Pukul sembilan dua puluh lima, area tertentu di karnaval.
Saat ini, semua pemain di lokasi telah menerima tiga item wajib permainan di pintu masuk area masing-masing, sisanya……hanya menunggu lima menit kemudian permainan dimulai.
"Pada tahap ini, menurutku aturan paling berbahaya dalam permainan ini adalah [sekali permainan dimulai, tidak akan berakhir sampai pemenang muncul]……" Feng Bujue berdiri di bawah pengeras suara, dengan wajah serius menganalisis konspirasi Woody kepada rekan timnya, "Bagaimanapun orang melihatnya, menurutku aturan ini menyembunyikan konspirasi besar……"
"Santai~ Jue Ge." Xiao Tan menenangkan dengan santai, "Masa permainan ini bisa berlanjut sampai subuh?"
“Subuh?” Feng Bujue tertawa kering, “Ha! Itu baru bagus!” Dia menoleh ke Xiao Tan, “Kalau dia bilang game ini paling lambat selesai saat subuh, menurutku itu cukup baik. Tapi... kalian perhatikan, saya ulangi sekali lagi...【Begitu game dimulai, tidak akan berakhir sampai pemenang muncul!】” Pandangannya menyapu tiga rekan tim, “Masih ingat salah satu kalimatnya sebelumnya?”
“【Sebelum pukul sembilan tiga puluh, masih bisa pergi】?” Xiao Lang segera mengulangi kalimat Woody itu. Ingatannya tidak kalah dengan Jue Ge, sehingga bisa mengingat setiap kalimat dari siaran sebelumnya.
“Ya!” Jue Ge mengangguk, “Dia sudah [Implikasi] kita bahwa setelah game dimulai, mau pergi pun tidak bisa.” Dia berhenti sebentar, “Dan sebelum syarat kemenangan terpenuhi, game tidak akan berakhir. Jadi secara teori, 'Petualangan Halloween' ini mungkin berlangsung terus...”
“Nggak mungkin segitunya...” Xiao Tan menyela, “Ini mau main sampai kita mati kelaparan?”
“Ini poin kedua yang mau saya sampaikan.” Feng Bujue berkata, “Bisa mati kelaparan itu masih termasuk beruntung.” Nada suaranya tidak seperti bercanda, “Kondisi aktualnya mungkin... sebelum kamu mati kelaparan, sudah tewas di tangan sesuatu yang lain.”
“Jue Ge, ini cuma acara offline... jangan diibaratkan seperti kompetisi maut lah.” Xiao Tan menggerakkan sudut mulutnya sambil membalas.
"Meski sangat ingin menjawab 'Benar, ini deathmatch', tapi... tentang Woody, Feng Bujue memang sulit menjelaskan secara terbuka. Jadi dia hanya bisa membalas, 'Intinya... kita harus bertindak hati-hati. Anggap saja game ini seperti quest bertahan hidup tim dengan kesulitan Nightmare, dan... kita harus menang.'"
"HAHAHAHA!" Tiba-tiba, suara tawa terdengar. Seseorang menyela percakapan Jue Ge dan teman-temannya tanpa izin, "Feng Bujue! Jangan bermimpi!"
"Ah..." Feng Bujue bahkan tidak menoleh, langsung menutupi wajahnya sambil menggelengkan kepala, "Aku tahu kau pasti datang..." Dari suaranya saja, dia sudah tahu siapa yang datang.
Seragam klub tenis Gakuen Hyoutei (sekolah fiktif dari The Prince of Tennis), model rambut aneh yang mengembang di kedua sisi, aura feminim yang terpancar... Selain 【Tuan Atobe】, siapa lagi?
"Tentu saja... Acara seperti ini takkan lengkap tanpa kehadiran Ice Emperor kami." Atobe menjawab dengan penuh keyakinan.
"Perhatikan, hanya kau 'Ice Emperor', kami bukan."
"Iya, jauhkan kami dari gelar itu."
"Di game kita pakai nama guild karena terpaksa, di luar game kami tak mau pakai julukan ini."
Tiga kalimat berturut-turut ini diucapkan tiga orang. Tak diragukan lagi... Mereka adalah tiga sahabat karib Tuan Atobe - 【Nama Susah Diambil】, 【Mencari Nama Susah】, dan 【Susah Mencari Nama】.
Di mana persahabatan antar pria terlihat? Utamanya dari frekuensi saling memaki dan menjebak satu sama lain...
