Setelah insiden kecil itu, Woody mengobrol sebentar dengan Feng Bujue sebelum berpaling dan pergi.
Setelah dia pergi, Ruo Yu dan Xiao Ling dengan santai mengalihkan topik pembicaraan, seolah-olah tindakan Xiao Tan dan kedatangan Woody tidak pernah terjadi.
Meski merasa lega dengan perkembangan ini, Jue Ge tak bisa menahan diri untuk berpikir: Mengapa reaksi mereka seperti ini? Apakah mereka sudah mengetahui sesuatu?
……
Selama setengah jam berikutnya, keempat orang itu terus bermain di area pameran.
Segalanya terlihat harmonis, semua wahana beroperasi normal, staf juga tetap pada posisinya dan memberikan pelayanan prima.
Ada banyak wahana di karnaval ini, dengan luas area yang luar biasa besar - sampai-sampai terasa tidak masuk akal.
Semakin lama berada di tempat ini, semakin terasa nuansa aneh yang tak bisa dijelaskan...
Sebenarnya, kalau dipikir-pikir... acara ini memang penuh kejanggalan. Dream Company jelas-jelas perusahaan game yang bisnis utamanya pengembangan dan operasi software/hardware game online. Perusahaan dengan model bisnis seperti ini mana mungkin punya sumber daya dan koneksi... mendapatkan lahan seluas ini di Kota S yang harga tanahnya selangit (bahkan di pinggiran kota juga mahal), mendatangkan wahana-wahana besar setara Universal Carnival, plus merekrut begitu banyak staf profesional... Yang paling aneh, acara ini hanya berlangsung satu malam dan tidak bertujuan mencari untung.
Dari segi mana pun dilihat... ini jelas bisnis yang merugi besar. Bahkan jika mengabaikan pengeluaran 'abu-abu', biaya eksekusi saja sudah seperti membuang uang ke laut.
"Hmm... Apakah kalian memperhatikan..." Sekitar sebelum pukul sembilan malam, Feng Bujue berhenti di depan papan petunjuk peta yang tersebar di area festival, mulai membacakan, "Luas area karnaval ini sepertinya tidak masuk akal besar ya..."
Ruo Yu yang berdiri di samping Jue Ge langsung menjawab: "Benar... Sejak masuk dari pintu masuk, kita terus berjalan ke dalam tapi sampai sekarang masih belum melihat ujungnya."
"Dan..." Feng Bujue mengetuk-ngetuk peta di papan petunjuk dengan jarinya, "Semua peta di sini terbagi per zona... Dimanapun pengunjung berada, mereka hanya bisa melihat peta zona tersebut. Tapi peta keseluruhan karnaval ini... sama sekali tidak ada."
"Mungkin karena peta totalnya terlalu besar, susah dicetak?" Xiao Tan menyela.
"Masa sih..." Xiao Ling segera membetulkan, "Peta keseluruhan kan tidak perlu detail, cukup dicetak skala kecil dengan pembagian zona dan pintu masuk/keluar masing-masing, bukan?"
"Hmm... Masuk akal juga." Xiao Tan mengangguk.
【Hehehehe...】Saat mereka berdiskusi, suara mesum terdengar dari pengeras suara,【Selamat datang para tamu di--Taman Horor: Karnaval Halloween.】
"Ternyata... ada konspirasi dari orang ini ya..." Meski Woody belum mengatakan apapun, insting Jue Ge sudah secara alami memunculkan pikiran ini.
【Sekitar tujuh puluh menit yang lalu, seribu undangan yang dibagikan untuk acara ini telah dikembalikan semua. Tentang hal ini, saya sangat senang... hehehe...】 Suara Woody terdengar sampai di sini, sepertinya teringat sesuatu yang sangat menyenangkan, ia tertawa licik beberapa kali, 【Oh ya, perkenalkan diri... Saya penyelenggara acara kali ini, kalian bisa memanggil saya "Tuan W", hehehe...】 Pengeras suara menyebarkan suara Woody ke setiap sudut arena, bahkan mereka yang sedang berada dalam proyek permainan (seperti rumah hantu) pun bisa mendengarnya, 【Para tamu... Sejauh ini, kalian semua cukup menikmati permainan kan, soalnya di sini tidak ada satu pun proyek yang perlu antri.】
Ini memang benar, karnaval ini memiliki area luas dengan proyek beragam, sama sekali tidak perlu antri, malah merasa proyeknya terlalu banyak sampai tidak bisa dimainkan semua.
