseluruhan, jumlah pemain normal masih lebih banyak. Bagaimanapun ini adalah pertemuan offline dengan lokasi tetap yang hanya diadakan satu malam, dan bersifat non-komersial dengan tujuan utama hiburan.
"Meskipun sebagian besar studio game tingkat satu berkantor pusat di Kota S, pemain profesional di bawah mereka justru tersebar di berbagai cabang di seluruh negeri. Untuk sekadar menghadiri acara hiburan, melakukan perjalanan jauh yang melelahkan sepertinya tidak perlu..."
Oleh karena itu, Dream Company juga merilis kebijakan terkait: Selain mekanisme verifikasi identitas dasar, acara ini juga menyediakan "Undangan Elektronik". Jika penerima undangan tidak bisa atau tidak ingin hadir, mereka bisa mengurus transfer undangan secara online untuk memberikan undangan tersebut kepada orang lain.
Singkatnya... penerima undangan bisa menjual atau memberikan tiket mereka.
Selain itu, 50% tiket masuk sebenarnya dibagikan melalui metode "pengambilan acak". Jadi secara teori... setiap pemain yang memiliki karakter level 20 ke atas di "Taman Horor" berkesempatan mendapatkannya.
Inilah alasan mengapa... banyak tiket karnaval di internet yang harganya melambung hingga puluhan ribu yuan.
……
Satu jam berlalu dengan cepat, tak terasa sudah pukul delapan malam.
"Hei, aku mau main yang itu!" Setelah berturut-turut mencoba wahana Kapal Bajak Laut, Menara Bungee Jumping, dan Kereta Terbang, Xiao Ling masih terlihat segar bugar, dengan semangat menarik tangan Xiao Tan menuju wahana "Gurita Berputar".
"Aku tidak kuat lagi... Rasanya mau muntah..." Wajah Xiao Tan terlihat pucat dan limbung.
"Hah~" Xiao Ling mengernyitkan matanya, "Masa seorang dokter kayak gitu aja tidak tahan."
“Apa hubungannya dengan profesi dokter...” Xiao Tan berkata, “Kalau kamu menyuruh Takumi Fujiwara naik mobil Senior Iketani terus menerus tiga kali, dia pasti juga akan muntah.”
Xiao Ling sama sekali tidak menghiraukan penjelasannya. Dari awal dia memang sedang cari gara-gara. Dengan riang gadis itu berjinjit, menekan kedua pipi Xiao Tan dengan telapak tangan lalu menggosoknya naik turun sambil berkata: “Payah~ banget~”
Xiao Tan sudah sangat terbiasa dengan godaan menggosok wajah seperti ini, sama sekali tidak terganggu.
“Hi~ gadis cantik.” Tiba-tiba terdengar suara genit, “Kalau si bocah itu tidak mau menemanimu, kami saja yang temani bermain.”
Xiao Ling dan Xiao Tan tertegun, serentak menoleh ke arah sumber suara. Dua meter dari mereka, berdiri dua pemuda berbaju panjang hitam. Keduanya menyelipkan kacamata hitam di saku dada, terlihat seperti sedang memerankan karakter dari The Matrix.
“Iya, nona.” Yang satunya segera menimpali, “Dia ‘payah’ tidak masalah, kami ini sangat gagah lho.” Nadanya penuh kesan mesum, matanya tak sopang mengelilingi tubuh Xiao Ling.
Dua orang yang mendekati ini belum lama bermain Taman Horor, jadi mereka tidak mengenal Xiao Tan yang berprestasi di Peak Battle S1, apalagi Xiao Ling. Mereka berdua adalah anak orang kaya yang membeli tiket melalui internet. Keduanya menganggap acara malam ini sekadar pesta kostum Halloween biasa.
Sesuai pola pikir kedua orang ini, berburu wanita di pesta adalah hal yang wajar. Asalkan melihat gadis cantik, meski ada pacar di sisinya, mereka tetap tak punya kekhawatiran. Menurut mereka... Wang Tanzhi di depan mata hanyalah dokter yang cukup tampan (karena mendengar percakapan Xiao Ling dan Xiao Tan). Anak muda awal dua puluhan yang masih kerja terima gaji ini dianggap remeh, merebut pacarnya semudah membalik telapak tangan.
"Gimana, nona cantik?" Orang pertama yang bicara melihat Xiao Ling diam, segera menambahkan, "Pikirkanlah baik-baik."
Yang lain cepat menyambung, "Hehe... Kalau suka tantangan, aku bisa ajakmu keliling pakai Lamborghini sekarang. Jauh lebih seru daripada mainan anak-anak ini."
Keduanya belum menyadari...
Saat ini, seorang orang gila dan seorang pembunuh masing-masing memegang palu dan tongkat kerajaan, telah berdiri di belakang mereka.
"Ribet amat..." Feng Bujue bergumam malas, "Kita orang dewasa benar-benar tak bisa lengah sedetik pun..."
"Iya... Saat anak-anak nakal naik roller coaster, kita harus pegangin mainannya." Ruo Yu memainkan tongkat di tangannya, "Dihadang orang aneh, harus membereskan juga..."
Sambil berbicara, mereka melangkah mendekat. Ada kesan akan melakukan hal buruk.