"Ice Emperor" keempat saudara kebajikan ini... saat kuliah sekamar, setelah lulus bekerja di studio yang sama, hubungan mereka tentu saja sangat erat.
Karena itu, Xiao Ming, Lao Qu, dan Zhenge bertiga selalu tanpa ampun dan tak kenal lelah menjebak bos sekaligus sahabat karib mereka saat ini — Atobe.
"Wah, gaya rambut kalian bertiga masih aneh seperti biasa ya..." Feng Bujue mengernyitkan matanya, menatap trio berkepala plontos, bakudan atama, dan mohikan di dalam game sambil mencela.
Sebenarnya di dunia tiga dimensi, gaya rambut ketiganya sangat normal dan biasa-biasa saja, tipe yang langsung hilang di kerumunan orang, terlihat seperti pemuda baik-baik.
Tapi malam ini... tiga karakter yang mereka COS memang aneh. Mereka memerankan "Tiga Bersaudara Manusia Cheetah" (The Cheetahmen, karya utama dari game kacau berjudul *Action 52* yang dijuluki "Cawan Suci Najis" di dunia game. Seperti game lain dalam kompilasi ini, *Cheetahmen* dipenuhi BUG dan masalah kualitas gameplay, tapi mereka malah menerbitkan komik terkait dengan percaya diri akan penjualannya). Xiao Ming berperan sebagai Apollo (anak sulung trio, menggunakan crossbow); Lao Qu sebagai Hercules (anak kedua, karakter tertinggi dengan jurus karate); Zhenge sebagai Alas (anak bungsu bersenjatakan tongkat pendek).
“Ya! Bulu-bulu di sekujur tubuh ini terlihat sangat nyata.” Xiao Tan juga membelalakkan matanya, melangkah mendekat sambil menatap ketiga orang itu.
“Tentu saja, ini bukan jaket bulu, tapi langsung ditempelkan ke kulit,” jawab Lao Qu.
“Tapi jujur saja...setelah setengah jam ditempel, rasanya mulai tidak nyaman...” sambung Xiao Ming.
“Ngomong-ngomong...setelah acara ini selesai, kita harus cepat-cepat ke rumah sakit bagian kulit...” tambah Zhenge.
“Hei! Kalau dari awal kalian bertiga pakai kostum Ice Emperor seperti aku kan tidak perlu repot!” teriak Atobe di samping mereka.
“Kami lebih memilih pergi ke dokter kulit daripada disebut grup gigolo...” balas Xiao Ming dengan dingin.
“Lagipula, karakter dari komikmu yang terlalu menggiring ke BL mana bisa menyaingi penampilan Cheetah Man kami yang megah...” sambung Zhenge.
Lao Qu mengangguk: “Benar...dulu Cheetah Man hampir menjadi ikon baru setelah Kura-kura Ninja.”
“Aku ingin bertanya...kalian bertiga...” Feng Bujue menghela napas, “Apa kalian serius? Pantaskah 'Cheetah Man' kalian disebut dalam kalimat yang sama dengan 'Kura-kura Ninja'...”
“Cukup! Jangan coba mengalihkan topik!” Atobe kali ini menoleh ke Jue Ge, “Hmph! Feng Bujue, tadi kau bilang 'harus menang' kan? Aku dengar.” Tangannya menuding ke arah lawan, “Di game masih bisa dimaklumi, tapi di dunia nyata kami takkan kalah!” Senyum percaya diri mengembang, “Hmph... Dengan kekompakan, stamina, dan kebijaksanaan kami berempat... Kemenangan sudah di depan ma...”
“Eh~ Ruo Yu, tiba-tiba aku ingat. Penampilanmu hari ini akan lebih cocok pakai headband telinga kucing.” Di sisi lain, Feng Bujue sudah mengabaikan Atobe, memutar wajahnya mulai mengobrol dengan Ruo Yu.
“Tidak terasa.” Jawab Ruo Yu dingin.
“Hmm... Bagaimana dengan kumis palsu? Yang seperti kumis kucing.”
“Tidak tertarik.” Jawabannya tetap datar.
“Hei! Dengarkan orang bicara baik-baik, brengsek!” Atobe melompat-lompat marah, sementara tiga rekannya hanya mengangkat bahu dengan santai.
【Hehehe...】 Persis saat itu, tawa mesum bergema dari pengeras suara.
Dalam sekejap, seluruh ruangan hening. Semua menahan napas menanti... Apa yang akan diucapkan pria yang menyebut diri "Tn. W" selanjutnya.