【Tapi... saat ini saya harus dengan menyesal umumkan bahwa waktu buka proyek permainan reguler akan berakhir di sini.】 Arah pembicaraan Woody berubah, lanjutnya, 【Tamu yang sedang berada di peralatan permainan besar bisa melanjutkan sampai ronde ini selesai, tamu di fasilitas permainan biasa harap meninggalkan tenda dengan panduan staf.】
"Apa-apaan ini?"
"Ada apa ini?"
"Maksudnya apa?"
"Dibuka pukul 6:45, apa harus berakhir pukul 9?"
Para pemain di arena bergumam dengan kata-kata serupa, di wajah mereka terlihat kebingungan, kekecewaan, ketidakpuasan...
Tapi Feng Bujue mengernyitkan matanya, sudut mulutnya berkedut, dalam hati mencela: “Hehe… 'Proyek hiburan reguler dihentikan' ya… Artinya… beberapa 'benda non-konvensional' akan segera dimulai kan?”
【Hehehe… Semuanya tidak perlu tegang.】 Woody berhenti beberapa detik lalu melanjutkan, 【Seperti kataku, hanya proyek reguler yang berakhir… Hehehe… Beberapa rencana non-konvensional baru saja akan dimulai…】
“Wah! Benar-benar sesuai ekspektasi Dream Company!”
“Sudah kuduga, tiket dijual semahal itu pasti ada triknya!”
“Luar biasa! Haha!”
Kerumunan orang yang berkelompok tiga-tiga langsung bersorak riuh, tampaknya… mereka sangat antusias dengan perkembangan ini.
“Sungguh mengerikan…” Sementara Feng Bujue… menutupi wajah sambil menggeleng, berpikir, “Ini persini versi realitas dari 《Gui Wan Ren》!”
“Kenapa denganmu?” Ruo Yu memandang Jue Ge dengan khawatir, menyentuh lengannya, “Ada yang tidak enak badan?”
"Ahh... Bukan, bukan..." Feng Bujue cepat-cepat membalas, lalu mengangkat kepalanya sambil menatap langit dan menghela napas panjang, "Aku hanya... memprediksi beberapa hal buruk yang akan terjadi."
【Hehehe... Jadi sekarang, Sang Master sendiri yang akan mengumumkan...】Suara Woody di pengeras suara masih terus berlanjut,【Aturan "Taman Horor: Petualangan Halloween Besar".】
"Kedengarannya cukup menarik." Xiao Tan berkata dengan riang saat mendengarnya.
Ruo Yu dan Xiao Ling dengan diam-diam saling bertukar kode mata, memilih untuk tidak berkomentar.
Sedangkan Feng Bujue... langsung memasang ekspresi siap tempur layaknya di dalam game, bergumam: "Petualangan... Dari makna harfiah istilah ini (kegiatan yang dilakukan tanpa mempedulikan bahaya)... sudah terdengar mengerikan... Ditambah kata 'besar' membuatnya semakin parah..."
【Tepat pukul 21:30 malam ini, game ini akan dianggap resmi dimulai. Pada saat itu, area karnival akan dikarantina, semua wahana dan tenda akan dikunci rapat, dan pasokan listrik akan diputus.】 Woody menyampaikan aturan ini dengan gaya khas "Sistem",【Staf kami juga akan segera mengosongkan area dan tidak lagi memberikan bantuan apapun.】
"Kedengarannya agak horor nih."
"Apa ini ritme pertarungan besar?"
"Wah! Keren juga ya."
Para pemain terlihat bersemangat... Mereka tidak tahu latar belakang Woody, jadi menganggap ini sekadar "game" biasa; seperti "ruang pelarian tertutup" berbayar di luar sana, tanpa risiko nyata.
【Bagi yang ingin mengundurkan diri, segera gunakan peta zona atau hubungi staf terdekat untuk dipandu keluar dari area.】 Woody melanjutkan,【Saat ini kalian masih punya cukup waktu untuk pergi.】
"Siapa yang mau pergi..."