Tepat saat hendak bertindak...
"Kalian sedang bicara dengan pacarku?" Wang Tanzhi berbalik, melindungi Xiao Ling sambil melangkah mendekati kedua perayu itu.
Dalam beberapa langkah ini, ekspresi Xiao Tan berubah drastis. Dua detik lalu, wajahnya masih terlihat lugu, dua detik kemudian... sorot matanya telah berubah mengerikan hingga membuat sesak napas.
"Huu..." Wang Tanzhi menghela napas pendek, menatap tajam kedua orang itu, "Sungguh tidak sopan..."
Seketika itu, kilatan merah kabur muncul di mata Xiao Tan, senyuman sinis yang kejam mengembang di sudut bibirnya.
Jiwa kedua orang di hadapannya seolah dicengkeram tangan tak kasat mata, tubuh mereka dibungkus hawa dingin yang menusuk tulang... Dalam sekejap, mereka bahkan tak bisa menggerakkan satu jari pun.
"Xiao Tan." Saat itu, tangan Xiao Ling menyentuh bahu Xiao Tan, berbisik lembut, "Sudahlah... jangan cari masalah."
Tak disangka... Xiao Tan hanya menoleh sekilas ke Xiao Ling. Lalu, tanpa sepatah kata pun, ia kembali memutar kepala dan melanjutkan aksinya.
Xiao Ling tak berkata lagi, diam-diam menurunkan tangannya. Ia paham sorot mata Xiao Tan - itu adalah sikap keras kepala dan prinsip. Di momen tertentu, Wang Tanzhi akan berubah menjadi keras, gegabah, tak kenal kompromi... Bahkan Xiao Ling pun tak bisa menghentikannya.
Begitulah karakter Xiao Tan. Di balik sifatnya tersembunyi sisi dominan bahkan kejam, yang biasanya tak pernah ditunjukkan. Tapi... seperti leluhurnya, begitu menyangkut wanita yang dicintainya, ia akan berubah dari HelloKitty menjadi Raja Segala Binatang...
"Hehehe... Berhentilah sebelum keterlaluan." Di tengah ketegangan ini, terdengar suara tertawa mesum.
Bersamaan dengan ucapan itu, sebuah bayangan manusia muncul diam-diam di belakang kedua orang yang merayu itu, dan kedua tangannya menempel di bahu keduanya.
"Eh…" Saat bersentuhan, kedua orang itu tiba-tiba seperti kehilangan tenaga, nyaris oleng dan roboh.
"Hehehe…" Woody tertawa sambil menarik kedua orang itu seperti boneka kayu yang diikat tali, lalu menepuk punggung mereka masing-masing, "Jalan terus, jangan menoleh, semakin jauh semakin baik."
Perkataan Woody bagai perintah yang tak terbantahkan. Keduanya langsung melangkah pergi tanpa bicara. Mata mereka kini kosong, ekspresinya bagai mayat hidup, mungkin tak akan kembali dalam waktu dekat…
"Kamu siapa?" Xiao Tan memandang Woody dengan ragu.
"Aku siapa?" Woody mengulang pertanyaan itu sambil tersenyum mesum, mendorong kacamatanya dengan jari tengah di balok hidung, "Pertanyaan ini lebih baik kau tanyakan pada dirimu sendiri…" Melalui cahaya putih dari lensa kacamatanya, ia melontarkan tatapan tajam ke Xiao Tan, "Kalian marga Wang…" Ia menoleh sekilas ke Xiao Ling, "dan marga Gu… Hmph… Semuanya sama merepotkan—"
Trok—
Sebelum kata "hati" keluar dari mulut Woody, seseorang di belakangnya sudah memukul tengkuknya dengan palu plastik.
"Kau! Kau kau kau kau kau......" Feng Bujue justru mendekati Woody dengan angkuh setelah memukul, menunjuknya sambil berkata, "Apa yang kau lakukan di sini?"
"Hehehe......" Woody tidak marah, hanya tersenyum menjawab, "Aku penyelenggara acara ini, anehkah kehadiranku?" Suaranya direndahkan sambil melirik Xiao Tan, "Lagipula... kalau bukan aku yang datang tepat waktu, teman kecilmu ini pasti sudah membuat masalah lagi."
"Hah?" Xiao Tan yang sudah pulih normal membelalakkan mata ke Feng Bujue, "Jue Ge, kalian saling kenal?"
"Ah... Bisa dibilang." Feng Bujue menjawab, "Dia petinggi Dream Company, namanya Woody, W-O-O-D-Y, Woody."
"Wah!" Xiao Tan berteriak kaget, "Ternyata Jue Ge kenal petinggi Dream Company!"
"Apa yang teriak-teriak!" Feng Bujue kembali memukul Xiao Tan dengan palu plastik, lalu melemparkan palu itu ke tangannya, "Santai! Harus low profile!"
Sementara itu, Ruo Yu sudah mendekati Xiao Ling dan mengembalikan tongkat komando. Keduanya mulai berbisik-bisik sambil sesekali melirik ke arah Jue Ge dan Woody...
Entah mengapa, baik Ruo Yu maupun Xiao Ling memandang Woody dengan kewaspadaan ekstra, seolah mereka tahu - ini adalah sosok yang sangat berbahaya.