"Sudah bikin penasaran malah nyuruh pergi?"
"Bagian inti baru mau mulai, masa kabur?"
【Hehehe... Reaksi kalian benar-benar sesuai harapanku.】Woody tertawa,【Pokoknya, sebelum pukul sembilan tiga puluh, kalian masih bisa pergi...】
"Ayo kita pulang." Feng Bujue langsung menoleh ke Ruo Yu, "Kita pulang makan makanan ringan dan tidur cepat." Ia cepat-cepat melihat Xiao Tan dan Xiao Ling, "Kalian pulang cepat dan berguling di tempat tidur." Seolah sudah memutuskan sendiri, "Hm... Begini semua akan senang..."
"Tidak..." Di luar dugaan, Ruo Yu berkata tegas, "Aku ingin tetap tinggal." Ekspresinya datar, "Sepertinya akan ada hal menarik terjadi."
"Mana bagian yang menarik?!" teriak Feng Bujue, "Mending pulang lihat aku ngetik!"
Ruo Yu mengabaikan permintaannya, menjawab dingin: "Dengarkan lanjut, aturannya belum selesai."
【Bagi tamu yang sudah memutuskan tetap tinggal, dengarkan baik-baik...】Nada Woody berubah halus,【Begitu game dimulai, tidak akan berhenti sampai ada pemenang...】
Chapter 005: Gu Chen
【Cara untuk menang adalah...】Woody melanjutkan,【Mencari permen.】
"Ha?" Reaksi pertama Xiao Tan mendengar siaran itu seperti ini.
Reaksi kebanyakan orang setelah mendengar siaran itu juga sama...
【Di arena karnaval ini, tersembunyi banyak model permen raksasa khusus, setiap buahnya bisa ditukar dengan hadiah misteri.】Woody melanjutkan,【Tentu saja, syaratnya kalian harus bisa menemukan permen-permen ini dengan sukses, hehehe...】Dia berhenti sejenak, lalu berkata lagi,【Mulai saat ini, pemain yang memutuskan untuk ikut game bisa pergi ke pintu masuk masing-masing zona untuk mengambil sebuah senter, sebotol air, dan sebuah pager. Ini adalah tiga barang yang akan kalian butuhkan dalam game.】
Belum selesai bicara, banyak pemain sudah berlarian bergegas pergi.
Beberapa pemain yang sejak tadi sudah dekat dengan pintu masuk menyadari...selama Woody berbicara, banyak staf berjas oranye telah menyiapkan booth sederhana dan menata perlengkapan, siap membagikan tiga barang yang disebutkan di pengeras suara.
【Senter dan air, tidak perlu dijelaskan lagi, keduanya barang biasa.】Perkataan Woody terus berlanjut,【Tapi pager sangat penting...ketika kalian menemukan sebuah permen, pastikan untuk segera menyinari permen tersebut dengan sinar cahaya scan dari pager. Karena kepemilikan permen ditentukan oleh siapa yang pertama menyelesaikan scan, bukan siapa yang akhirnya merebut permennya. Saya tekankan lagi, dengarkan baik-baik...kepemilikan ditentukan oleh siapa yang pertama menemukan DAN menyelesaikan scan.】
Jelas aturan ini sangat penting, sehingga Woody menekankan dengan intonasi berat.
【Setiap pager yang diambil akan terikat dengan pemiliknya. Saat pengambilan, staf akan menyelesaikan operasi pengikatan melalui pengenalan pupil, jadi kalian tak perlu khawatir tentang pencurian pager.】 Woody berhenti satu detik, lalu melanjutkan, 【Dan saat sebuah permen telah memiliki pemilik... yaitu setelah di-scan, staf kami akan langsung menerima sinyal dari pager dan segera melakukan pemulihan permen tersebut. Kemudian kami akan menempatkan tanda "CLEAR" di lokasi asli sebagai pengingat untuk pendatang berikutnya.】
Saat mengatakan ini, Woody kembali tertawa licik: 【Hehehe... Saat semua permen telah ditemukan, game akan berakhir. Dan pemenang yang melakukan scan terbanyak akan mendapatkan hadiah super dari petualangan besar kali ini.】
Mendengar frasa "hadiah super", banyak orang langsung merinding.
Mengikuti kebiasaan Dream Company, hadiah yang mereka berikan selalu memuaskan. Dapat dikatakan, hanya dengan "hadiah misteri" saja orang sudah rela berebut, apalagi "hadiah super".
【Baik, sejauh ini... informasi yang bisa saya bagikan hanya sampai di sini.】 Woody tertawa, 【Hehehe... Saat game benar-benar dimulai, saya akan memberikan intelijen baru... Sampai jumpa sebentar... Hehehe...】
Siaran panjang ini diawali dengan tawa mesum, dan diakhiri dengan tawa serupa...
"Benar-benar tidak mau kembali? Pertimbangkan lagi!" Begitu siaran selesai, Feng Bujue langsung menoleh ke rekan timnya, "Kedengarannya sangat membosankan!"
“Kalau mau pulang, silakan sendiri.” Ruo Yu menyambar sebelum kedua orang lain sempat bicara, dengan satu kalimat menghancurkan semua kemungkinan Feng Bujue untuk meninggalkan tempat kejadian.
“Jue Ge, ini tidak seperti dirimu…” Xiao Tan berkata, “Reaksi khasmu terhadap aktivitas aneh begini biasanya…” Ia meniru gaya Feng Bujue, mengusap dagu sambil tersenyum sinis, “Hmph… menarik…” Setelah itu, dalam sedetik ia kembali ke keadaan normal, “…Seharusnya begitu kan?”
Xiao Ling juga mengangguk menyambung, “Hmph, atau mungkin…” Dia meniru ekspresi Jue Ge sambil menurunkan suara, “Hehe… jadi begitu… semakin menarik saja…” Tiruannya cukup mirip, hanya agak feminin.
Melihat sikap rekan tim seperti ini, Jue Ge hanya bisa menghela napas pasrah: “Ah… baiklah…” Ia menggelengkan kepala, “Kalau semua tidak mau pergi, mari kita bermain-main…”
“Bukan sekadar bisa bermain, tapi harus bermain untuk MENANG.” Detik berikutnya, Ruo Yu dengan sigap menyelesaikan kalimat dalam hati Feng Bujue sambil melontarkan senyuman penuh pengertian ke arah Jue Ge.
Dia sangat jarang tersenyum, tapi saat melakukannya, sungguh memesona.
Kini, senyumnya hanya milik satu orang, seorang Guaikuai sepertinya.
“Kamu ini…” Feng Bujue menatap balik senyuman Ruo Yu, hati dipenuhi rasa manis, “Apa lagi yang harus kukatakan…”
“Kalian berdua bisa nggak berhenti memancarkan kilatan cahaya…” Xiao Ling menggandeng tangan Ruo Yu sambil berkata, “Ayo, ayo ambil item.” Dia langsung menarik kakak sepupu itu pergi.
Jue Ge dan Xiao Tan saling memandang. Yang satu tersenyum dan mengangkat bahu, yang lain juga mengangkat bahu. Dengan kesepakatan diam-diam, mereka pun berjalan menyusul Ruo Yu dan Xiao Ling.
……
Di saat yang sama, sebelas kilometer dari sana… di "ujung" venue.
Di sana berdiri bangunan logam berbentuk setengah lingkaran raksasa seperti benteng. Diameter struktur ini sekitar lima puluh meter dengan desain interior yang misterius. Yang pasti, tempat ini adalah pusat kendali utama seluruh venue.
“Hehehehe…” Woody duduk di ruang kontrol utama, menatap serangkaian layar monitor dengan senyum licik, “Aku penasaran reaksi mereka saat mendengar aturan lengkapnya… Hehehehe…”
“Jangan sampai ada korban jiwa.” Tiba-tiba suara pria terdengar dari belakang Woody.
Sekejap, ekspresi Woody berubah halus.
Tapi dia cepat kembali normal, terkikik mesum, “Hehehe… Tamu langka nih.”
“Sudahlah… Berhenti berpura-pura bodoh.” Pria itu berjalan mendekati kursi Woody, “Kau sudah tahu aku akan datang.”
“Hehehe……Meskipun kemunculanmu memang dalam perhitunganku, tapi kedatanganmu tiba-tiba di belakangku tanpa tanda-tanda tetap membuatku cukup terkejut...” Woody menoleh ke arah pria di sampingnya.
Pria di hadapannya terlihat berusia awal tiga puluhan, berparas tampan dengan raut wajah yang lesu. Rambutnya disisir cukup rapi, tapi beberapa helai rambut bandel masih mencuat tak beraturan. Ia mengenakan setelan jas santai hitam dengan celana panjang yang disetrika rapi, dilapisi kemeja putih dan dasi yang diikat cukup formal di leher.
“Kutebak...dalam perhitunganmu, kemungkinan aku mengirim Qi Zhi lebih tinggi ya?” sambung pria itu.
“Hehe...Betul.” Woody tertawa, “Lagi pula sebagai kepala Jiu Ke, kau sudah bertahun-tahun tidak turun lapangan sendiri.”
“Ah...” jawab pria itu dengan lesu, “Aku terutama datang untuk menemui kenalan lama...bukan...seharusnya iblis lama.”
“Sebenarnya kau hanya khawatir tentang cucu perempuanmu.” Woody langsung menyingkap maksud sebenarnya, “Hehehe...Tenang saja, acara ini pada dasarnya tidak berisiko...” Ia berhenti sejenak, “Kalaupun ada risiko, dengan kekuatan cucumu, pasti bisa dihadapi.”
"Hmph... Lalu bagaimana dengan yang lain? Kau berencana membunuh berapa orang? Puluhan? Ratusan?" Pria itu menyeringai sinis, "Kau pikir... dengan sengaja mengecualikan anggota 'Blade' saat mengirim undangan, dan menghalangi kami mendapatkan tiket melalui cara lain... kau bisa bergerak di luar pengawasan Jiu Ke?"
"Hehehe... Terungkap semua? Memang pantas menjadi dirimu... Tuan Kepala Polisi." Woody berkata dengan nada merendahkan.
"Jangan panggil aku seperti itu." Pria itu membalas, "Tak ada yang memanggilku demikian."
"Kalau begitu... lebih baik kusebut kau Kucing..." Woody belum selesai bicara.
Lawan bicaranya menyela lagi: "Gelar itu juga sudah diwariskan ke orang lain."
"Hehehe... Baiklah..." Woody melanjutkan, "Gu Chen." Ia mendorong kacamata yang memancarkan cahaya putih dengan jarinya, "Kau benar, aku memang ingin bermain game dengan orang-orang biasa ini... sebuah game horor sesungguhnya di dunia nyata." Saat mengucapkan ini, wajahnya berubah menyeringai, "Membuat mereka merasakan pengalaman dalam game tanpa 'bantuan Sistem', hanya mengandalkan tubuh fisik biasa, hehehe... Tidakkah kau merasa ini sangat dramatis?"
"Apakah ini bagian dari 'taruhan' kalian? Atau perintah atasanmu?" Gu Chen menyambung, "Atau... sekadar selera buruk pribadimu?"
"Tentu saja selera buruk pribadiku." Woody menjawab dengan santai.
"Oh..." Gu Chen tetap tenang mendengar jawaban itu, "Kalau begitu kembali ke pertanyaan tadi, berapa banyak nyawa yang kau rencanakan untuk diambil?"
“Satu.” Jawaban Woody cepat dan tegas.
Ekspresi Gu Chen sedikit berubah, lalu ia bergumam berat melanjutkan, "Nama."
“Feng Bujue.” Woody menyambung.
“Ha!” Gu Chen tiba-tiba tertawa sambil menggelengkan kepala, "Sepertinya malam ini tidak akan ada yang mati." Ucapnya sambil berbalik hendak pergi.
“Tidak, tetap akan ada.” Woody mengangkat tangannya menunjuk monitor layar di depannya yang menampilkan dua pemuda berbaju hitam panjang.
“Siapa lagi mereka ini?” Gu Chen melirik sekilas ke layar sambil bertanya.
“Bukan siapa-siapa.” Woody tersenyum menjawab, “Tapi mereka akan mati...” Ia menatap Gu Chen, “Alasannya... hehehe... Kau bisa baca gerak bibir, lihat sendiri...”
